Kepergok

Netra Aurelia masih menatap anak tangga, hatinya begitu kuat memintanya untuk naik ke atas, namun penuh kebimbangan. Kedua tangannya saling bertautan seakan ingin membuang rasa bimbangnya yang masih bergelayut di pikirannya dengan sesekali dia menetralkan degup jantung yang sejak tadi berirama cepat hingga dirinya terasa panas dingin.

“Sudah siapkah hatiku untuk melihat yang tidak kuinginkan,” gumam Aurelia sendiri, mempertanyakan kesiapan hatinya sendiri. Istri mana yang tidak akan tambah curiga jika ada wanita lain yang tinggal seatap dengan status sebagai kekasih suaminya, apalagi rumah mereka ini hanya ada 3 kamar, 1 kamar di lantai bawah dan 2 kamar ada di lantai atas. Ingin rasanya di membuang pikiran negatif tersebut, namun pikiran itu enggan dihempaskannya.

Sudah siap mentalkah Aurelia? Melihat suaminya berciuman dengan Faiza saja, dia bisa menangis dengan hatinya yang hancur berkeping-keping. Bagaimana jika ternyata dia melihat lebih dari itu? Tapi lagi-lagi hatinya mendorong untuk mengeceknya dan menyelidiki rasa curiganya tersebut.

Kaki kanannya mulai terangkat dan melangkah ke depan, sembari kedua tangannya mengusap rok bawahan itu guna melap keringat dingin yang sudah muncul di telapak tangannya. Satu persatu anak tangga dia lewati, hingga tibalah di lantai atas. Lalu apa yang dia dapati ...

Terdengar suara desaahan dan erangan saling sahut menyahuti, belum lagi suara bagian intim yang yang sedang menyatu. Jantung Aurelia semakin menjadi irama kecepatannya, hingga debaran itu terdengar oleh telinganya sendiri.

“Ya Allah, kuatkan aku, semoga aku salah dengar,” gumamnya, dia melangkah kembali dan mencoba mendekati sumber suara laknat tersebut. Pertama dia mencoba mendekati kamar yang bukan ditempati oleh suaminya, sejenak dia menempelkan telinganya lalu memutar kenop pintu, ternyata tidak dikunci, di saat dia pelan-pelan membukanya dengan kesiapan hatinya alhasil kamar itu kosong.

Wajah Aurelia memucat sudah saat melihat kamar itu kosong, dan langsung menarik dirinya kemudian menatap pintu kamar yang ditempati oleh suaminya, pikirannya semakin menggila, ingin rasanya dia mengakhiri penyelidikannya karena sudah berpikir Faiza pasti ada di kamar Dhafi, dan rasanya tidak sanggup.

“Ayo Aurelia, teruskan langkah kakimu, kamu harus tahu bagaimana rupa suamimu bersama sepupumu itu!” batin Aurelia.

Aurelia saat ini tidak membawa ponselnya, lagi pula percuma bawa ponselnya karena bukan tipe gadget masa kini yang bisa merekam atau mengambil foto, maklum ponsel jaman jadul yang hanya sekedar untuk menelepon atau kirim sms.

Wanita muda itu menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya, dengan kembali menguatkan hatinya, dia mendekati pintu kamar suaminya dan telinganya semakin jelas mendengar orang mendesah. Sejenak dia menatap daun pintu tersebut, dan rupanya pintu itu tidak tertutup rapat masih ada celah untuk mengintip. Netra Aurelia mulai berkaca-kaca dan entah kenapa tangan kanannya terulur ke daun pintu, dengan sekali dorongan pintu itu terbuka.

Lutut Aurelia terasa lemas, tubuhnya seakan diambil nyawanya saat itu juga. Netranya yang sudah berkaca-kaca kini sudah mengeluarkan buliran bening begitu derasnya, jatuh membasahi pipinya.

Dhafi yang masih menggenjot Faiza di bawah kungkungannya dan tidak mengenakan sehelai kain ditubuhnya, tidak menyadari kehadiran Aurelia yang berdiri di ambang pintu.

