Rubby melangkahkan kaki nya kearah dapur di situ Rubby melihat kesibukan Mamanya beserta beberapa pelayan di rumahnya sedang sibuk memasak berbagai macam menu makanan.
“Masak apa mam,,banyak sekali menunya?” Tanya Rubby sambil menyomot udang goreng tepung di atas piring.
“Nanti malam teman – teman kak Ed mau datang By.” Jawab Elsa sang mama sambil mengaduk sup ayam jamur nya.
“Ohhh..” sahut Rubby sambil melahap udang goreng nya lagi.
Mama Elsa memperhatikan Rubby sekilas tampak tidak bersemangat, kemudian Elsa menanyakan perihal acara Rubby bersama teman – temannya siang tadi.
“Kenapa sih By, kayak ga’ semangat gitu?”
“Ga’ papa mam,,Cuma lagi kesel aja.” Jawab Rubby dengan wajah cemberut.
“Ga’ papa kok gitu wajahnya? Pasti ada apa – apa tuh?” selidik mama Elsa sambil memperhatikan wajah Rubby.
Rubby tak menjawab hanya sesekali menghela nafas nya.
Tidak mungkin juga dia bercerita kepada mama nya perihal Devan, bisa malu dia kalo mama nya sampai cerita ke kakak nya.
Lagian Devan sudah punya calon istri untuk apa dia terpesona dengan Devan, pikir Rubby.
Setelah pulang dari restoran bersama sahabat – sahabat nya, Rubby masih inget kejadian di restoran ketika dia bertemu dengan Devan.
Sial nya Rubby sok akrab kepada Devan sehingga melempar senyum termanis nya kepada Devan namun Devan bahkan tidak menanggapinya malahan terkesan acuh.
Rubby bener – benar merasa malu sekali.
Yang Rubby tidak habis pikir kenapa dia begitu peduli dengan respon Devan terhadapnya, padahal kalau di pikir – pikir dia juga baru bertemu dua kali dengan Devan semenjak Devan tinggal di London beberapa tahun ini.
“Eh,, kok ngelamun sih By? Gimana acara makan – makannya tadi?” sela Elsa di tengah – tengah lamunan Rubby. Hal tersebut sontak membuat Rubby kaget.
“Kak Dev..Ops..” Rubby menepuk bibirnya yang keceplosan menyebut nama Devan.
“Dev? Ada apa dengan Dev?” Tanya Elsa bingung dengan perkataan Rubby yang terpotong.
Elsa semakin bingung ketika melihat gelagat putri nya yang salah tingkah.
“Emmm,, ga’ mam. Maksud Rubby kemarin kak Dev ke sini.” Jawab Rubby sedikit gugup.
“kalo itu mama udah tau By, kemarin Ed juga bilang ke mama.
Udah sana mandi siap – siap dandan yang cantik nanti teman – teman kakak mau pada datang.” Kata mama Elsa menggiring Rubby keluar dari dapur.
Rubby hanya menurut perintah mama nya dan segera berjalan menuju kamarnya.
Sementara itu di kantor nya Devan sudah tidak sabar untuk datang ke rumah Edward.
Meskipun acara makan malam biasa bersama sahabat – sahabatnya, namun yang ada dalam pikirannya adalah bertemu dengan Rubby.
Gadis cantik yang sangat dia cintai itu selalu mengganggu pikirannya.
Apalagi mengingat senyuman manis nya di restoran tadi, benar – benar membuatnya hilang fokus.
“Tuan,,saya sudah menyiapkan segala nya untuk datang ke acara makan malam di rumah Tuan Edward.” Kata Hans membuyarkan lamunan Devan.
“Hemm,,Bagus Hans. Apa kau juga sudah menyiapkan kado untuk Rubby?” Tanya Devan memastikan.
“Sudah semua nya Tuan termasuk kado untuk Nyonya Elsa, Tuan Admadja dan juga nona Rubby Tuan.” Jawab Hans kemudian.
