Hanan gegas turun dari ranjang ketika mendengar Nadine harus dilarikan ke rumah sakit. Andra mengatakan jika gadis itu mengalami perampokan, mobil yang ditumpanginya mendadak dihentikan orang tak dikenal.
Mengganti pakaiannya dan menghubungi salah satu pengawal keluarganya untuk mendampinginya ke rumah sakit.
"Temani aku ke rumah sakit, sekarang!"
"Baik, Tuan!"
"Ajak salah satu anggotamu juga!"
"Siap, Tuan!"
Sepuluh menit kemudian ....
Hanan membuka pintu, berjalan ke garasi mobil tampak 2 orang pengawal telah berdiri.
"Ayo!" titahnya.
Kedua pria tinggi dan besar itu mengangguk.
Hanan duduk di kursi penumpang, mobil melesat ke rumah sakit yang diberitahu Andra.
Sesampainya di sana, Andra tak tampak karena pria itu telah pulang 1 jam lalu. Hanan lalu menghampiri Nay, "Di mana dia?"
"Di sana, Tuan!" Nay menunjuk ke salah satu ruang rawat inap.
Hanan membuka pintu, Nadine pun lantas bangkit dan duduk.
Hanan mendekati ranjang karena benar-benar khawatir dengan kondisi Nadine.
Tanpa memperdulikan beberapa orang di dalam ruangan, Nadine lantas memeluk Hanan.
Seketika orang-orang yang disekitar mereka tercengang termasuk Hanan.
"Tuan, terima kasih sudah datang. Saya senang sekali!" Nadine mempererat pelukannya.
Hanan pun terpaksa tersenyum.
Nadine mendongakkan kepalanya dan menarik kedua ujung bibirnya.
Hanan mendorong lembut Nadine agar melepaskan pelukannya.
"Kenapa Tuan lama sekali?"
"Bisakah tinggalkan kami berdua?" pinta Hanan.
Orang-orang yang berada di dalam ruangan termasuk perawat gegas keluar.
Setelah orang-orang tersebut keluar, Hanan lalu bertanya, "Apa yang telah terjadi denganmu?"
Nadine menjawab, "Mereka hendak mengambil mobil yang saya tumpangi. Saya dan sopir berusaha melawan untuk mempertahankan mobil tapi mereka mendorong saya dan menghajar sopir. Salah satu dari mereka, melukai tangan saya!" Menunjukkan lengan kanan yang dibalut perban.
"Mereka hanya melakukan itu saja, 'kan?" tanya Hanan.
"Tuan mau mereka melakukan apa kepada saya?" Nadine balik tanya.
"Mereka tidak melecehkan kamu 'kan?"
Nadine menggelengkan kepalanya.
Hanan menghela napas lega.
"Jika mereka melakukan itu?" tanya Nadine.
"Saya akan menghabisi mereka," jawab Hanan.
Nadine tersenyum senang mendengarnya.
"Mereka sudah melakukan ini kepadamu sehingga terluka maka saya tetap memberikan mereka hukuman berat."
"Saya beruntung bertemu dengan Tuan, begitu sangat perhatian," ucap Nadine.
Seketika tubuh Hanan menegang, dirinya tak sadar dengan ucapannya karena begitu khawatir.
"Tuan ternyata menyayangi saya," ujar Nadine senang.
"Kamu adalah brand ambassador perusahaan jelas menjadi tanggung jawab saya," Hanan memberikan alasan. "Saya tetap akan melakukan hal yang...." ucapan Hanan terjeda.
"Sama kepada orang lain," sambung Nadine.
-
Hanan tiba di rumah pukul 4 pagi, ketika hendak menuju kamarnya dirinya berpapasan dengan Anaya.
"Dari mana kamu?"
"Rumah sakit, Bu."
"Siapa yang sakit?"
"Nadine."
"Kenapa dia di rumah sakit?" tanya Anaya lagi.
"Dia hampir di rampok, Bu." Jawab Hanan.
"Lalu bagaimana dengan kondisinya? Dia tidak kenapa-kenapa 'kan?" Anaya begitu khawatir.
"Lengannya terluka."
"Ya ampun, kasihan sekali dia. Seharusnya ada yang menjaga dan melindunginya. Kamu harus segera menikahinya," cetus Anaya.
"Hah. Menikah?"
"Iya, Nan. Kamu harus menikah dengan Nadine, dia butuh pelindung."
"Jangan aneh deh, Bu. Aku sama sekali tidak menyukainya, main paksa menikah saja!" gerutu Hanan.
"Kamu lihat 'kan dia terluka karena tak ada yang melindunginya," kata Anaya.
"Dia bersama seorang sopir, bahkan lukanya lebih serius. Jika dengan aku apa kejadian ini tidak akan terulang lagi?"
