"Mommy lama sekali, Dad," ucap Amat. Makanan di meja mereka sudah habis sejak tadi namun Lila masih belum kembali sejak izin ke toilet sekitar 20 menit yang lalu.
"Kau tenang saja, Mommymu tak akan kenapa-napa. Di sini banyak pengawal Daddy," jawab Ashraf seraya mengelus kepala putranya itu. Namun sebenarnya ia juga mulai khawatir.
"Daddy cek Mommy dulu kalau begitu," pamit Ashraf meninggalkan Amat.
Ia berdiri di depan toilet wanita menunggu Lila keluar. Selama 5 menit ia menunggu hanya melihat wanita lain yang masuk bahkan hingga keluar lagi sedangkan Lila belum juga keluar.
"Apa di dalam masih ada orang?" tanya Ashraf menghentikan seorang wanita berkulit putih yang baru keluar dari toilet. Ia sudah mulai panik.
"Tidak ada orang. Di dalam hanya aku sendiri," jawab wanita itu dan pergi.
Bagai kesetrum listrik, Ashraf berdiri menegang mendengar jawaban itu. Dengan perasaan was-was, pria itu memasuki toilet wanita dan membuka setiap pintu yang ada di dalam.
Wanita berharga dalam hidupnya yang ia cari tak ada dalam satu pun ruangan itu. Ia kemudian berlari keluar menuju sang putra yang masih duduk tenang di meja mereka.
"Mesum!" hina wanita yang memasuki toilet berpas-pasan dengan Ashraf yang keluar.
"Cepat cari istri saya!" perintah Ashraf keada pengawal yang melihatnya berlari dan menghampirinya.
"Daddy, Mommy kenapa?" tanya Amat yang mendengar perintah Ashraf.
"Tidak apa-apa, Sayang. Sekarang kamu balik ke rumah Grandpa ya, Sayang, Daddy ada urusan mendadak," ucap Ashraf tak ingin anaknya ikut panik dengan sang ibu yang hilang.
Amat menganggukkan kepala dan mengikuti salah seorang pengawal yang akan mengantarnya ke kediaman Arsaka.
"Cepat sebar semua orang kita! Dan pastikan Amat selamat dan aman di rumah. Jangan sampai dia tahu ibunya hilang!" perintah Ashraf memasang wajah serius. Wajah yang sudah lama hilang dan kembali saat ini ketika istrinya hilang kemungkinan diculik.
*
"Hahaha ... kau memang hebat bisa menculiknya," ucap Andra dengan tawa menggelegar.
"Sudah kubilang bahwa ini adalah hal kecil," sahut Bela mengangkat dagunya merasa bangga.
"Sebenarnya aku lebih menginginkan putranya. Tapi istrinya pun tak masalah. Aku yakin Ashraf tetap akan membayar dengan mahal," lanjut Andra.
"Ugh ..." Lila melenguh sadarkan diri dari pingsan. Ia mencoba membuka matanya namun tak bisa sebab diikat dengan kuat.
"Kau sudah bangun," ucap Bela berjongkok dan menarik rahang Lila.
"Rini?" panggil Lila mengenali suara itu.
"Huh ... lo masih ingat gue ternyata," jawab Bela yang dikenal suaranya sebagai Rini, mantan sahabat Lila.
"Lo mau apa? Kenapa gue diikat?!" cecar Lila.
"Gara-gara lo gue jadi susah sekarang! Mending lo duduk diam di sini sampai suami kesayangan lo itu memberi tebusan pada kami," balas Bela.
*
Di rumah kediaman Arsaka. Amat dijaga di dalam rumah dan puluhan orang berpakaian hitam yang adalah orang-orang Arsaka Group mengelilingi rumah itu yang sangat luas.
Amat hanya ditemani beberapa pembantu yang ada sebab Tuan dan Ny. Arsaka sudah kembali ke tanah air.
Amat dibiarkan bebas berkeliling asal tetap dalam rumah atas perintah Jimmy. Ia tidak ingin tuan kecilnya itu merasa tidak nyaman.
Tak ada yang tahu bahwa sekarang Amat sedang berada di ruangan kerja milik Tuan Arsaka. Ia duduk di depan komputer dan jemarinya menari dengan bebas di keyboard.
Sinar biru layar komputer itu menampar wajah mungil Amat.
"Temukan wanita ini!" Amat mengetikkan sebuah perintah dan mengirimnya.
*
"Apa yang Paman inginkan?" geram Ashraf berbicara dengan seseorang di seberang telepon.