“T-ternyata b-begini kelakuan kalian berdua!” ucap Aurelia dengan suara bergetarnya, sontak saja Dhafi dan Faiza mencari sumber suara tersebut.

“Aurel!” seru Dhafi terkejut melihat Aurelia dan langsung mencabut keperkasaannya dari bagian intim Faiza, sedangkan Faiza terlihat santai tanpa merasa malu.

Aurelia berusaha menatap kedua makhluk biadab tersebut, berusaha kuat melihatnya dengan segenap hati yang semakin hancur.

“S-silahkan t-teruskanlah, m-maaf k-kalau s-sudah menganggu!” kata Aurelia masih bergetar suaranya, lalu menutup pintu kamar Dhafi dengan membantingnya, lantas dia berlari turun ke bawah dan masuk ke dalam kamarnya serta menguncinya.

Tangisan Aurelia akhirnya pecah di dalam kamar, tubuhnya yang baru saja bersandar di daun pintu akhirnya melorot ke lantai, sempurna sudah luka yang ditorehkan oleh suaminya, pria yang dia cintai itu memang tidak mencintainya.

Sementara itu Dhafi yang sudah kepergok sedang berhubungan intim dengan Faiza, meraup wajahnya dengan kasar. Hatinya entah kenapa merasa tidak enak hati jadinya, seharusnya dia biasa saja kalau memang sudah kepergok oleh Aurelia.

“Akhirnya kita ketahuan juga Mas, tapi ya sudahlah dia memang harus tahu kok, tinggal status aku saja yang harus kamu kasih tahu ke dia,” ucap Faiza sembari duduk dengan tubuh polosnya.

“Hufft ...” Dhafi menarik napas kecewanya, lalu menatap pintu kamarnya.

...----------------...

Keesokan hari ...

Mungkin jika ada seorang istri berada diposisi sebagai Aurelia pasti akan ngamuk-ngamuk dengan suami dan selingkuhannya tidak hanya sekedar menangis, kemudian dia akan memilih keluar dan meninggalkan rumah begitu saja. Namun setiap wanita pasti memiliki jalan pemikiran, sejak awal Aurelia sudah tahu suaminya tidak mencintainya tapi dia tetap bertahan karena rasa cintanya. Lalu, kenapa dia masih ada di sana? Jika dia pergi dari rumah, maka dirinya kalah dengan suami bersama selingkuhannya.

Kini, bendera peperangan sudah di lambaikan oleh Aurelia, di saat hatinya semalaman menangis dirinya kemudian merenungi semuanya, dia memilih untuk menghadapinya sebelum dia benar-benar minggat dari rumah suaminya.

Jam 4.30 wanita itu sudah bangun dari tidurnya, usai sholat shubuh dia membersihkan rumah lalu lanjut membuat sarapan untuk dirinya. Dan tidak disangka sekitar jam 5.30 Dhafi turun ke bawah, tak sengaja mereka bertemu di dapur karena Dhafi  ingin mengambil minum, sesaat mereka berdua bersitatap, Dhafi bisa melihat jika netra Aurelia terlihat bengkak dan sembab, namun tatapan itu langsung terpatahkan oleh Aurelia yang memalingkan wajahnya, kemudian dia mengambil masakannya untuk di bawanya ke kamar.

“Aurelia, aku ingin bicara.”

Sesaat wanita muda itu mendongakkan wajahnya, sirat netranya yang masih sembab agak menajam tatapannya, raut wajahnya terlihat dingin. Wanita itu tidak menggubrisnya, dan tetap masuk ke kamarnya kemudian menguncinya dari dalam. Tahukah kamu jika wanita yang segenap hatinya sangat mencintai pasangan, kemudian bertubi-tubi kamu siksa tubuhnya, lalu kamu siksa batinnya! Mentalnya sangat rapuh dibalik sosoknya yang terlihat biasa saja. Namun, jangan salah ada juga wanita yang selalu kamu siksa fisik dan mentalnya, justru sisi lain wanita itu akan terdesak bangkit dari tubuhnya.

Melihat sikap Aurelia membuat pria itu terhenyak dan terpaku dalam berdirinya.

