wanita misterius

"Ishh! Susah sekali menemui wanita tua itu. Semua kontakku diblokir sama dia," gerutu Siska setelah mencoba menghubungi Ny. Arsaka namun tak berhasil.

Ia sudah mencoba datang ke rumah dan perusahaan Arsaka Group namun selalu ditolak oleh satpam atau pun resepsionis. Bahkan ia juga sudah mencoba menghubungi teman-teman Ny. Arsaka yang dikenalkan padanya dahulu tapi tetap saja tidak bisa menemukan Ny. Arsaka.

"Yang sabar, Sis, pasti sebentar lagi kita ketemu kok sama mereka," ujar sang manager.

"Tapi waktuku dua hari menjadi sia-sia, Kak," sungut Siska.

Sang manager bingung mau membujuk bagaimana. Biasanya saran yang ia berikan akan didengar oleh Siska namun berbeda dengan saat ia mendapatkan jatah bulannya seperti saat ini. Apapun yang ia katakan tidak akan menghentikan Siska jika sudah mengeluh.

Saat melihat-lihat sekitar tiba-tiba ia menjadi terfokus pada sepasang suami istri yang sedang berbincang di kasir. Terlihat sang suami berjalan ke arah yang berbeda sedang sang istri menuju meja.

"Kamu tenang saja. Keberuntungan masih belum meninggalkan kamu sepenuhnya. Lihat siapa di sana," ujar sang manager sambil menunjuk ke arah meja yang tak jauh darinya menggunakan ekor mata.

Siska mengerutkan dahi tak mengerti yang dimaksud sang manager. Saat mengikuti arah matanya ia baru menyadari dan dengan segera menghampiri meja itu dengan perasaan yang menggebu-gebu. Rasa jengkel dan senang bercampur aduk dalam kepala Siska.

"Hai, Tante, apa kabar," sapa Siska.

Wanita yang dihampiri Siska adalah Ny. Arsaka. Dia menatap dengan biasa dan menghela napas dengan sangat perlahan untuk menjaga rasa tak sukanya itu terlihat. Namun Siska yang memang sedang sensitif sangat peka dengan aura tak suka itu.

"Hal ..." Belum sempat Ny. Arsaka membalas sapaan itu, Siska kembali berucap yang membuat Ny. Arsaka mengerutkan dahi.

"Tante kenapa tarik napas gitu? Nggak suka liat Siska?" hardik Siska yang memang emosinya sudah di ujung tanduk.

"Siska cari cante beberapa hari ini tapi Tante kayak menghindar dari Siska. Siska buat salah apa sama Tante?" Siska bertanya dengan bertubi-tubi tak memberikan kesempatan sama sekali pada Ny. Arsaka untuk menjawab.

Ny. Arsaka memang sengaja menghindari Siska. Dulunya ia meminta pada Siska untuk menjadi menantunya namun tiba-tiba ia menghilang begitu saja tanpa kabar. Ny. Arsaka sempat juga berusaha menghubungi Siska namun tak mendapatkan respon.

Sampai saat ini ia telah mendapatkan calon istri pilihan Ashraf sendiri, Siska tiba-tiba datang mencarinya. Ia memang tak ingin berhubungan lagi dengan Siska makanya itu dia menitip pesan agar tidak membiarkan Siska bertemu dengannya.

*

Setelah meninggalkan restoran itu, Siska kembali ke apartemen miliknya bersama sang manager. Siapa sangka ternyata Tuan Arsaka melihat kejadian ia mendorong Ny. Arsaka lewat rekaman cctv restoran.

Dalam waktu singkat semua perjuangannya hancur berkeping-keping. Beberapa saham miliknya yang di berbagai tempat menjadi anjlok. Kontraknya dengan berbagai acara televisi dibatalkan sepihak. Juga tawaran-tawaran yang belum sempat ia terima ditarik kembali.

Singkatnya saat ini ia sudah tak memiliki apa pun. Tiba-tiba ponselnya berdering tanda sebuah panggilan masuk.

Siska melihat layar telepon dan tertera nomor tak dikenal. Dengan tatapan kosong dan tubuh yang lemas ia mengangkat panggilan itu.

