Tolong biarkan saya menjelaskan semuanya

"Apa maksudnya?"

"Tuan Ashraf adalah ayah kandung dari Amat oleh sebab itu dia yang mendonorkan darah. Kami juga sudah mendapatkan tes bahwa Tuan Ashraf adalah ayah biologis dari Amat," jawab sang perawat.

"Baik semua sudah selesai. Saya permisi," pamit sang perawat meninggalkan Lila yang terdiam.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan Ashraf yang rambutnya telah basah.

"Bang Dika belum kembali?"

"Apa kau pernah meniduri seorang gadis 4 tahun silam?" Suara dingin Lila dengan ekspresi kosong itu membuat Ashraf merinding dan seketika mematung.

"Kenapa menanyakan itu?" Ashraf berusaha tetap tenang meskipun aslinya jantungnya sedang berdegup dengan sangat kencang bahkan dapat didengar olehnya.

"JAWAB!" bentak Lila. Tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya kelihatan. Matanya memerah berair berusaha menahan emosinya menatap tajam Ashraf.

"Maaf ... itu adalah kecelak ..." ucap Ashraf lirih terpotong.

"Pergi!" Lila mengusir Ashraf pergi dengan suara yang sangat dingin. Ia memalingkan wajahnya tak ingin menatap pria itu.

Saat Ashraf mengatakan bahwa memiliki golongan darah yang sama sudah membuat Lila berpikir kemungkinan yang tidak-tidak. Akibat memiliki golongan darah yang sangat langka, maka harapan Lila hanyalah ayah kandung dari Amat. Namun logikanya selalu menolak kemungkinan itu dan lebih mempercayai sebuah 'kebetulan' bahwa Ashraf memiliki darah yang sama dengan Amat.

"Tolong biarkan saya menjelaskan semuanya," pinta Ashraf menatap sendu Lila. Namun gadis itu sama sekali tak ingin melihat wajah pria yang menghancurkan hidupnya dulu.

Pintu terbuka memperlihatkan Dika yang menenteng bungkus makanan yang ia beli di restoran dekat rumah sakit.

Dika berhenti di ambang pintu melihat Lila dan Ashraf yang suasananya sangat canggung.

"Tolong pergi dari sini!" ucap Lila dingin.

"Berikan Lila waktu sebentar, Ashraf." Dika menepuk punggung Ashraf seakan mengerti apa yang terjadi.

"Saya akan datang lagi," pamit Ashraf mengambil jasnya di sofa dan pergi.

*

"Apa yang terjadi hm?" tanya Dika dengan lembut.

Tangisan Lila seketika pecah memeluk Dika. Ia menjadi sangat lemah dan tak dapat menahan emosi di hadapan sang kakak.

"Pria malam itu adalah Ashraf," jawab Lila mengadu.

"Jangan bersedih lagi. Abang yakin Tuan Ashraf bukan orang yang seperti itu. Kasih dia kesempatan untuk memberikan penjelasan," ujar Dika sambil menenangkan Lila.

Dika sebenarnya sudah tahu kebenaran itu. Sebab semalam saat menginap bersama, Ashraf mengigau dan mengatakan bahwa Amat adalah putranya. Dika ingin membangunkan Ashraf untuk meminta penjelasan namun diurungkannya ketika mendengar Ashraf melanjutkan mengigau dan selalu menyebut kata maaf.

Setelah pikirannya mulai tenang, Lila dapat berpikir dengan jernih. Jika ia mengingat kembali, memang dulu adalah rencana jahat dari Rini sehingga ia dapat menghabiskan malam dengan orang asing. Mungkin saja Ashraf sama dengan dirinya yang telah terjebak.

Perlakuan Ashraf pada Amat pun sangatlah terlihat tulus. Lila juga dapat merasakan kecemasan Ashraf tak kalah darinya saat menunggu di ruang UGD tempo hari.

*

Di sebuah restoran bintang 5 saat ini sedang terjadi cekcok antara dua wanita berbeda generasi.

"Tante nggak bisa gini dong! Tante 'kan udah janji mau bujuk Ashraf biar mau nikah sama aku. Sekarang kenapa tiba-tiba Tante ngehindar?" tuntut seorang wanita berusia 26 tahun.

"Tante nggak bisa paksa Ashraf karna dia sudah punya kekasih. Sebelumnya Tante mendukung kamu bersama Ashraf sebab Ashraf tak terlihat mencari pasangan. Tapi ternyata putraku memiliki pilihannya sendiri dan Tante sebagai seorang ibu akan mendukung Ashraf." Ny. Arsaka merasa kecewa dan menyesal sebelumnya telah memilih wanita seperti ini sebagai calon Ashraf.

Sebelumnya dia sangat bersemangat untuk membujuk Ashraf melihat sifat wanita itu yang sesuai dengan kriteria yang diinginkannya sebagai menantu.