Aurelia yang sudah masuk ke dalam kamar mengusap dadanya dan berusaha untuk tidak menjatuhkan air matanya untuk suami brengseknya itu. “Sabar Aurelia, buang rasa cintamu untuk Mas Dhafi, kamu pasti kuat ... kamu harus cari uang dulu, baru keluar dari rumah neraka ini!”

Wanita itu bergegas menghabiskan makanannya, lalu bersiap-siap untuk bekerja. Dan sudah tentu Aurelia belajar untuk mendandani wajahnya agar tidak terlihat tampak menyedihkan, serta belajar memadukan pakaiannya agak terlihat enak di pandang, walau hanya pakaian seadanya.

Setelah sudah rapi, Aurelia mengambil dompet kecilnya kemudian keluar dari kamarnya, dan ternyata Dhafi sudah berada di ambang pintu.

Lagi-lagi Dhafi terhenyak menatap penampilan Aurelia yang terlihat berbeda, wanita itu menggerai rambut panjangnya, dan wajahnya walau hanya pakai lipstik sudah tampak jauh berbeda, terlihat kecantikannya kah!

“Aku ingin bicara.”

Aurelia mendongakkan wajahnya, dan tersenyum sinis serta tatapan tajamnya.

“Tapi aku sudah tidak ingin bicara denganmu, menyingkirlah dari hadapanku!” jawab Aurelia dengan tegasnya, wajahnya yang sering terlihat sendu kini sudah lenyap, sekarang tergantikan dengan wajahnya yang begitu dingin.

Semantara di Mansion Emran ...

Pria tampan itu sudah duduk di ruang tengah dekat kamar Athallah dengan secangkir kopi hangat serta bukunya, dan ujung ekornya selalu melirik ke arah tangga, seperti menanti kedatangan seseorang.

 

Apalagi yang ingin dibicarakan oleh Dhafi, yang jelas Aurelia sudah tidak butuh penjelasan mengenai hal semalam, hatinya sudah hancur dan mungkin tidak akan kembali pulih seperti semula. Hanya waktu yang tepat, dia akan meninggalkan mu, Dhafi!

bersambung ...

Kakak readers terima kasih atas doanya, semoga saya lekas sehat dan bisa selalu update, sehat-sehat semuanya ya. Oh iya jangan lupa tinggalkan jejaknya, terima kasih. Otw tinggal 1 bab menuju bab 20, sebagai tahap pertama bisa terus atau tidaknya kisah ini di sini, mohon dukungannya semua.

 

 

Terpopuler

Comments

Lina aja

Lina aja

lanjut

2024-01-28

0

Juan Sastra

Juan Sastra

kalian tinggal tunggu balasan atas perbuatan biadab kalian.. dan ingat karma itu terasa sangat nikmat apa lagi di bumbui dengan penyesalan yg tidak lagi berati apa apa..

2024-01-18

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

mending kelauar aja dr rumah nerakan itu Aurel...lebih baik jd janda ketimbang jd istri dr suami neraka

