Bab 9

Siang yang begitu cerah itu Aileen begitu bersemangat melancarkan rencana nya, untuk mengunjungi Rubby karena menurut informasi dari Devan Rubby sedang sakit sekarang.

Memposisikan diri sebagai calon mami mertua yang baik Aileen antusias untuk mengetahui kabar terkini mengenai kondisi Rubby secara langsung.

Tak lupa Aileen membawa buah tangan untuk Rubby, Aileen membawa beberapa parcel buah buahan, beberapa macam kue dan tentu saja bunga mawar putih kesukaan Rubby.

Sampai juga Aileen di kediaman Admadja. Para pelayan keluarga Admadja segera menyambut nya dan membantu nya membawakan buah tangan untuk calon menantu kesayangan nya itu.

Elsa yang sejak tadi berada di kamar Rubby segera di panggil oleh salah satu pelayan nya. mengetahui Aileen datang untuk menjenguk putri nya Elsa pun segera turun menyambut kedatangan Aileen.

“Jeng apa kabar?” Seru Elsa dengan senyum lebar menghampiri Aileen yang menunggu di ruang tamu.

“Kabar baik. Bagaimana keadaan Rubby sekarang?” Tanya Aileen tidak sabar. Mereka pun saling berpelukan.

“By sudah lebih baik sekarang lagi istirahat di kamar nya jeng. Mari ke kamar By.” Ajak Elsa sambil meraih tangan Aileen dan mengajak nya menuju kamar Rubby.

Elsa dan Aileen berjalan berdampingan menuju kamar Rubby di lantai dua sesekali mereka mengobrol ringan.

Ketika sampai di depan kamar Rubby, Elsa segera membuka pintu kamar tanpa mengetuk nya.

Mereka melihat Rubby tengah tertidur pulas. Mungkin karena pengaruh obat yang beberapa menit yang lalu di minum nya setelah makan siang tadi.

Aileen melihat penuh kasih sayang kearah Rubby yang tertidur pulas dan begitu manis.

Aileen mendekati Rubby dan mengelus dahi dan kemudian mengelus pipi mulus gadis itu.

Namun Rubby tidak merespon sedikit pun.

Elsa memperhatikan sikap Aileen terhadap Rubby begitu sayang nya seperti seorang ibu kepada putri nya. Elsa begitu terharu melihat hal tersebut.

Mata Aileen mengarah ke mawar putih di atas nakas samping tempat tidur Rubby.

Aileen tiba tiba tersenyum.

Elsa menyadari kemana arah pandang Aileen sehingga Elsa segera mengatakan perihal bunga mawar putih tersebut.

“Itu tadi Devan yang bawa jeng?” kata Elsa membuat Aileen menoleh kearah nya dan menampilkan senyuman.

Aileen menanggapi dengan anggukan dan kembali melihat kearah bunga tersebut.

“Jeng aku berharap Rubby selalu baik baik saja. Aku begitu khawatir ketika kemarin Dev bilang Rubby sakit. Sebenar nya aku ingin kesini bareng Dev tadi pagi hanya saja aku ada urusan sebentar. Jadi ya sekarang baru ke sini.” Kata Aileen menjelaskan sambil pandangan nya mengarah ke Rubby yang masih terlelap.

“Iya jeng, terimakasih sudah repot - repot menengok Rubby, Rubby pasti akan baik - baik saja, jeng tidak perlu khawatir.” Ucap Elsa kemudian.

“Ya sudah jeng biar kan Rubby istirahat, sampaikan salam dari ku untuk nya. aku pamit dulu ya jeng.” Kata Aileen minta pamit kepada Elsa.

“Kenapa buru - buru jeng mari kita minum teh dulu sambil mengobrol.” Ajak Elsa belum rela jika Aileen pergi secepat itu dari rumah nya.

“Terimakasih jeng. Lain waktu saja. Aku masih ada urusan lain. Kapan - kapan pasti aku kesini lagi.” Jawab Aileen menolak, karena memang Aileen sudah ada acara lain.

“ Oke baik lah, tapi benar ya kapan - kapan kita ngobrol bareng?” Tanya Elsa memastikan.

“Pasti jeng.” Jawab Aileen dengan senyum. Kemudian mendekati Rubby dan mencium kening gadis cantik itu.

“Mami pulang dulu ya sayang. Kamu cepet pulih ya.” Kata Aileen dengan suara sangat pelan. Setelah nya Ailen dan Elsa meninggalkan kamar Rubby.

Di kantor Edward.

“Pa apa tidak sebaik nya kita mengatakan semua ini kepada Dev pa?”

“Papa juga bingung harus bagaimana Ed. Semua jadi serba salah Ed.”

