Kekasih Dhafi

Kedua lutut Aurelia tidak sanggup menahan tubuhnya yang sudah terkulai lemas, dia pun jatuh melorot ke lantai. Desakan hati yang membuncah pun terwujud dari buliran bening yang keluar dari ujung ekor netranya. Bayangkan saja suaminya yang kejam sedang beradu bibir dengan saudara sepupunya, dan melakukannya di rumah yang ditempati oleh dirinya dan suaminya.

Sesak! Amat menyesakkan untuk hati Aurelia yang begitu mencintai suami kejamnya itu, untuk berteriak dan menghentikan adegan tersebut saja tidak sanggup dia lakukan. Akan tetapi suaranya yang begitu lirih memanggil Mas Dhafi ternyata mampu menghentikan ciuman panas tersebut.

Dhafi dan Faiza nampak kaget melihat kehadiran Aurelia yang sudah terduduk di lantai dengan tatapan nanarnya menatap mereka berdua. Faiza bersembunyi dibalik punggung Dhafi yang kini sedang berdiri menghadap Aurelia, bibir Faiza pun mengulas senyum sinisnya hatinya juga bergemuruh senang, dan dia menduga jika Aurelia pasti melihat adegan ciuman mereka.

Andaikan sedikit saja Aurelia memiliki jiwa bar-bar, mungkin saat ini juga dia akan memaki atau menghajar mereka berdua, namun sayangnya Aurelia bukan tipe wanita bar-bar.

Sejenak Dhafi menyugarkan rambut hitamnya ke belakang, dengan menarik napas dalamnya sembari memikirkan kata-kata yang akan dia sampaikan pada istri pertamanya. Lalu pria itu pun melipat kedua tangannya ke depan.

“Kamu sudah melihat kami berciuman, kan?” tanya Dhafi dengan tenangnya.

Aurelia hanya bisa mengangguk lemah dengan netranya yang basah.

“Kalian berciuman! Kenapa Mas Dhafi tega melakukan itu! Aku ini istrimu, Mas Dhafi, pasangan halal mu, bukan Mbak Faiza,” ucap Aurelia begitu pelan dan bergetar menahan rasa sakit di dadanya.

Lidah Dhafi berdecak kesal melihat Aurelia mulai terlihat menangis, kemudian dia berpaling ke belakang dan merangkul pinggang Faiza dengan mesranya.

“Ck ... kamu bilang istri! Berhubung kamu sudah melihat kami berciuman, sepertinya aku tidak bisa menutupi kebohongan lagi. Kamu tahukan jika aku terpaksa menikahimu, dan aku tidak pernah menyukaimu! Dan wanita yang aku cintai adalah Faiza, dia kekasihku. Perlu kamu ketahui jangan kamu sesekali mengadu hal ini pada siapa pun, jika kamu tidak ingin menjadi janda muda, orang tua kamu di kampung sana pasti akan malu jika melihat anaknya jadi janda di usia muda!” ancam Dhafi dengan menghunuskan tatapan tajamnya, sedangkan Faiza nampak kecewa dengan ucapan Dhafi yang hanya menyebutnya sebagai kekasih bukannya istri keduanya.

Aurelia menggigit bibir bawahnya agar tangisannya tak pecah di hadapan kedua orang tersebut, padahal banyak sekali pertanyaan yang menghinggapi di hatinya. Lagi-lagi Aurelia tidak bisa melawan atau paling tidak marah, memaki menunjukkan rasa emosi tidak terima atas pengkhianatan suaminya, karena mendengar ancaman akan menjandakan dirinya. Itu memang benar kedua orang tuanya sangat berpesan, jika ada masalah dalam rumah tangga sebaiknya di selesaikan dengan kepala dingin, jangan ada perceraian, karena menjadi janda di kampungnya itu aib buat keluarga.

“Kamu dengarkan apa yang aku katakan barusan! Jika sampai kedua keluarga kita tahu aku punya kekasih, maka aku akan menceraikan kamu saat itu juga!” sentak Dhafi menaikkan suaranya.

