Pagi ini Nadine menyempatkan waktu mengunjungi perusahaan Hanan sebelum pergi syuting sebuah produk ponsel.
Mengenakan kacamata hitam, Nadine berjalan memasuki gedung tak lupa menyapa para karyawan yang melintas.
Nadine membawa hasil masakannya yang merupakan salah satu makanan favorit Hanan. Hal itu didapatkannya dari calon ibu mertuanya.
Setelah diizinkan masuk, Nadine membuka kacamata hitamnya dan melemparkan senyumnya.
"Selamat pagi calon kekasih Nadine Riska Putri!"
Hanan mengerutkan keningnya.
"Tidak perlu terkejut begitu," ucap Nadine tersenyum.
"Mau apa kamu ke sini?"
"Membawakan sarapan." Nadine mengangkat paper bag sejajar dengan wajahnya.
"Saya sudah sarapan!"
"Kalau begitu siang saja nanti makannya," ujar Nadine.
"Letakkan saja di meja!" titah Hanan.
"Hem, baiklah!" Nadine meletakkan paper bag itu.
"Sekarang, pergilah!" usir Hanan dengan nada rendah.
"Tuan, saya akan melakukan syuting ke luar kota. Tidak ada kata-kata yang ingin disampaikan," kata Nadine.
"Syuting bukan untuk produk perusahaan ini, 'kan?"
"Memang bukan 'sih, tapi ucapkan sedikit kata-kata penyemangat buatku."
"Pergilah, jangan mengganggu waktu bekerja saya!"
"Tuan..."
"Kamu keluar sendiri atau diusir secara paksa?"
"Jika saya dinikahi paksa dengan Tuan mau, tapi kalau diusir....."
"Silahkan keluar dari ruangan saya!" Hanan menaikkan sedikit nada suaranya.
"Baiklah, Tuan." Kata Nadine melempar senyum.
Nadine pun keluar tak lupa menyapa Andra dan mengucapkan terima kasih pada pria itu karena telah mengizinkannya masuk ke ruangan Hanan.
Hanan yang penasaran lantas membuka isi paper bag.
"Makanan apa ini? Kenapa warnanya hitam?" gumam Hanan.
Mengambil satu buah udang dan mengangkatnya sembari memperhatikannya. "Dia sebenarnya bisa masak apa tidak, 'sih?"
Hanan mengigit daging udang tersebut lalu memuntahkannya. "Rasanya tak enak!"
Hanan lalu melemparkan wadah makanan begitu juga paper bag ke dalam tong sampah.
"Seumur hidup baru ini makan makanan yang sangat aneh!" umpatnya.
Sore harinya Hanan telah kembali dari kantor, menyapa sang ibu yang asyik mengobrol dengan cucu kesayangannya. Maklum, baru satu orang jadi begitulah.
"Apa tadi Nadine membawakan sesuatu kepadamu?"
"Dari mana Ibu tahu kalau dia ke kantor?"
"Ibu yang memberitahu dia kalau salah satu makanan kesukaan kamu udang bakar."
"Oh, jadi ini semua rencana Ibu."
"Iya."
"Rasanya sangat aneh, lalu ku buang!" ucap Hanan santai.
"Apa! Kamu buang?"
"Tidak enak, malah menghitam seperti kebakar!"
"Namanya juga udang bakar."
"Tapi ini sangat berbeda, Bu. Dagingnya semua menghitam. Pokoknya aneh!"
"Kamu ini tidak menghargai usahanya!" omel Anaya.
"Capek, Bu. Sudah, ya!" Hanan cepat-cepat berlalu.
-
Selesai makan malam, masing-masing anggota keluarga kembali ke kamar. Hanan menatap jam di ponselnya masih pukul 8 malam. Dia lalu menghubungi Bryan dan Ryder namun kedua pemuda itu enggan untuk keluar rumah karena sangat lelah seharian bekerja.
Hanan akhirnya memilih menghabiskan waktu dengan bermain game di ponselnya. Sejam kemudian kantuk menyerangnya.
Hanan pun merebahkan tubuhnya di ranjang, terlintas dipikirannya sosok Nadine yang mengunjunginya di kantor.
Gadis itu bersikap manja dan merengek mengucapkan kata-kata.
"Dia sebenarnya cantik, lucu dan sangat menggemaskan tapi kenapa perasaan aku tidak sama seperti dengan Aira," gumamnya.
"Mungkin aku memang tidak menyukainya," lanjutnya bermonolog.
Hanan memejamkan matanya.
Selang 15 menit kemudian, ponselnya berdering. Masih dalam mata tertutup, "Siapa sih' yang menelepon, ganggu tidur saja?" gerutunya.
Hanan tak menjawabnya dan membiarkannya.
Detik, menit dan jam berlalu. Hanan tersentak bangun ketika jarum jam menunjukkan pukul 1 malam.
"Aku pikir sudah pagi ternyata masih malam, huh!"
Hanan ingat jika 2-3 jam lalu ada seseorang yang meneleponnya, ia pun membukanya ternyata dari Andra.
Tampak 3 kali panggilan tak terjawab .
Hanan lalu menghubungi nomor asisten pribadinya itu. "Halo, An. Ada apa?"
"Tuan, Nona Nadine sekarang di rawat di rumah sakit."
"Apa!" Hanan begitu terkejut. "Apa yang terjadi dengannya?" lanjutnya bertanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Tidak Perlu....
2023-10-22
1
Ibad Moulay
Setelah...
2023-10-22
1