“Pa menurut Ed, Dev berhak tahu pa. siapa Tau Dev bisa bantu dan kasih solusi ke kita pa.”

Tuan Admadja tampak berpikir.

“Atau secepat nya saja kita minta Dev untuk nikahin Rubby pa?”

“Oke Ed coba nanti papa bahas dengan Dev mengenai masalah ini.”

Edward hanya mengangguk dengan wajah frustasi.

Di kantor Max Wijaya.

Max sengaja mengajukan syarat konyol tersebut atas permintaan anak kesayangan nya Nicholas Abian Wijaya.

Max begitu memanjakan putra tunggal nya itu sehingga hal yang konyol pun dia lakukan tanpa pikir panjang.

Pasal nya setelah kejadian Rubby menabrak Nicholas tanpa sengaja itu justru membuat Nicholas semakin ingin memiliki Rubby.

Nicholas bertekad ingin memiliki Rubby bagaimanapun cara nya.

Salah satu nya dengan meminta bantuan Dady nya.

Namun hal tersebut justru di setujui oleh Max.

Max membuat alasan ingin menarik investasi nya dari perusahaan Tuan Admadja.

Padahal selama ini ia begitu senang dan puas bisa bekerjasama dengan perusahaan Admadja.

Max pikir jika putra nya bisa menikah dengan putri keluarga Admadja maka perusahaan nya bisa semakin berkembang.

Siang itu Nicholas datang ke kantor Dady nya, dia begitu penasaran dengan rencana yang sudah di buat Dedy nya.

“Bagaimana Dad? Apakah keluarga Admadja menyetujui syarat yang Dady minta?” Tanya Nicholas penasaran.

“Heii,, sabar dulu Nich. Kita harus memberikan waktu untuk mereka berpikir juga.” Jawab Max kepada anak kesayangan nya itu.

“Hahhh. Harus nya Dady tidak memberikan waktu Dad.” Ucap Nicholas dengan wajah kecewa.

“Mereka pasti menerima syarat kita Nich. Karena Dady sudah kerjasama dengan para investor lain supaya mereka tidak menanam saham di perusahaan Admadja. Jadi Tuan Admadja tidak akan mendapat bantuan dari investor mana pun.” Kata Max menjelaskan dengan penuh keyakinan.

“Oke kalau begitu Nich percaya dengan Dady. Semoga rencana Dady berhasil.” Ucap Nicholas pasrah.

Di kantor Devan.

Saat ini Devan sedang sibuk dengan file – file di hadapan nya.

Begitu lah keseharian nya di kantor selalu disibukkan dengan pekerjaan yang tiada henti nya.

Wajar saja karena mengingat dia tidak hanya mengurus satu perusahaan saja.

Tapi dia juga mengurus beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda.

Dan dia harus mengecek laporan dari orang kepercayaan nya setiap bulan.

Salah satu perusahaan property nya yang di pegang oleh orang kepercayaan nya menjadi salah satu investor di perusahaan keluarga Admadja namun hal tersebut tidak di ketahui oleh keluarga Admadja.

Karena Devan tidak pernah memberitahukan nya ke Tuan Admadja atau pun Edward. Dan setiap meeting rutin pemegang saham Devan tidak pernah ikut serta.

Siang itu orang kepercayaan Devan memberikan informasi perihal Max yang berniat menarik investasi nya dari perusahaan Admadja.

Dan Tuan Admadja saat ini mencoba untuk mencari investor lain yang bisa di ajak kerjasama.

Tidak hanya itu orang kepercayaan Devan juga memberi informasi mengenai Tuan Max yang memprovokasi perusahaan lain supaya tidak mau bekerjasama dengan perusahaan Tuan Admadja.

Kabar tersebut sontak membuat Devan geram.

Ada orang licik yang sedang mempermainkan perusahaan calon mertua nya.

Devan ingin melihat sejauh mana Max ingin mengacaukan perusahaan keluarga Admadja dan Devan juga ingin mengetahui apa sebenar nya motif dari Max melakukan semua nya ini.

Maka dari itu ia memutuskan untuk diam dan tidak bertindak apapun. Namun ia tetap mengawasi dengan mengerahkan orang kepercayaan nya untuk menjadi mata –mata.

Edward dan Tuan Admadja tampak lesu ketika sampai di rumah nya.

Elsa sudah menyambut kedatangan mereka bersama Rubby di ruang keluarga sambil menonton serial drama korea favorit Rubby.

Elsa berdiri dari duduk nya menghampiri Tuan Admadja dan meraih tas dan jas yang menggantung di tangan kiri nya.

“Pa,, Ed. Duduk dulu mama buatkan teh hangat buat kalian.” Kata Elsa yang kemudian melangkah menuju kamar nya terlebih dulu untuk menyimpan tas dan jas milik suami nya, sebelum ia ke dapur untuk membuat teh hangat.

Tuan Admadja hanya mengangguk dengan senyum kecil yang tulus. Sedangkan Edward langsung duduk di sisi Rubby.

“Bagaimana badan kamu By, udah lebih baik?” Tanya Edward sambil memegang kening adik nya.

“Udah kak. By udah baikan.” Jawab Rubby tersenyum kearah kakak nya.

“Kakak dan papa akhir – akhir ini pulang nya malam terus. Emang sibuk banget ya kak?” Tanya Rubby membuat Edward menghela nafas berat.

“Iya By, lagi banyak kerjaan di kantor dan harus segera di selesaikan.” Jawab Tuan Admadja msebelum Edward menjawab.

“Nonton apa sih By?” Tanya Edward mengalihkan Topik pembicaraan.

“Drama korea kak. “kalo kakak ga’ suka biar By ganti film action kesukaan kakak.” Kata Rubby membuat Edward mengusap rambut nya yang panjang itu.

“Ga’ usah By, kamu nikmati aja drama korea kesukaan kamu itu.” Kata Edward yang hanya di angguki oleh Rubby.

Tak berapa lama Elsa kembali ke hadapan mereka semua dengan membawa nampan berisi teh hangat dan beberapa snack ringan.

“Ini pa di minum dulu teh nya.” Elsa mengambil secangkir teh itu dan memberikan nya kepada suami nya.

Tuan Admadja segera meraih cangkir berisi teh dari tangan Elsa dan menyruput nya. Terasa hangat dan sedikit membuat nya rileks sejenak.

“Ed, minum lah teh nya selagi hangat.” Kata Elsa kepada Edward. Kemudian menyodorkan teh tersebut kepada Edward.

Tanpa menjawab Edward langsung meraih teh yang di berikan mama nya dan langsung meminum nya.

“By mama buat kan susu hangat untuk mu. Di minum dulu By.”

“Nanti ma, By masih kenyang abis makan buah.”

“Iya deh, yang baru dapat kiriman buah.” Sahut Elsa menggoda Rubby.

Sontak Tuan Admadja dan Edward mengarahkan pandangan kearah Elsa.

Setahu mereka tadi pagi waktu Devan datang tidak membawa Buah tapi membawa mawar putih kesukaan Rubby.

“Ihhh,,mama. Bilang aja mama juga pengen di kirim buah.” Kata Rubby ganti menggoda mama nya.

“ Emang siapa ma yang kirim buah?” Tanya Edward penasaran.

“hemmm..calon mertua nya adek kamu Ed.” Bisik Elsa di telinga Edward.

Edward menanggapi dengan tersenyum kearah Rubby.

Rubby hanya cuek sambil tetap fokus melihat drama korea yang di putar nya.

Tuan Admadja merasa penasaran kenpa istri nya pakai acara berbisik kepada Edward segala.

“Emang siapa sih ma?” Tuan Admadja sambil meletak kan cangkir yang isi nya hampir tandas itu.

“Jeng Aileen pa. tadi kesini jenguk By tapi pas By lagi tidur.” Jelas Elsa kepada Tuan Admadja.

“Ohh,, “ Tuan Admadja hanya menanggapi singkat. Kini pikiran nya kembali melayang kepada syarat yang di ajukan oleh Tuan Max.

Tuan Admadja pikir keluarga Aditama sudah benar – benar berharap Rubby jadi menantu mereka.

Tuan Admadja mengingat kembali Usulan Edward supaya Devan secepat nya menikahi Rubby saja.

Tuan Admadja sibuk dengan lamunan nya sendiri, sedangkan anak dan istrinya tengah sibuk berbincang seputar Aileen.

Elsa menangkap raut wajah suami dan anak nya yang tampak kusut dan tidak bersemangat.

Elsa pikir mungkin di kantor lagi ada masalah. Bagaimanapun sudah puluhan tahun lama nya dia mendampingi suami nya.

Tentu saja dia tahu karakter suami nya, saat ini pasti ada masalah dengan suami nya.

Namun untuk saat ini dia tidak akan bertanya banyak dulu. Dia akan membiarkan suami dan anak nya istirahat sejenak.

“Sudah malam sebaik nya kita istirahat, By juga baru sembuh dari sakit harus banyak istirahat.” Kata Elsa, dan semua setuju untuk ke kamar masing – masing untuk beristirahat.

