Curhat

Eka anak Bu Tin menyodorkan kotak tisu pada Aurelia, lalu meletakkan sepiring singkong keju di atas meja ruang tamu, sebenarnya wanita itu agak penasaran dengan Aurelia, akan tetapi lirikan mata Bu Tin seolah menyuruh anaknya untuk menjaga warungnya, mau tidak mau dia menuruti lirikan mata Bu Tin.

Sementara itu, Aurelia mengambil tisu tersebut lalu mengusap pipinya yang basah dan kembali meneguk teh hangat yang masih ada di dalam gelasnya, kemudian dia menarik napasnya dalam-dalam.

“Sebenarnya saya malu bercerita Bu, tapi hati saya sangat sakit,” ucap Aurelia, agak bingung harus memulai dari mana, namun dirinya butuh tempat untuk mengadu.

Aib dalam rumah tangga memang sebaiknya tidak diumbar atau diceritakan pada orang lain. Namun, ada hal yang mungkin tidak bisa dihadapi sendiri, butuh orang lain agar dirinya bisa kuat menghadapi masalahnya. Carilah orang yang dapat dipercayai sebagai tempatmu berbagai cerita.

Bu Tin dengan lembutnya mengusap bahu wanita muda itu. “Jika kamu merasa malu, jangan dipaksakan untuk bercerita. Ibu hanya ingin beban kamu atau kesedihan kamu berkurang,” jawab wanita paruh baya itu dengan lembutnya.

Aurelia pun menundukkan kepalanya sejenak, netranya pun kembali basah. “S-saya ba-baru saja melihat suami saya c-ciuman dengan saudara saya, Bu,” ungkap Aurelia dengan bibirnya yang bergetar.

Bu Tin terbelalak, lantas dia memeluk Aurelia kembali. “Astagfirullah, Ya Allah Neng ...,” gumam Bu Tin sembari mengusap Aurelia yang kembali terisak menangis. Wanita paruh baya itu memejamkan matanya sejenak, rupanya kecurigaan dia benar nyatanya.

Dalam pelukan Bu Tin wanita muda itu kembali menangis untuk sekian menit, bayangan adegan tersebut  hadir kembali di pelupuk matanya. Usai lelah menangis, Bu Tin mengurai pelukannya dan menatap iba wanita muda itu.

“Sakit hati saya Bu, saya sangat mencintai suami saya ... tapi —.” Aurelia mengantungkan ucapannya, lalu dia menundukkan wajahnya sambil menyeka kembali wajahnya dengan selembar tisu. Kenyataan pahit yang harus dia terima adalah sejak awal suaminya memang tidak mencintainya, dan dia tidak menyangka saudara sepupunya yang begitu baik padanya ternyata kekasih suaminya, wanita yang dicintai oleh suaminya. Miris!

“Ibu bisa merasakan sakit hatimu itu, melihat dengan kepala mata sendiri  perselingkuhan suami sendiri. Jika Ibu jadi kamu sudah pasti Ibu akan marah sekali pada kedua orang tersebut, kalau bisa menghajar wanita itu!” ucap Bu Tin geram.

Aurelia menggelengkan kepalanya, bagaimana dia mau marah atau memaki saudara sendiri, posisi dia sejak awal tidak dianggap istri oleh Dhafi, belum lagi ancaman yang akan menjandakan dirinya jika membongkar perselingkuhannya, sungguh Aurelia belum siap menjadi janda muda untuk saat ini.

Bu Tin mendesah saat melihat wajah Aurelia yang pasti tidak mampu marah dan memaki saudaranya sendiri. “Sekarang kamu tenang kan hatimu dulu di sini, jangan pikirkan apapun dulu. Jika pikiran kamu tenang barulah cari jalan keluar dalam rumah tangga kamu, antara memaafkan perselingkuhan suami kamu, atau kamu memilih menyelesaikan permasalahan tersebut. Yang jelas perselingkuhan tersebut ada penyebab pematiknya, mungkin kita sebagai istri banyak kurangnya, atau memang sudah jadi habit suami sendiri,” imbuh Bu Tin menjelaskan.

“Kami menikah karena dijodohkan Bu, tapi saya memang suka dengan suami saya, tapi suami saya —.” Kembali lagi Aurelia mengantungkan ucapannya. Dan Bu Tin langsung memahami kondisi pemicu awalnya.

“Jangan bilang suami Neng tidak mencintai Neng, dan dia sudah memiliki kekasih sebelum menikahi Neng.” Bu Tin langsung menebak ke arah ke sana.

Aurelia yang semula menatap Bu Tin, kembali menundukkan kepalanya sembari mengangguk samar. Helaan napas panjang Bu Tin pun terdengar jelas, dan wanita paruh baya itu pun meneguk air minum miliknya yang ada di atas meja.

“Salahkah aku mencintai suami sendiri, Bu?”

“Tidak ada yang salah,” jawab Bu Tin, kemudian dia kembali meneguk air minumnya.

