Perlawanan Aurelia

Beberapa menit kemudian ...

Dada Aurelia bergemuruh saat baru keluar dari kamar mandi, wajahnya mulai kembali ketakutan saat melihat sosok pria yang semalam mencekik nya, kini Dhafi sudah berada di dalam rumah mereka, dan tak sengaja mereka saling bersitatap.

Refleks Aurelia melangkah mundur dan buru-buru mencari benda yang bisa membantu melindunginya dari pria itu. Dhafi yang melihat tingkah istrinya seperti itu semakin tertantang untuk mendekatinya dengan netranya yang begitu tajam.

“Ja-jangan mendekat!” teriak Aurelia sembari menodongkan gagang sapu ke muka Dhafi.

Pria itu menyeringai tipis, lalu tersenyum jahat.

“Berani Mas mendekati ku, aku akan berteriak sekencang mungkin, biar semua tetangga datang kesini!” kembali berteriak Aurelia menunjukkan keberaniannya.

Tangan Dhafi pun mencekal gagang sapu tersebut, hingga mampu membuat gagang sapu itu pun tidak bergerak-gerak lagi.

“Cukup berani ternyata kamu menantangku, silakan berteriak, setelah itu kita bertemu di pengadilan agama! Bagaimana mau!” balik mengancam Dhafi, walau sesungguhnya sangat bertentangan dengan isi hatinya sendiri, berani menceraikan Aurelia maka sudah tahu konsekuensinya, dia tidak akan mendapatkan warisan tanah perkebunan berhektar-hektar itu milik kakeknya tersebut.

Aurelia pun bergeming, namun tetap menatap wajah suaminya.

“Ck ... jelas kamu tidak maukan jadi janda! Sudahlah lupakan kejadian semalam, lagi pula salah kamu sendiri yang telat membuka pintu, dan kamu masih hidup kan!” jawab Dhafi dengan seenteng itu.

Aurelia menggeram, “Dasar suami iblis! Aku menyesal menikah denganmu!” umpat Aurelia menunjukkan kemarahannya.

Dhafi yang dikatai iblis hatinya memanas, disentaknya gagang sapu yang dia cekal hingga jatuh ke lantai, kemudian dia melangkah maju mendekat Aurelia hingga menyudutkan wanita itu hingga ke tembok.

Napas Aurelia mulai tampak naik turun, kedua tangannya segera menutupi lehernya. “Baru tahu kalau aku ini iblis ... huh! Tapi aku tidak sudi mencabut nyawamu dengan tangan ku ini! Cukup membuat kamu menderita seperti ini saja sudah membuat hatiku senang!” kata Dhafi pelan tapi mampu menghunus hati Aurelia.

Iris mata Aurelia yang berwarna coklat itu memberanikan diri menatap wajah tampan suaminya itu. “Tanganmu, mulutmu akan menjadi saksi di akhirat nanti, se bagaimana kejamnya Mas menyiksa tubuhku. Ingatlah Allah tidak tidur, Dia Maha Melihat segala yang dilakukan oleh hambanya, mungkin saat ini aku takut bercerai denganmu, takut menjadi seorang janda, tapi suatu saat nanti mungkin akulah yang meminta bercerai denganmu. Tunggu saja waktunya, Mas Dhafi!” jawab Aurelia menantang.

Dhafi yang baru kali ini menatap jelas wajah istrinya tanpa ada jarak lagi, sedikit terhenyak. Jika dia amati dengan jelas, wajah istri sahnya cukup cantik natural tidak seperti Faiza yang sudah mengenal make up, mulai kulit wajahnya yang putih mulus tak ada noda hitam, lalu matanya yang indah diselimuti bulu mata yang lentik, hidungnya yang mancung, serta bibir ranumnya yang penuh dan sensual, namun kecantikan itu sudah tertutupi dengan rasa benci Dhafi yang tidak pernah menyadari hal itu.

Dhafi mengungkung Aurelia dengan kedua tangannya yang sudah bertumpu pada tembok , wanita itu pun memalingkan wajahnya dari tatapan suaminya yang semakin dekat, hembusan napas suaminya pun terasa hangat di salah satu pipinya.

“Kamu bilang akan meminta bercerai! Kita tunggu saja tanggal mainnya, yang jelas memangnya kamu mau bercerai denganku, dan memangnya sudah siap melihat kedua orang tuamu mati karena malu memiliki anaknya seorang janda muda!” gertak Dhafi.

Aurelia pun langsung menoleh dan menatap pria itu dengan menajamkan netranya, lalu ...

PLAK!!

Untuk pertama kalinya Aurelia menampar wajah Dhafi, hingga pria itu terkesiap.

“Kamu! Sudah berani melawan ku ... huh!” bentak Dhafi.

