Tinggal seatap

Tidak dianggap suami oleh Aurelia, harusnya Dhafi tidak perlu marah, bukankah dia juga tidak menganggap wanita yang dia peluk sebagai istrinya. Harusnya impas bukan!

Ketika sepasang suami istri sedang ribut di kamar, Faiza terlihat sibuk menyiapkan makan malam khusus untuk dirinya bersama Dhafi, dilihat sudah selesai dan tertata rapi di meja makan, wanita berkulit kuning langsat itu pun mencari keberadaan pria itu.

“Mas Dhafi, makan malam sudah siap. Mas Dhafi ada di mana, sayang?” suara Faiza agak berteriak saat memanggil suami sirinya.

Aurelia yang mendengar teriakan saudara sepupunya menyunggingkan senyum getirnya, sementara itu Dhafi masih menatap wajah istri sahnya.

“Sepertinya kekasih pujaan hatimu sedang mencari mu, Mas Dhafi sayang,” cemooh Aurelia.

“Aaahh!” Aurelia kembali dibuat terkejut dengan gerakan Dhafi yang kini berada diatas tubuhnya, dan wajah pria itu tampak garang.

“Kali ini kamu selamat dari tanganku karena panggilan saudaramu, dan perlu kamu ketahui kalau kekasihku akan tinggal di sini selama beberapa minggu. Dan selama dia di sini, kamu harus melayaninya dengan baik!” ucap Dhafi, dengan penuh penekanan.

Sejenak Aurelia bergeming mendengarnya, bayangkan saja selingkuhan suaminya akan tinggal satu atap dengannya, melihat suaminya bermesraan saja sudah nyeri hatinya, lantas sekarang dia harus menerima kehadiran wanita lain itu walau dia masih saudaranya sendiri. “Ya Allah, rencana apalagi yang Engkau buat untuk diriku,” batin Aurelia merintih.

Pria itu menyeringai saat melihat istrinya diam begitu saja, namun adiknya tak bisa diam berdiri dibalik celana panjangnya, dia berkedut dan mengembang di atas bagian intim Aurelia, padahal hanya bersentuhan, sementara dia dengan Faiza butuh pemanasan yang lama agar mengembang secara sempurna.

“Sialan, kenapa dia bisa bangun dengan cepatnya!” umpat batin Dhafi, menahan hasratnya untuk tidak menggeseknya dan masih menatap wajah Aurelia.

“Aku bukan pelayan, yang harus melayani selingkuhan mu itu Mas!” balas Aurelia lantang, kedua tangan wanita itu mendorong tubuh pria itu agar melepaskan dirinya, namun pria itu makin menindihinya.

“Jangan membantah perintahku Aurelia!” sentak Dhafi, entah kenapa kepala pria itu tiba-tiba menyelusup ke ceruk leher wanita itu dan menghirup aroma leher istrinya, pinggulnya pun bergerak lebih menekan dan menggesekkan adiknya ke atas bagian intim Aurelia.

“MAS!” Aurelia yang merasa sesak, tubuhnya menggeliat dan tanpa dia sadari turut merasakan ada yang menganjal di bagian atas intimnya, namun tak berhenti memberontak agar lepas dari kungkungan Dhafi, kedua kakinya sudah terkunci dengan kaki Dhafi hingga tidak bebas melakukan perlawanan.

Dhafi tidak peduli dengan panggilan Faiza yang begitu menggema di luar kamar, hasratnya sudah berada di puncak, padahal mereka berdua tidak dalam keadaan berhubungan intim, namun ternyata emosi Aurelia mampu menaikkan gejolak hasratnya dengan mudah. Pria itu masih mengunci  pergerakan Aurelia, dan membiarkan kedua tangan mungilnya memukul dirinya sekuat tenaganya, sentuhan dan gesekkan tersebut ternyata membuat Dhafi mabuk kepayang, ditambah tubuh Aurelia menggeliat tak henti-hentinya di bawah kungkungannya.

“Aakh ....” Dhafi menahan suara erangannya ketika dirinya sudah mencapai puncak tanpa menggauli istrinya, namun suara lacknat itu terdengar jelas di telinga Aurelia karena wajah pria itu selalu berada di ceruknya, baru kali ini Dhafi bisa mencapai puncak tanpa adanya penyatuan.

“Bukankah aku terlihat najis selama ini untuk disentuh olehmu Mas, mengapa Mas menyentuhku!” tegur Aurelia.

Dengan napas yang masih terengah-engah karena habis mengeluarkan nikmatnya surga dunia, pria itu bangkit dari atas tubuhnya dan memalingkan wajahnya dari tatapan Aurelia, lalu keluar dari kamar istrinya.

“Kenapa-kenapa aku bisa begini dengan Aurelia?” gumam Dhafi tanda tanya, dan dia bergegas ke kamarnya sendiri untuk membersihkan dirinya.

Aurelia yang ditinggalkan begitu saja tertawa getir, namun netranya  berkaca-kaca. Seharusnya dia bahagia saat suaminya memeluk erat dirinya dan mengecup lehernya beberapa kali, tapi ini entah kenapa terasa menyakitkan untuknya, bukan sesuatu yang patut membahagiakan. Karena dia terlebih dahulu telah melihat suaminya mencium Faiza.

...----------------...

Setelah kejadian tadi Aurelia tidak keluar dari kamarnya, karena dirinya pun malas bertemu dengan sepupunya yang kini katanya akan tinggal di rumah mereka. Sedangkan Faiza terlihat semangat sekali melayani Dhafi makan malam serta menemani. Di saat menyantap makan malam itu, sesekali ujung ekor Dhafi melirik pintu kamar Aurelia yang sedari tadi belum keluar dari kamarnya.

“Gimana Mas, masakan ku enak kan?” tanya Faiza sembari menyantap makanan.

“Mmm, enak,” jawab datar Dhafi. Kalau mengenai masakan siapa yang enak, Dhafi mengakui jika masakan Aurelia justru lebih enak ketimbang Faiza, tapi tidak mungkin mengakui di depan orangnya langsung.

“Mas, nanti aku tidur sekamar sama kamu'kan?” tanya Faiza.

“Jangan macam-macam Faiza, ingat status kita masih rahasia di depan Aurelia. Kamar kamu ada di sebelah kamarku di lantai dua.”

“Terus kalau kamu lagi kepingin gimana Mas, kalau kita tidak sekamar kan susah jadinya?” tanya Faiza dengan lirikan menggodanya.

Pria itu menatap wajah Faiza yang tebal dengan make up, sangat berbeda dengan Aurelia yang tidak bermake up tapi ternyata cantik jika dilihat dari dekat. “Kita atur pas saat Aurelia sudah tidur,” jawab Dhafi dengan menghela napas panjangnya.

“Ok Mas ku sayang,” jawab Faiza mendayu-dayu.

“Akhirnya aku tidak sia-sia selalu merayu Mas Dhafi agar bisa tinggal di rumah mewah ini, selanjutnya aku akan membuat Aurelia tidak betah tinggal di sini, ya walaupun Mas Dhafi belum mau menceraikannya, tapi paling tidak dia aja yang tinggal di rumah kontrak jelek itu, dan aku akan menjadi Nyonya rumah mewah ini, Nyonya Dhafi satu-satunya,” batin Faiza bersorak ria.

...----------------...

Esok hari ...

Dari shubuh Aurelia sudah terbangun dan sudah menyiapkan hati jika melihat kemesraan suaminya dengan selingkuhan, lagi pula dia harus mengumpulkan semangat untuk bekerja di hari pertamanya. Hari ini dia memakai baju yang layak untuk bekerja, ya walau seadanya, dan tak lupa wajahnya biar fresh kata Lilis pakai bedak dan lipstik, untung saja semalam Eka anaknya Bu Tin berbaik hati memberikan dia compact powder dan liptint. Nikmat Allah mana yang kamu dusta kan, segala kemudahan selalu datang dibalik kesusahanmu.

