Sepanjang perjalanan menuju rumah Orang tua, Ruby tiada henti menangis.
Vani memeluk anak nya erat sementara Darren fokus menyetir
"Kamu jangan terus bersedih seperti ini nak..amalia pasti akan sangat sedih melihat mu seperti ini"ucap Vani,ia menghapus jejak air mata Ruby yang terus membasahi wajah cantik nya.
"Aku telah berkorban begitu besar,bahkan aku sempat menjual diri ku,lalu kenapa anak ku tidak bisa tetap hidup?"gumam Ruby didalam hati,beribu penyesalan bahkan tidak bisa merubah apa apa sekarang.
Sesampai nya di kediaman Vani dan Darren, Ruby langsung masuk kedalam kamar.
Vani dan Darren membiarkan putri mereka untuk menenangkan diri
"Semoga hati Ruby segera mengikhlaskan Amalia.."ucap Darren,Vani mengangguk setuju.
••
Keesokan siang,Vanya datang kekediaman Ruby
"Tante..dimana Ruby?"tanya nya,Vani yang sedang menyapu halaman depan terkejut saat melihat Vanya yang tiba-tiba saja muncul
"Astaga Vanya..kau mengejutkan Tante"
"Hihi maaf Tan.."ucap Vanya cengengesan,vani menggeleng kan kepala nya melihat tingkah vanya yang hampir sama saja dengan Ruby.
"Ruby dikamar,kata nya nanti dia akan pergi,tapi Tante tidak tahu akan pergi kemana"ucap Vani,
"Mungkin bekerja tan.."
"Bekerja? bekerja apa?"
"Ya tidak tahu,ini saya mau tanya"
"Eiss...kau ini"
Vani memukul pelan lengan Vanya,sang empu tertawa
"Yasudah ya Tan..Vanya masuk dulu"ucap Vanya,Vani mengangguk saja.
Vanya masuk kedalam rumah,ia langsung menuju kamar Ruby,hal seperti ini selalu ia lakukan dulu sebelum Ruby menikah dengan Haris
"Ruby.."panggil nya,ia terkejut saat melihat Ruby yang sedang memilih pakaian yang begitu sexy.
"Kau mau terus bekerja?"tanya Vanya,Ruby mengangguk mantap.
"Aku sudah terlanjur masuk kedalam jurang ini,kalau aku berusaha keluar yang ada aku semakin jatuh kedalam jurang yang dalam"ucap Ruby, perkataan itu Vanya benarkan.
Kate tidak akan membiarkan begitu saja anak-anak malam nya berhenti dari pekerjaan nya
"Aku dengar,pak Damian sangat menyukai mu"
"Damian?"
Seketika bayangan hubungan panas itu terlintas di benak Ruby,ia tersenyum kecil
"Dia pria yang baik, walaupun aku wanita psk tapi dia menyentuh ku dengan lembut"
"Lembut?astaga..aku selalu dengar jika pak Damian selalu kasar dalam hal ranjang"ucap Vanya,Ruby menaikkan bahu tanda tak peduli.
"Aku ada pelanggan malam ini Vanya,tolong antar aku menuju Apartemen ini"
Ruby memberikan handphone nya kepada Vanya, handphone itu baru saja ia beli pagi tadi untuk mempermudah nya menerima pelanggan.
"Oh apartemen ini,aku akan mengantar mu"ucap Vanya,Ruby tersenyum hangat.
"Uang pemberian Damian,kau belikan saja Apartemen,jadi kau bisa sesuka hati nanti nya dalam bekerja"saran vanya membuat Ruby juga berpikir yang sama.
"Aku takut,Tante Vani dan paman darren curiga nanti"
"Kau benar, sebaiknya kita berangkat sekarang untuk mencari tempat tinggal ku nanti nya"
"Baiklah"
Ruby bersiap-siap, sejujurnya ia masih merasakan kesedihan yang teramat dalam atas kehilangan anak nya,tapi ia tidak mau terlalu larut dalam kesedihan ini. Ruby ingin hidup dengan lebih baik, walaupun perkejaan yang ia kerjakan sangat salah.
Setelah bersiap,Vani terkejut melihat Ruby membawa tas besar lagi
"Kau mau kembali ke rumah Haris?"tanya Vani,Ruby menggeleng kan kepalanya cepat.
"Ruby ingin mencari tempat tinggal yang dekat dengan pekerjaan Ruby Bu.."sahut nya
"Kau bekerja apa?kenapa harus pergi dari rumah ibu?"tanya Vani, pertanyaan itu membuat Ruby menatap Vanya,ia tidak sanggup membohongi ibu nya untuk kesekian kali nya.
"Ruby bekerja sebagai OB di perusahaan besar Tan.. untuk menghemat biaya ongkos jadi Ruby mencari Apartemen yang dekat dengan perusahaan tempat ia bekerja"timpal Vanya,Vani mengangguk mengerti.
"Baiklah ibu mengizinkan mu,kau jaga diri dengan baik ya nak"
"Iya Bu..ibu juga jaga kesehatan dengan baik,Ruby akan rutin mengunjungi kalian nanti"ucap Ruby,Vani memeluk Ruby erat.
Setelah berpamitan dengan kedua orang tua,kini Ruby menangis didalam mobil dengan Vanya yang menyetir
"Tenangkan diri mu Ruby.."ucap Vanya,Ruby mengangguk pelan.
Ruby menghela napas panjang agar dirinya lebih tenang
"Aku pasrah kan saja kepada mu dimana apartemen ku nanti Vanya,yang terpenting aku ingin tempat tinggal yang sepi jadi tidak ada yang mengomentari pekerjaan ku nanti"ucap Ruby,Vanya mengangguk paham.
Vanya membawa Ruby ke Apartemen yang begitu mewah,Ruby sedikit terkejut melihat harga Apartemen nya
"Kau yakin uang ku cukup membeli Apartemen ini?"tanya Ruby,vanya mengangguk mantap.
"Kau beruntung,uang pemberian pak Damian sangat banyak..bahkan uang mu masih ada sisa nya ni"
"Benarkah?"
"Ya!"
Ruby tersenyum kecil,ia benar-benar beruntung dipertemukan dengan pria seperti Damian.
Ruby mengakui bahwa dirinya tertarik dengan pria itu.
"Sudah bereskan pakaian mu, sebentar lagi sore aku akan mengantar mu nanti"ucap Vanya, Ruby memeluk Vanya erat.
"Kau sahabat terbaikku Vanya,mulai dari jalan sesat sampai baik kau selalu saja menemani ku"ucap Ruby, perkataan itu membuat Vanya tertawa.
Ruby sangat suka dengan Apartemen yang baru saja ia beli,tempat nya luas,ia membayangkan tinggal berdua di Apartemen ini dengan Amalia
"Sayang..mama sangat merindukan mu"gumam Ruby didalam hati, Apartemen ini akan semakin membuat Ruby teringat dengan Amalia,uang yang seharusnya dipakai untuk biaya pengobatan Amalia justru harus dipakai untuk hal lain.
Ruby tersenyum kecil,ia harus kuat dan tetap semangat menjalani hidup, walaupun yang ia jalani sekarang adalah jalan yang salah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sunarti
betul kamu Ruby hrs tetap semangat jangan ingat akan masa lalu mu
2023-10-26
0