Bab 14

Suasana hati Rubby masih terasa kacau setelah kejadian tadi antara dia dan Devan.

Rubby yang ceria dan manja menjadi sedikit murung.

“Kenapa sih By? di tekuk aja tu wajah. Ga’ jadi cantik dong?” Goda Edward sambil menyendok makanan dari piring nya.

“By ga’ papa kak.” Sahut Rubby malas. Tuan Admadja hanya memperhatikan tingkah Rubby dan Edward.

“Iya By ada apa? Cerita dong sama kita. Harus nya seneng dong abis jalan sama Devan.” sahut Elsa dengan perasaan bahagia karena Rubby dan Devan sudah semakin dekat.

Perkataan mama Elsa membuat Rubby ingin segera undur diri dari meja makan nya itu.

Mama nya pasti akan Tanya – Tanya banyak hal tentang kebersamaan nya dengan Devan tadi bahkan Devan sampai mengantar nya pulang.

“Apaan sih ma..” jawab Rubby dengan nada manja nya.

Sementara Edward dan Tuan Admadja saling melempar pandang dan tersenyum.

“Cie..cie..adik kakak lagi jatuh cinta rupa nya?” Goda Edward dengan menyenggol pelan bahu Rubby dengan siku nya. kebetulan Rubby duduk di sebelah kakak nya itu.

“Kakak udah deh ya..By ga’ lagi jatuh cinta tapi patah hati tau?” jawab By keceplosan. Kemudian “Ups..” dia menutup mulut nya dengan tangan kanan nya.

Semua mata tertuju ke arah Rubby dan jawaban spontan Rubby sukses membuat semua nya jadi penasaran. Termasuk Tuan Admadja.

“By apa maksud kamu patah hati? Selama ini kamu punya pacar tanpa sepengetahuan kami By? Iya benar begitu By?” Tanya Tuan Admadja serius menatap ke arah Rubby yang sedang menunduk melihat makanan di piring nya.

Rubby diam karena dia bingung harus jawab apa, tidak mungkin juga dia jawab kalau lagi patah hati karena Devan.

Dia mencintai Devan, seorang pria yang sudah punya calon istri yang beberapa jam yang lalu menyatakan cinta kepada nya.

Rubby semakin pusing dengan keadaannya saat ini.

Apalagi dia melihat kemarahan di wajah Papa nya.

“By jawab papa.” Tanya Tuan Admadja lagi melihat kebungkaman Rubby.

Tuan Admadja merasa Was – was jika pikiran nya saat ini benar, apa nanti yang akan dia katakana kepada Devan.

Sedangkan Devan sebenar nya adalah calon tunangan Rubby dan berkat Devan juga Perusahaan terselamat kan hanya dengan hitungan jam saja.

“Emm..ga’ Pa. Rubby ga pernah pacaran dengan siapapun. Hanya saja..” Rubby memotong kata – kata nya dan mengigit bibir bawah nya.

Ia sangat takut Papa nya lebih marah jika ia mengatakan bahwa saat ini dia mencintai calon suami orang.

Semua melihat ke arah Rubby penasaran, tak terkecuali Tuan Admadja yang memasang mata sangat lebar karena kata – kata Rubby yang penuh teka – teki itu.

“Hanya saja apa By? Cepat jawab.” Kata Elsa yang segera di tanggapi pandangan oleh Rubby.

Rubby kemudian mengabsen setiap mata yang saat ini mengarah penuh selidik ke arah nya.

“Emm..By cinta sama calon suami orang.” Jawab Rubby pelan tapi masih bisa di dengar oleh semua yang ada di meja makan saat itu.

Rubby semakin menunduk ketika meliat semua mata melotot ke arah nya.

Elsa begitu terkejut sampai – sampai Elsa membuka mulut nya lebar.

Elsa benar – benar tidak habis pikir, Bagaimana mungkin putri nya yang polos dan manja itu mencintai orang yang sudah punya calon istri.

Sedangkan diri nya sendiri punya calon suami yang super tampan dan tentu saja kaya raya.

“By..Mama ga’ salah denger kan By?” pertanyaan Elsa hanya di angguki pelan oleh Rubby.

“Siapa dia? Siapa nama pria itu By?” Tanya Tuan Admadja dengan nada emosi.

