'Maafkan aku Flo, sepertinya aku tidak bisa menikah denganmu. Jangan cari aku!'
Sekujur tubuh Flo bergetar, tak sengaja dia menjatuhkan ponselnya karena terkejut dengan isi pesan yang di kirimkan oleh Nicho. Flo terdiam dan berusaha mengontrol dirinya, setelah merasa lebih tenang dia kembali meraih ponselnya dengan harapan pesan tersebut tidak nyata. "Ya, pasti karena aku kelelahan sehingga aku berhalusinasi!" gumam Flo mencoba menyakinkan diri. Namun sialnya, Flo kembali melihat pesan tersebut di ponselnya. Flo mengeja pesan tersebut berkali-kali, mungkin saja Flo salah baca. Namun semakin lama dia membacanya, semakin dia sadar jika pesan yang Nicho kirim benar-benar nyata.
"Tidak mungkin! Ini tidak mungkin!" Flo masih bisa menyangkal, kini dia berpikir jika Nicho sedang iseng padanya. Flo lalu mencoba menghubungi Nicho, sayangnya nomor Nicho tidak aktiv dan pesan yang Flo pun tidak terkirim. "Ada apa denganmu Nich?"
Flo menaruh ponselnya di atas nakas, gadis itu lalu berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mencoba untuk mendinginkan kepalanya. Setelah mandi, Flo merasa lebih baik, tubuhnya terasa segar dan pikirannya kembali jernih. Flo lalu berpakaian, setelah itu dia memoles make up di wajah cantiknya. "Kau pikir kau bisa menjahiliku sayang," gumamnya seraya bercermin. Flo tidak akan percaya jika Nicho meninggalkannya apalagi mereka akan menikah besok. Mengingat peringai Nicho yang suka jahil, Flo yakin jika pesan tersebut juga merupakan bagian dari kejahilan sang calon suami.
Setelah siap, Flo keluar dari rumahnya. Di luar masih sangat gelap namun Flo tidak sabar ingin segera menemui Nicho. Flo meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan keluarganya, gadis itu mengendarai sepeda motornya menuju apartemen tempat Nicho tinggal.
Untung saja Flo memiliki kartu akses sehingga dia dengan mudah masuk ke dalam komplek apartemen Nicho. Flo lalu naik ke lantai 17 dimana unit Nicho berada. Flo menekan bel berkali-kali, namun tak ada sahutan dari Nicho. "Apa dia masih tidur?" tanya Flo pada dirinya sendiri. Karena Nicho tak kunjung membuka pintu, Flo memutuskan untuk masuk ke dalam apartemen calon suaminya. "Nich, Nicho," panggil Flo dengan suara yang cukup keras. Flo lalu menuju kamar Nicho, gadis itu mengkerutkan keningnya saat melihat pintu kamar Nicho terbuka. Perlahan Flo masuk ke dalam kamar Nicho, gadia itu mencari ke setiap sudut kamar hingga kamar mandi, namun hasilnya nihil, dia tak menemukan Nicho dimanapun.
Dengan tangan bergetar, Flo mencoba membuka lemari baju yang berada di kamar Nicho. Dan betapa terkejutnya gadis itu ketika tak melihat satupun baju yang tersisa di dalam lemari tersebut. "Tidak mungkin!" Flo lalu berlari keluar dari apartemen Nicho, gadis itu menuju basement untuk mencari keberadaan motor Nicho. Dan lagi-lagi Flo di buat terkejut karena dia tak menemukan apa yang dia cari.
Flo lalu kembali ke lobby untuk bertanya kepada resepsionis. "Permisi," sapanya ramah. "Apa anda melihat perginya penghuni kamar 002 di lantai 17?" tanya Flo dengan suara bergetar.
"Tidak nona!" jawab resepsionis tersebut.
"Apa saya boleh melihat rekaman CCTV hotel?" pinta Flo penuh harap.
"Maaf nona, tapi pihak hotel tidak bisa memperlihatkan rekaman CCTV kepada sembarang orang!"
"Tolong saya, saya hanya ingin tau kemana dan kapan tunangan saya pergi!"
"Maaf nona!"
"Tolong saya sekali ini saja!"
"Tidak bisa nona!"
Melihat keributan di meja resepsionis, security yang sedang berjaga pun menghampiri Flo. "Ada apa ini?" tanya sekuriti tersebut.
"Nona ini memaksa untuk memeriksa rekaman CCTV!"
"Benar begitu nona?" tanya security seraya menatap Flo.
