98% cocok

Duar!!!

Bagai tersambar petir, Ashraf merasakan lemas pada kakinya. Di tangannya saat ini sudah ada hasil tes DNA yang diberikan oleh Jimmy.

Dalam kertas itu tertulis 98% DNA cocok. Dengan kata lain anak Lila adalah anaknya juga. Pria berumur 29 tahun itu merasakan sesak di dadanya. Selama ini ia tidak mengetahui keberadaan putranya dan yang lebih parahnya anak semata wayangnya itu menderita penyakit seumur hidup.

"Maafkan Daddy, Nak. Kamu dan Mommymu pasti merasa berat. Kamu tenang saja, Daddy bakal balas waktu yang telah terbuang."

Ashraf benar-benar menyesal baru mengetahui keberadaan anaknya. Ia bertekad untuk membayar kesedihan dan luka yang dialami Lila dan Amat akibat dirinya sebagai ayah tak ada di sisi mereka.

*

"Dia kenapa ikut sih." Lila menggerutu di dalam hatinya. Sebab saat sudah pulang tadi di kantor, Ashraf mendatanginya dan menawarkan untuk diantar pulang padahal kali ini tidak hujan. Lila menolaknya namun Ashraf seakan tak mendengar penolakannya dan akhirnya pasrah sekarang berada dalam mobil Ashraf menuju rumahnya.

"Saya dengar kamu lama di London empat tahun terakhir ini." Ashraf mencoba membuka percakapan.

"Ya," jawab Lila singkat.

Ashraf merasa kikuk. Tak ia sangka akan mendapatkan respon yang seperti itu. Padahal ia sudah berusaha membuka jarak antara mereka.

Sesampainya di depan rumah, Lila merasa heran dengan Ashraf yang ikut turun bersamanya.

"Bapak kenapa turun? Saya sudah sampai di rumah saya, terima kasih sudah mengantar," ucap Lila sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Ekhem ... saya mau bertamu," ucap Ashraf mengutarakan keinginannya tanpa berbasa-basi.

"Hah?!" beo Lila.

"Apa begini caramu menyambut tamu?" sindir Ashraf menutupi rasa malu.

Sebenarnya dia sangat ingin masuk ke dalam dan bertemu dengan putranya. Namun tak terpikirkan cara untuk bisa masuk, alhasil ia terpaksa mengatakan ingin bertamu.

"Lila kenapa nggak masuk, Sayang?" tanya Jeni yang keluar rumah ingin membuang sampah dan melihat Ashraf. "Dia siapa, Lila? Kenapa nggak disuruh masuk?"

"Bos aku," jawab Lila.

"Loh kenapa nggak disuruh masuk? Nggak sopan, mari masuk," ajak Jeni.

Ashraf melirik Lila dan mengangkat alisnya membuat Lila kesal setengah mati. Dia sudah seharian melihat wajah yang menyebalkan itu dan sekarang di rumah pun dia ikut.

Di dalam rumah Ashraf duduk ditemani Lila dan Jeni. Ashraf mengedarkan pandangannya mencari Amat namun tak menemukannya. Ia ingin bertanya namun takut akan membuat Jeni dan Lila curiga padanya. Dirinya ingin mendekati Amat dan Lila terlebih dahulu barulah kemudian memberitahu kebenaran bahwa ia adalah ayah kandung dari Amat.

"Saya dengar Tuan Tom sedang sakit. Penyakit apa yang diderita?" tanya Ashraf.

"Dia terkena stroke. Tapi sekarang sudah mulai membaik," jawab Jeni.

Setelah itu Jeni pamit undur diri dan melanjutkan masakannya di dapur meninggalkan Ashraf dan Lila.

Suasana di antara keduanya sangat kaku. Ashraf berpikir keras bagaimana cara mendapatkan hati Lila namun tak kunjung mendapat jawaban sebab ia memang tak pernah mencoba mendekati wanita. Justru ia lebih sering menghindari wanita yang mengejarnya sebab ia tahu tujuannya yaitu karena dia yang seorang presdir. Sedangkan Lila di dalam pikirannya berusaha mencari cara untuk mengusir Ashraf, ia benar-benar ingin beristirahat.

"Mommy udah pulang?" sapa Amat yang berasal dari arah belakang rumah. Sepertinya anak itu habis bermain di taman belakang rumah. "Om yang kemarin?" tanya Amat melihat ibunya tak sendiri di ruang tamu.

Ashraf tersenyum melihat kedatangan putra yang ia tunggu-tunggu sedari tadi. "Om mengantar Mommymu tadi," jawab Ashraf dengan suara yang lembut.

Lila membulatkan matanya. Selama bekerja bersama Ashraf selama beberapa hari ini ia tidak pernah sekalipun mendengar suara yang begitu lembut dari mulut Ashraf.

"Pak Ashraf, bukankah sekarang waktunya Bapak pulang?" tanya Lila sengaja menyindir Ashraf.

"Ekhem! Iya, saya memang sudah mau pulang. Terima kasih atas kopinya," pamit Ashraf.

