Wawancara kerja

Ruang kerja

Aurelia sudah mengganti pakaian basahnya dengan pakaian bersih milik salah satu maid, dan kini dia sudah duduk dengan gugupnya di tengah-tengah sorot netra Emran dan Mama Syifa. Tak bisa dipungkiri jika menatap netra elang Emran, membuat degup jantungnya berirama lebih cepat, sama seperti hal ketika dia pertama kali melihat kedatangan Dhafi. Hati wanita mana pun tidak bisa menampik jika netra elang Emran bisa menghipnotis wanita mana pun, mungkin termasuk Aurelia. Namun, sebagai wanita yang sudah memiliki suami, diturunkanlah pandangan matanya, lalu mengalihkannya pada lantai marmer yang diinjaknya.

“Perkenalkan diri kamu.” Suara bariton yang terdengar berat namun terasa penuh wibawa sebagai pimpinan, kini terdengar lagi di telinga Aurelia.

“N-nama saya Aurelia, usai saya 18 tahun, Tuan,” jawab Aurelia terdengar gugup, sedikit menaikkan pandangannya, lalu kembali menunduk.

“Masih muda juga, kamu dari yayasan mana?” tanya Mama Sfiya yang kini bergantian bertanya.

Wanita muda itu menatap wanita tua yang masih terlihat cantik. “Maaf Nyonya, saya tidak dari yayasan manapun, kebetulan saya tahunya dari tetangga yang kebetulan saudaranya bekerja disini, kalau tidak salah Pak Yusuf namanya,” imbuh Aurelia dengan hati-hati berkata.

“Berarti kamu tidak punya pengalaman kerja mengasuh anak?” Emran kembali bertanya dengan tatapan dinginnya.

Aurelia mengalihkan tatapan ke pria tampan itu, dan kembali gugup. “I-iya Tuan, saya memang tidak ada pengalaman mengasuh anak, tapi saya terbiasa mengasuh adik saya dari bayi,” jawab Aurelia apa adanya, dan di saat itu juga dia kembali tertunduk lemas jika sudah ditanyakan pengalaman kerjanya, pasrah jika dia tidak diterima kerja.

Emran mendesah kecewa, kemudian menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya, sesekali dia menatap Mama Syifa yang masih betah menatap Aurelia, sedangkan dirinya sudah malas mengajukan pertanyaan setelah tahu background pengalaman kerjanya tidak ada.

Suasana terasa hening sejenak ...

“Kamu suka dengan anak kecil?” tanya Mama Syifa, kembali teringat saat Aurelia menolong Athallah.

Dalam pandangan yang tertunduk, Aurelia mengangguk pelan. “Iya Nyonya, saya sangat menyukai anak kecil,” jawab jujur Aurelia.

“Baiklah, kamu di terima menjadi pengasuh Athallah, anak yang tadi kamu tolong. Tapi tetap harus melalui uji coba selama sebulan, jika pekerjaan kamu bagus, telaten mengurus cucu saya, maka akan kita perpanjang kontrak kerja kamu. Jadi mulai besok kamu sudah bisa bekerja dan tinggal di sini,” kata Mama Syifa.

Wajah Aurelia langsung berseri-seri ketika menatap Mama Syifa, tak menyangka dirinya diterima kerja, namun ada hal yang belum dia siap yaitu tinggal di mansion.

“Alhamdulillah, terima kasih Nyonya, tapi bisakah saya tidak tinggal di sini?” tanya Aurelia, agak tidak enak hati untuk bertanya.

“Kenapa? Semua baby sitter yang bekerja sebelumnya memang tinggal di sini,” kata Mama Syifa, sementara Emran tidak banyak bertanya, jika sudah mamanya ikut campur.

“Kalau diizinkan saya kerjanya pergi pulang Nyonya, kebetulan saya sudah menikah dan rumah saya juga tidak terlalu jauh dari sini,” jawab Aurelia pelan.

