The Wedding Day

"APA?!"

"Bunda/Tante!" seru Ashraf dan Lila bersamaan.

"Coba ulangi kata-katamu tadi!" perintah Ny. Arsaka pada Ashraf.

"Amat anak kandung Ashraf," jawab Ashraf sudah siap menerima kemarahan sang ibu.

Ny. Arsaka diam tak bersuara. Ia melangkah maju mendekati Ashraf dan...

PLAK!

Sebuah tamparan memekik mendarat di pipi Ashraf. Tangan yang digunakan untuk menampar itu memerah namun tak dihiraukan Ny. Arsaka sakitnya. Saat ini ia lebih merasa sakit di hatinya. Wanita paruh baya itu begitu kecewa dan merasa gagal telah mendidik anak sulungnya itu.

"Ayah dan Bunda nggak pernah mengajari kamu untuk berbuat hal tak senonoh seperti itu!" murka Ny. Arsaka.

Sedangkan Ashraf diam tak bergerak sambil menundukkan kepalanya. Ia memang pantas mendapat amarah dari sang ibunda sebab kesalahannya itu bukanlah hal kecil.

"Bagaimana bisa kamu tega melakukan itu pada Lila dan Amat? Selama ini mereka hidup berdua menderita sedangkan kamu penghancur hidupnya sedang hidup dengan tenang dan damai?!" Ny. Arsaka memang kecewa dengan perbuatan anaknya. Tapi yang membuatnya lebih kecewa adalah Ashraf yang tak bertanggung jawab.

"Tante ini bukan salah Ashraf sepenuhnya," ucap Lila membela Ashraf.

"Udah, Sayang. Nggak usah bela dia. Ayo masuk ikut Bunda. Amat sudah sadar." Ny. Arsaka menarik tangan Lila meninggalkan Ashraf dan sang suami.

"Ayo masuk," ajak sang ayah kepada Ashraf tak lama setelah Lila dan Ny. Arsaka pergi. Tuan Arsaka memang memberikan sepenuhnya hak untuk memarahi pada istrinya. Tugasnya sebagai seorang ayah adalah mendidik Ashraf dan menyerahkan bagian penilaian kepada sang istri. Kerja sama seperti itu mereka terapkan sedari Ashraf kecil.

Lagipula sang ayah mengenal putranya dengan baik. Ashraf tak melakukan itu dengan sengaja. Pasti ada kebenaran akan kejadian itu.

*

Lila mendengar Ny. Arsaka mengatakan bahwa Amat telah sadar membuatnya sangat bahagia dan berlari menyusuri lorong rumah sakit demi untuk bertemu dengan sang anak dengan segera.

Saat mencapai pintu, ia berhenti sejenak dan melihat Amat yang sedang berbicara dengan Tom. Di sampingnya terdapat Jeni dan Jimmy.

Melihat pergerakan dari anaknya, Lila tak kuasa menahan air matanya. Cairan bening itu lolos begitu saja. Perasaan tak percaya dan bahagia yang bercampur membuat Lila tersenyum sambil menangis. Ia sudah pasrah sebelumnya untuk menunggu selama satu tahun. Tapi ternyata keajaiban Tuhan belum meninggalkan Amat hingga ia terbangun dalam kurun waktu dua minggu saja.

"Mommy ..." panggil Amat.

Lila tersentak dan kemudian berjalan menghampiri Amat. Ia memeluk sang putra sambil terus mencium kening pangeran kecilnya itu.

"I miss you, Honey," ucap lirih Lila masih memeluk Amat.

"Me too, Mom," balas Amat.

Semua yang ada di sana terharu melihat pemandangan itu. Tak lama kemudian datang seorang dokter disertai beberapa perawat di belakangnya untuk memeriksa Amat.

"Amat sudah sehat. Dari hasil pemeriksaan kami, tak ada masalah. Tapi kami menganjurkan untuk menginap selama 2 hari lagi untuk pemantauan lebih lanjut." Dokter menjelaskan setelah selesai memeriksa.