"Kembalikan fasilitas Paman yang dulu dan berikan Paman sebuah kartu bebas kriminal. Dengan begitu kau akan mendapatkan kembali istrimu dengan utuh," balas Andra dan langsung mematikan telepon.
Ashraf sudah menaruh curiga pada Pamannya. Jika ada orang yang ingin mengganggunya, maka Pamannya akan menjadi list teratas sebagai pelaku. Sebab tak banyak orang yang berani berurusan dengan keluarga Arsaka.
(note: kartu bebas kriminal adalah kartu yang bisa digunakan untuk melindungi seseorang dari tuntutan kriminal apapun dengan kata lain benar-benar bebas dari hukum. Biasanya yang mendapatkan kartu itu adalah orang yang sangat berjasa pada sebuah negara. Namun saat ini tidaklah susah untuk mendapatkan kartu itu di dunia bawah).
"Maaf, Tuan, kami belum bisa melacak keberadaan Andra," kata Jimmy menundukkan kepala.
"Saya rasa Tuan Andra memiliki seseorang di belakangnya. Karna dengan fasilitas yang telah kami batasi, seharusnya tidak akan susah menemukan keberadaannya," sambung Jimmy.
"Terus lacak dia!" titah Ashraf tambah pusing. Ia sedang memikirkan siapa yang mungkin membantu sang paman. Di London ini yang mampu bersaing dengan keluarga Arsaka hanyalah mafia golongan putih Fernando Family dan sebuah gengster yang baru-baru ini melejit namanya sebab membuat banyak sekali kasus.
"Fernando Family tidak mungkin melakukannya. Mereka tidak punya alasan untuk melakukannya dan kami juga selalu menjaga hubungan baik dengan mereka. Satu-satunya kemungkinan yang paling masuk akal adalah gengster baru itu," gumam Ashraf.
"Tuan! Kami mendapatkan posisi keberadaan Nona muda!" seru Jimmy membuyarkan lamunan Ashraf.
"Di mana lokasinya?" tanya Ashraf ikut melihat ke arah layar komputer.
"Ada yang mengirimkan lokasi Nona. alamatnya tak jauh dari sini," jawab pria muda menggunakan earphone.
"Siapa pengirimnya?" tanya Jimmy bingung. Teknisi profesional milik Arsaka Group sama sekali tak bisa melacak keberadaan Andra dan Lila. Namun pengirim itu bisa? Pastilah sang pengirim adalah profesional dengan peralatan yang super canggih. Jimmy menerka-nerka siapakah sang pengirim.
"Itu tidak penting! Segera panggil orang kita dan pergi ke tempat itu!" titah Ashraf meskipun juga penasaran kepada orang dengan kemampuan melebihi teknisi miliknya. Namun Ashraf lebih mengutamakan keselamatan Lila saat ini.
*
Ashraf dan para bawahannya telah sampai di lokasi Andra. Mereka langsung masuk menyerbu ke dalam.
Dalam waktu singkat tempat itu dikuasai oleh Ashraf. Kini ia berada di ruangan tempat Lila sebelumnya disekap.
"Di mana istriku!" tanya Ashraf dengan suara dingin. Rahang pria itu mengeras dan tangannya terkepal hingga urat-urat dalam tubuhnya seakan mencuat keluar.
"Apa maksudmu! Kau sudah mendapatkan istrimu kembali!" jawab Andra tak kalah emosi. Ia hanya meninggalkan Lila sebentar dan gadis itu sudah menghilang. Ia berpikir Ashraf sudah mendapatkan lokasinya dan langsung menyamatkan Lila.
"Jangan bercanda, Paman!" teriak Ashraf tak terima dengan jawaban yang keluar dari mulut sang paman.
Ashraf memberi kode tangan kemudian bawahannya maju dan memukuli Andra. Ia terus dipukul hingga wajahnya membiru. Sang bawahan baru berhenti memukul saat Ashraf memberikan kode tangan untuk berhenti.
"Ayolah, Paman, apa kau tidak lelah dengan semua ini? Kembalikan istriku dan aku akan melepaskanmu," ucap Ashraf kepada Andra yang wajahnya sudah tak terbentuk lagi.
"Paman bersumpah! Paman pergi meninggalkan istrimu berdua dengan dia," jawab Andra dengan suara bergetar menahan sakit seraya menunjuk Bela yang bersembunyi di balik meja.
"A-aku tidak tahu apa-apa! Aku langsung keluar tak lama kemudian setelah om!" sahut Bela dengan cepat sambil keluar dari tempatnya bersembunyi dengan mengangkat kedua tangannya ke atas.
"Kau ..."
*
*
_bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Muthy
lanjutt!!
2023-08-26
0