Netra Mama Syifa melebar, sedangkan Emran hanya mengusap keningnya setelah mendengar wanita muda itu sudah menikah di usia 18 tahun.

“Kamu sudah menikah, usia kamu masih terbilang muda loh!” ucap Mama Syifa.

“I-iya Nyonya, setelah lulus sekolah, saya menikah ... dan baru tiga bulan yang lalu,” jawab Aurelia terdengar ada nada penyesalan.

Emran menarik dirinya dari sandaran kursinya, kemudian mengamati wajah wanita muda itu. “Sudah Mah, kita coba dulu dalam sebulan ini. Jika statusnya sudah menikah juga tidak masalah, yang penting bisa bekerja mengurus Athallah, kalau tidak bisa bekerja, tinggal kita cari kandidat yang lain,” timpal Emran dengan tegasnya, lagi pula jika baby sitternya sudah menikah, berarti dia tidak memiliki pengasuh yang genit padanya, karena sudah beberapa kali ganti baby sitter, banyak yang sibuk mencari perhatiannya ketimbang memperhatikan Athallah.

Mama Syifa pun menganggukkan kepala, tanda menyetujuinya.

“Ya sudah Aurel, kalau begitu jam kerja kamu mulai masuk jam 7 pagi hingga jam 7 malam, gaji kamu untuk di awal masa percobaan sebesar 4 juta, untuk makan selama di sini akan tersedia, dan besok sudah mulai bekerja,” lanjut kata Emran.

Aurelia menarik sudut bibirnya saat mendengar keputusan Emran, sama sekali tidak dipersulit, benar-benar tak disangkanya. Emran pun sebenarnya juga sudah pusing waktunya banyak tersita mencari pengasuh anaknya, walau sebenarnya dia tipe perfeksionis jika mencari pengasuh, tapi kali ini di luar standarnya, anggap saja bayar hutang budi telah menolong Athallah.

“Alhamdulillah, terima kasih Tuan dan Nyonya saya sudha diterima bekerja di sini, InsyaAllah saya akan bekerja semaksimal mungkin. Terima kasih,” ungkap kebahagian Aurelia. Wanita itu pun beranjak dari duduknya dan menghampiri Mama Syifa, dia mencium punggung tangan wanita tua itu, lalu lanjut menciumnya punggung tangan Emran, tapi ...

DEG!

Emran terdiam saat tangannya dikecup oleh Aurelia, walau di budaya kita sudah terbiasa jika yang muda salim hormat pada yang lebih tua. Sedangkan Aurelia tiba-tiba canggung setelah mengecup tangan pria itu yang amat wangi, usai sadar dia menarik tangannya sendiri.

“Maaf Tuan,” jawab Aurelia begitu lirih.

...----------------...

Hari menjelang sore, Aurelia dan Lilis kembali pulang dari mansion, dengan hati yang bahagia wanita muda itu selalu mengucapkan rasa terima kasihnya pada Lilis, karena melalui Lilis lah dia bisa mendapatkan pekerjaan, yang dibukakan pintunya oleh Allah.

Sekarang mereka berdua tidak langsung ke rumah masing-masing, tapi mampir sejenak ke rumah Bu Tin.

“Alhamdulilah, Neng ... ibu ikutan senang kamu diterima kerja. Jadi kamu boleh pulang pergi, tidak tinggal di sana?” tanya Bu Tin.

“Iya Bu, saya diizinkan untuk tidak tinggal di sana, jadi bisa pulang pergi,” jawab Aurelia, tersenyum hangat. Namun, senyumannya tiba-tiba saja redup teringat jika dia berangkat pulang pergi dari rumah ke mansion, berarti butuh ongkos. Sedangkan uang yang dia miliki hanya 100 rb, itu pun sudah berkurang untuk bayar hutang sayur, lalu sore ini dia mau beli beras dan telur di warung Bu Tin. Jadi uang dari mana buat ongkos kerjanya? Tidak mungkinkan dia minta gaji di bayar di muka.

