Chapter 15

Damian dan Sarah pulang bersama ke Mansion,mengingat Damian sangat merindukan sarah, kesibukannya membuat dirinya tidak memiliki waktu untuk bersama dengan sang istri. 

"Sayang.. Mau makan apa hari ini? Biar aku masakin."

"Apapun yang kamu masak, akan mas makan kok sayang" Sahut nya, sarah tersenyum kecil, ia benar-benar mencintai suami nya ini. 

Sarah memiliki prinsip bahwa Damian hanya boleh makan dengan masakan nya sendiri selama ia bisa mengolah nya. Sarah ingin suami nya itu memiliki kenangan dengan dirinya walaupun itu hanya sekedar rasa. 

Sarah berkutat di dapur sementara Damian sibuk dengan laptop nya, Rian tadi memberikan dokumen yang perlu diperiksa oleh nya. 

Saat Damian sedang fokus dengan laptopnya,ponsel nya berdering. 

Nomor tidak dikenal tertera di layar handphone, Damian mengangkat panggilan itu

"Iya.. Dengan siapa?" Tanya nya, 

"Apa benar ini Damian Salvatore?"

"Kau ruby?" Tanya nya dengan berbisik, Damian melihat kearah dapur, ternyata sarah masih sibuk dengan sayur-mayur. 

"Iya sayang.. Hmm apa kau sibuk malam ini?"

Damian diam tidak menanggapi, ia memandang kearah sang istri yang sedang melirik nya dengan tersenyum sangat manis. 

"Kau membuat ku tidak memiliki kegiatan apapun malam ini tuan.." Ucap ruby, Damian memijat pelipisnya. 

"Lain kali jangan menelpon ku lagi, biar aku yang menghubungi mu"

"Baiklah"

Damian melirik kearah sarah yang sedang mengobrol dengan Intan

"Lihatlah foto yang baru aku kirim" Ucap ruby, lalu panggilan itu berakhir. 

Damian langsung membuka pesan yang dikirim oleh Ruby, seketika ia menelan saliva nya kasar

GLEG

Bagaimana tidak, Ruby mengirim foto dirinya memakai lingerie yang sangat sexy. Seketika hasrat Damian muncul, miliknya mengeras hanya karna foto yang dikirim Ruby. 

"****!" Umpat nya, Damian merapikan berkas-berkas yang berserakan lalu bangkit tak lupa pula meraih kunci mobil yang tergeletak di meja. 

Saat Damian ingin melangkah pergi

"Kau mau kemana sayang?" Teriak sarah, seketika langkah Damian terhenti. 

Sarah menghampiri Damian dengan tangan memegang kentang yang bahkan belum selesai untuk dikupas

"Aku ada urusan mendadak" Jawab Damian, tentunya itu bohong. Urusan yang dimaksud adalah urusan ranjang dengan Ruby. 

"Urusan? Malam begini?" Tanya sarah lagi, ia menatap intens Damian. 

"Iya sayang,tadi Rian menelpon katanya aku harus ke kantor sekarang juga" Jelas Damian, terpaksa ia harus membawa nama sang asisten pribadi. 

"Hmm baiklah.." Ujar sarah mengalah, Damian meraih pinggang sarah lalu mencium kening dan bibir istrinya itu. 

"Maafkan aku.." Gumam Damian di dalam hati. 

Akhirnya sarah melepas kepergian sang suami, ia menghela napas berat lagi-lagi suami nya itu tidak makan malam bersama nya dan lagi-lagi suami nya membuat masakan Ruby terbuang sia-sia. 

Damian menyetir dengan kecepatan tinggi, hasrat nya sudah sangat memuncak, ia akan memberi hukuman kepada wanita yang telah berani menganggu dirinya. 

Akhirnya Damian sampai di Apartemen Ruby, wanita itu sempat mmberikan pasword kepada nya. Tanpa basa-basi Damian langsung masuk, ia mencari Ruby di sekeliling ruangan. 

Pencahayaan yang redup membuat Damian kesusahan menatap sekitar, hingga suara des**** terdengar di telinga Damian. 

Damian berjalan kearah suara, dan ternyata itu Ruby yang sedang bermain dengan intinya sendiri di kamarnya. 

Damian menyeringai, ia benar-benar tergoda dengan Ruby yang sedang memandang nya sayu. 

"Kau sudah nakal sayang.. Aku akan beri hukuman kepada mu malam ini" Ucap Damian, Ruby bangkit dari tiduran nya, ia menghampiri Damian dengan tatapan penuh damba. 