“Sudah cukup selama tiga bulan ini Mas selalu menyiksaku, kesabaranku juga sudah habis Mas! Aku ini salah apa padamu hingga Mas membenciku!” balas Aurelia meninggikan suaranya, lalu mendorong dada pria itu, agar terlepas dari kungkungan suaminya. Dhafi yang baru terdiam sejenak, langsung sadar dan mengejar istrinya untuk memberikan pelajaran lagi.

Namun ...

“Berani mendekat, maka jangan salahkan aku melukaimu Mas!” kata Aurelia dengan lantangnya, satu tangannya pun sudah memegang pisau dapur, dan mengarahkan ke tubuh Dhafi.

“Aurel, jangan main-main ... itu benda tajam!” balas Dhafi sembari melangkah mundur.

Wanita yang biasanya agak takut dan selalu menurut pada Dhafi, tampak sangat berbeda seakan saat ini bukan Aurelia yang ada di dalam tubuhnya.

“Mas, boleh menyiksa tubuh dan hatiku! Tapi aku sangat tidak suka Mas mengucapkan kedua orang tua ku akan mati karena malu memiliki anak yang sudah janda!” sentak Aurelia dengan wajah garangnya.

Dhafi yang melihat Aurelia agak berbeda justru membuat hasrat pria itu bergelora. “Shitt, kenapa tiba-tiba menginginkannya!” umpat batin Dhafi.

Tanpa banyak bercakap lagi, melihat Aurelia sempat lengah, Dhafi langsung merebut pisau yang ada di tangan Aurelia, lalu dilemparkannya ke sembarangan tempat, kemudian meraih pinggang wanita itu, namun sayangnya Aurelia yang sempat memberontak membuat mereka kehilangan keseimbangan, alhasil mereka berdua terpeleset di lantai.

Aurelia sempat kehilangan napas, dan baru menyadari jika dirinya ada di atas tubuh Dhafi, sementara itu Dhafi menatap lekat wajah istrinya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Rupanya melihat sesuatu yang berbeda pada Aurelia, sempat membuat pria itu terkesima.

“AKKHH!” teriak Aurelia, ketika Dhafi memutar badannya, dan kini dialah yang ada di atas tubuh istrinya sendiri.

“Shitt, kenapa dia berdiri!” umpat batin Dhafi merasakan celana bagian dalamnya terasa menyesakkan.

“Berani ingin menyiksaku, aku tidak segan lagi untuk berteriak ... biar semua tahu!” ancam Aurelia, tidak main-main, netra tampak semakin tajam.

“Mas, ingat jangan sesekali menyentuh dan berhubungan intim dengan Aurelia, aku tidak rela. Jika sampai Mas menyentuhnya, maka aku minta bercerai.” Kata-kata Faiza tiba-tiba saja muncul di otak Dhafi, membuat pria itu mendengus kesal.

Dengan hasrat yang mulai terasa di ubun-ubun, pria itu bangkit dari atas tubuh Aurelia, lalu dia mengeluarkan selembar uang merah dan melempar nya ke wajah Aurelia.

“Jangan sesekali meminta cerai padaku!” bentak Dhafi, kemudian dia berlalu dan naik ke lantai 2 menuju kamarnya. Sementara itu Aurelia mengatur napasnya, kemudian duduk dengan mengusap dadanya yang masih berdebar-debar karena habis menghadapi suami kejamnya itu. Uang 100 ribu pun dia ambil dengan tersenyum getir.

 

...----------------...

Usai menuntaskan hasratnya dengan bersolo karir di kamar mandi yang ada di kamarnya, Dhafi mengemasi beberapa baju ke dalam tas besarnya, lalu kembali turun ke lantai bawah. Pria itu sempat celingak celinguk mencari keberadaan istrinya, namun sayangnya wanita itu tidak ada di rumah karena saat ini dia kabur ke warung Bu Tin dengan berbekal membawa uang 100 ribu dari Dhafi.

“Bu Tin, kira-kira punya saudara gak  yang mau jadi pengasuh balita. Kebetulan saudara saya lagi cari orang buat anak majikannya, baby sitternya berhenti kerja,” kata Lilis yang kebetulan masih nongkrong di warung Bu Tin.

Aurelia yang sudah ada di sana, langsung menatap Lilis. “Bu Lilis, saya boleh gak melamar jadi pengasuh?”

bersambung ...

Terpopuler

Comments

Anonim

Anonim

si iblis teringat ancaman selingkuhannya
coba memaksa memperkosa istri syahnya ...pasti terkaget-kaget karena ternyata masih perawan.

