Dasar Iblis!

 

Setelah tiga bulan Aurelia tidak tersenyum, sore ini dia tak henti-hentinya tersenyum dengan rasa syukur yang tak terhingga, dan sudah membayangkan besok ada kegiatan baru yang akan dijalaninya. Matahari sudah tergantikan dengan gelapnya malam, sebelum Lilis dan Aurelia pamit pulang Bu Tin menawarkan untuk makan malam bersama, walau dengan lauk seadanya ternyata sungguh nikmat kalau makan dengan hati yang gembira.

Aurelia pun menerima ajakan Bu Tin karena berpikir jika dia pulang ke rumah sekarang tidak ada Dhafi karena pulangnya selalu malam, jadi dia bisa sedikit santai. Sekitar jam 19.30 wib, Aurelia baru berpamitan pulang, dan setibanya di depan rumahnya, wanita itu menahan napas sejenak saat melihat mobil milik Dhafi sudah terparkir di halaman rumah. Raut wajah bahagianya langsung meredup seketika itu juga.

“Tumben, dia sudah pulang,” gumam Aurelia, mendesah pelan, lalu kembali melanjutkan langkah kakinya untuk masuk ke dalam. Diputarnya kenop pintu depan rumah, lalu netranya sudah menangkap dua orang yang sedang bermesraan di ruang tamu.

Dhafi yang merasa mendengar pintu terbuka, mengurai dekapannya dan Faiza menoleh ke arah pintu dengan senyuman sinisnya. Sesak sekali hati Aurelia melihat kemesraan mereka berdua, namun dia berusaha untuk menguatkan hatinya. Tanpa menyapa kedua orang tersebut Aurelia kembali melangkah kakinya menuju kamarnya.

Sementara itu Dhafi bangkit dari duduknya lalu menghalau keberadaan Aurelia. “Hebat dari mana saja kamu! sudah pintar ya sekarang kelayapan di luar sana, dan meninggalkan rumah kosong sampai malam begini!” hardik Dhafi dengan menelisik penampilan istrinya dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, sungguh sangat berbeda dari biasanya pikir Dhafi.

Aurelia mendongakkan wajahnya dan menatap lekat wajah suaminya. “Memangnya aku penjaga rumah yang harus selalu menjaga rumah ini! Dan jika memang aku sudah pintar, memangnya kenapa! Bukankah Mas tidak mau tahu aku sudah pintar atau bodoh, dan tidak mau tahu aku melakukan apapun baik di rumah maupun di luar rumah!” balik berkata Aurelia dengan keberanian yang mulai muncul di dirinya.

Dhafi mengetatkan rahangnya dan menajamkan netranya setelah melihat kembali istrinya berani menantangnya, Faiza yang ada di antara mereka berdua, sempat melirik lalu memisahkan diri menuju dapur, buat apa ikut campur pikir Faiza.

Ingin rasanya Aurelia mengacuhkan suaminya, apalagi dia memergoki kembali suaminya bermesraan di rumah mereka, sakit hatinya kembali berlipat ganda, luka lama belum terobati sudah datang kembali luka baru.

Aurelia memutar malas bola matanya, dan sedikit mendorong badan Dhafi yang masih menghalangi jalannya, akan tetapi ...

“Akkhh,” pekik Aurelia, pergelangan tangannya dicekal oleh Dhafi dan menggereknya ke kamar wanita itu.

BRAKK!

Pintu kamar terbanting dengan kerasnya, tubuh Aurelia pun dihempaskannya di atas ranjang, dan Dhafi langsung mengunci pintu kamar. Wanita muda itu yang kini berada di atas ranjang bergegas bangkit, dan menatap ke sekeliling sudut kamarnya seperti mencari barang yang bisa menjadi tamengnya.

Dhafi menyeringai tipis, kedua tangannya membuka dasinya yang masih melekat di lehernya.

“Jangan macam-macam Mas, aku akan berteriak!” ancam Aurelia, melangkah mundur.

Dibalik ketakutan wajah Aurelia, dia juga mendesah karena tak ada satupun barang yang bisa dia gunakan untuk melawan Dhafi. Tubuh Aurelia pun tertangkap oleh suaminya, dengan sigap bibir wanita muda itu ditutup oleh dasi milik Dhafi, kemudian kedua tangan Aurelia diikat ke belakang dengan rok mukena yang ada di kamar Aurelia.

Aurelia menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat Dhafi membuka tali pinggang dari celana panjang nya, wanita itu pun berteriak namun tak terdengar karena sudah dibekap oleh dasi. Tak mau kehabisan akal wanita itu memundurkan langkah kakinya.

“Mau lari ke mana kamu Aurelia!” sentak Dhafi, sabetan tali pinggangnya belum mengenai tubuh istrinya, karena wanita itu berhasil menjauhkan dirinya.