2024-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Ampun Mas!
2 Gosip emak-emak
3 Kedatangan Faiza
4 Kekasih Dhafi
5 Curhat
6 Apa salahku Mas?
7 Emran Fathin
8 Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9 Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10 Hampir saja ...
11 Perlawanan Aurelia
12 Pertemuan pertama kali
13 Wawancara kerja
14 Dasar Iblis!
15 Tinggal seatap
16 Perdana jadi baby sitter
17 Menikmati peran sebagai baby sitter
18 Tudingan Dhafi
19 Kepergok
20 Perlawanan Aurelia
21 Dhafi pusing
22 Teguran Emran
23 Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24 Bersandiwara?
25 Teguran Bu Hana
26 Jadi janda itu aib!
27 Tidur sekamar
28 Dasar istri gak punya otak!
29 Siapa yang datang?
30 Daddy, Atha lapar!
31 Sanggahan Dhafi
32 Kedatangan Soraya
33 Minta nomor ponsel
34 Perkara ponsel
35 Mengantar Aurelia pulang
36 Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37 Luka di pinggang
38 Sentuhan lembut
39 Status belum menikah!
40 Make over
41 Korupsi
42 Calon istri saya!
43 Terima kasih, Tuan Emran.
44 Hinaan Soraya
45 Mengumpulkan bukti
46 Hukum alam
47 Kondisi terbaru
48 Amnesia Traumatis
49 Bu Hana syok
50 Menjenguk Aurelia
51 Keegoisan Bu Hana
52 Mengajukan perceraian
53 Mendoktrin Bu Ida
54 Dhafi terpesona
55 Istri kedua Mas Dhafi!
56 Kerusuhan di dalam ruang rawat
57 Jatuh talak
58 Niat baik untuk membantu
59 Ada apa dengan hatiku!
60 Perasaan Emran
61 Masakan Aurelia
62 Napas buatan
63 Memijat kaki
64 Hampir saja!
65 Kamu sangat berarti untuk saya
66 Mengurus perceraian
67 Sidang mediasi
68 Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69 Sekilas Info
70 Janda Muda
71 Emran melobi
72 Calon Mommy Athallah
73 Ungkapan hati Emran
74 Malam yang indah
75 Boleh panggil Mommy?
76 Jalan-jalan
77 Soraya kepanasan
78 Hancurnya Soraya
79 Pulang kampung
80 Kondangan Yuk!
81 Resepsi pernikahan
82 Bocah rusuh
83 Janda tapi perawan
84 Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Ampun Mas!
2
Gosip emak-emak
3
Kedatangan Faiza
4
Kekasih Dhafi
5
Curhat
6
Apa salahku Mas?
7
Emran Fathin
8
Jangan mau dibutakan oleh cinta!
9
Berharap hati dan mata Aurelia semakin terbuka
10
Hampir saja ...
11
Perlawanan Aurelia
12
Pertemuan pertama kali
13
Wawancara kerja
14
Dasar Iblis!
15
Tinggal seatap
16
Perdana jadi baby sitter
17
Menikmati peran sebagai baby sitter
18
Tudingan Dhafi
19
Kepergok
20
Perlawanan Aurelia
21
Dhafi pusing
22
Teguran Emran
23
Kedatangan orang tua Dhafi dan Aurelia.
24
Bersandiwara?
25
Teguran Bu Hana
26
Jadi janda itu aib!
27
Tidur sekamar
28
Dasar istri gak punya otak!
29
Siapa yang datang?
30
Daddy, Atha lapar!
31
Sanggahan Dhafi
32
Kedatangan Soraya
33
Minta nomor ponsel
34
Perkara ponsel
35
Mengantar Aurelia pulang
36
Mas Dhafi, kok barangnya gak berdiri?
37
Luka di pinggang
38
Sentuhan lembut
39
Status belum menikah!
40
Make over
41
Korupsi
42
Calon istri saya!
43
Terima kasih, Tuan Emran.
44
Hinaan Soraya
45
Mengumpulkan bukti
46
Hukum alam
47
Kondisi terbaru
48
Amnesia Traumatis
49
Bu Hana syok
50
Menjenguk Aurelia
51
Keegoisan Bu Hana
52
Mengajukan perceraian
53
Mendoktrin Bu Ida
54
Dhafi terpesona
55
Istri kedua Mas Dhafi!
56
Kerusuhan di dalam ruang rawat
57
Jatuh talak
58
Niat baik untuk membantu
59
Ada apa dengan hatiku!
60
Perasaan Emran
61
Masakan Aurelia
62
Napas buatan
63
Memijat kaki
64
Hampir saja!
65
Kamu sangat berarti untuk saya
66
Mengurus perceraian
67
Sidang mediasi
68
Akhir kisah rumah tangga Aurelia dan Dhafi
69
Sekilas Info
70
Janda Muda
71
Emran melobi
72
Calon Mommy Athallah
73
Ungkapan hati Emran
74
Malam yang indah
75
Boleh panggil Mommy?
76
Jalan-jalan
77
Soraya kepanasan
78
Hancurnya Soraya
79
Pulang kampung
80
Kondangan Yuk!
81
Resepsi pernikahan
82
Bocah rusuh
83
Janda tapi perawan
84
Promosi Novel Sahabatku, Penggoda Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!