Aurelia tidak bisa menjawab, namun perlahan-lahan dia beringsut dari lantai dengan perasaan sesaknya, lalu menatap nanar kedua orang tersebut secara bergantian, kemudian wanita muda itu memilih keluar dari rumah.

Dhafi tampak geram melihat Aurelia tidak menjawab, justru keluar dari rumah begitu saja, andaikan tidak ada Faiza mungkin dia sudah menarik lengan Aurelia dan mengurungnya di kamar.

Melihat Aurelia keluar dari rumah, Faiza pun menjatuhkan bokongnya ke sofa dengan helaan napas panjangnya, kemudian diikuti oleh Dhafi.

“Akhirnya Aurel tahu juga Mas tentang hubungan kita, tapi aku kesal kenapa Mas sebut aku kekasih bukannya istri saja,” celetuk Faiza agak kesal.

Dhafi menarik napasnya dengan kasar. “Kalau aku bilang kamu sebagai istriku semakin riweh posisi ku Faiza, kamu ingatkan pembicaraan kita tadi pagi. Cukup saat ini dia tahunya kamu sebagai kekasihku saja, jika sudah lewat dari sembilan bulan maka hubungan kita bisa diumumkan,” ucap Dhafi dengan tegasnya.

Faiza hanya bisa menghela napas, mau dikata apalagi, wanita itu harus bisa menahan diri untuk tidak mengumbar statusnya, namun paling tidak dengan posisi saat ini sudah bikin Aurelia bersedih hati.

“Ya paling tidak, Aurel sudah tahu jika suaminya punya hubungan spesial denganku. Kita lihat sampai di mana kamu bertahan dengan pria yang kamu cintai ini. Tapi yang jelas kami tidak akan pernah mendapatkan hatinya Mas Dhafi,” batin Faiza sinis.

Sementara itu, Aurelia yang keluar dari rumah, kakinya melangkah menuju warung Bu Tin dengan kedua netranya yang masih mengenang air mata. Mau ke mana lagi dia pergi, jika tidak ke warung ibu yang ber tubuh gemuk itu, hanya wanita paruh baya itu yang dia kenal semenjak awal tinggal di Jakarta, sedangkan tetangga kanan kiri serta depan rumahnya sering tidak ada di rumah karena kesibukan mereka di kantornya masing-masing.

Bu Tin terhenyak melihat keadaan Aurelia yang berlinang air mata itu, lantas wanita paruh baya itu keluar dari warung untuk menghampiri wanita muda itu.

“Neng Aurelia, kamu kenapa?” tanya Bu Tin dengan tatapan khawatir, dirangkulnya bahu Aurelia, dan mengajaknya untuk masuk ke rumahnya, lalu duduk bersama di kursi yang ada di ruang tamu.

Bahu Aurelia masih terlihat turun naik karena sesegukan menahan tangisannya agar tidak pecah.

“Eka, tolong bikinkan teh hangat ya buat Mbak Aurel,” teriak Bu Tin pada anak sulungnya yang kebetulan ada di dapur.

“Iya Bu, sebentar,” sahut Eka sedikit berteriak dari arah dapur.

Bu Tin kembali memperhatikan Aurelia, tangannya yang gemuk mulai mengusap lembut punggung wanita itu, tak lama Eka pun membawa segelas teh hangat dan diberikannya pada ibunya.

“Neng Aurelia, diminum dulu ya ... Biar agak tenangan,” pinta Bu Tin dengan lembutnya, dia menyodorkan gelas teh tersebut.

Dengan tangan yang bergetar, Aurelia pun menerimanya dan pelan-pelan menyesapnya. Untuk beberapa saat Bu Tin terlihat sabar menunggu Aurelia agak tenangan, dan tidak memberondong pertanyaan sampai wanita itu benar-benar berhenti menangis.

