EMBRACE YOU : Kehadiran & Racun
Title : Almost is Never Enough
Length : Chaptered || Ongoing
Genre : Love, family, hurt, sad, etc..
Author : Ani
Disclaimer : All in pure story from my mind. Please don't copy!! Jika ada kesamaan cerita, waktu, nama dan kejadian itu bukanlah suatu kesengajaan. Awas Typo bertebaran dimana-mana.
Warning!!
CERITA INI TIDAK DIBUAT UNTUK MENYINGGUNG PIHAK MANAPUN. INI HANYA KARANGAN SEMATA
💜💜💜
“Jika ada yang tidak di mengerti, kamu boleh langsung tanya saya.”
“Baik pak, terima kasih.”
Aku tersenyum lebar seraya pamit untuk keluar dari ruang kerja milik Pak Galih ketika pagi ini secara resmi aku bekerja di kantor cabang yang ada di kota ini.
Kota yang sudah aku tinggalkan selama hampir lima tahun. Kota asalku.
Karyawan lain yang berpapasan denganku saat aku berjalan menuju ruangan menyapa sangat sopan. Sebagian dari mereka telah lama mengenalku karena aku memang sudah bekerja di perusahaan manufaktur ini selama kurang lebih enam tahun.
Aku bergabung di perusahaan ini saat berumur delapan belas tahun dan hanya menjadi staf di bagian administrasi. Sekarang, saat umurku akan menginjak dua puluh empat tahun, aku telah memiliki tim sendiri. Aku yang selama ini mendapat pelatihan dan meneruskan sekolah sambil bekerja di kota lain telah memiliki tim administrasi sendiri.
Banyak yang bilang mereka iri denganku karena di umurku yang masih muda, aku bisa mendapatkan jabatan ini. Aku yang telah berpengalaman selama tiga tahun ini untuk memimpin satu bagian penting di perusahaan. Tak jarang banyak juga dari mereka yang menganggap remeh kemampuanku.
Sekarang, aku kembali ke kantor cabang ini dimana semuanya di mulai. Bersyukur teman-temanku dulu sekarang bagian dari tim. Mereka adalah teman-teman yang bertanggung jawab dalam pekerjaannya.
“SELAMAT DATANG!!”
Aku tersentak kaget saat lima orang perempuan berteriak ketika aku masuk ke ruangan. Mereka semua berteriak heboh sambil mendekatiku dengan donat di dalam sebuah kotak. Donat yang di atasnya sengaja di hidupkan lilin kecil.
“Aku sedang tidak ulang tahun.”
“Ehh biarin! Ini untuk penyambutan selagi donatnya gratis. Hahaha.” Rima, wanita yang lebih tua empat tahun dariku itu tertawa.
“Gratis?”
“Donatnya di belikan Leo.” Semuanya refleks tersenyum menggoda menatapku. Aku hanya tertawa tidak menanggapi serius.
Leo adalah lelaki dewasa berumur tiga puluh tahun dari bagian lain yang sejak dulu secara terang-terangan mendekatiku. Sementara aku hanya menganggap Leo hanyalah teman. Tidak lebih.
“Eiyy.. Ya udah yuk di makan donatnya.” Aku menggiring mereka untuk duduk di meja masing-masing. Melihat lagi kelima wanita di hadapanku ini setelah lima tahun rasanya benar-benar lega.
Mereka adalah tim avenger yang sejak dulu di banggakan oleh manajemen. Beruntung aku termasuk di dalamnya.
“Gimana di kota X? Udah punya pacar belum?” Kiki, wanita yang seumuran denganku itu bertanya penasaran.
Aku menggeleng.
“Bukannya lebih tepat kalau kamu menanyakan tentang pekerjaan di sana?” Kali ini Camila yang bertanya balik pada Kiki. Dua wanita ini memiliki umur yang sama denganku, hanya saja aku yang termuda jika di bandingkan dengan bulan lahir kami. Selain itu ada Bela yang lebih tua satu tahun dariku dan Tiwi yang lebih tua tiga tahun.
Satu lagi yang membuat karyawan dari bagian lain iri pada kami, di bagian ini yang memimpin mereka adalah wanita yang lebih muda di bandingkan dengan anak buahnya. Tapi tetap saja banyak juga di antara mereka yang menganggap rendah kemampuanku.
Tiba-tiba suara telpon di meja Camila berbunyi. Aku hanya tersenyum lebar dan berteriak. “Ayo semuanya mulai bekerja! Semangat!!”
Beginilah awal pagi kami, pekerjaan yang menumpuk selalu menunggu untuk di selesaikan. Satu hal lain yang membuatku betah bekerja di perusahaan ini, aku bisa benar-benar fokus bekerja untuk melupakan dia. Seorang yang tidak pernah teman-temanku ini ketahui identitasnya. Seseorang yang pada awalnya ingin aku kenalkan pada mereka saat kami akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.
Seorang pria yang selama lima tahun ini tidak bisa hilang dari pikiranku.
***
“Ayo cepat!!”