Sejak saat itu, Ashraf selalu mengantar Lila pulang dan singgah sebentar untuk sekedar melihat Amat. Perlahan Amat mulai dekat dengannya sebab selalu membawakannya mainan dan buku-buku. Anak itu memang sangat menyukai buku.

*

"Bapak kenapa selalu mengikuti saya pulang ke rumah?" tanya Lila gusar. Beberapa hari ini dia sudah mencoba berbagai cara agar Ashraf tak ikut dengannya namun usahanya nihil hasil.

"Saya mau bertemu Amat," jawab Ashraf jujur. Pria itu kemudian mengerutkan keningnya. "Siapa pria yang menunggu di depan itu?" tanya Ashraf melihat seorang pria yang berdiri di depan rumah Lila.

Lila mengikuti arah pandangan Ashraf dan seketika bergumam.

"Danis ..."

Ashraf memandang tak suka pada Danis. Ia berpikir siapakah pria itu hingga mampu membuat Lila mengubah ekspresi wajahnya seketika seperti itu.

"Lila," sapa Danis begitu Lila turun dari mobil dan menghampiri dirinya. Ia sedikit mengerutkan dahi melihat Lila keluar dari mobil dan diikuti seorang pria juga.

"Tahu dari mana aku di sini?" tanya Lila.

"Abang yang kasih tahu, Dek. Udah disuruh masuk ke dalam tapi dia kekeuh mau nunggu kamu di depan. Karna sekarang Lila sudah pulang, jadi mending kita semua masuk ke dalam oke?" ajak Dika yang tiba-tiba muncul dari arah pintu.

Di ruang tamu.

"Lila, aku mau jelasin ke kamu tentang yang dulu. Semua itu cuma salah paham, aku dijebak sama Rini," ungkap Danis sambil memegang tangan Lila.

Ashraf merasakan panas tubuhnya. Padahal ruangan itu cukup dingin akibat AC. Ia mendengus kasar dan meminum kopinya untuk mengalihkan perhatiannya.

Lila melepaskan tangan Danis. "Aku tahu kok. Semuanya rencana Rini dan aku terlalu bodoh sudah mempercayainya bahkan membelanya terus-terusan. Tapi semua itu sudah lewat," jawab Lila. Gadis itu memang sudah merelakan semuanya yang terjadi dahulu.

"Om Ashraf," sapa Amat dan menghampiri bos sang ibu yang ia anggap sebagai teman.

Ashraf yang semula kecut mukanya menjadi kembali tersenyum dan menyambut Amat dengan suka cita. Ini adalah salah satu alasan Lila tidak bisa membuat Ashraf berhenti datang ke rumahnya sebab Amat sangat ceria dan welcome terhadap Ashraf. Sebelumnya Amat tak ingin berbicara ataupun dekat dengan orang asing namun Ashraf berbeda, mereka dengan cepat menjadi akrab.

"Ashraf? Presdir Indra Bakti?" tanya Danis.

"Anda mengenal saya?"

"Anda adalah donatur terbesar di rumah sakit kami. Pantas saya merasa Anda tidak asing. Kita pernah bertemu sebelumnya jika Anda ingat." Danis mengulurkan tangan menjabat tangan Ashraf.

"Saya tidak mengingat semua orang yang pernah saya temui," jawab Ashraf dengan nada ketus membuat Danis merasa kikuk dan menarik kembali tangannya.

Amat kecil melirik Ashraf dan Danis secara bergantian. Anak kecil itu paham akan aura persaingan dari kedua pria dewasa itu.

"Om, besok mau nggak ikut kita?" ajak Amat kepada Ashraf.

"Loh Sayang kenapa ngajak Om Ashraf? besok 'kan weekend pasti Om Ashraf mau ngehabisin waktu sama keluarga, kayak kita, Sayang," jelas Lila.

Sebenarnya Lila hanya tak ingin bahkan di waktu liburnya ia harus bersama dengan Ashraf yang notabene bosnya. Terlebih lagi Lila cukup terkejut dengan ajakan Amat sebab ia tak pernah mengajak siapa pun untuk bergabung dengan weekend mereka. Waktu di London saja mereka memiliki tetangga yang sangat akrab dengan mereka namun tak sekalipun Amat mengajak mereka untuk bergabung.

"Amat kenapa nggak ajak Om Danis aja? Om nggak ada kesibukan besok dan bisa temenin Amat sama Mommy main seharian," tanya Danis tak terima anak dari wanita pujaan hatinya lebih memilih Ashraf yang orang asing ketimbang dirinya.

"Saya tidak ada kegiatan besok. Saya bisa bergabung," ucap Ashraf membuat Lila menggerutu dalam hati dan merasa kesal.

Ashraf tak mau kalah dari Danis. Sebenarnya ia memiliki janji besok namun ia tak ingin Lila dan Amat menghabiskan weekend bersama Danis.

*

*

_bersambung_

Terpopuler

Comments

Muthy

Muthy

yok bisa yok❤‍🔥

2023-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!