Devan hanya menanggapi dengan manggut – manggut dan kembali membuka lembaran berkas yang harus dia tanda tangani sesegera mungkin supaya cepat selesai dan ia bisa segera ke rumah Rubby.
Sepulang dari restoran perihal meeting tadi Devan menyuruh Hans untuk mempersiapkan pakaian yang akan dia kenakan untuk acara bersama sahabat – sahabat nya di rumah Edward, dia juga menyuruh Hans untuk membelikan kado untuk orangtua Edward terutama Rubby.
Hal tersebut langsung di laksanakan oleh Hans tanpa kurang satu apapun.
Di dalam kamarnya Rubby masih bingung dengan perintah mama nya. Dia bingung harus mengenakan baju yang mana, sudah beberapa kali memilih dan pada akhirnya dia kembalikan lagi.
“Bukannya yang datang teman kak Ed ya,,kok aku jadi ikutan ribet sih.” Gerutu Rubby, saking frustasi nya dia memilih pakaian.
“Emmm,, yang ini aja deh..ga’ terlalu formal tapi juga ga’ terlalu santai dan tetap sopan di lihat.” Kata Rubby akhirnya menemukan pilihan baju yang akan dia kenakan nanti.
Rubby memilih gaun selutut berwarna soft pink dengan motif bunga – bunga berwarna putih tanpa lengan.
Rubby terlihat tidak begitu antusias karena pasti Devan akan datang juga nanti malam.
Rubby masih merasa kesal dengan kejadian di restoran tadi siang.
Tapi ucapan mama nya tidak bisa di bantah atau dia tidak akan mendapat uang jajan nya selama seminggu ke depan.
“Huh,,kesel deh rasanya. Mana nanti pasti ada kak Dev lagi. Masih sebel aku di cuekin di depan umum.” Gerutu Rubby dengan bibir di manyunkan.
“ Tapi ya udah lah dari pada mama marah dan ga’ di kasih uang jajan mending nurut aja lah.”
Rubby bergegas menuju kamar mandi dan bersiap – siap.
Mama Elsa sibuk menyiapkan makanan di meja makan di bantu para pelayan nya.
Sedangkan Rubby masih berada di kamar nya.
Edward dan papanya di ruang keluarga berbincang mengenai bisnis dan sesekali menanyakan perihal Devan.
“Gimana Ed,,apa Dev sudah menemui By secara khusus dan mengutarakan tujuannya yang sejak dulu belum di ketahui sama sekali oleh By?”
“Dev belum menemui By pa,,Dev baru sekali bertemu By waktu datang ke sini kemarin.”
“Bukan kah seharusnya Dev segera menemui By Ed?”
“Emm,,Dev bilang beberapa bulan lagi setelah By lulus pa. Dev tidak ingin mengganggu kuliah By pa.”
“Oke lah papa hanya ikut aja gimana baiknya, yang penting By bisa menerima Dev. Karena semua terserah By, papa juga ga’ bisa paksa.”
“Papa tidak perlu khawatir, Ed yakin By tidak akan nolak.”
Tuan Admadja hanya manggut – manggut menanggapi perkataan Edward.
Bel rumah berbunyi dan pelayan segera membukanya.
David, Tommy dan Andre datang bertiga. Kemudian pelayan mengarahkan mereka menuju ke ruang keluarga dimana ada Edward dan Tuan Admadja sedang mengobrol.
“Malam Om,,Ed,,” sapa mereka bertiga sembari tersenyum dan melangkah menuju sofa tempat Ed dan Tuan Admadja duduk.
Tuan Admadja menyambut mereka dengan ramah dan senyum terpancar di bibirnya.
“Dev mana? Ga’ bareng kalian?” Tanya Ed.
“ Ya elahhh kayak ga’ tau Dev aja dia tuh manusia super sibuk jadi mungkin agak telat datangnya.” Jawab Andre.
“Malam Om.” Spontan semua menoleh ke sumber suara. Ya tentu saja suara Devan. Devan melangkah menuju Tuan Admadja dan menyalaminya. Kemudian melihat cuek kearah sahabat – sahabat nya.