“Daasaaar iiiibblis!” maki Aurelia dibalik dasi yang menutupi mulutnya. Dengan tubuhnya yang terasa lelah, Aurelia tetap berusaha menghindari sabetan suaminya, hingga terjadilah kejar kejaran di kamar yang berukuran 8x6 m itu, dengan kedua kakinya dia turut menendang tubuh Dhafi semampunya. Pria itu juga untuk pertama kalinya kewalahan untuk menghukum istrinya yang telah meninggalkan rumah tanpa seizinnya.

“Berani sekali kamu melawan suami mu ini ya, sudah pergi seenaknya tanpa berpamitan ... HUH!” sentak Dhafi saat bisa mengungkung Aurelia, dengan deru napasnya yang sudah naik turun karena engos-engosan. Aurelia membulatkan netranya saat pria itu menajamkan netranya, tubuhnya pun menggeliat dan memberontak dibawah kungkungan suaminya.

“AAKHH!” teriak Aurelia, ketika Dhafi dengan sengajanya menindih tubuhnya yang besar itu, tak bisa dipungkiri tubuh pria itu menegang, semakin Aurelia menggeliat dan memberontak di bawah tubuhnya, hasratnya semakin menggelora.

“SAKIT!” teriak Aurelia, dadanya semakin sesak karena menahan bobot Dhafi, pria itu tersenyum jahat, dia pun semakin mengerat dekapannya hingga wanita itu mendesah karena terasa sesak, entah kenapa melihat reaksi Aurelia kesakitan, Faiza terlupakan.

Untuk pertama kali Dhafi melihat pesona Aurelia dibalik dandanannya yang kampungan, ada sensasi sensual saat wanita itu menggeliat dan mendongakkan kepalanya ke atas, leher jenjangnya yang seputih susu terlihat menggoda, wangi tubuh yang menyeruak ternyata tidak seburuk Dhafi pikirkan, ternyata amat memabukkan padahal wanita itu tidak menggunakan parfum mahal. Ya, inilah pertama kali Dhafi mengungkung istri sahnya, dan kali ini juga dia menyentuh istrinya dalam arti sedang tidak memukulnya.

“AAAHH,” teriak Dhafi, usai kening Aurelia membentur keningnya dengan sekeras mungkin. Pria itu pun menjatuhkan dirinya ke samping Aurelia dan menggaduh kesakitan keningnya, sementara itu Aurelia langsung bangkit dari atas ranjang, lalu berusaha membuka ikatan tangannya dan ikatan mulutnya. Kemudian mengambil tali pinggang suaminya yang sudah tergeletak dilantai.

“Kamu pikir aku akan merelakan tubuhku disabet atau dipukul olehmu Mas! Untuk sekarang jelas tidak!” hardik Aurelia menunjukkan wajah garangnya.

Entah kena kerasukan setan apa, Aurelia melayangkan tali pinggang itu ke tubuh Dhafi, tapi sayangnya tangan Dhafi sigap meraih gespernya dan menarik gesper itu hingga Aurelia terhuyung dan terjatuh di atas tubuh suaminya.

“Ternyata semakin lama, wujud kamu mulai berubah ... hem, mulai berani melawan suami mu ini!” ucap Dhafi, kedua lengannya merangkul erat pinggang ramping itu.

Wanita itu menajamkan netranya. “Suami mana! Bukankah aku tidak pernah dianggap sebagai istrimu, dan buat apa aku menganggap Mas sebagai suamiku!” jawab Aurelia dengan lantangnya.

Lagi-lagi Dhafi dibuat terhenyak dengan pesona Aurelia yang selama ini tersembunyi, yang selama ini terlihat rapuh dan cengeng, sejak pagi dia melihat sosok Aurelia yang berani melawannya.

“AKKH!” teriak Aurelia ketika punggungnya dientakkan oleh Dhafi agar dadanya yang berisi lebih menempel dengannya.

“Jangan sembarang ngomong kamu! Aku adalah suamimu!” bentak Dhafi, tidak terima dengan jawaban Aurelia.

Wanita muda itu pun mendongakkan wajahnya agar bisa menatap wajah tampan suaminya.

“Cuih!” Aurelia meludahi wajah suaminya, kemudian tersenyum smirk.

Dhafi membulatkan netranya saat wajahnya diludahi oleh Aurelia, hatinya mulai meradang dan menggeram. Kemanakah cinta Aurelia yang begitu besarnya untuk Dhafi? Mungkinkah mulai terkikiskan?

Bersambung ...

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

LENY

LENY

BAGUS AURELIA JGN MAU DISIKSA TERUS CERAI AJA LBH TERHORMAT JD JANDA DRPD DISIKSA TERUS.

