Saat ini Lila sudah berada di London. Mereka memilih menginap di hotel alih-alih di kediaman keluarga Arsaka yang juga tak jauh dari kediaman Lila sebelumnya bersama Amat.
Ashraf yang meminta untuk menginap di hotel sebab ingin bulan madu katanya.
Lila baru saja dari toilet restoran hotel itu yang berada di lantai 2. Saat berjalan Lila tak sengaja menabrak seorang wanita berambut pirang. hingga membuat kacamata wanita itu terjatuh.
"Sorry," ucap Lila dan wanita itu bersamaan.
Wanita itu mengambil kacamatanya dan pergi dengan tergesa-gesa tanpa menoleh. Lila menatap wanita itu merasa aneh. Suara wanita itu sangat familiar di telinganya. Namun dengan cepat Lila menepis pikirannya sebab menganggap itu mustahil.
"Nggak mungkin itu dia. Rambutnya saja berbeda, dan dia tak mungkin berada di sini. Mungkin cuma perasaanku saja," batin Lila.
"Ada apa?" tanya Ashraf melihat istrinya kembali dengan memasang wajah melamun.
"Tidak apa-apa. Tadi aku hanya nggak sengaja nabrak orang dan merasa tidak asing dengan suaranya. Tapi itu tidak mungkin sebab kenalanku itu berambut hitam bukan pirang," jawab Lila menjelaskan.
"Apa dia memakai baju warna merah, Mom?" timpak Amat bertanya.
"Ya benar. Bagaimana kau tahu itu, Sayang?" balas Lila dengan pertanyaan kembali.
"Karna aunty itu dari tadi sedang menatap kita dari meja ujung sana," lanjut Amat sambil menunjuk arah meja yang letaknya ada di sudut.
Ashraf dan Lila mengikuti arah yang ditunjukkan Amat dan melihat seorang wanita memakai masker dan kacamata hitam menutup wajahnya.
Seketika wanita itu terkejut saat ketahuan dan berpura-pura mengambil tasnya lalu pergi dengan cepat.
"Iya dia yang aku tabrak tadi," imbuh Lila.
"Dia mencurigakan," ucap Ashraf dan berdiri kemudian mengejar wanita itu yang berlari melihat Ashraf yang mendekatinya.
"Hei!" panggil Ashraf membuat wanita itu menambah kecepatan larinya menuruni tangga darurat dan pergi menghilang tak dapat ditemukan Ashraf.
*
"Perketat penjagaan mereka. Jangan biarkan satu pun ada yang mencurigakan di sekitar mereka," titah Ashraf kepada Jimmy dan beberapa bawahannya.
Jimmy baru saja tiba. Awalnya ia sedang menikmati libur yang diberikan oleh Ashraf sebab bosnya itu sedang berbulan madu. Namun kemarin pagi Ashraf memanggilnya untuk segera menyusul ke London dan memberikan perlindungan ekstra pada anak dan istrinya.
"Mas apa itu tidak berlebihan? Mungkin kita cuma salah paham kepada wanita kemarin," kata Lila sedikit tak nyaman jika harus selalu diikuti orang-orang berpakaian hitam.
"Tidak. Tidak ada kata berlebihan demi keamanan kalian. Dan aku benar-benar memiliki firasat buruk mengenai wanita itu."
"Nona tak perlu khawatir. Kami akan sebisanya untuk tidak membuat Nona merasa tak nyaman dengan kehadiran kami," sambung Jimmy sebab mengenal Ashraf dengan sangat baik. Ashraf adalah jenis orang yang bergantung pada logika dan akal sehatnya. Namun jika ia memiliki firasat buruk, maka dipastikan firasatnya akan menjadi kenyataan.
*
"Sudah kubilang untuk berhati-hati! Bagaimana bisa mereka menaruh curiga padamu? Lihat sekarang! Mereka menempatkan penjaga di mana-mana!" bentak seorang pria kepada wanita berambut pirang.
"Om jangan salahin aku terus dong! Aku juga sudah berusaha sebisaku!" marah wanita itu tak terima dibentak.
"Ah sudahlah! Sekarang bagaimana cara kita untuk mendekati mereka," kata pria itu.
"Tuhan sudah memberiku kesempatan dengan membawa mereka ke sini. Aku harus membalas mereka dengan benar," lanjut pria itu menyeringai mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
*
"Paman mohon, tolong maafkan Paman," pinta pria tua mengatupkan kedua tangannya sambil bertekuk lutut.
"Maaf, Paman. Saya bisa mengabaikan ulah Paman yang sebelum-sebelumnya, tapi kali ini berbeda. Entah gadis mana yang kehidupannya telah hancur akibat ulah Paman," ucap seorang pria berdiri di hadapan orang yang dipanggilnya paman itu.