"Saya bisa membantu kamu membalas dendam," ucap seseorang di balik telepon yang sukses membuat dahi Siska mengernyit kuat.

Ia sudah pusing saat ini setelah mendapati kariernya hancur. Semua instansi telah mereka coba hubungi namun semuanya menolak dan mengatakan bahwa nama Siska telah masuk ke dalam daftar hitam Arsaka Group.

"Ahh apa kau sedang merenungkan kariermu? Itu tidak akan ada gunanya. Bukannya merenung, kau harusnya membalas perbuatan mereka. Dan aku yang bisa membantumu. Datanglah ke tempat yang akan kukirimkan," lanjut seseorang di balik telepon.

"Kau!" Siska hendak marah namun panggilan telepon telah terputus. Ia menjadi menggebu-gebu saat emosinya disulut seperti itu. Tempramennya yang seperti itu juga yang membuatnya selalu ditolak oleh Ashraf.

"Mau ke mana?" tanya sang manajer melihat Siska yang beranjak.

"Membungkam mulut jala*ng," balas Siska singkat dan menghilang di balik pintu.

Sang manajer menghela napas panjang dibuatnya. Ia pun mengejar Siska dan ikut sebab tidak mungkin ia akan membiarkan anak labil, temannya itu pergi dengan berapi-api seperti itu.

*

"Jadi seorang Ashraf Arsaka punya masa lalu yang seperti ini? Aku kira dia nggak ada kekurangannya ternyata ada kebenaran yang dia tutup rapat," ucap manajer Siska dengan tak percaya.

Mereka telah tiba di sebuah taman berdasarkan alamat yang dikirim si penelepon misterius tadi. Seorang wanita berambut pirang memberitahukan kepada mereka tentang sesuatu.

"Bagaimana kami bisa tahu apa yang Anda ucapkan itu adalah kebenarannya?" balas sang manajer curiga. Dia tidak ingin mengambil langkah sembarangan tanpa ada kejelasan di dalamnya.

"Aku memang tidak punya bukti apapun karna semua udah dihapus sama Tuan Ashraf. Tapi apa yang aku omongin ini adalah kebenarannya. Semua itu tergantung kalian mau percaya atau tidak," balas wanita berambut pirang itu.

Sang manajer diam sedang berpikir untuk mempercayai perkataan wanita asing di hadapannya atau tidak. Jika mereka percaya itu sama saja mereka bertaruh tanpa ada jaminan. Sang manajer sedang bimbang.

"Aku percaya," celetuk Siska tiba-tiba membuat sang manajer kaget.

"Tapi, Sis ..."

"Ini satu-satunya pilihan kita, Kak. Nggak ada yang lain. Siska bakal ngelakuin apapun untuk membalas perbuatan mereka bahkan bertaruh dengan kebenaran ini," tambah Siska.

*

Siska melihat ke arah pelaminan sambil mengingat kejadian beberapa hari lalu saat kariernya hancur dan 'seseorang' yang tiba-tiba memberitahunya cara untuk membalas dendam dengan memberikan beberapa fakta mengenai hubungan Lila dan Ashraf.

Tidak dia sangka ternyata ucapan wanita kemarin adalah benar. Melihat reaksi orang tua Ashraf, Siska sangatlah senang. Namun ia bingung dengan wajah Ashraf yang datar. Gadis itu tidak bisa membaca ekspresi Ashraf.

Saat menggerakkan bola matanya menggeser fokus penglihatannya, ia melihat seorang anak kecil yang memegang anak kucing dengan pakaian yang berlumuran darah. Siska mengucek matanya dan menggelengkan kepala. Saat melihat kembali saat ini anak kecil yang dilihatnya tadi sedang memakai tuxedo berwarna hitam.

"Anak itu ..." gumam Siska.

"Kau hantu! Kau sudah mati! Jangan ganggu aku!" teriak Siska menjerit kesetanan menunjuk-nunjuk Amat. Ia menoleh ke kiri dan kanan mencari sesuatu. Gadis itu mengambil batu-batu kecil yang sebelumnya adalah hiasan di salah satu bunga.

Siska melemparkan batu pertama ke arah pelaminan dan meleset. Saat hendak melempar lagi tubuhnya sudah dibekukan oleh pengawal Arsaka Group.

*

*

_bersambung_

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!