Sesampai nya di kamar nya Elsa membantu suami nya bersih – bersih badan dan menyiapkan piyama tidur untuk Tuan Admadja.

Ketika Tuan Admadja baru memakai piyama nya Elsa yang sedari tadi sudah tidak sabar ingin tahu tentang kegundahan suami nya langsung bertanya.

“Pa sebenar nya ada masalah apa? Kenapa papa dan Ed terlihat sangat kacau tadi?”

Tuan Admadja langsung menghentikan aktivitas nya sejenak kemudian melihat kearah Elsa.

Tanpa menjawab nya kemudian melanjukan memakai piyama nya lagi.

“Pa tolong jujur sama mama pa. ada apa sebenar nya?” kata Nyonya Elsa mendesak.

“Hahhh..” Tuan Admadja membuang nafas dan melangkah duduk di tepi ranjang nya. Elsa masih menunggu jawaban dari suami nya.

Ia terus memandang kearah suami nya.

“Ma ada investor yang mau menarik semua investasi nya di perusahaan kita.” Jawaban tersebut membuat mata Elsa membulat.

“Trus pa? memang nya kalo berkurang satu investor bisa berpengaruh besar untuk perusahaan?”

“Tentu saja ma, dia investor tetap kita. Dan tidak ada lagi perusahaan lain yang mau investasi di perusahaan kita.

Entah apa alasan tepat nya.” Tuan Admadja semakin larut dalam kegelisahan nya.

“Tuan Max bisa saja membatalkan niat nya untuk menarik investasi nya.” lanjut Tuan Admadja.

Elsa masih menjadi pendengar setia di samping suami nya.

“Tuan Max mengajukan syarat yang harus di penuhi.” Lanjut Tuan Admadja.

“Syarat? Syarat apa pa?” Tanya Elsa penasaran.

Tuan Admadja sedikit ragu untuk mengatakan nya. namun Ia tetap harus mengatakan nya kepada istri nya.

“Tuan Max menginginkan Rubby ma.” Jawab Tuan Admadja lesu.

“Apa?” Seru Elsa membulatkan mata nya tak percaya.

“Syarat macam apa itu pa?” kata Elsa ada nada marah dan kecewa terhadap seorang pebisnis professional sekelas Tuan Max.

“Iya ma, Tuan Max ingin Rubby menikah dengan anak tunggal nya.” tutur Tuan Admadja kemudian.

“TIdak bisa begitu pa, By sudah jadi tunangan Dev sejak 9 tahun yang lalu, ya meskipun By belum mengetahui nya sampai sekarang. Tapi By akan segera mengetahui nya.” kata Nyonya Elsa menggebu.

“Iya ma papa juga tahu itu. Papa dilemma sekali dengan masalah ini.” ucap Tuan Admadja frustrasi.

“Apa yang papa pikir kan? Papa lupa siapa Dev? Dia juga pengusaha bahkan perusahaan yang dia pegang lebih besar ber kali – kali lipat dari perusahaan papa. kenapa papa tidak minta bantuan Dev pa?”

“Ed juga sempat menyarankan papa seperti itu ma, tapi..” Tuan Admadja menghentikan ucapannya. Terlihat sekali kebimbangan di wajahnya.

“Tapi apa pa? papa gengsi gitu?” desak Nyonya Elsa.

“Bukan begitu ma, papa hanya ragu, apa nanti yang di pikirkan Dev tentang papa dan keluarga kita, apalagi jika keluarga Aditama mengetahui nya. papa benar – benar bingung ma.” Tuan Admadja menundukkan kepalanya.

“Pa Dev pasti bantu tanpa berpikir yang macam – macam seperti yang papa pikirkan itu. Pokok nya mama setuju ide Ed, Dev harus tahu masalah ini. Apalagi ini sudah menyangkut tentang Rubby juga.” Nyonya Elsa memberikan dukungan dengan mata yang terus menatap kearah suaminya itu.

Tuan Admadja menghela nafas nya panjang. Dan mulai berpikir mungkin yang di katakan istri nya benar.

“Oke ma besok papa akan menemui Dev.” Ucap Tuan Admadja menatap istrinya dengan perasaan yang lebih lega.

“Iya pa. mama akan selalu dukung papa. Papa jangan khawatir pasti ada jalan terbaik untuk setiap permasalahan yang kita alami.” ucap Nyonya Elsa penuh dengan kasih.

Tuan Admadja tersenyum dan memeluk istri nya.

Dia merasa begitu beruntung memiliki Elsa selama ini Elsa yang mendampingi nya dalam keadaan suka dan duka nya.

Dan Elsa selalu bisa membuat solusi yang membuat nya tenang dan bisa berpikir positif kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!