Camila berlari kecil menghampiriku saat malam ini hanya ada kami berdua di ruangan. Seperti biasanya aku yang di temani Camila lembur hingga jam delapan malam. Jika aku tidak memaksa Camila untuk berhenti, wanita ini pasti akan meneruskannya sampai larut malam.
Meskipun kami akhirnya berpisah di pintu utama gedung ini, tapi memastikan semua anak buahku untuk pulang itu cukup melegakan.
Camila menghilang di depan gerbang karena dia di jemput oleh pacarnya, aku melambai padanya dengan senyum lebar seperti biasanya. Kemudian seorang satpam jaga menyapaku saat aku berjalan keluar gerbang.
Aku pulang menggunakan kendaraan umum, seperti biasanya. Tapi sebelum itu aku belok ke mini market tepat di samping gedung ini untuk membeli vitamin.
Setelah membayar di kasir aku segera keluar dan duduk di kursi yang di sediakan di sana. Malam ini orang-orang kantoran sepertiku banyak yang masih bersantai di sini, mengobrol dengan teman-teman mereka.
Aku cepat-cepat membuka vitamin yang di beli dengan sebotol air mineral. Sudah menjadi kebiasaan aku memakannya, pada awalnya aku hanya meminumnya sesekali saat tubuhku sangat lemah karena jadwal kuliah dan kerja yang bersamaan setiap harinya, dan hal itu cukup efektif untuk setidaknya menegapkan tubuhku.
Sebelum aku beranjak dari sana, tiba-tiba ponselku bergetar menandakan panggilan masuk.
“Halo, ada apa ‘bu?”
“Halo Cha, kamu sudah lupa dengan ibu?”
Aku menghela napas sebelum menjawab. “Tentu tidak. Aku hanya sibuk mengurus kepindahanku.”
“Ck. Anak ini. seharusnya kamu mengabari ibu jika sudah pulang. Ibu tidak ingin selalu mengomelimu tapi kamu selalu membuat ibu harus melakukannya. Kau membuat ibu terlihat seperti ibu yang buruk!!”
“BU!! Aku baru sampai tadi pagi jam tiga. Lalu aku harus sudah berangkat untuk bekerja—“
“Sudahlah! Kau memang selalu seperti itu! Kau lebih mementingkan dirimu sendiri di bandingkan dengan kami.”
Tanpa sadar aku mengelus dadaku pelan sambil memejamkan mata. Ini memang sikap ibu sejak ayah tiada. Hanya ada ibu dan adik lelaki yang baru lulus kuliah. Di kota ini, aku tinggal terpisah dengan mereka karena alasan rumahku lebih dekat ke tempatku bekerja dari pada rumah ibu yang harus menempuh waktu satu setengah jam perjalanan.
Tidak, sebenarnya itu rumah bibiku, tapi sejak bibi meninggal satu tahun lalu, dia mewariskan rumahnya padaku mengingat bibi belum menikah pada saat itu. Itu pula satu dari sekian alasan Ibu semakin menuntutku untuk membiayai pendidikan adik karena aku mendapatkan rumah bibi.
Aku tidak meminta itu, aku hanya sangat dekat dengan bibi Rose. Ahh aku merindukannya sekarang.
“Baiklah, aku pulang sekarang—“
“Tidak usah! Kau kirimkan saja uangnya, tambahkan juga karena Ibu ingin membelikan daging sapi untuk merayakan kepulangan Daniel dari acara perpisahannya dengan teman kampusnya.”
Aku bergumam dan sambungan langsung putus seketika. Aku menatap layar ponsel yang menampilkan wallpaper wajah tersenyum Jung Hoseok dari BTS, musisi kesukaanku.
Inilah ibu, dia akan mengomel ketika aku telat memberikan uang bulanan. Padahal aku hanya telat beberapa jam. Seharusnya tadi siang aku mengirimnya tapi aku benar-benar lupa.
Lalu Daniel, dia baru saja lulus dari universitas terkenal di kota ini. Membanggakan ibu tentu saja. Berharap anak itu segera mendapatkan pekerjaan agar dia bisa merawat ibu juga, memenuhi keinginan ibu.
Aku merasakan kepalaku mulai berdenyut pusing. Vitamin yang baru saja di makan belum bekerja. mengabaikannya, aku mulai mengotak atik ponsel untuk mentransfer uang pada ibu, berharap ibu akan senang.
Aku bukanlah wanita bodoh, terkadang aku juga sangat merindukan ibu memanjakanku seperti yang dia lakukan pada Daniel, terkadang aku ingin ibu menelponku untuk menanyakan hariku, atau menanyakan apakah aku makan teratur. Aku juga ingin ibu mengunjungiku dan mengomel padaku saat melihat aku belum mencuci pakaian. Hal-hal kecil itu lebih sering aku rasakan dengan bibi Rose.
Aku merasakan tubuhku mulai tidak bertenaga, cape sekali. Aku harus segera pulang.
~~~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 348 Episodes
Comments
mamayot
hai,,,mampir di cerita ku siapaa tau suka,judul nya JATUH CINTA DENGAR ARDAN
2021-07-01
1
Ayunina Sharlyn
nyimak ya
2020-08-25
0
Priska Anita
Like dari Rona Cinta mendarat disini 💜
2020-08-25
1