“Panjang umur lo bro, baru aja di omongin udah datang aja.” Kata David .
Dan Devan hanya tersenyum menanggapi nya.
Saat tengah asyik mengobrol tiba – tiba pandangan mereka tertuju di satu sumber suara yang terdengar merdu dan manis.
“Hallo kakak semuanya, selamat malam.” Rubby menyapa teman – teman kakak nya dan sudah dapat di pastikan semua terpesona melihat Rubby.
Tak terkecuali Devan yang menatap Rubby intens.
Rubby terlihat begitu cantik dan gaun yang di kenakan nya begitu cantik terpasang pas di tubuhnya, Rubby menggunakan make up dengan riasan yang natural dengan rambut tergerai indah yang di curly bagian bawah nya.
Wajah yang cantik, Tubuh yang tinggi semampai dan kulit yang putih bersih membuat siapapun akan terpesona melihatnya.
“Malam by..” jawab David, Tommy, dan Andre. Dengan wajah yang begitu terpesona menatap kearah Rubby.
Hanya Devan yang masih bungkam seribu bahasa membuat Rubby tambah kesel di buat nya.
Apa susah nya sih jawab salam, dasar kutub utara. Oke,,paling ga’ senyum lah dikit. Pikir Rubby merasa kecewa tidak mendapat tanggapan dari Devan.
Lain hal nya dengan Devan yang sebenarnya hati nya bergemuruh hebat dan detak jantungnya sudah tak beraturan lagi.
Saking terpesonanya dengan Rubby sampai – sampai Devan tidak sanggup berucap bahkan sekedar menjawab salam dari Rubby.
Pandangan Rubby terarah ke pada Devan begitupun Devan matanya intens menatap Rubby.
Dan saat ini mereka sedang saling memandang.
Edward dan Tuan Admadja menyadari akan situasi tersebut sehingga mereka saling memandang dan melempar senyum.
“Ehem,,pada ngumpul disini terus, ayo ke ruang makan. Makanan nya sudah siap.” Tiba – tiba suara mama Elsa menginterupsi sehingga adegan saling memandangpun segera usai.
Dan semua mata mengarah ke mama Elsa.
Begitupun dengan Rubby langsung mengalihkan pandangannya ke arah mama nya dan berjalan menuju mama nya.
Semua beranjak dari duduk mereka dan berjalan mengarah ke ruang makan.
Dan duduk di kursi masing – masing, namun Rubby merasa sangat aneh karena mama nya menyuruh nya untuk duduk di samping Devan.
Namun Rubby berusaha untuk mengikuti mama nya dan tidak menolak.
“Wahhh,,tante Elsa benar – benar the best pokoknya. Ini nih makanan favorit gue.” Kata Andre sambil menunjuk kearah makanan kesukaan nya yang sudah tersaji di atas meja dan di susun cantik di atas piring .
“Tante masak makanan kesukaan kalian semua, tuh komplit kan? Lagian kalian udah lama sekali ga’ pernah berkunjung.” Kata mama Elsa dengan senyum bahagia terpancar.
“Dev,,tante juga masak makanan kesukaan mu sup ayam jamur special.” Kata mama Elsa lagi.
Devan langsung tersenyum dan memandang kearah mama Elsa.
“Trimakasih tante,,tante masih ingat makanan kesukaan Dev.” Jawab Dev dengan senyum dan itu membuat Rubby melirik kearah Dev dan berpikir Hei,,dia bisa jawab dan tersenyum manis sama mama. Dan sama aku boro – boro tersenyum manis cuek iya. Ehhh,, tapi kalo senyum gini jadi makin ganteng. Ya ampun,,apaan sih nih otak aku. Kan lagi kesel sama ni kutub utara.
“Inget dong Dev,,udah ayo di makan. By ambilkan sup nya untuk Dev.” Kata mama Elsa melihat kearah Rubby.
Rubby langsung mengarahkan pandangannya kearah mama nya, dengan wajah protes.