“Hari gini masih saja ada orang tua menjodohkan anaknya seperti di jaman Siti Nurbaya, tapi tidak selamanya juga perjodohan itu buruk, banyak juga pasangan hasil perjodohan saling mencintai. Ibu tidak mau mendoktrin apa pun saat ini, tapi paling tidak kamu harus menyadarkan hatimu sendiri, apakah patut memperjuangkan rasa cintamu pada suamimu sendiri, setelah melihat perselingkuhan itu. Dan memang tidak salah mencintai suami, namun lihatlah suaminya seperti apa,” imbuh Bu Tin.

Aurelia menghela napas panjang lalu menghembuskannya perlahan-lahan. Sementara itu Bu Tin bangkit dari duduknya. “Kebetulan Ibu masak sayur asem sama ikan peda sama sambel terasi, kita makan ya ... kamu pasti belum makan'kan,” ajak Bu Tin sembari meraih tangan Aurelia, sejenak dia mengalihkan pikiran Aurelia dengan mengajaknya makan menjelang malam.

Wanita muda itu nampak sungkan, tapi manut dengan Bu Tin ikut menuju arah ke belakang rumah.

Sementara itu di rumah Dhafi, Faiza tampak merayu suaminya untuk makan malam di mall sekalian jalan-jalan.

“Masku sayang,  perut aku lapar loh. Kita makan di mall yuk, mumpung Mas pulangnya cepat nih, sekalian belanjain aku baju ya, Sayang,” rayu Faiza sembari mengusap rahang Dhafi dan sedikit memberikan kecupan hangat.

“Tapi nanti aku minta jatah lagi ya,” jawab Dhafi dengan mengedipkan salah satu matanya.

“Oke Mas, aku akan service kamu sampai puas,” balas Faiza dengan kerlingan mata menggodanya.

Waktu terus bergulir, Aurelia yang mulai terlihat tenang walau tidak sepenuhnya, berpamitan pulang kembali akan tetapi sebelumnya dia ngebon kopi dan gula di warung Bu Tin. Dengan langkah yang tergontai dia kembali ke rumah, dan harus bersiap-siap menerima amukan suaminya yang sudah terlalu lama meninggalkan rumah.

Namun, setibanya di rumah, mobil Dhafi sudah tidak terparkir di depan rumah, sedikit ada perasaan lega karena itu tandanya pria itu sudah pergi. Aurelia pun bergegas membuka pagar kemudian memutar kenop pintu.

“Terkunci pintunya,” gumam Aurelia sendiri. Wanita itu mendesah karena kunci cadangan rumahnya ada di dalam, dan malam ini terpaksa dia menunggu kepulangan suaminya di teras rumahnya.

Sementara itu Dhafi dan Faiza sehabis jalan-jalan ke Mall, sekarang mereka berdua kembali ke rumah kontrakan Faiza. Pria itu menagih janji pada istri keduanya, dengan senang hati Faiza melayani kebutuhan pria itu hingga suara erangan mereka saling sahut-sahutan menghiasi kamar.

Udara malam semakin dingin, ditambah rintikan hujan mulai jatuh membasahi bumi. Aurelia nampak mengusap-usap kedua lengannya lalu memeluk dirinya di dalam duduknya di teras, mencari kehangatan sendiri. Entah kini sudah jam berapa, netranya pun sudah mulai terkantuk, hingga tanpa dia sadari tertidur di teras.

Beberapa jam kemudian, tepatnya  tengah malam mobil Dhafi sudah terparkir di halaman rumahnya. Pria yang habis mereguk nikmatnya surga dunia dengan Faiza, teringat untuk kembali pulang ke rumah. Setibanya di rumah, sorot mata Dhafi mulai tampak emosi melihat Aurelia tidur di teras, dengan terburu-buru dia membuka pintu rumah dengan kunci nya, lalu tak lama tanpa membangun Aurelia, tangan pria itu mencengkeram salah satu tangan wanita itu lalu, menyeretnya dengan paksa.

Aurelia tersentak dan gelagapan saat merasa tubuhnya ditarik saat matanya masih terpejam.

“Mas ...”

“Dasar kampungan, bikin malu aku aja! Pakai tidur segala di teras ... Huh!” maki Dhafi sembari menghempaskan tubuh Aurelia hingga pinggang wanita itu tersentak dengan ujung sandaran sofa yang lumayan keras.

“AAKHH” Tubuh Aurelia melorot ke lantai, dan merasakan sakit yang luar biasa.

Bersambung ...

Kakak Readers jangan lupa selalu klik LIKE nya, tinggalkan komentar, makasih sebelumnya 🙏😊

Terpopuler

Comments

Dewi Dama

Dewi Dama

sadissss...bangat..thourrrr....

2024-05-14

0

Eka

Eka

thorr jangan sadis2 kasihan au thorr

2024-03-13

0

Elok Pratiwi

Elok Pratiwi

kecewa ... cerita nya tidak menarik sama sekali ... males melanjutkan membaca nya bila tokoh wanita nya diberi karakter bodoh tdk smart ...