Namun sekarang dia bersyukur Ashraf tak menerimanya sebab perilakunya yang tiba-tiba berubah drastis membuat Ny. Arsaka sadar bahwa selama ini yang ditampilkan padanya itu hanyalah topeng. Wanita itu berbicara dengan menggunakan nada tinggi dan berkata kasar berbeda dengan dulu saat mendekati Ashraf selalu lemah lembut saat berbicara.

"Jala*ng seperti apa yang telah menggoda Ashraf dan memengaruhi Tante!" hardik wanita itu.

"SISKA!" Ny. Arsaka mengangkat tangan kirinya dan menampar wanita yang bernama Siska itu. "Jaga bicaramu! Istri pilihan Ashraf bukan jala*ng seperti yang kau bilang!" lanjut Ny. Arsaka.

Siska memegang bekas tamparan di wajahnya dan menatap tajam Ny. Arsaka kemudian mendorong tubuhnya hingga terjatuh.

Wanita itu tak sengaja melakukannya. Ia secara refleks membalas tamparan yang ia terima dengan mendorong. Sungguh ia sebenarnya tak berani untuk melawan sang ibu dari orang yang sangat berpengaruh seperti Ashraf.

"Siska udah! Kita pergi dari sini, semuanya sedang melihat," ucap seorang gadis berkacamata yang terlihat seumuran dengan Siska. Gadis itu sudah berada di sana sejak awal dan berusaha menghentikan Siska sebab ia yang paling tahu bahwa pertengkaran itu hanya akan membawa mereka pada kerugian. Namun suaranya seakan tak terdengar dari tadi.

Siska tak mengucapkan sepatah kata pun. Ia melihat sekitar dan benar saat ini mereka sedang menjadi pusat perhatian. Perempuan yang mengenakan kacamata hitam itu membiarkan dirinya ditarik oleh teman sekaligus managernya.

Sedangkan Ny. Arsaka dibantu oleh pramusaji restoran untuk bangun.

"Honey!" panggil Tuan Arsaka melihat istrinya sedang dibantu berdiri oleh pelayan restoran dan buru-buru menghampiri mereka. Apa yang terjadi selama ia pergi ke toilet tadi?

"Kenapa istri saya bisa ada di bawah?" tanya Tuan Arsaka sembari menuntun istrinya untuk duduk di kursi.

"Tadi Nyonya ini adu mulut sama seseorang dan didorong. Saya membantu Nyonya untuk berdiri tadi," jawab sang pelayan.

"Tadi Siska," sela Ny. Arsaka dengan wajah ketus. Ia benar-benar menyesal telah datang ke sini dan bertemu dengan Siska. Niatnya ingin membelikan makan untuk Lila saat dalam perjalanan menuju rumah sakit tapi malah menjadi kesialan buatnya.

*

Langit telah menggelap. Sumber penerangan hanyalah dari lampu taman jenis lentera. Seorang wanita dan pria saat ini sedang berdiri saling berhadapan.

"Jelaskan semuanya," titah Lila dengan ketus. Ia masih belum kehilangan kemarahannya.

"Waktu itu saya sedang mabuk parah dan berada di bawah pengaruh obat perangsang. Saya sudah mencoba menahan diri dengan mandi air dingin namun obatnya sungguh kuat. Dan saya melihat di kasur terdapat seorang gadis sedang tertidur pulas, itu adalah kamu. Saya sangat tergoda dan akhirnya tak dapat menahan diri. Saat terbangun saya tak lagi melihat kamu. Saya terus mencari selama 4 tahun terakhir ini tapi nihil hasil." Ashraf menjelaskan semua tanpa kurang sedikit pun.

"Aku bisa ada di kamar itu dulu dijebak sahabatku. Mantan sahabat! Setelah kejadian itu aku langsung pergi ke London dan baru kembali sekarang. Jadi tak ada yang salah di antara kita. Kita sama-sama dijebak." Lila juga menceritakan apa yang terjadi padanya. Tak lupa menekankan kalimat bahwa Rini yang bukan lagi sahabatnya. Dia sudah tak menyalahkan Ashraf lagi namun rasa jengkel itu masih ada.

"Aku minta maaf sudah salah paham dan tersulut emosi tadi siang," ujar Lila menundukkan kepalanya. Tiba-tiba tubuhnya dipeluk cukup erat membuatnya memejamkan mata.

"Kau tak perlu minta maaf. Aku juga yang salah tak jujur dari awal. Seharusnya aku langsung memberitahu bahwa akulah ayah kandung Amat begitu mengetahuinya."

"APA!"

*

*

_bersambung_

Terpopuler

Comments

Muthy

Muthy

GO! GO! Let's Go author

2023-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!