Namun Rubby tidak langsung menjawab nya. Rubby masih berpikir panjang untuk menyebut nama Devan di hadapan keluarga nya.

Dia bisa di bully habis – habisan oleh kakak nya karena Devan adalah sahabat kakak nya.

“By.. jangan diam saja. Jawab By siapa pria itu?” Tanya Edward dengan nada yang lebih lembut melihat raut wajah adik nya yang saat ini terlihat sangat tertekan.

Duh kenapa pakai acara keceplosan segala sih, jadi ribet kan urusan nya kalo kayak gini. Tapi Papa bener – bener akan marah kalo tidak di jawab.

Tapi kalo aku jawab, kak Ed pasti bully aku tiap saat.

Duhh.. gimana ini. Ya udah lah jawab aja. Soal kak Ed udah jadi resiko aku.

Tinggal tutup telinga aja kalo dia Bully aku. Kata Rubby dalam hati.

“Itu.. emm.. pria itu sahabat nya kak Ed.” Rubby menghentikan kata – kata nya dan melihat ke arah Papa nya.

Sedangkan Edward memicingkan mata nya mencoba mencerna kata – kata adik nya itu. Sedangkan Tuan Admadja dan Elsa saling berpandangan.

“Iya sahabat kak Ed..kak Dev.” Jawab nya lirih, Seketika wajah Rubby memerah dan dia menunduk malu tidak berani menatap orang tua nya terutama Edward.

Tuan Admadja, Elsa dan Edward seketika tertawa mendengar jawaban dari Rubby. Sedangkan Rubby yang tiba – tiba mendengar semua nya tertawa menjadi heran dan mengangkat kepala nya melihat mereka satu persatu bergantian.

“Kenapa kalian tertawa? Apakah ada yang lucu?” kata Rubby dengan wajah polos nya. membuat Edward gemas dan mengusap rambut nya.

“Ga’ By, ga’ ada yang lucu tapi kami lega aja ternyata kamu mencintai pria yang tepat.” Jawab Edward membuat Rubby bingung dan tidak mengerti.

“Maksud kak Ed? Mencintai calon suami orang itu sudah hal yang tepat?” Rubby masih tidak mengerti.

“Sayang.. siapa yang bilang kalau Dev sudah punya calon istri?” Tanya Elsa lembut.

“Tuh kak Ed yang bilang.” Jawab Rubby menunjuk kakak nya. Tuan Admadja hanya menghela nafas lega.

Mendengar jawaban Rubby Elsa segera mengarahkan pandangan ke Edward dan memelototkan mata nya.

Edward mengerti dengan ekspresi wajah mama nya.

“By benar kamu cinta sama Dev?” Tanya Elsa. Rubby hanya mengangguk pelan.

“Sejak kapan?” Tanya Elsa lagi.

“By ga’ tahu sejak kapan, By juga baru ketemu beberapa kali saja sama kak Dev.” Jawab Rubby lirih.

Dia tahu Edward menahan tawa nya sekarang ini.

“Kemarin kak Dev bilang cinta ke By.. terus..” ucapan Rubby terpotong saat mendengar Edward berbicara.

“Dev udah bilang semua ke kamu By?” Tanya Edward penasaran.

Hal tersebut mendapat sorotan mata tajam oleh Tuan Admadja, seperti memberi kode supaya membiarkan Rubby menyelesaikan kalimat nya dulu.

Edward mengerti dan kemudia terdiam menunggu Rubby melanjutkan kata – kata nya.

“Emm..setelah itu By marah sama kak Dev. By memang cinta sama kak Dev tapi kalo dia udah punya calon istri ya By ga’ mau.” Jawaban Rubby membuat pandangan Tuan Admadja dan Elsa mengarah kepada Edward sebagai tersangka utama nya karena sudah mengerjai Rubby yang super polos itu.

Mengetahui tatapan tajam dari kedua orang tua nya Edward mengerti bahwa mereka meminta Edward untuk bertanggung jawab atas keisengan nya terhadap Rubby.

“By,,sebenar nya waktu itu kak Ed cuma bercanda. Kak Ed ngerjain kamu aja bilang kalo Dev udah punya calon istri.” Kata Edward sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sambil menampilkan senyum garing.

Rubby membulatkan mata nya seketika mendengan pengakuan Edward dan melihat kearah Edward masih tersenyum penuh penyesalan.