2024-03-05

0

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

panjangnya bolong

2024-02-20

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

skr bisa bilang suami .....lawan aj Aurel suami durjana model neraka ituuuuu😂😂😂

2024-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Ampun Mas!
2 Gosip emak-emak
3 Kedatangan Faiza
4 Kekasih Dhafi
5 Curhat
6 Apa salahku Mas?
7 Emran Fathin
8 Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9 Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10 Hampir saja ...
11 Perlawanan Aurelia
12 Pertemuan pertama kali
13 Wawancara kerja
14 Dasar Iblis!
15 Tinggal seatap
16 Perdana jadi baby sitter
17 Menikmati peran sebagai baby sitter
18 Tudingan Dhafi
19 Kepergok
20 Perlawanan Aurelia
21 Dhafi pusing
22 Teguran Emran
23 Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24 Bersandiwara?
25 Teguran Bu Hana
26 Jadi janda itu aib!
27 Tidur sekamar
28 Dasar istri gak punya otak!
29 Siapa yang datang?
30 Daddy, Atha lapar!
31 Sanggahan Dhafi
32 Kedatangan Soraya
33 Minta nomor ponsel
34 Perkara ponsel
35 Mengantar Aurelia pulang
36 Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37 Luka di pinggang
38 Sentuhan lembut
39 Status belum menikah!
40 Make over
41 Korupsi
42 Calon istri saya!
43 Terima kasih, Tuan Emran.
44 Hinaan Soraya
45 Mengumpulkan bukti
46 Hukum alam
47 Kondisi terbaru
48 Amnesia Traumatis
49 Bu Hana syok
50 Menjenguk Aurelia
51 Keegoisan Bu Hana
52 Mengajukan perceraian
53 Mendoktrin Bu Ida
54 Dhafi terpesona
55 Istri kedua Mas Dhafi!
56 Kerusuhan di dalam ruang rawat
57 Jatuh talak
58 Niat baik untuk membantu
59 Ada apa dengan hatiku!
60 Perasaan Emran
61 Masakan Aurelia
62 Napas buatan
63 Memijat kaki
64 Hampir saja!
65 Kamu sangat berarti untuk saya
66 Mengurus perceraian
67 Sidang mediasi
68 Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69 Sekilas Info
70 Janda Muda
71 Emran melobi
72 Calon Mommy Athallah
73 Ungkapan hati Emran
74 Malam yang indah
75 Boleh panggil Mommy?
76 Jalan-jalan
77 Soraya kepanasan
78 Hancurnya Soraya
79 Pulang kampung
80 Kondangan Yuk!
81 Resepsi pernikahan
82 Bocah rusuh
83 Janda tapi perawan
84 Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ampun Mas!
2
Gosip emak-emak
3
Kedatangan Faiza
4
Kekasih Dhafi
5
Curhat
6
Apa salahku Mas?
7
Emran Fathin
8
Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9
Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10
Hampir saja ...
11
Perlawanan Aurelia
12
Pertemuan pertama kali
13
Wawancara kerja
14
Dasar Iblis!
15
Tinggal seatap
16
Perdana jadi baby sitter
17
Menikmati peran sebagai baby sitter
18
Tudingan Dhafi
19
Kepergok
20
Perlawanan Aurelia
21
Dhafi pusing
22
Teguran Emran
23
Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24
Bersandiwara?
25
Teguran Bu Hana
26
Jadi janda itu aib!
27
Tidur sekamar
28
Dasar istri gak punya otak!
29
Siapa yang datang?
30
Daddy, Atha lapar!
31
Sanggahan Dhafi
32
Kedatangan Soraya
33
Minta nomor ponsel
34
Perkara ponsel
35
Mengantar Aurelia pulang
36
Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37
Luka di pinggang
38
Sentuhan lembut
39
Status belum menikah!
40
Make over
41
Korupsi
42
Calon istri saya!
43
Terima kasih, Tuan Emran.
44
Hinaan Soraya
45
Mengumpulkan bukti
46
Hukum alam
47
Kondisi terbaru
48
Amnesia Traumatis
49
Bu Hana syok
50
Menjenguk Aurelia
51
Keegoisan Bu Hana
52
Mengajukan perceraian
53
Mendoktrin Bu Ida
54
Dhafi terpesona
55
Istri kedua Mas Dhafi!
56
Kerusuhan di dalam ruang rawat
57
Jatuh talak
58
Niat baik untuk membantu
59
Ada apa dengan hatiku!
60
Perasaan Emran
61
Masakan Aurelia
62
Napas buatan
63
Memijat kaki
64
Hampir saja!
65
Kamu sangat berarti untuk saya
66
Mengurus perceraian
67
Sidang mediasi
68
Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69
Sekilas Info
70
Janda Muda
71
Emran melobi
72
Calon Mommy Athallah
73
Ungkapan hati Emran
74
Malam yang indah
75
Boleh panggil Mommy?
76
Jalan-jalan
77
Soraya kepanasan
78
Hancurnya Soraya
79
Pulang kampung
80
Kondangan Yuk!
81
Resepsi pernikahan
82
Bocah rusuh
83
Janda tapi perawan
84
Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!