Ruby mengalungkan tangannya di leher pria itu

"Aku milikmu sayang.." Lirih nya, Damian langsung melahap ganas bibir Ruby. 

Akhirnya pergulatan panas terjadi, Damian menyentuh Ruby tanpa ampun, membuat wanita itu terus merintih keenakan. 

"Sh**! Kau nikmat sayang.." Rintih Damian, Ruby bergerak diatas nya sambil tersenyum kearah Damian yang terus mengerang keenakan. 

Segala gaya telah mereka lakukan, pertempuran itu terus berlangsung. Damian tidak perduli dengan Ruby yang terus saja berteriak. Damian belum puas sama sekali, ia akan menghajar Ruby sampai besok pagi. 

Suara burung-burung berkicau, silau matahari pagi membuat Ruby terbangun dari tidur nya. 

Tubuh nya terasa sangat letih,ini semua ulah dari pria yang tertidur di samping nya. 

Ruby merasa sangat bahagia kala melihat Damian yang tertidur dengan tangan merangkul pinggang nya, ia membayangkan pandangan seperti ini akan dilihatnya setiap pagi jika Damian suami nya. 

Tiba-tiba Ruby teringat akan sesuatu, ia ingin tahu apa Damian sudah memiliki kekasih? Hati terdalam Ruby berharap semoga Damian masih single agar dirinya bisa membuat Damian menjadi milik nya. 

"Ada apa kau terus melihat ku seperti itu hmm?" Tanya Damian dengan suara khas bangun tidur, Ruby salah tingkah. 

"Kau sudah bangun? Sejak kapan? "

"Sejak kau menyentuh bibir ku ini" Jawab nya cepat, Ruby memalingkan wajah nya karena ia tidak mau Damian melihat nya dalam mode seperti ini. 

"Pergilah mandi, aku akan menyiapkan pakaian mu" Ucap Ruby, Damian menautkan alisnya. 

"Aku menyediakan pakaian untuk mu dilemari ku, ada banyak kau tidak perlu khawatir" Jelas nya, Damian tertawa kecil. 

"Bukan untukku, tapi untuk pria yang mungkin menginap di Apartemen mu" Sanggah Damian, Ruby menggelengkan kepalanya. 

"Tidak.. Memang untuk mu, hanya kau yang boleh datang kesini untuk menikmati tubuh ku" Jelas ruby, Damian terdiam menatap ruby intens. 

"Aku akan berhenti dari pekerjaan ini jika kau memerintahkan ku" Ucap Ruby, Damian mengelus pucuk kepala Ruby. 

"Aku hanya memuaskan mu, tubuh ku hanya untuk mu, kapan pun kau butuhkan aku" Lanjut nya, Damian mengangguk setuju. 

"Aku meminta mu untuk berhenti, aku ingin lihat apakah kau bisa untuk berhenti"

"Pasti bisa, aku Ruby zamora selalu memegang prinsip"

"Tapi pelac** jarang memegang prinsip nya sendiri, ini mengarah kearah se**. Dan kau tau ini berbeda dengan prinsip pada umum nya" Ujar Damian, Ruby menghela napas panjang.

"Aku akan membuktikan nya sendiri pada mu, aku tidak akan mau disentuh oleh siapapun kecuali dirimu"ujar nya, Damian meraih wajah Ruby lalu melahap bibir indah itu. Akhirnya olahraga pagi di ranjang terjadi, Damian tidak pernah puas dengan segala hal yang ada dalam tubuh Ruby. 

Pergulatan itu hanya ber langsung satu ronde, Damian sedang membersihkan diri sementara Ruby sedang memasak nasi goreng untuk Damian. 

Ruby menyajikan masakan nya di piring,ia menatap kearah Damian yang berjalan kearahnya sambil memasang dasi

"Bagaimana dengan pakaian nya?" Tanya Ruby, Damian memberikan kedua jempol nya, lalu ia duduk berhadapan dengan Ruby. 

"Aku membuat nasi goreng untukmu, semoga kau suka dengan rasanya" Ucapnya, Damian makan sambil menatap Ruby yang melihat kearah nya dengan tatapan takut. 

"Enak?" Tanya Ruby

"Ini sangat enak..aku suka masakan mu" Jawab Damian sambil memakan nasi goreng itu dengan lahap. 

Ruby menghela napas lega, ia sangat senang Damian menyukai masakan nya. 

"Kenapa kau hanya melihat ku makan, ayo makan bersama ku"ucap nya, Ruby mengangguk. 

Mereka makan bersama sambil sesekali bercerita, ruby merasa momen seperti ini yang ia harapkan bersama sang suami. Damian benar-benar tipe idealnya. 

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***