"Ayolah, Ashraf, Paman mohon maafkan Paman. Paman janji tidak akan pernah mengulanginya lagi," pinta Paman memelas.
"Kalau begitu saya akan memberikan keringanan jika Paman memberitahu siapa yang telah menghabiskan malam bersama saya," ucap Ashraf menatap harap pada pamannya itu. Namun tak ada yang menyadari tatapan itu selain Jimmy asistennya yang sudah bersama selama bertahun-tahun. Tak ada yang dapat melihat ekspresi pada muka dingin Ashraf.
"Tapi Paman tidak tahu siapa gadis itu," jawab Paman gusar. Bagaimana ia bisa tahu Ashraf meniduri siapa, yang dilakukannya hanyalah memberikan obat perangsang dalam minuman Ashraf.
Ashraf langsung berbalik badan begitu sang paman menjawab tidak tahu akan gadis itu.
"Ashraf! Berikan kesempatan pada Paman, Ashraf!" teriak sang paman memanggil Ashraf yang perlahan menjauh.
"Tuan akan kami pindahkan ke London dengan fasilitas minimal," ucap Jimmy begitu Ashraf pergi.
"Jimmy tolong bujuk Ashraf untukku. Kau orang kepercayaan dia, pasti Ashraf akan mendengarkanmu," pinta paman memohon-mohon.
"Tuan Ashraf sudah terlalu lunak pada Tuan. Beliau pantas untuk hidup dengan tenang," jawab Jimmy dan berbalik pergi meninggalkan sang paman.
"Dasar anak yatim! Kau bukan siapa-siapa kalau bukan karna keluarga Arsaka!" hina paman meneriaki Jimmy yang sudah tak terlihat.
Ia benar-benar tak ingin dipindahkan ke London sebab di sana keluarga Arsaka lebih ketat dibanding di sini Ashraf yang mudah dimanfaatkan. Terlebih lagi dengan fasilitas yang sangat minim sama saja dengan mimpi buruk bagi sang paman.
*
Setelah tiga tahun ia lewati dengan hidup berpas-pasan di London, suatu hari ia tak sengaja bertemu dengan seorang wanita yang juga berasal dari Indonesia sama sepertinya. Wanita itu adalah kupu-kupu malam di bar tempat ia biasa berjudi.
Sang paman yang bernama Andra itu selalu menceritakan Ashraf yang membuangnya ke London. Semua kupu-kupu malam telah menghafal cerita yang selalu diulang-ulang termasuk wanita berdarah Indonesia itu.
Hingga suatu ketika sang paman mendapatkan kabar bahwa Ashraf akan menikah. Andra memperlihatkan foto Ashraf dan Lila calon istrinya.
"Om, boleh aku lihat fotonya?" pinta kupu-kupu malam itu.
"Ini benar-benar Lila," gumam sang kupu-kupu malam menatap lembar foto cukup lama.
"Kenapa kau melihatnya seperti itu? Apa kau kenal perempuan itu? Dia adalah alasan Ashraf sampai membuangku ke sini," tanya Andra.
"Benarkah, Paman? Wanita ini juga adalah musuhku," ujar wanita itu mengepalkan tangannya yang memegang foto Lila.
*
"Aku mengingat mantan suamiku saat melihat suamimu waktu itu. Makanya aku buru-buru pergi karna merasa trauma," ucap seorang wanita sambil menangis.
"Jadi begitu, aku minta maaf suamiku sampai mengejarmu kemarin, Bela," ucap Lila merasa bersalah.
Saat ini mereka sedang berada di dalam toilet sebuah restoran. Lila memasuki toilet dan melihat wanita yang menabraknya baru-baru hingga dikejar oleh Ashraf. Awalnya Lila merasa ragu dan sedikit takut namun dengan rasa penasaran yang kuat ia memberanikan diri untuk bertanya. Sebab ia berpikir jika pun wanita yang bernama Bela itu memiliki niat buruk pastilah dia sudah diapa-apakan sejak tadi.
"Tak apa-apa. Memang salahku juga menghindar seperti itu jadi terlihat mencurigakan dan aneh di mata kalian," jawab Bela menutup wajahnya menangis namun mulutnya menyeringai di balik tangannya.
*
"Mommy lama sekali, Dad," ucap Amat. Makanan di meja mereka sudah habis sejak tadi namun Lila masih belum kembali sejak izin ke toilet sekitar 20 menit yang lalu.
*
*
_bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Muthy
semangat 🥰
2023-08-26
0