2024-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Ampun Mas!
2 Gosip emak-emak
3 Kedatangan Faiza
4 Kekasih Dhafi
5 Curhat
6 Apa salahku Mas?
7 Emran Fathin
8 Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9 Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10 Hampir saja ...
11 Perlawanan Aurelia
12 Pertemuan pertama kali
13 Wawancara kerja
14 Dasar Iblis!
15 Tinggal seatap
16 Perdana jadi baby sitter
17 Menikmati peran sebagai baby sitter
18 Tudingan Dhafi
19 Kepergok
20 Perlawanan Aurelia
21 Dhafi pusing
22 Teguran Emran
23 Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24 Bersandiwara?
25 Teguran Bu Hana
26 Jadi janda itu aib!
27 Tidur sekamar
28 Dasar istri gak punya otak!
29 Siapa yang datang?
30 Daddy, Atha lapar!
31 Sanggahan Dhafi
32 Kedatangan Soraya
33 Minta nomor ponsel
34 Perkara ponsel
35 Mengantar Aurelia pulang
36 Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37 Luka di pinggang
38 Sentuhan lembut
39 Status belum menikah!
40 Make over
41 Korupsi
42 Calon istri saya!
43 Terima kasih, Tuan Emran.
44 Hinaan Soraya
45 Mengumpulkan bukti
46 Hukum alam
47 Kondisi terbaru
48 Amnesia Traumatis
49 Bu Hana syok
50 Menjenguk Aurelia
51 Keegoisan Bu Hana
52 Mengajukan perceraian
53 Mendoktrin Bu Ida
54 Dhafi terpesona
55 Istri kedua Mas Dhafi!
56 Kerusuhan di dalam ruang rawat
57 Jatuh talak
58 Niat baik untuk membantu
59 Ada apa dengan hatiku!
60 Perasaan Emran
61 Masakan Aurelia
62 Napas buatan
63 Memijat kaki
64 Hampir saja!
65 Kamu sangat berarti untuk saya
66 Mengurus perceraian
67 Sidang mediasi
68 Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69 Sekilas Info
70 Janda Muda
71 Emran melobi
72 Calon Mommy Athallah
73 Ungkapan hati Emran
74 Malam yang indah
75 Boleh panggil Mommy?
76 Jalan-jalan
77 Soraya kepanasan
78 Hancurnya Soraya
79 Pulang kampung
80 Kondangan Yuk!
81 Resepsi pernikahan
82 Bocah rusuh
83 Janda tapi perawan
84 Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ampun Mas!
2
Gosip emak-emak
3
Kedatangan Faiza
4
Kekasih Dhafi
5
Curhat
6
Apa salahku Mas?
7
Emran Fathin
8
Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9
Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10
Hampir saja ...
11
Perlawanan Aurelia
12
Pertemuan pertama kali
13
Wawancara kerja
14
Dasar Iblis!
15
Tinggal seatap
16
Perdana jadi baby sitter
17
Menikmati peran sebagai baby sitter
18
Tudingan Dhafi
19
Kepergok
20
Perlawanan Aurelia
21
Dhafi pusing
22
Teguran Emran
23
Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24
Bersandiwara?
25
Teguran Bu Hana
26
Jadi janda itu aib!
27
Tidur sekamar
28
Dasar istri gak punya otak!
29
Siapa yang datang?
30
Daddy, Atha lapar!
31
Sanggahan Dhafi
32
Kedatangan Soraya
33
Minta nomor ponsel
34
Perkara ponsel
35
Mengantar Aurelia pulang
36
Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37
Luka di pinggang
38
Sentuhan lembut
39
Status belum menikah!
40
Make over
41
Korupsi
42
Calon istri saya!
43
Terima kasih, Tuan Emran.
44
Hinaan Soraya
45
Mengumpulkan bukti
46
Hukum alam
47
Kondisi terbaru
48
Amnesia Traumatis
49
Bu Hana syok
50
Menjenguk Aurelia
51
Keegoisan Bu Hana
52
Mengajukan perceraian
53
Mendoktrin Bu Ida
54
Dhafi terpesona
55
Istri kedua Mas Dhafi!
56
Kerusuhan di dalam ruang rawat
57
Jatuh talak
58
Niat baik untuk membantu
59
Ada apa dengan hatiku!
60
Perasaan Emran
61
Masakan Aurelia
62
Napas buatan
63
Memijat kaki
64
Hampir saja!
65
Kamu sangat berarti untuk saya
66
Mengurus perceraian
67
Sidang mediasi
68
Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69
Sekilas Info
70
Janda Muda
71
Emran melobi
72
Calon Mommy Athallah
73
Ungkapan hati Emran
74
Malam yang indah
75
Boleh panggil Mommy?
76
Jalan-jalan
77
Soraya kepanasan
78
Hancurnya Soraya
79
Pulang kampung
80
Kondangan Yuk!
81
Resepsi pernikahan
82
Bocah rusuh
83
Janda tapi perawan
84
Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!