Setelah menyesap teh hangat tersebut, Aurelia mengembalikan gelas tersebut pada Bu Tin.

“Ma-makasih Bu,” kata Aurelia begitu lirihnya.

“Sama-sama Neng, sekarang sudah tenangan belum? Ada apa sebenarnya yang membuat kamu menangis seperti ini?” tanya Bu Tin, sangat berhati-hati.

Hati Aurelia yang masih sesak, tampak bimbang untuk bercerita, namun dia tidak sanggup menahannya sendiri, seakan butuh tempat mengeluarkan isi hatinya. Bu Tin sebagai orang tua yang memiliki anak dan cucu, memahami apa yang dirasakan oleh Aurelia.

Dengan kelembutannya dia kembali mengusap punggung wanita itu. “Jika kamu malu untuk menceritakannya, tidak pa-pa kok Neng. Tapi andaikan kamu tidak sanggup menanggung dan ingin bicara, maka carilah orang yang bisa kamu percayai sebagai tempat kamu bercerita,” tutur Bu Tin.

Sebenarnya di benak Bu Tin agak terkejut melihat kedatangan Aurelia dengan tangisannya, padahal belum ada satu jam dia lewat rumahnya, dan melihat adegan ciuman itu, akan tetapi setelah Bu Tin mengamati pakaian yang dikenakan oleh Aurelia, dia baru menyadari pasti ada sesuatu yang terjadi.

Wanita muda itu menatap lekat Bu Tin dengan tatapan memelasnya. “Bu, bisakah saya percaya dengan Ibu?”

Bu Tin menganggukkan kepalanya. “Insya Allah, Neng Aurel.”

bersambung ...

Tidak semua wanita itu kuat, dan tidak semua pula wanita itu lemah. Disalah satu cerita ini memang Aurelia menggambarkan wanita lugu, polos, dan lemah, mungkin bisa dikatakan bodoh, serta jauh dari kata wanita kuat. Semasanya tinggal di kampung lingkup pergaulannya hanya di rumah saja atau bisa dikatakan hanya tinggal di rumah, yang kehidupan sehari-harinya hanya pergi sekolah, lalu disaat di rumah hanya mengerjakan pekerjaan rumah.

Apa yang akan dilalui oleh Aurelia yang masih berusia 18 tahun adalah bentuk proses pendewasaan dirinya sendiri, yang akan membuat dia semakin berpikir tentang artinya sebuah rumah tangga dan arti mencintai.

Stay tune selalu Kakak readers, temani saya untuk bisa bertahan disini menaklukkannya. Terima kasih sebelumnya 🙏.

Terpopuler

Comments

Dewi Dama

Dewi Dama

sedihhh.....

2024-05-14

0

Eka

Eka

semoga aurel kuat dan bisa menghadapi awmuanyacari kerja airel bikin dhafi menyesal telah menyia2kan kamu

