True Love

True Love

Bab 1

Seperti pagi biasanya Rubby dan keluarganya berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama sebelum mereka melakukan aktivitas mereka masing-masing.

Di sela-sela mereka menikmati sarapannya sesekali terselip obrolan ringan dan canda, terutama Rubby dan sang kakak yang setiap pagi selalu heboh entah bercanda atau sekedar membahas sesuatu yang kurang begitu penting.

" By..nanti kak Ed ga bisa jempu, nanti biar pak Usman aja yang jemput kamu." kata Edward kepada Rubby sambil melirik kearah Rubby yang tengah melahap sarapannya.

Papa dan mamanya hanya memperhatikan sekilas dan saling tersenyum melihat interaksi kedua anaknya yang begitu saling menyayangi.

"Emang kak Ed sibuk banget ya?" tanya Rubby tanpa melihat kearah kakaknya.

"Hemmmm..kakak ada janji ketemuan sama teman lama yang baru balik dari London By.."

"Cowok atau cewek kak..cie..cie..kakak.." kata Rubby menggoda kakaknya sambil mengedip-ngedipkan mata bulatnya. terlihat lucu dan menggemaskan bagi Edward.

"Cowok By.." kata Edward sambil mencubit hidung mancung adiknya.

"Kirain.." Rubby tertawa kearah kakaknya.

"Sudah-sudah,,cepat habiskan sarapan kalian dan segera berangkat, nanti kalian telat lho.."

Kata Elsa mama mereka. Rubby dan Edward segera menyelesaikan sarapan mereka dan berpamitan kepada mama dan papanya.

Setiap harinya Edward selalu mengantar jemput Rubby ke kampus. Hanya bila Edward sibuk saja Rubby diantar jemput supir keluarga mereka, Pak Usman namanya.

Tak terasa sampai juga mereka di depan kampus Rubby, sebelum turun dari mobil Rubby berpamitan kepada kakaknya.

"By masuk ya kak..kakak hati-hati di jalan.." kata Rubby tersenyum kearah kakaknya.

"Oke adik kakak yang cantik. kuliah yang bener." kata Edward sambil mengusap lembut rambut adik kesayangannya.

Rubby hanya tersenyum sambil mengacungkan jempolnya kearah sang kakak.

Rubby keluar dari mobil dn berjalan masuk ke dalam kampus, setelahnya Edward kembali melakukan mobilnya menuju ke kantornya.

Belum sampai di ruang kelasnya Rubby sudah di hadang oleh ketiga sahabatnya, Audy, Milly dan Diva.

Ternyata mereka bertiga sengaja menunggu kedatangan Rubby. Mereka segera menghampiri dan menyapa Rubby.

"By..!" Seru mereka bertiga dan mendapat balasan senyum indah dari Rubby.

"By selesai kelas ke mall yuk.." Kata Diva sambil mengarahkan pandangan ke Rubby.

"Boleh juga..kebetulan kak Ed ga bisa jemput aku nanti."

"Oke deal kita ke mall setelah kelas selesai." Seru Milly.

Audy si tomboy hanya mangut-manggut dan tersenyum menanggapi obrolan para sahabatnya. Mereka berempat akhirnya masuk kelas bersama.

Rubby tidak selalu bisa jalan bareng dengan sahabat-sahabatnya, karena selama ini keluarganya membatasi pergaulan Rubby.

Entah apa yang membuat keluarga Rubby seprotektif itu Rubby pun tidak tahu. Yang Rubby tahu kakak dan juga orangtuanya begitu menyayangi nya.

Akhirnya jam mata kuliah mereka usai juga, membuat mereka tidak sabar untuk segera keluar kelas dan pergi seperti yang sudah mereka semua rencanakan.

Pak Usman yang di tugaskan untuk menjemput Rubby pun sudah berada di halaman parkir kampus.

Milly ikut bersama ke mobil Diva sedangkan Audy ikut ke mobil Rubby. Mereka segera melajukan mobilnya kearah mall yang tak begitu jauh dari kampus.

Setelah beberapa menit sampai juga mereka di mall yang mereka tuju.