“Maaf By, kakak Cuma bercanda.” Kata Edward sambil mengatupkan kedua tangan nya di depan dada nya.

“Hah.. ya udah lah. By udah maafin kak Ed.” Rubby menghela nafas nya pelan.

Pikiran nya sekarang mengarah ke Devan yang beberapa jam lalu dia bandingkan dengan seorang Nicholas.

Semoga Devan tidak marah kepada nya. itu pikiran Rubby saat ini.

“By udah selesai makannya, mau ke kamar dulu.” Rubby menggeser kursi nya dan segera beranjak dari tempat nya duduk.

Kemudian di angguki oleh kedua orang tua nya.

Pembahasan di meja makan itu belum usai sekarang saat nya Tuan Admadja dan Elsa yang menginterogasi Edward.

Karena Edward yang kelewat bercanda membuat Rubby dan Devan menjadi menjauh.

Pandangan tajam dan menusuk itu terlihat jelas sekali di raut kedua orang tua nya.

“Iya..iya. Ed minta maaf.” Ucap nya.

“Ed, kamu harus tanggung jawab. Jelaskan kesalah pahaman By kepada Dev.” Kata Tuan Admadja.

“Iya Pa..” jawab Edward singkat.

Makan malam mereka ditutup dengan beranjak nya Tuan Admadja dari tempat duduk nya.

Sedangkan Edward segera menuju ruang kerja nya dan Elsa membantu pelayan membereskan bekas makan malam mereka.

Di kediaman Wijaya seorang ayah dan anak kesayangan nya sedang berdebat.

“Dad apakah rencana Dady berhasil?” Tanya Nicholas kepada Dady nya yang tengah duduk di ruang kerja nya.

Max tidak langsung menjawab pertanyaan putra nya itu.

Dia tampak berpikir karena seperti nya rencana nya kini gagal.

Ada perusahaan besar yang membantu perusahaan Admadja saat ini.

Bahkan yang di pikirkan Max sekarang bukan mengenai kegagalan rencana nya namun dia tampak berpikir keras kenapa bisa perusahaan Admadja mendapat kepercayaan dari perusahaan sebesar perusahaan Aditama Group.

“Dad?” suara Nicholas membuyarkan lamunan nya.

Max tersentak dan spontan melihat ke arah Nicholas.

Nicholas sudah tidak sabar menunggu jawaban Dady nya.

“Seperti nya rencana Dady tidak berhasil Nich sayang. Ada perusahaan besar yang membantu perusahaan Tuan Admadja.” jawab Max seketika membuat raut wajah Nicholas berubah kecewa.

“Kenapa bisa begitu Dad, bukan kah Dad bilang sudah kerjasama dengan perusahaan lain untuk tidak membantu nya?” ucap Nicholas penuh emosi.

“Perusahaan yang membantu nya berbeda Nich ini perusahaan besar yang Dad benar – benar tidak menyangka akan bersedia membantu mereka.” Max menghembuskan nafas nya dengan kasar.

“Sekarang bagaiman Dad? Apa Dady punya rencana lain?” Tanya Nicholas penasaran dengan rencana lain Dady nya.

“Entah lah Nich, Dady akan pikirkan lagi.” Jawab Max membuat Nicholas kecewa karena Dady nya belum punya rencana selanjutnya.

Hal tersebut membuat Nicholas meninggalkan ruang kerja Dady nya dan pergi keluar untuk mencari ide nya sendiri di luar bersama teman – teman nya.

Nicholas melajukan mobil nya menuju club malam langganan nya yang memang selalu dia datangi setiap malam nya bersama teman – teman nya.

Dan dia seringkali menghabiskan waktu nya di club langganan sampai menjelang pagi.

Pagi yang cerah di kediaman Admadja, sedikit berbeda dari pagi – pagi sebelum nya.

Biasa nya mereka sarapan berempat kali ini di meja makan hanya ada Rubby dan mama Elsa.

Tuan Admadja dan Edward berangkat ke kantor lebih awal dari biasa nya karena ada banyak hal yang harus di persiapkan untuk menyambut kedatangan klien dari luar negri.

Semenjak berita mengenai masuk nya perusahan Aditama Group sebagai investor, ada beberapa perusahaan besar lain nya yang juga berminat untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan Admadja.