2024-02-18

2

Fitri

Fitri

Assalamualaikum.. yea.. akhirnya yg ada d otakku tertuang d sini, semangat aurel masa depanmu menanti, jangan biarkan lg orang toxic seperti dafi dan sepupumu menyiksamu... bangkitlah.. sayang😘😘😘

2024-01-16

2

Dewi Anggya

Dewi Anggya

gtuuuu Aurel ...Lawaaaan tendang klo bisa jagoan tempur diaa biar matiii gk bisa bangun lagiii🤭🤭✌️

2024-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Ampun Mas!
2 Gosip emak-emak
3 Kedatangan Faiza
4 Kekasih Dhafi
5 Curhat
6 Apa salahku Mas?
7 Emran Fathin
8 Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9 Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10 Hampir saja ...
11 Perlawanan Aurelia
12 Pertemuan pertama kali
13 Wawancara kerja
14 Dasar Iblis!
15 Tinggal seatap
16 Perdana jadi baby sitter
17 Menikmati peran sebagai baby sitter
18 Tudingan Dhafi
19 Kepergok
20 Perlawanan Aurelia
21 Dhafi pusing
22 Teguran Emran
23 Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24 Bersandiwara?
25 Teguran Bu Hana
26 Jadi janda itu aib!
27 Tidur sekamar
28 Dasar istri gak punya otak!
29 Siapa yang datang?
30 Daddy, Atha lapar!
31 Sanggahan Dhafi
32 Kedatangan Soraya
33 Minta nomor ponsel
34 Perkara ponsel
35 Mengantar Aurelia pulang
36 Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37 Luka di pinggang
38 Sentuhan lembut
39 Status belum menikah!
40 Make over
41 Korupsi
42 Calon istri saya!
43 Terima kasih, Tuan Emran.
44 Hinaan Soraya
45 Mengumpulkan bukti
46 Hukum alam
47 Kondisi terbaru
48 Amnesia Traumatis
49 Bu Hana syok
50 Menjenguk Aurelia
51 Keegoisan Bu Hana
52 Mengajukan perceraian
53 Mendoktrin Bu Ida
54 Dhafi terpesona
55 Istri kedua Mas Dhafi!
56 Kerusuhan di dalam ruang rawat
57 Jatuh talak
58 Niat baik untuk membantu
59 Ada apa dengan hatiku!
60 Perasaan Emran
61 Masakan Aurelia
62 Napas buatan
63 Memijat kaki
64 Hampir saja!
65 Kamu sangat berarti untuk saya
66 Mengurus perceraian
67 Sidang mediasi
68 Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69 Sekilas Info
70 Janda Muda
71 Emran melobi
72 Calon Mommy Athallah
73 Ungkapan hati Emran
74 Malam yang indah
75 Boleh panggil Mommy?
76 Jalan-jalan
77 Soraya kepanasan
78 Hancurnya Soraya
79 Pulang kampung
80 Kondangan Yuk!
81 Resepsi pernikahan
82 Bocah rusuh
83 Janda tapi perawan
84 Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ampun Mas!
2
Gosip emak-emak
3
Kedatangan Faiza
4
Kekasih Dhafi
5
Curhat
6
Apa salahku Mas?
7
Emran Fathin
8
Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9
Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10
Hampir saja ...
11
Perlawanan Aurelia
12
Pertemuan pertama kali
13
Wawancara kerja
14
Dasar Iblis!
15
Tinggal seatap
16
Perdana jadi baby sitter
17
Menikmati peran sebagai baby sitter
18
Tudingan Dhafi
19
Kepergok
20
Perlawanan Aurelia
21
Dhafi pusing
22
Teguran Emran
23
Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24
Bersandiwara?
25
Teguran Bu Hana
26
Jadi janda itu aib!
27
Tidur sekamar
28
Dasar istri gak punya otak!
29
Siapa yang datang?
30
Daddy, Atha lapar!
31
Sanggahan Dhafi
32
Kedatangan Soraya
33
Minta nomor ponsel
34
Perkara ponsel
35
Mengantar Aurelia pulang
36
Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37
Luka di pinggang
38
Sentuhan lembut
39
Status belum menikah!
40
Make over
41
Korupsi
42
Calon istri saya!
43
Terima kasih, Tuan Emran.
44
Hinaan Soraya
45
Mengumpulkan bukti
46
Hukum alam
47
Kondisi terbaru
48
Amnesia Traumatis
49
Bu Hana syok
50
Menjenguk Aurelia
51
Keegoisan Bu Hana
52
Mengajukan perceraian
53
Mendoktrin Bu Ida
54
Dhafi terpesona
55
Istri kedua Mas Dhafi!
56
Kerusuhan di dalam ruang rawat
57
Jatuh talak
58
Niat baik untuk membantu
59
Ada apa dengan hatiku!
60
Perasaan Emran
61
Masakan Aurelia
62
Napas buatan
63
Memijat kaki
64
Hampir saja!
65
Kamu sangat berarti untuk saya
66
Mengurus perceraian
67
Sidang mediasi
68
Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69
Sekilas Info
70
Janda Muda
71
Emran melobi
72
Calon Mommy Athallah
73
Ungkapan hati Emran
74
Malam yang indah
75
Boleh panggil Mommy?
76
Jalan-jalan
77
Soraya kepanasan
78
Hancurnya Soraya
79
Pulang kampung
80
Kondangan Yuk!
81
Resepsi pernikahan
82
Bocah rusuh
83
Janda tapi perawan
84
Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!