Sebelum berangkat kerja, Aurelia menyiapkan makan pagi untuk dirinya sendiri, berhubung ada sisa nasi dia membuat nasi goreng. Disaat dia sibuk masak di dapur, gelak tawa yang renyah terdengar dari ujung tangga hingga turun tangga, sekuat hatinya Aurelia menulikan kedua telinganya, dan tetap fokus dengan masakannya.

“Wow ternyata si Mbok sudah bangun, bagus deh ... ku pikir bangun siang. Jadi aku tidak perlu capek masak buat sarapan, tolong siapin ya sarapan buat kami berdua!” celetuk Faiza agak memerintah ketika masuk ke dapur.

Aurelia menghentakkan spatulanya di atas wajan, dan tidak memperdulikan celetukan sepupunya itu, kemudian dia mengambil piring untuk nasi gorengnya yang sudah matang. Sedangkan Dhafi yang keberadaannya tidak jauh dari dapur, agak curiga dengan penampilan istrinya yang terlihat rapi, ditambah lagi bibir Aurelia terlihat berwarna walau masih terkesan natural, tatanan rambutnya juga terlihat rapi dengan di jepit setengah rambut panjangnya.

Aurelia membawa piring miliknya lalu duduk di meja makan, kemudian menyantap nasi gorengnya, Faiza pun mengikutinya dari belakang.

“Eh mana sarapan buat kami berdua!” tegur Faiza agak membentak saat Aurelia menyantap nasi goreng buatannya.

Wanita itu menghentakkan sendok nya di atas meja, lalu menatap tajam ke arah Faiza. “Mbak punya tangan'kan! Masih bisa digerakkan atau sudah lumpuh kedua tangannya hingga tidak bisa masak sendiri ... Huh!” balik bentak Faiza.

Hilang sudah nafsu makannya pagi ini karena perintah Faiza, wanita muda itu pun berdiri dari duduknya dan mengikis jaraknya dengan sepupunya. “Aku bukan pelayanmu, dan kamu bukanlah tamu ku yang harus aku layani! Dasar wanita murahan gak tahu malu!”

Bersambung ... 

Terkadang kecantikan istri sendiri bisa tertutupi dengan kehadiran wanita penggoda, dan pada akhirnya sang suami akan menyesali telah menyia-nyiakan berlian yang sesungguhnya demi sebutir batu kerikil.

Terpopuler

Comments

Ople Ndut

Ople Ndut

tinggal az di rumah majikan Aurel....

2024-05-04

0

Buha

Buha

ya ampun jadi istri mau disakiti terus udah kabur jgn balik lagi

2024-01-17

5

Fitri

Fitri

Assalamualaikum.
. uda saat beraksi untuk si cantik aurel.