“Loh kok tiba-tiba kamu jadi diam?” tanya Bu Tin dengan tatapan menyelidiknya.

“Anu Bu ... baru ingat kalau kerjanya bolak balik, berarti saya butuh—“ Ah gak sanggup Aurelia melanjutkan ucapannya, di satu sisi dia senang diterima kerja, namun di satu sisi dia masih memiliki kekurangan yaitu uang.

Bu Tin tersenyum tipis dan sangat paham dengan maksud kata Aurelia, karena dia juga pernah mengalami saat anaknya pertama kali diterima bekerja di salah satu pabrik. Wanita paruh baya itu pun meninggalkan Aurelia dan Lilis sejenak menuju warungnya, kemudian tak lama dia kembali lagi, dan duduk di hadapan Aurelia.

“Neng, ini ibu ada uang ... kamu pakai dulu buat ongkos kerja kamu, nanti kalau sudah gajian, baru kamu pulangin uang ibu,” kata Bu Tin sangat tulus membantu, sembari menyodorkan amplop putih ke tangan Aurelia.

Tangan Aurelia gemetar menerimanya, netranya pun berbinar-binar. “Bu ...”

“Ambillah, kamu pasti butuh buat ongkos kerjakan,” kata Bu Tin agak memaksa.

Tetangga adalah saudara yang paling terdekat dengan keberadaan kita, maka dari itu baik-baik lah bersikap pada tetangga, karena mereka penolong pertama kita di saat keadaan yang tak terduga.

“Ya Allah, saya gak menyangka Ibu sudah banyak membantu saya. Alhamdulillah, terima kasih banyak Bu Tin, insya Allah setelah gajian akan saya ganti uangnya,” jawab Aurelia bergetar dengan meneteskan air mata terharunya. Lilis yang ada di antara mereka, mengusap lembut tangan wanita muda itu.

Terkadang menurut kita membantu seseorang walau tidak seberapa besarnya adalah hal yang biasa saja, akan tetapi buat orang  yang menerima kebaikan itu adalah hal yang luar biasa, karena kebaikan yang diterimanya telah membuka jalan orang tersebut dari kesusahannya. Dan kebaikan tersebut menjadi ladang pahala bagi yang melakukannya.

bersambung ...