Mereka begitu menikmati kebersamaan yang sudah pasti jarang sekali Rubby rasakan, mungkin hanya seminggu sekali Rubby mendapat ijin untuk jalan bersama teman-temannya.

Mereka berjalan kesana kemari menyusuri setiap stand di mall tersebut sambil bercanda tawa.

Pada akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat di tempat makan di dalam mall tersebut.

"By tumben sekali kak Ed tidak jemput kamu?" Tanya Audy.

"Hemmm..kak Ed ada janji dengan temannya. katanya sih baru pulang dari London." jawab Rubby sambil memakan makanan nya.

"Teman kak Ed Cowok atau Cewek By?" Tanya Diva penasaran.

"Kata kak Ed sih cowok Va." Jawab Rubby.

"Wahhh bisa dong di kenalin ke kita By.." Canda Milly yang di tanggapi sorakan oleh semuanya.

"Dasar mau nya lo Mill.." Sahut Audy dan mereka tertawa bersama.

Tanpa terasa hari sudah sore dan mereka memutuskan untuk pulang. Di samping itu Edward juga sudah menghubungi Rubby supaya segera pulang.

Rubby lebih dulu mengantar Audy pulang sebelum dia pulang ke rumahnya.

selama dalam perjalanan Rubby dan Audy asyik ngobrol kesana kemari. sesekali pak Usman melirik ke belakang melalui kaca yang ada di dalam mobil tersebut sambil tersenyum.

Pak Usman begitu senang dengan karakter nona mudanya itu yang manja dan ceria. Mengingatkan Pak Usman pada anaknya yang sudah meninggal lima tahun yang lalu karena kecelakaan lalu lintas. Usianya berbeda dua tahun lebih tua dari usia Rubby.

Tanpa terasa mereka sudah sampai di depan rumah Audy. Mereka mengakhiri canda tawanya dan Audy bergegas turun dari mobil.

"Thanks ya By.." Kata Audy dengan senyum kearah Rubby.

"Sama-sama Dy.. sampai ketemu besok ya.." jawab Rubby tersenyum manis. Dan di balas lambaian tangan oleh Audy.

Pak Usman segera melakukan mobilnya kembali, sepanjang jalan Rubby hanya terdiam yang biasanya dia selalu mengajak ngobrol pak Usman.

Mungkin Rubby lelah karena aktivitas nya berjalan-jalan di mall bersama para sahabatnya tadi.

Rubby merasa sangat mengantuk dan akhirnya dia pun tertidur di dalam mobil.

Mobil yang di tumpangi Rubby susah memasuki halaman rumah mewah dan megah itu.

Halaman depan rumah yang luas dengan desain taman yang begitu indah, taman yang juga di tanami berbagai jenis bunga dan tanaman perundang terasa sejuk dan asri.

Pak Usman menghentikan mobilnya dan segera melangkah keluar menuju pintu penumpang dan membukanya.

Namun Rubby masih dalam posisi enaknya tertidur pulas. Pak Usman segera membangunkan nona mudanya itu.

"Non..bangun non sudah sampai rumah." Ucap pak Usman.

Rubby mendengar suara pak Usman segera membuka matanya, melihat kearah pak Usman yang berdiri di ambang pintu mobil.

"Oke pak..terimakasih." Ucap Rubby sambil melangkah masuk ke dalam rumah.

Rubby berjalan dengan tidak fokus karena memang masih mengantuk sehingga tidak menyadari jika di ruang tamu ada tamu kakaknya yang duduk seorang diri.

Rubby melewati begitu saja ruang tamu yang disitu ternyata duduk seorang pria tampan dengan aura dingin dan angkuh.

Pria itu terus memperhatikan pergerakan Rubby yang berjalan dari ruang tamu ke tangga di rumah itu untuk menuju ke kamarnya.

Rubby terlihat sangat lelah dan sudh pasti terlihat masih mengantuk.

Pria tampan itu adalah Devan, ya dia adalah teman Edward sejak SMA.

sebenarnya Devan tidak berencana untuk ke rumah Edward hari ini.

karena Devan bisa datang lain waktu untuk secara khusus berkunjung, hanya saja Edward memintanya untuk mampir sebentar karena ada yang perlu di bahas soal kerjasama perusahaan mereka.