2024-03-13

0

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

sesek yo..
tp ga popo janda au.. rasa perawan

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Ampun Mas!
2 Gosip emak-emak
3 Kedatangan Faiza
4 Kekasih Dhafi
5 Curhat
6 Apa salahku Mas?
7 Emran Fathin
8 Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9 Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10 Hampir saja ...
11 Perlawanan Aurelia
12 Pertemuan pertama kali
13 Wawancara kerja
14 Dasar Iblis!
15 Tinggal seatap
16 Perdana jadi baby sitter
17 Menikmati peran sebagai baby sitter
18 Tudingan Dhafi
19 Kepergok
20 Perlawanan Aurelia
21 Dhafi pusing
22 Teguran Emran
23 Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24 Bersandiwara?
25 Teguran Bu Hana
26 Jadi janda itu aib!
27 Tidur sekamar
28 Dasar istri gak punya otak!
29 Siapa yang datang?
30 Daddy, Atha lapar!
31 Sanggahan Dhafi
32 Kedatangan Soraya
33 Minta nomor ponsel
34 Perkara ponsel
35 Mengantar Aurelia pulang
36 Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37 Luka di pinggang
38 Sentuhan lembut
39 Status belum menikah!
40 Make over
41 Korupsi
42 Calon istri saya!
43 Terima kasih, Tuan Emran.
44 Hinaan Soraya
45 Mengumpulkan bukti
46 Hukum alam
47 Kondisi terbaru
48 Amnesia Traumatis
49 Bu Hana syok
50 Menjenguk Aurelia
51 Keegoisan Bu Hana
52 Mengajukan perceraian
53 Mendoktrin Bu Ida
54 Dhafi terpesona
55 Istri kedua Mas Dhafi!
56 Kerusuhan di dalam ruang rawat
57 Jatuh talak
58 Niat baik untuk membantu
59 Ada apa dengan hatiku!
60 Perasaan Emran
61 Masakan Aurelia
62 Napas buatan
63 Memijat kaki
64 Hampir saja!
65 Kamu sangat berarti untuk saya
66 Mengurus perceraian
67 Sidang mediasi
68 Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69 Sekilas Info
70 Janda Muda
71 Emran melobi
72 Calon Mommy Athallah
73 Ungkapan hati Emran
74 Malam yang indah
75 Boleh panggil Mommy?
76 Jalan-jalan
77 Soraya kepanasan
78 Hancurnya Soraya
79 Pulang kampung
80 Kondangan Yuk!
81 Resepsi pernikahan
82 Bocah rusuh
83 Janda tapi perawan
84 Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ampun Mas!
2
Gosip emak-emak
3
Kedatangan Faiza
4
Kekasih Dhafi
5
Curhat
6
Apa salahku Mas?
7
Emran Fathin
8
Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9
Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10
Hampir saja ...
11
Perlawanan Aurelia
12
Pertemuan pertama kali
13
Wawancara kerja
14
Dasar Iblis!
15
Tinggal seatap
16
Perdana jadi baby sitter
17
Menikmati peran sebagai baby sitter
18
Tudingan Dhafi
19
Kepergok
20
Perlawanan Aurelia
21
Dhafi pusing
22
Teguran Emran
23
Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24
Bersandiwara?
25
Teguran Bu Hana
26
Jadi janda itu aib!
27
Tidur sekamar
28
Dasar istri gak punya otak!
29
Siapa yang datang?
30
Daddy, Atha lapar!
31
Sanggahan Dhafi
32
Kedatangan Soraya
33
Minta nomor ponsel
34
Perkara ponsel
35
Mengantar Aurelia pulang
36
Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37
Luka di pinggang
38
Sentuhan lembut
39
Status belum menikah!
40
Make over
41
Korupsi
42
Calon istri saya!
43
Terima kasih, Tuan Emran.
44
Hinaan Soraya
45
Mengumpulkan bukti
46
Hukum alam
47
Kondisi terbaru
48
Amnesia Traumatis
49
Bu Hana syok
50
Menjenguk Aurelia
51
Keegoisan Bu Hana
52
Mengajukan perceraian
53
Mendoktrin Bu Ida
54
Dhafi terpesona
55
Istri kedua Mas Dhafi!
56
Kerusuhan di dalam ruang rawat
57
Jatuh talak
58
Niat baik untuk membantu
59
Ada apa dengan hatiku!
60
Perasaan Emran
61
Masakan Aurelia
62
Napas buatan
63
Memijat kaki
64
Hampir saja!
65
Kamu sangat berarti untuk saya
66
Mengurus perceraian
67
Sidang mediasi
68
Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69
Sekilas Info
70
Janda Muda
71
Emran melobi
72
Calon Mommy Athallah
73
Ungkapan hati Emran
74
Malam yang indah
75
Boleh panggil Mommy?
76
Jalan-jalan
77
Soraya kepanasan
78
Hancurnya Soraya
79
Pulang kampung
80
Kondangan Yuk!
81
Resepsi pernikahan
82
Bocah rusuh
83
Janda tapi perawan
84
Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!