Hal yang sangat tidak terduga bagi Tuan Admadja, perusahaan Aditama mempunyai pengaruh besar terhadap dunia bisnis.

“Ma By berangkat ke kampus dulu ya?” pamit Rubby sambil mengecup kedua pipi sang mama.

“Iya By hati – hati ya.” Elsa tersenyum dan mengecup kening putri nya yang manja itu.

Rubby ke kampus di antar oleh pak Usman. Kali ini Rubby meminta pak Usman untuk menunggu nya di kampus sampai dia selesai, karena Rubby tidak akan lama di kampus.

Hanya akan bertemu dosen untuk bimbingan skripsi nya.

Di halaman kampus Rubby bertemu dengan ketiga sahabat nya.

Mereka antusias membicarakan mengenai pesta ulang tahun Sofia nanti malam.

Mereka berencana pergi ke salon terlebih dulu setelah nya baru cari gaun ke butik langganan mereka.

Hanya Audy yang tidak begitu berminat dengan rencana mereka.

Audy lebih memilih menjadi pendengar untuk semua celotehan para sahabat nya.

Sesekali dia tersenyum menyaksikan para sahabat nya begitu ribet soal make up dan pakaian.

Audy seringkali menolak para sahabat nya yang ingin merubah penampilannya yang terkesan tomboy itu.

Bagi Audy dia begitu sangat nyaman dengan penampilan nya yang seperti apa ada nya.

Seusai bertemu dengan dosen pembimbing mereka, kini mereka sepakat untuk pergi ke salon langganan mereka untuk perawatan rutin wajah dan badan.

Setelah nya mereka akan ke butik.

Kali ini Rubby tidak ikut ke butik dia putuskan untuk memakai gaun pemberian Devan beberapa waktu yang lalu.

Sedangkan Audy ikut Rubby ke rumah karena Audy akan berangkat bersama Rubby nanti nya.

Audy memang lebih sering ke rumah Rubby tapi waktu mereka masih SMA dulu ketika Audy belum punya pekerjaan sampingan setelah jam kuliah usai.

Dan kali ini kebetulan Audy libur kerja, jadi dia bisa ikut ke rumah Rubby.

“Dy..lama ga’ maen tante kangen sama kamu.” Suara Elsa menyambut dari dalam rumah.

“Tante apa kabar, sehat selalu ya tan.” Jawab Audy dengan senyum tulus. Kemudian mereka saling berpelukan.

“Ayo masuk, kalian pasti lapar kita makan dulu yuk?” ajak Elsa yang langsung di angguki oleh Rubby dan Audy.

Mereka bertiga makan dengan sesekali di selingi obrolan ringan.

Kebiasaan Elsa yang super kepo otomatis dia akan mengajukan banyak pertanyaan kepada Audy yang sudah lama tidak datang berkunjung ke rumah nya.

Setelah selesai makan siang Rubby mengajak Audy ke kamar nya untuk sejenak beristirahat.

Dan kali ini Audy harus mau di make over oleh Rubby.

Tentu saja Rubby akan meminta bantuan Elsa yang tak akan terbantahkan.

Rubby mengambil gaun pemberian Devan dan beberapa kali memasangkan di badan nya sambil berkaca.

Audy tampak heran dengan tingkah Rubby.

“By, ga’ capek apa lo berdiri sambil pegang gaun gitu di depan cermin? Udah duduk sini napa?” kata Audy menepuk sofa kosong di samping nya.

Rubby mengerucutkan bibir nya dan kemudian berjalan ke arah sofa kemudian duduk di samping Audy.

“Dy gue cocok ga’ sih pake gaun ini?” Tanya Rubby sambil memandang gaun berwarna navy di tangan nya itu.

“Cocok lah By, lo tu cantik dan body lo tu sempurna banget untuk ukuran seorang perempuan, kayak gitar spanyol kalo kata orang bilang.” Kata Audy sambil nyengir.

Ya memang Rubby memiliki bentuk tubuh yang membuat setiap perempuan pasti iri melihatnya.

“Hemm,,gue seriusan Dy?” sambil menatap Audy jengah.

“Gue juga serius kali By. Dua rius malahan kata Audy sambil menunjukan dua jari tangan nya ke arah Rubby.

Tidak cukup seputar pakaian tapi banyak hal yang mereka perbincangkan. Termasuk curhatan Rubby seputar Devan juga mewarnai obrolan mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!