Bab 3 - Hanan Menghindar

Dua hari berlalu....

Nadine tampak mondar-mandir di depan meja sekretarisnya Hanan. Dia ingin bertemu dengan pimpinan perusahaan itu sekedar menjelaskan semua tentang berita yang beredar sepekan ini.

"Nona Nadine, ada yang bisa saya bantu?"

"Hemm, begini Nona Inka. Saya mau bertemu dengan Tuan Hanan. Apakah hari ini beliau ke kantor?"

"Tuan Hanan belum dapat ke kantor, kemungkinan hari Senin beliau kembali bekerja."

"Apa saya boleh tahu alamat rumahnya? Saya ingin sekali berbicara dengannya, ini sangat penting," ujar Nadine.

"Maaf, Nona. Kami tidak dapat memberikan alamat rumahnya keluarga besar Tuan Harsya Abraham Syahbana kepada orang-orang yang sebelumnya memiliki janji dengan mereka."

"Bisa buatkan janji dengan Tuan Hanan?" pinta Nadine.

"Tunggu sebentar, Nona."

Nadine mengangguk.

Tak sampai 2 menit, Inka mengatakan jika Tuan Hanan bersedia bertemu dengannya. Senyum Nadine kembali cerah.

Inka menuliskan alamat lengkap kediaman orang tuanya Hanan di secarik kertas lalu diserahkannya kepada Nadine.

Setelah mengucapkan terima kasih, Nadine gegas menuju rumahnya Hanan.

Nadine pergi tanpa ditemani manajer dan asistennya maupun sopir, mengendarai mobilnya seorang diri.

Nadine mengenakan topi, kacamata hitam dan penutup mulut agar tak ada yang mengenalnya.

Mobil yang digunakannya berbeda dari biasanya, Nadine sengaja menyewanya agar mengecoh para wartawan. Tentunya, untuk menjaga privasi keluarga besar Hanan.

Setibanya di sana Nadine melepaskan semua yang menutupi bagian kepala lalu menunjukkan wajahnya. Karena memang begitu prosedur keamanan rumah mewah tersebut yang mewajibkan para tamunya.

Nadine lalu di persilahkan masuk kemudian diarahkan ke sebuah taman tepat di belakangnya.

Nadine di suruh menunggu karena Hanan sedang berpakaian.

Nadine menatap ponselnya dengan perasaan bosan, sudah 20 menit dirinya menunggu. Dua gelas es jeruk pun juga telah kandas.

"Lama sekali sih' dia, padahal cuma berpakaian saja. Apa perlu berias lagi?" batinnya.

Nadine berkali-kali menoleh ke arah rumah mewah di belakangnya. Memastikan jika Hanan benar-benar menemuinya.

Nadine beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan mondar-mandir dengan terus meremas kedua tangannya.

Hanan dengan santai berdiri di balkon melihat Nadine menunggunya di taman. "Aku takkan mau menemuimu, karena hanya akan membuatku dalam masalah," gumamnya.

Hanan tersenyum menyeringai, memperhatikan Nadine dengan wajah gelisahnya.

Kedatangan Nadine ingin menjelaskan bahwa dia telah berbicara kepada media tentang berita selama ini beredar. Dia juga tidak mau Hanan mengakhiri kontrak kerja sama secepatnya.

Awalnya Nadine memang ingin mempersingkat kontrak karena kesal selalu di tuding menjual sensasi. Namun, ia memperbaiki ucapannya.

Nadine sangat menginginkan pekerjaan ini karena upah yang ditawarkan perusahaan Hanan sangat tinggi. Apalagi ibunya Nadine sedang sakit, jadi dirinya benar-benar membutuhkannya. Segala cara akan dilakukannya supaya Hanan tak memutuskan kontrak.

Nadine membalikkan tubuhnya ke arah timur, dapat terlihat jelas olehnya Hanan berdiri seraya melemparkan senyum menghina kepadanya. Tangan kanan Hanan memegang gelas dan tangan kirinya dimasukkannya ke dalam saku celananya.

"Jadi dia dari tadi di sana? Kenapa tidak menemui aku? Dia ingin main-main denganku," batin Nadine geram.

Nadine yang kesal memilih kembali duduk dan melipat kedua tangannya. "Jika bukan karena Ibu, aku tidak akan biarkan dia menginjak-injak harga diriku," gumamnya.

Harsya dan Anaya yang baru saja pulang menghampiri Nadine.

Anaya tersenyum hangat menyapa gadis cantik dihadapannya.

Nadine sedikit menundukkan kepalanya memberi hormat kepada kedua orang tuanya Hanan.

"Kamu di sini sedang menunggu siapa?" tanya Harsya.

"Saya ingin bertemu Tuan Hanan, Tuan Besar." Jawab Nadine dengan lembut dan sopan.

"Sudah lama kamu di sini?" tanya Anaya.

"Belum, Nyonya Besar. Baru setengah jam," jawab Nadine lagi dengan senyuman.

"Setengah jam itu sangat lama. Memangnya kemana Hanan? Bukankah dia di rumah?" ucap Anaya mengarahkan pandangannya kepada pelayan yang sedari tadi mengikutinya.

"Tuan Hanan sedang berada di balkon, Nyonya."

"Kenapa dia tidak menemui tamunya?" tanya Anaya lagi.

"Jangan dijawab!" larang Harsya. "Tinggalkan kami, lanjutkan pekerjaan kalian!" titahnya.

Dua pelayan wanita itu pun berlalu.

"Ada keperluan apa kamu kemari?" tanya Harsya menatap gadis yang ada dihadapannya.

"Saya ingin membicarakan masalah pekerjaan, Tuan Besar."

"Kenapa tidak membahasnya di kantor?" tanya Harsya lagi.

"Karena Tuan Hanan tidak berada di kantor dan saya sudah membuat janji dengannya," jelas Nadine.

"Kamu artis yang menangani produk terbaru perusahaan kami, 'kan?" tanya Anaya.

Nadine mengangguk.

"Saya harap kamu dapat bekerja dengan profesional. Saya tidak suka produk yang kamu iklankan sukses karena berita kontroversi yang kamu buat," ucap Harsya.

"Saya janji takkan ada berita buruk atau sensasi lagi yang menyeret anggota keluarga ini," kata Nadine.

"Saya pegang janjimu. Gara-gara berita kalian itu, putra saya harus di rawat di rumah sakit. Jika hal ini terjadi, maka saya takkan segan mendepak kamu dari produk ini!" ancam Harsya.

"Sekali lagi saya minta maaf, Tuan Besar. Itu semua diluar kendali saya. Masalah berita yang beredar, saya sudah menjelaskan di akun media sosial pribadi dan melakukan wawancara eksklusif," jelas Nadine.

"Syukurlah kalau memang begitu," Anaya menyahut.

"Kami bukan dari kalangan pesohor yang tampak biasa berhadapan dengan kamera," lanjut Anaya lagi.

"Sekali lagi saya benar-benar minta maaf. Karena berita yang menyebut nama putra Tuan dan Nyonya membuat seluruh keluarga besar tidak nyaman," ucap Nadine, kembali sedikit menundukkan kepalanya.

"Sekarang kamu boleh pulang," ujar Harsya.

"Terima kasih sudah mendengarkan penjelasan saya. Permisi!" Nadine kemudian pamit.

Selepas Nadine pergi, Hanan menghampiri kedua orang tuanya.

"Kamu ini bukannya cepat menemuinya, malah sengaja menghindar!" omel Anaya.

"Aku malas bertemu dengannya," ucap Hanan santai.

"Sayang, lagian masalahnya juga sudah selesai. Tak perlu dibahas," ujar Harsya kemudian berlalu menuju kamarnya.

Anaya menyusul suaminya.

Hanan akhirnya dapat tersenyum lega,tak perlu capek bertemu dengannya. Apalagi Nadine pasti akan lebih patuh mendengar petuah dari Harsya daripada dirinya.

***

Keesokan harinya, Hanan menikmati makan siang bersama teman-temannya. Beberapa hari ini, ia melewati waktu dengan mereka karena kesibukan pekerjaan.

"Akhirnya setelah acara ulang tahun Bryan kita kembali kumpul," ucap Dayna.

"Sebenarnya hampir seminggu sekali kita bertemu seperti ini. Tapi, si Tuan Muda Hanan sangat sibuk mengurusi proyek iklannya," kata Bryan melirik sepupunya itu.

"Aku sangat malas jika menyangkut perusahaan ini. Semoga saja Kak Hana mau kembali," ujar Hanan.

"Bukankah enak jika di perusahaan fashion? Setiap hari ketemu artis cantik," celetuk Alvan.

Dayna melirik tajam suaminya, Alvan tersenyum nyengir.

"Jika aku ingin bertemu dengan wanita yang lebih cantik dari mereka pun, ku sanggup membayarnya," ucap Hanan.

"Iya, ya, si pewaris HS Group. Apa yang kamu inginkan pasti terkabulkan?" singgung Dayna.

"Tapi, Kak Hana yang selalu dimanja," sambung Hanan lesu.

"Jangan iri dengan Kak Hana, kamu juga disayang oleh Bibi Anaya dan Paman Harsya hanya saja menolak fasilitas yang mereka berikan seperti pengawal dan pelayan pribadi," ujar Ryder.

"Karena menurutku sangat menggangu aku yang ingin bebas," kata Hanan.

"Sekarang kita bukan remaja lagi, semuanya telah dewasa. Aku sudah menikah dengan Dayna, waktunya memikirkan masa depan," ucap Alvan.

"Iya, tapi aku harus menunggu beberapa tahun lagi untuk melamar Alana," tukas Bryan.

"Karena dia masih terlalu kecil. Sabar jika ingin melamarnya," sahut Dayna.

Terpopuler

Comments

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Ingin Sekali Bicara...

2023-10-22

1

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Dua hari berlalu...

2023-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!