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Ampun Mas!
2 Gosip emak-emak
3 Kedatangan Faiza
4 Kekasih Dhafi
5 Curhat
6 Apa salahku Mas?
7 Emran Fathin
8 Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9 Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10 Hampir saja ...
11 Perlawanan Aurelia
12 Pertemuan pertama kali
13 Wawancara kerja
14 Dasar Iblis!
15 Tinggal seatap
16 Perdana jadi baby sitter
17 Menikmati peran sebagai baby sitter
18 Tudingan Dhafi
19 Kepergok
20 Perlawanan Aurelia
21 Dhafi pusing
22 Teguran Emran
23 Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24 Bersandiwara?
25 Teguran Bu Hana
26 Jadi janda itu aib!
27 Tidur sekamar
28 Dasar istri gak punya otak!
29 Siapa yang datang?
30 Daddy, Atha lapar!
31 Sanggahan Dhafi
32 Kedatangan Soraya
33 Minta nomor ponsel
34 Perkara ponsel
35 Mengantar Aurelia pulang
36 Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37 Luka di pinggang
38 Sentuhan lembut
39 Status belum menikah!
40 Make over
41 Korupsi
42 Calon istri saya!
43 Terima kasih, Tuan Emran.
44 Hinaan Soraya
45 Mengumpulkan bukti
46 Hukum alam
47 Kondisi terbaru
48 Amnesia Traumatis
49 Bu Hana syok
50 Menjenguk Aurelia
51 Keegoisan Bu Hana
52 Mengajukan perceraian
53 Mendoktrin Bu Ida
54 Dhafi terpesona
55 Istri kedua Mas Dhafi!
56 Kerusuhan di dalam ruang rawat
57 Jatuh talak
58 Niat baik untuk membantu
59 Ada apa dengan hatiku!
60 Perasaan Emran
61 Masakan Aurelia
62 Napas buatan
63 Memijat kaki
64 Hampir saja!
65 Kamu sangat berarti untuk saya
66 Mengurus perceraian
67 Sidang mediasi
68 Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69 Sekilas Info
70 Janda Muda
71 Emran melobi
72 Calon Mommy Athallah
73 Ungkapan hati Emran
74 Malam yang indah
75 Boleh panggil Mommy?
76 Jalan-jalan
77 Soraya kepanasan
78 Hancurnya Soraya
79 Pulang kampung
80 Kondangan Yuk!
81 Resepsi pernikahan
82 Bocah rusuh
83 Janda tapi perawan
84 Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ampun Mas!
2
Gosip emak-emak
3
Kedatangan Faiza
4
Kekasih Dhafi
5
Curhat
6
Apa salahku Mas?
7
Emran Fathin
8
Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9
Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10
Hampir saja ...
11
Perlawanan Aurelia
12
Pertemuan pertama kali
13
Wawancara kerja
14
Dasar Iblis!
15
Tinggal seatap
16
Perdana jadi baby sitter
17
Menikmati peran sebagai baby sitter
18
Tudingan Dhafi
19
Kepergok
20
Perlawanan Aurelia
21
Dhafi pusing
22
Teguran Emran
23
Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24
Bersandiwara?
25
Teguran Bu Hana
26
Jadi janda itu aib!
27
Tidur sekamar
28
Dasar istri gak punya otak!
29
Siapa yang datang?
30
Daddy, Atha lapar!
31
Sanggahan Dhafi
32
Kedatangan Soraya
33
Minta nomor ponsel
34
Perkara ponsel
35
Mengantar Aurelia pulang
36
Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37
Luka di pinggang
38
Sentuhan lembut
39
Status belum menikah!
40
Make over
41
Korupsi
42
Calon istri saya!
43
Terima kasih, Tuan Emran.
44
Hinaan Soraya
45
Mengumpulkan bukti
46
Hukum alam
47
Kondisi terbaru
48
Amnesia Traumatis
49
Bu Hana syok
50
Menjenguk Aurelia
51
Keegoisan Bu Hana
52
Mengajukan perceraian
53
Mendoktrin Bu Ida
54
Dhafi terpesona
55
Istri kedua Mas Dhafi!
56
Kerusuhan di dalam ruang rawat
57
Jatuh talak
58
Niat baik untuk membantu
59
Ada apa dengan hatiku!
60
Perasaan Emran
61
Masakan Aurelia
62
Napas buatan
63
Memijat kaki
64
Hampir saja!
65
Kamu sangat berarti untuk saya
66
Mengurus perceraian
67
Sidang mediasi
68
Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69
Sekilas Info
70
Janda Muda
71
Emran melobi
72
Calon Mommy Athallah
73
Ungkapan hati Emran
74
Malam yang indah
75
Boleh panggil Mommy?
76
Jalan-jalan
77
Soraya kepanasan
78
Hancurnya Soraya
79
Pulang kampung
80
Kondangan Yuk!
81
Resepsi pernikahan
82
Bocah rusuh
83
Janda tapi perawan
84
Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!