Sementara Edward menerima telpon dari kliennya, Devan lebih memilih menunggu di ruang tamu sebelum nantinya dia dan Edward akan membahas pekerjaan di ruang kerja Edward.

Jujur saja Devan begitu terpesona dengan Rubby yang baru saja di lihatnya setelah sekian tahun lamanya.

Rubby masih tetap cantik bahkan berkali-kali lebih cantik dari masa terakhir Devan melihatnya.

Hatinya begitu bergemuruh jantungnya terasa berdetak lebih keras dari sebelumnya.

Bahkan untuk sekedar menyapa Rubby yang tidak menyadari keberadaannya pun dia tidak sanggup.

Mulutnya seperti terkunci dan sulit untuk mengucapkan kata apapun.

Dia hanya bisa memandang setiap gerak gerik Rubby yang begitu menggemaskan baginya.

Tanpa Devan sangka dia akan bertemu Rubby dengan cara yang istimewa seperti ini.

Rubby tidak mengenalnya bahkan tidak menyadari keberadaannya.

Namun hal yang membahagiakan bagi Devan dia bisa melihat Rubby lagi setelah sekian lama.

Dulu ketika masih SMA Devan sering ke rumah Edward untuk mengerjakan tugas atau sekedar main saja.

Dari situlah Devan mengenal Rubby yang kala itu berusia 10 tahun.

Rubby sangat mencuri perhatian Devan saat itu, bagi Devan Rubby adalah seorang anak perempuan yang cantik, kulit tubuhnya yang putih bersih, rambut hitam panjang lurus berponi yang selalu di gerai indah, alis tebal, mata bulat, bulu mata lentik, bibir tipis nan mungil.

Bukan hanya itu yang Devan sukai tapi karakter Rubby yang manja dan ceria yang selalu bisa mengalihkan perhatian Devan saat berkunjung ke rumah Edward.

Anggap saja Devan sudah tidak normal bahkan di usianya yang ketika itu sudah 17 tahun menyukai seorang anak berusia 10 tahun.

Tapi hal tersebut tidak bisa di sangkal oleh Devan.

Tekadnya sudah bulat bahwa dia akan menjadikan Rubby sebagai cinta pertama dan terakhirnya.

Tanpa Devan sadari Edward sudah berdiri di dekatnya dan membuyarkan lamunan nya.

"Ngelamun aja lo..lihat apa sih?" tanya Edward sambil memandang kearah Devan kemudian mengarahkan pandangannya kearah tangga di tengah-tengah rumah sesuai arah pandang Devan.

"Tangga itu ga bakal kemana-mana bro, dilihatin terus." Lanjut Edward masih bingung dengan sahabatnya itu.

"Eh..lo Ed. sejak kapan lo disini?" kata Devan dengan wajah datarnya.

"Sejak lo ngelamun dn bersikap aneh." Ucap Edward. Devan hanya menanggapi dengan senyum tipis dan mengabaikan perkataan Edward.

"Ya udah ayok ke ruang kerja gue." kata Edward kemudian berjalan lebih dulu menuju ruang kerjanya.

Devan mengekor dari belakang dan mereka masuk ke ruang kerja Edward untuk membicarakan bisnis di antara mereka.

Dua jam sudah Devan dan Edward berada di dalam ruang kerja tersebut, entah apa saja yang mereka bicarakan hanya mereka yang tahu.

Namun yang sudah bisa di pastikan Devan tidak akan fokus dengan pembicaraan mereka, karena Devan tentu saja masih kepikiran dengan Rubby.

Bayangan Rubby terus mengganggu otaknya, dan itu sukses membuat Edward sedikit kesal di buatnya.

Karena tidak biasanya sorang Devan akan berlaku seperti itu saat berbincang soal bisnis.

Karena menurut rekor dunia perbisnisan Devan terkenal sebagai sosok pengusaha muda yang jenius, selalu serius, berwibawa, cekatan dan handal. Tapi kali ini jauh dari semua itu.

Akhirnya Devan meminta untuk pamit dari rumah sahabatnya itu.

Ketika keluar dari ruangan kerja Edward mata Devan berkeliling siapa tahu dia akan bertemu dengan Rubby lagi.