"Saya tidak bisa menemukan tunangan saya pak, saya hanya ingin tau kapan dia pergi dari apartemen!" jelas Flo. "Dia tinggal di lantai 17 unit 002!" sambung Flo lagi.
"Apa yang anda maksud tuan Nicho?"
"Ya benar pak. Apa anda melihatnya keluar apartemen?" cecar Flo dengan wajah menegang.
"Semalam sekitar jam 10 saya bertemu dengan tuan Nicho di parkiran. Beliau membawa tas hitam dan pergi meninggalkan apartemen!"
"Apa bapak tau kemana Nicho pergi?" tanya Flo penuh harap.
"Tidak!"
Flo menghela nafas berat, pikirannya mulai kacau dan dia mulai merasa takut. "Terima kasih infonya pak!" ucapnya dengan wajah kecewa. Flo lalu kembali mencari Nicho, kali ini dia mendatangi bengkel milik calon suaminya. Karena masih terlalu pagi bengkel belum buka, Flo memutuskan menunggu di dekat bengkel.
Satu jam kemudian, satu persatu karyawan Nicho mulai berdatangan. Flo segera menghampiri mereka untuk menanyakan keberadaan Nicho.
"Flo," sapa salah satu karyawan Nicho saat melihat kedatangan Flo.
"Apa Nicho ada di dalam?" tanya Flo dengan wajah lelah.
"Sejak kemarin Nicho tidak datang ke bengkel Flo! Apa terjadi sesuatu?"
Flo menggeleng pelan. "Tolong hubungi aku kalau Nicho datang ya!"
"Baik Flo!"
Matahari tepat berada di atas kepala, Flo masih berkeliaran mencari keberadaan calon suaminya. Namun Flo tak menemukan jejak Nicho. Dan opsi terakhir adalah kediaman kedua orang tua Nicho.
Karena hampir putus asa, Flo akhirnya datang ke rumah orang tua Nicho. Namun gadis itu tak bertemu dengan siapapun karena Zea sedang pergi, Adelia sedang bersekolah dan Sam serta Nick sedang bekerja.
"Apa Nicho tidak datang ke sini?" Flo bertanya kepada satpam yang berjaga di depan.
"Tidak non, terakhir mas Nicho pulang bersama non beberapa hari yang lalu!"
Flo semakin putus asa, sepertinya ketakutannya memamg benar jika Nicho sudah meninggalkannya. Semua pertanyaan bergulir di kepala Flo. Dia bertanya-tanya kenapa Nicho tiba-tiba meninggalkannya? Semua pertanyaan tersebut membuat kepala Flo terasa mau pecah. Gadis itu merasa kepalanya semakin berat dan pandangannya pun mulai buram. Dan detik berikutnya Flo jatuh tak sadarkan diri.
"Nona Flo!" teriak satpam panik. Satpam tersebut lalu berteriak memanggil asisten rumah tangga.
"Ada apa pak?"
"Nona Flo pingsan, tolong hubungi ibu!"
Asisten rumah tangga itu lalu mengghubungi Zea namun ponsel Zea tidak di angkat. Dia lalu mencoba menghubungi Sam namun hasilnya sama. Ponsel Nicho pun tak bisa di hubungi. Karena takut terjadi sesuatu pada Flo, akhirnya asisten rumah tangga itu memberanikan diri menelfon Nick.
"Ada apa bi?" tanya Nick di seberang sana.
"Maaf mas, bibi mengganggu. Nona Flo datang kemari dan tiba-tiba pingsan. Bibi sudah menghubungi ibu, bapak dan mas Nicho, tapi mereka tidak bisa di hubungi!"
"Bawa dia ke rumah sakit bi! Saya dan dady ada di rumah sakit!"
"Baik mas!"
Flo lalu di larikan ke rumah sakit milik keluarga Nicho, gadis itu langsung mendapat perawatan karena ,Nick sudah menunggunya di rumah sakit.
"Bagaimana kondisinya dok?" tanya Nick seraya menatap Flo yang terbaring lemah di atas tempat tidur.
"Pasien kelelahan dan terlalu stres," jawab dokter.
"Tolong lakukan pemeriksaan menyeluruh!" titah Nick dengan tatapan yang sukar di jelaskan.
"Baik pak!"
Nick lalu keluar untuk menghubungi Nicho, namun Nick sama sekali tak bisa menghubungi kembarannya. "Kemana perginya pria bodoh itu?" tanya Nick pada dirinya sendiri.
Karena masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan, Nick menyuruh asisten rumah tangganya untuk menjaga Flo sampai gadis itu sadar.