Terpopuler

Comments

Ople Ndut

Ople Ndut

Bu tin baik bangeeet...ga kyak tetangga2 komplek yang doyan ngegosip 😃😃😃😃

2024-05-04

0

LENY

LENY

TERHARU THOR DUH BU TIN BAIK BANGET ALHAMDULILLAH

2024-03-05

0

Alanna Th

Alanna Th

tetanggaq lmyn baik. smoga dhafy tdk mrmps gaji aurel

2024-01-13

2

lihat semua
Episodes
1 Ampun Mas!
2 Gosip emak-emak
3 Kedatangan Faiza
4 Kekasih Dhafi
5 Curhat
6 Apa salahku Mas?
7 Emran Fathin
8 Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9 Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10 Hampir saja ...
11 Perlawanan Aurelia
12 Pertemuan pertama kali
13 Wawancara kerja
14 Dasar Iblis!
15 Tinggal seatap
16 Perdana jadi baby sitter
17 Menikmati peran sebagai baby sitter
18 Tudingan Dhafi
19 Kepergok
20 Perlawanan Aurelia
21 Dhafi pusing
22 Teguran Emran
23 Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24 Bersandiwara?
25 Teguran Bu Hana
26 Jadi janda itu aib!
27 Tidur sekamar
28 Dasar istri gak punya otak!
29 Siapa yang datang?
30 Daddy, Atha lapar!
31 Sanggahan Dhafi
32 Kedatangan Soraya
33 Minta nomor ponsel
34 Perkara ponsel
35 Mengantar Aurelia pulang
36 Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37 Luka di pinggang
38 Sentuhan lembut
39 Status belum menikah!
40 Make over
41 Korupsi
42 Calon istri saya!
43 Terima kasih, Tuan Emran.
44 Hinaan Soraya
45 Mengumpulkan bukti
46 Hukum alam
47 Kondisi terbaru
48 Amnesia Traumatis
49 Bu Hana syok
50 Menjenguk Aurelia
51 Keegoisan Bu Hana
52 Mengajukan perceraian
53 Mendoktrin Bu Ida
54 Dhafi terpesona
55 Istri kedua Mas Dhafi!
56 Kerusuhan di dalam ruang rawat
57 Jatuh talak
58 Niat baik untuk membantu
59 Ada apa dengan hatiku!
60 Perasaan Emran
61 Masakan Aurelia
62 Napas buatan
63 Memijat kaki
64 Hampir saja!
65 Kamu sangat berarti untuk saya
66 Mengurus perceraian
67 Sidang mediasi
68 Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69 Sekilas Info
70 Janda Muda
71 Emran melobi
72 Calon Mommy Athallah
73 Ungkapan hati Emran
74 Malam yang indah
75 Boleh panggil Mommy?
76 Jalan-jalan
77 Soraya kepanasan
78 Hancurnya Soraya
79 Pulang kampung
80 Kondangan Yuk!
81 Resepsi pernikahan
82 Bocah rusuh
83 Janda tapi perawan
84 Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ampun Mas!
2
Gosip emak-emak
3
Kedatangan Faiza
4
Kekasih Dhafi
5
Curhat
6
Apa salahku Mas?
7
Emran Fathin
8
Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9
Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10
Hampir saja ...
11
Perlawanan Aurelia
12
Pertemuan pertama kali
13
Wawancara kerja
14
Dasar Iblis!
15
Tinggal seatap
16
Perdana jadi baby sitter
17
Menikmati peran sebagai baby sitter
18
Tudingan Dhafi
19
Kepergok
20
Perlawanan Aurelia
21
Dhafi pusing
22
Teguran Emran
23
Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24
Bersandiwara?
25
Teguran Bu Hana
26
Jadi janda itu aib!
27
Tidur sekamar
28
Dasar istri gak punya otak!
29
Siapa yang datang?
30
Daddy, Atha lapar!
31
Sanggahan Dhafi
32
Kedatangan Soraya
33
Minta nomor ponsel
34
Perkara ponsel
35
Mengantar Aurelia pulang
36
Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37
Luka di pinggang
38
Sentuhan lembut
39
Status belum menikah!
40
Make over
41
Korupsi
42
Calon istri saya!
43
Terima kasih, Tuan Emran.
44
Hinaan Soraya
45
Mengumpulkan bukti
46
Hukum alam
47
Kondisi terbaru
48
Amnesia Traumatis
49
Bu Hana syok
50
Menjenguk Aurelia
51
Keegoisan Bu Hana
52
Mengajukan perceraian
53
Mendoktrin Bu Ida
54
Dhafi terpesona
55
Istri kedua Mas Dhafi!
56
Kerusuhan di dalam ruang rawat
57
Jatuh talak
58
Niat baik untuk membantu
59
Ada apa dengan hatiku!
60
Perasaan Emran
61
Masakan Aurelia
62
Napas buatan
63
Memijat kaki
64
Hampir saja!
65
Kamu sangat berarti untuk saya
66
Mengurus perceraian
67
Sidang mediasi
68
Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69
Sekilas Info
70
Janda Muda
71
Emran melobi
72
Calon Mommy Athallah
73
Ungkapan hati Emran
74
Malam yang indah
75
Boleh panggil Mommy?
76
Jalan-jalan
77
Soraya kepanasan
78
Hancurnya Soraya
79
Pulang kampung
80
Kondangan Yuk!
81
Resepsi pernikahan
82
Bocah rusuh
83
Janda tapi perawan
84
Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!