Anaya tersenyum nyengir.
"Bu, ini sudah musibah dan kapanpun bisa terjadi. Lain waktu Nadine harus ekstra hati-hati. Perampoknya juga sudah ditangkap," jelas Hanan.
"Syukurlah kalau para penjahat itu sudah ditangkap!" kata Anaya.
Hanan kemudian pamit pergi ke kamar karena sangat mengantuk.
***
Esok paginya, Harsya melihat putranya tak muncul sarapan. Ia pun lalu bertanya kepada istrinya. Anaya menjawab jika Hanan masih tidur karena harus ke rumah sakit menemui Nadine yang hampir di rampok.
Hana dan Dennis tampak terkejut mendengarnya.
"Kita harus menjenguk Nadine, Bu!" ucap Hana.
"Rencananya jam sepuluh nanti Ibu mau ke sana," kata Anaya.
"Ya sudah, kalau begitu kita berangkat bersama ke rumah sakit," ujar Hana.
"Ayah tidak dapat ikut," kata Harsya.
"Aku akan pergi ke kantor setelah Hana dan Ibu pulang dari rumah sakit," sahut Dennis.
"Baiklah," ucap Anaya.
"Jangan lama-lama di sana," Harsya mengingatkan istrinya.
"Iya, suamiku!"
"Kalian wanita kalau jumpa suka lupa waktu jika sedang mengobrol," singgung Harsya.
"Kali ini kamu tidak akan lama, suamiku. Ada cucuku yang tampan di rumah," ujar Anaya.
"Kalau begitu berangkat ke sana setelah sarapan pagi, biar Dennis ke kantor tidak terlalu siang," ucap Harsya.
Anaya dan Hana mengiyakan.
Setelah Harsya berangkat ke kantor, kedua wanita beda usia itu pergi ke rumah sakit. Sesampainya di sana, mereka di sambut hangat oleh Nay dan Wuri serta 2 orang pria yang menjadi tim kerja Nadine.
Anaya memeluk Nadine, begitu juga dengan Hana.
Empat orang lain keluar dari ruangan, kini tinggal mereka bertiga. Nadine menjelaskan dirinya hampir di rampok dan sampai dilarikan ke rumah sakit.
Anaya geleng-geleng kepala ketika mendengar penjelasan Nadine jika 2 pelaku tersebut melakukan tindakan kejahatan hanya untuk membayar utang yang diakibatkan judi.
Hana juga mengutuk keras kedua pelaku. Dia berharap mereka mendapatkan hukuman yang sepantasnya dan tak mengulang kejadian sama.
Jam 9 lewat 45 menit, Anaya dan Hana pamit pulang.
"Lekas sehat dan segera beraktivitas kembali!" ucap Hana.
"Terima kasih, Nona."
"Panggil saja Kakak," kata Hana.
"Baiklah, Kak."
"Bibi akan menyuruh Hanan untuk menjenguk kamu lagi," janji Anaya.
"Dengan senang hati, Bibi!"
Hana dan Anaya kemudian keluar di antar Nadine sampai ke depan pintu.
Hana lebih dahulu melangkah, Anaya kemudian kembali mendekati Nadine. "Kamu senang dengan Hanan, 'kan?"
Nadine terdiam, bibirnya tak dapat menjawab.
"Bibi sudah tahu jawabannya. Dia akan selalu menemui kamu," ucap Anaya tersenyum.
Nadine membalasnya dengan senyuman juga.
Hana dan Anaya telah melangkah jauh meninggalkan kamar inap. Nadine kembali ranjang dan tertawa bahagia.
Nay dan Wuri berdehem.
Nadine malah nyengir.
"Dapat kunjungan dari bakal calon ibu mertua dan kakak ipar, nih!" ledek Nay.
"Tidak sia-sia usahaku, Kak!" kata Nadine bangga.
...----------------...
Jangan Lupa Mampir Juga Ke Karyaku Lainnya...
- Salah Jatuh Cinta
- Calon Istriku Musuhku
- Mengejar Cinta si Tampan
- Jangan Mengejarku, Cantik!
- Pesona Ayahku
- Dikejar Cinta Putri Atasan
- Penculik Hati
- Dijodohkan Dengan Musuh
- Ibu Pilihan Aku
- Bertahan Walau Terluka
- Menikahi Putri Konglomerat
- Fall in Love From The Sky
- Marsha, Milik Bara
- Marry The Star
- Membalas Mereka Yang Menyakitiku
...Jangan Lupa Juga Like dan Komen 🙏🏼...
... Sehat dan Bahagia Selalu 🤗...
... Happy Weekend ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Dijenguk
2023-10-23
1
Ibad Moulay
Rumah Sakit
2023-10-23
1