Beberapa saat kemudian, Flo mulai membuka matanya. Di saat yang sama hasil tes darah Flo juga sudah keluar. Dokter lalu datang untuk memeriksa kondisi Flo lagi.
"Anda sudah bangun?" tanya dokter dengan ramah.
"Dimana saya?" tanya Flo dengan suara serak.
"Anda berada di rumah sakit karena pingsan!"
Flo berusaha untuk duduk, namun dokter mencegahnya. "Anda harus banyak istirahat, ibu hamil memang rentan kelelahan dan pingsan!"
Flo menatap dokter dengan wajah bingung. "Apa maksud anda dengan ibu hamil?"
"Jadi anda belum tau kalau anda sedang mengandung?"
"Sa-saya hamil?" ujar Flo tak percaya.
"Ya, anda sedang hamil. Selamat nona. Sebaiknya anda istirahat sebentar lagi! Saya permisi dulu!"
Bak jatuh lalu tertimpa tangga, Flo menangis sejadi-jadinya begitu dia tau jika dia tengah mengandung sementara Nicho telah meninggalkannya. "Aku harus bagaimana?" ucap Flo di tengah isak tangisnya. Flo melepas paksa infus yang menancap di kulitnya hingga darah keluar dan menetes di lantai. Flo lalu turun dari tempat tidur dan berjalan dengan langkah sempoyongan.
"Nona Flo mau kemana?" tanya asisten rumah tangga saat melihat Flo akan keluar dari ruang perawatan. Flo tak menjawab, gadis itu tetap berjalan tak tentu arah.
"Lebih baik aku menghubungi mas Nick," gumam sang ART seraya mengejar Flo.
Flo menaiki lift, sialnya ART tersebut kehilangan Flo saat sedang menghubungi Nick. Di saat yang sama Nick datang dan melihat ART nya sedang kebingungan.
"Dimana Flo?" tanya Nick cemas.
"Maaf mas, bibi kehilangan nona Flo!"
Nick meraup wajahnya kasar. Pria itu lalu meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. "Periksa rekaman CCTV, cari tau posisi gadis dengan tinggi sekitar 160cm, rambut panjang dan memakai hodie berwarna milo!"
"Baik tuan!"
Nick menunggu dengan cemas, apalagi setelah ART.nya memberi tahu jika Flo ternyata sedang hamil.
"Gadis dengan ciri-ciri yang anda sebutkan menaiki lift menuju atap tuan!"
Nick semakin panik, dia khawatir terjadi sesuatu pada Flo. Nick lalu menyusul Flo ke atap rumah sakit sambil berusaha menghubungi Nicho. "Dasar bodoh, kenapa ponselmu tidak aktiv!" umpat Nick kesal.
Setibanya di atap, Nick berlarian mencari Flo. Mata Nick membelalak saat melihat Flo berdiri di atas tembok pembatas. Nick perlahan mendekati Flo dan berdiri tepat di bawah Flo berdiri.
"Apa yang kau lalukan Flo? Cepat turun! Di atas sangat berbahaya!" teriak Nick seraya menjulurkan tangannya ke arah Flo.
Flo menunduk, gadis itu sempat tersenyum karena mengira Nicho lah yang datang. Namun senyuman itu segera hilang saat dia menyadari jika pria yang di lihatnya adalah Nick.
"Pergilah Nick, biarkan aku sendiri!" jawab Flo dengan wajah berurai air mata.
"Tolong turun Flo. Kasihan bayi yang ada di dalam perutmu. Nicho pasti sedih kalau tau kau begini!"
Flo kembali menunduk, gadis itu tersenyum sedih seraya mengusap perutnya yang masih rata. "Bagaimana mungkin dia tau sementara dia telah meninggalkanku!" jawabnya gusar.
"Apa maksudmu Flo?"
"Nicho membatalkan pernikahan kami. Lalu bagaimana aku harus hidup dan menghadapi kemalangan ini. Aku hamil sementara calon suamiku malah meninggalkanku sehari sebelum kami menikah!"
Kedua tangan Nick terkepal, dia sangat kecewa dengan sikap kembarannya. Nick diam sejenak, entah apa yang sedang dia pikirkan hingga wajahnya terlihat begitu bimbang. "Jangan cemas, aku akan menikahimu Florensia Tan!"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Cari Perhatian
lagian si nick bisikin nicho apa si.. ish
2023-12-11
0
auliasiamatir
ahhh babang nick... ❤️❤️❤️
2023-10-27
0
Yusi Lestari
aku semakin penasaran dech sana rahasia Nicho sebenarnya ada apa dg Nicho
2023-08-18
1