Tapi sepertinya harapannya sia-sia, tidak ada Rubby di sekitarnya.

Sebelum pikirannya di sadari oleh Edward dia segera bergegas melangkah pergi.

Dengan langkah yang mantap dia melangkahkan kakinya melewati beberapa ruangan di rumah itu dengan Edward yang berjalan di sampingnya.

"Kak Ed.." Seru Rubby tiba-tiba dari dapur. Membuat Edward dan Devan secara spontan menoleh ke sumber suara.

Kebetulan Rubby merasa haus dan berniat mengambil minum di dapur, tanpa sengaja Rubby melihat kakaknya berjalan ke luar bersama laki-laki yang sepertinya tidak asing bagi Rubby namun dia lupa siapa.

Rubby berjalan mendekati Edward dan langsung menatap penuh tanya kearah Devan.

Edward mengerti arah pandang Rubby kepada Devan.

"Ini teman kakak By.." Ucap Edward.

"Masa lupa sih..? Devan.." lanjut Edward lagi.

Rubby tampak berpikir dan mengingat teman kakaknya tersebut.

Saat Rubby masih sibuk mengingat tiba-tiba Devan mengulurkan tangan kearah Rubby.

"Apa kabar By lama tidak bertemu.." Ucap Devan sambil tersenyum kearah Rubby.

"Ehh..kabar baik kak.." jawab Rubby canggung sambil tersenyum sangat manis membuat Devan tidak bisa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Rubby.

"Kapan kakak datang? Rubby tidak lihat kakak datang tadi?" Tanya nya kepada Devan.

"Oh..sudah dua jam yan lalu." jawab Devan dengan ekspresi wajah dibuat sebiasa mungkin supaya rasa berdebar dan bahagianya tidak terlihat oleh kakak dan adik tersebut.

Sedang Rubby hanya menanggapi dengan mengangguk dan senyum.

"Oke aku pulang dulu ya." pamit Devan melihat kearah Edward kemudian pandangannya beralih kepada Rubby.

Rubby mengangguk dengan senyum mengembang di bibirnya.

Sedangkan Devan dan Edward segera beralih dari ruangan itu berjalan kearah depan meninggalkan Rubby yang masih berdiri di tempatnya menatap kepergian Devan dan kakaknya.

Devan segera masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan rumah Edward.

Devan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya.

sepanjang jalan Devan terus memikirkan Rubby, dia ingin segera memiliki Rubby.

Gadis cantik yang selama ini dia rindukan.

Dan sekarang saat yang tepat untuk memilikinya.

Selama di perjalanan senyum seakan terus mengembang di bibirnya sampai tak terasa dia sudah sampai di rumahnya.

"Lagi bahagia nih kayaknya anak mami..?" kata Aileen mami Devan.

Sontak membuat Devan terkejut karena tidak menyadari jika mami nya ternyata menyambut kedatangannya di depan pintu.

Mami Aileen berkata seperti itu bukan tanpa alasan, tapi memang karena ketika turun dari mobilnya Devan terlihat sangat bahagia dan senyum senantiasa terukir di bibirnya.

"Mami.." Devan menghampiri mami nya dengan senyum lalu memeluknya.

"Tumben anak mami senyum-senyum sendiri, ada apa sayang..? jangan-jangan udah ketemu cinta." Goda mami Aileen kepada Devan setelah Devan meleas pelukannya.

"Bentar lagi mam, sekarang belum saatnya." Jawab Devan kemudian.

"Jadi bener tadi udah ketemu cinta?" Sahut mami Aileen.

"Wahhh..udah ga sabar nih mama pengen cepetan punya mantu." Lanjut mami Aileen dengan perasaan berbunga-bunga.

Devan tidak menanggapi perkataan maminya, dia langsung masuk ke dalam rumah dengan sebelum nya mengecup pipi sang mami.

Mami Aileen menyebut gadis yang di cintai Devan dengan sebutan cinta, sejak Devan menceritakan semua perihal Rubby kepada mami nya.

Dan tentu saja Aileen mendukungnya karena sebenarnya Aileen sudah lama juga mengenal Rubby dan keluarganya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!