Kelaparan

Minggu yang cerah...

"Aya, nanti kamu mau dimasakin apa?"

"Yang spesiallah, jangan sayur asem terus"

"Hihihi, kan aku cuma bisa masak itu"

"Kalo gitu jangan banyak tanya minta dimasakin apa"

"Hihihi, kamu bikin aku gemessss. Iya, nanti aku masakin yang spesial"

Percakapan via telepon itu pun berakhir. Airish pergi ke supermarket dekat apartemennya untuk membeli segala bahan masakan yang ia butuhkan.

Ia berjalan-jalan di sepanjang rak yang memajang berbagai macam sayuran. Melihat-lihat satu demi satu, merasa sayurannya kurang segar, ia kembalikan lagi pada tempatnya.

"Rish!" Airish merasakan tepukan cukup kencang di pundak kirinya. Seketika ia melenguh kesakitan dan memutar badannya untuk melihat si pelaku.

"Ah elo" cebiknya dengan sinis.

"Kekencengan, ya? Heheh gue gak sengaja. Abisnya gue terlalu seneng bisa ketemu lo disini setelah sekian purnama gak pernah ngeliat muka jutek lo".

Dia Putri, seorang Make Up Artist yang tak sengaja bertemu di salah satu projek film bersama Airish. Mereka berkenalan di lokasi syuting yang kemudian ternyata sefrekuensi hingga akhirnya berteman dekat namun keduanya kini sudah jarang berkomunikasi.

"Lo yang kemana? Gue mah disini-sini aja gak kemana-mana"

"Gue beberapa bulan ini memang lagi ada kesibukan. Kesibukan ngurus cerai sama laki gue, eh maksudnya mantan laki"

"Hah? Lo cere? Kenapa?" Airish melotot tidak menyangka kalau kini temannya itu sudah menjanda tanpa sedikit pun kabar yang terendus. Bahkan Putri sama sekali tidak pernah menunjukkan gelagat kegalauan di seluruh sosial medianya.

"Udahlah, gak penting. Gue gak mau bahas-bahas kisah kelam itu lagi. Eh lo masih jadi penulis naskah?"

"Ya masihlah, mana berani gue ninggalin pekerjaan gue satu-satunya itu"

Sembari keduanya berjalan menuju tempat yang enak buat bercerita.

"Eh, gue ada proyek nih buat lo. Kali aja lo mau" ujar Putri dengan bersemangat.

"Apaan"

"Apartemen gue sama mantan suami, mau gue jual. Gue minta tolong lo buat tawarin ke orang-orang, ya!? Urusan fee (imbalan) mah gampang. Ntar gue kasih deh, gimana?"

"Serius nih? Tapi kerjaan gue cuma nawar-nawarin doang tanpa ada batas waktu 'kan?"

"Iya. Mau bulan ini kek lakunya, atau tahun depan juga tetep gue kasih fee. Intinya gue mau jual tuh apartemen, banyak kenangan buruk soalnya"

"Oke deh, ntar gue bantu jualin"

"Ya udah, kalo gitu gue mau ke salon atas dulu ya. Gue ada janji nih"

Mereka pun berpisah di depan supermarket itu.

Airish kembali masuk kedalam supermarket untuk melanjutkan kegiatan belanjanya. Ia memeriksa lagi daftar belanjaan yang tertera pada layar ponselnya.

◇◇◇

Tingnung

Airish berlari dari arah dapur. Ia sudah yakin dengan siapa yang berdiri di depan pintu.

"Cahyoku dah dataaaaang" sambutnya heboh disertai pelukan singkat dan kecupan hangat di kedua pipi Cahya.

Cahya masuk ke apartemen. Anehnya, ia tak mencium sedikitpun aroma masakan. Tentu hal ini membuatnya bertanya-tanya.

"Kamu masak apa, Rish?"

"Rash Rish Rash Rish, yang sweet dong manggil akunya"

"Kamu masak apa, sayang?"

Airish tersenyum sumringah, ia menggandeng sang kekasih menuju dapur. Terlihat dapur masih berantakan dan masih belum ada satu pun hidangan yang tersedia di pantry.

"Belum masak?" tanya Cahya.

"Bukan belum masak, tapi masakannya belum jadi hahahaha" tawanya garing.

"Aku udah lapar" ringis Cahya.

"Aku tahu sayangku, tapi menurut skenario yang aku sendiri buat, bersusah payah dengan pasangan adalah cara kita merekatkan hubungan agar semakin harmonis. Disini, kita berdua, aku kamu, sama-sama lagi kelaparan..."

Terpopuler

Comments

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Kemana aja Kak Dewi, hiatus lama ya. Dulu kita pernah saling kunjung..... dan skrg aktif lagi ya.....

2023-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!