"Terima kasih, Dok," ucap Tuan Arsaka yang sudah berada di dalam sedangkan Ashraf hanya bisa berdiri menjauh sebab Ny. Arsaka melayangkan tatapan tajam padanya.

"Mommy ... Amat mau pulang, i hate hospital, Mom," pinta Amat.

"Amat, Sayang ... kita pulangnya nanti besok lusa ya," saran Jeni membujuk.

"Tapi Amat mau cepat-cepat pulang ... bagaimana dengan pernikahannya? Apa Om Ashraf sudah jadi daddy Amat? Amat sudah boleh panggil daddy?"

Amat berbicara dengan lesu kemudian tiba-tiba menjadi semangat ketika membahas Ashraf yang menjadi daddynya.

"Belum, Sayang. Mommy nggak mau nikah kalau Amat nggak ada. Jadi Amat semangat sembuhnya biar bisa cepet-cepet jadiin Om Ashraf sebagai daddy Amat," jawab Lila menyemangati Amat agar segera sembuh.

"Really, Mom? Asyik! Jadi Amat nggak ketinggalan wedding Mommy," seru Amat.

*

Di tempat lain.

Siska sedang duduk di dalam mobil. Mobilnya yang ia pakai tempo hari sudah ia hancurkan sebab takut akan ketahuan polisi telah melakukan tabrak lari.

Namun kecemasannya tidak hilang. Sekarang ia menjadi tambah panik setelah mendapat pesan anonim yang berisi vidio ia menabrak seorang anak kecil dan di situ terlihat jelas identitas mobilnya.

"Kak ... ini gimana?" tanyanya pada seorang wanita di sampingnya yang ia panggil kak.

"Kamu tenang dulu. Kita coba cari tahu siapa yang kirim itu," jawabnya menenangkan Siska.

"Tapi, kak ... ini pesan anonim. Kita nggak punya uang untuk menyewa peretas," keluh Siska merasa sangat takut.

"Tau gini harusnya aku fokus paksa presdir Indra Bakti itu saja dulu," gerutu Siska.

Manajer sekaligus sahabatnya itu menatap Siska dengan tatapan binar.

"Itu dia! Kamu masih bisa paksa Tuan Ashraf. Kamu hanya perlu mendekati ibunya dengan lebih keras."

"Oh iya ya, Kak! Kalau aku punya kuasa sebagai istri dari pebisnis ternama, aku bisa dengan mudah mencari pengirim vidio itu dan nggak ada yang berani ngerendahin aku lagi," ucap Siska dengan semangat.

*

Seminggu setelah Amat sadar, pernikahan dilakukan di sebuah hotel bintang lima. Ballroom hotel itu kini dipenuhi oleh berbagai macam orang, mulai dari kolega bisnis Ashraf, kolega bisnis Tuan Arsaka, kolega bisnis Tom dan Dika, juga berbagai tamu terhormat yang merupakan orang-orang penting.

Hiasan mewah yang didominasi warna putih itu menambah kesan hari bahagia keluarga Ashraf maupun keluarga Lila.

Acara telah dibuka oleh Mc. Tahap acara itu kini telah tiba waktunya sambutan keluarga pria dan wanita.

"Lila adalah adik angkat saya. Meskipun awalnya saya tidak diterima dengan baik, saya tetap menyayangi adik saya. Dia adalah permata berharga bagi kami. Oleh karena itu, saya sangat berharap suaminya dapat memberikan cinta melebihi kami," pesan Dika mewakili keluarga pengantin wanita.

Lila yang sedang duduk di pelaminan kini sedang mencoba menahan isak tangisnya sebab sangat mencintai make up dirinya itu.

"Ashraf adalah putra sulung kami. Dia kami didik dengan sangat ketat hingga dapat membentuk dirinya yang sekarang. Semua ..." ucapan sambutan keluarga pengantin pria yang diwakili oleh Tuan Arsaka terpotong sebab terdengar suara ricuh.

"Pernikahan ini tidak boleh terjadi!" seru seorang wanita yang baru saja keluar dari kerumunan yang ricuh tadi.

*

*

_bersambung_

Terpopuler

Comments

Muthy

Muthy

gass! ❤‍🔥

2023-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!