Seakan tahu pikiran putri nya mama Elsa langsung melanjutkan perkataannya.
“By,, itu sup nya ada di depan kamu jadi sekalian kamu ambilkan untuk Dev, Oke?”
“Emmm,,Baik mam..” Dengan berat hati Rubby mengambil sup untuk Devan. Dan memberikannya kepada Devan dengan senyum yang di paksakan.
Sebenar nya tidak di ambilkan pun Devan masih bisa menjangkaunya, hanya saja mama Elsa sengaja supaya Rubby bisa lebih dekat dengan Devan.
Jangan di Tanya lagi soal perasaan Devan, dia begitu bahagia dan sudah bisa di pastikan jika nanti malam dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak karena terbayang kejadian saat ini.
Dalam hati Devan tahu jika mama Elsa sengaja melakukan hal tersebut.
Dan Devan sungguh beruntung memiliki calon mertua yang pengertian seperti itu.
Dalam acara makan malam tersebut terselip obrolan dan canda tawa, hanya Rubby dan Devan yang terlihat canggung.
Bukan tanpa sebab tapi mereka sibuk dengan pikirannya masing – masing.
Sesekali Rubby melirik kearah Devan sedangkan Devan lebih bersikap tenang dan cuek nya.
Dan hanya mendengarkan candaan sahabat nya. Sesekali menanggapi dengan senyum dan tertawa kecil saat sahabat nya bercerita soal masa – masa mereka SMA.
Rubby tak hentinya berbicara dalam hati. Ada ya orang betah banget ga’ ngomong.
Sakit gigi apa ya? Huhhh,,kasihan banget calon istrinya, pasti juga sering di anggurin ga’ pernah di ajak ngobrol. Ihh,,pasti membosankan. Pikiran demi pikiran muncul di benak Rubby.
Sampai tanpa sadar ia mengeplak pelan kepala nya. Dan hal tersebut di ketahui oleh sang mama.
“Ada apa By? Kamu pusing?” kata mama Elsa dengan raut khawatir.
Seketika membuat Devan langsung menoleh kearah Rubby.
“Eh,, ga’ kok mam. Cuma ada nyamuk tadi.” Kata Rubby nyengir.
“Oh, mama kira kamu pusing.” Kata mama Elsa lega.
“Kalo emang pusing jangan di tahan By,atau mau aku periksa By?” kata David, David adalah seorang Dokter dan dia sudah memiliki rumah sakit nya sendiri tentu saja investor terbesarnya adalah Devan.
“Tidak perlu kak, By baik – baik aja kok.” Jawab Rubby dengan senyum.
“Oke.” kata David mengangguk.
Mereka melanjutkan makan malam dengan penuh kebahagiaan.
Karena memang sudah lama tidak berkumpul seperti ini karena kesibukan masing – masing juga karena untuk menyambut kedatangan Devan.
Dan karena malam sudah larut mereka semua berpamitan.
Dengan senyum kebagiaan keluarga Admadja mengantarkan tamu mereka sampai di depan teras rumah.
Rubby segera beranjak untuk menuju kamar nya namun mamanya memanggilnya.
“By,,ini ada titipan dari Devan.”
“Titipan apa mam?”
“Tadi Devan bawa kado untuk mama dan papa juga, dan yang ini untuk kamu.” mama Elsa menyerahkannya kepada Rubby.
“Rubby kan ga’ lagi ULTAH mam?”
“Udah lah By,,terima aja ngapa sih.” Sahut Edward.
Rubby hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan orangtua dan kakaknya yang masih di ruang keluarga.
Sesampainya di kamar Rubby langsung bersih – bersih dan tidur.
Tanpa membuka kado yang di berikan Devan kepadanya. Dia pun tertidur nyenyak, karena memang sudah mengantuk dan hari ini sungguh hari yang melelahkan untuknya.
Sedangkan kado pemberian Devan masih terbungkus rapi tergeletak asal di ruang kamar bernuansa girly itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments