Bab 15

Siang itu di kantor nya Devan terlihat sangat sibuk di meja nya ada beberapa tumpuk berkas yang harus dia tanda tangani.

Mengingat dia harus segera menyelesaikan nya karena malam ini dia harus menghadiri pesta ulang tahun adik dari sahabat nya.

Namun tiba – tiba fokus nya terhenti karena ponsel nya berbunyi, telpon dari bodyguard suruhan nya yang dia tugaskan mencari informasi mengenai Audy yang setiap saat membantu Rubby menghadapi Nicholas.

Tuan saya sudah mendapatkan informasi mengenai sahabat Nona Rubby yang bernama Audy.

Dan saya sudah mengirim semua data nya ke email anda Tuan.

Devan hanya menjawab dengan deheman dan menutup telpon nya.

Dia memiih melanjutkan pekerjaan karena dia bisa membuka Email nya nanti.

Devan kemudian memanggil Hans ke ruangan nya.

Dia menyuruh Hans menyiapkan segala nya untuk nya menghadiri ulang tahun Adik sahabat nya, termasuk pakaian yang akan dia kenakan dan kado untuk adik sahabat nya itu.

Hans pun langsung melakukan apa yang di perintahkan bos nya dan segera memberi kan laporan jika semua sudah beres.

Hans menjadi andalan Devan karena Hans selalu melakukan tugas nya dengan benar dan cepat.

Entah itu tugas kantor atau tugas pribadi dari bos nya.

Di kantor Edward.

Siang ini Max datang ke kantor Admadja untuk membahas mengenai kerjasama mereka.

Edward dan Tuan Admadja menyambut nya dengan ramah dan hormat, karena bagaimanapun Max sudah menjadi rekan bisnis mereka sejak lama meskipun beberapa waktu lalu sempat ingin membuat masalah dengan perusahaan nya.

“Mohon maaf tuan mengganggu waktu anda. Kedatangan saya ke kantor anda untuk membahas kerjasama lebih lanjut.” Kata Max memulai percakapan mereka.

Hal tersebut di tanggapi baik oleh Tuan Admadja dan Edward.

“Saya juga mohon maaf atas keputusan yang sempat saya ambil beberapa waktu kemarin. Saya sungguh sangat menyesal Tuan. Sedangkan kita sudah lama menjalin kerjasama.” Kata Max dengan raut wajah penyesalan.

Max tidak mungkin menarik saham nya dari perusahaan Admadja karena sekarang perusahaan Admadja mendapat dukungan dari perusahaan besar seperti Aditama Group, itu juga akan menguntungkan dia jika tetap terus bergabung di perusahaan Admadja.

“Sudah lah Tuan Max, mari kita lanjut kan hubungan baik kita yang selama ini sudah terjalin.” Jawab Tuan Admadja kepada Max dengan senyum tulus.

“Tuan saya ucapan selamat karena perusahaan Aditama Group sekarang turut bergabung dengan perusahaan anda.” Ucap Max basa basi.

Yang sebenar nya dia ingin tahu kejelasan yang pasti dari Tuan Admadja itu sendiri.

“Oh.. ya terimakasih Tuan Max. saya juga tidak menyangka perusahaan besar seperti Aditama Group bersedia bergabung dengan perusahaan saya yang tidak seberapa ini.” Jawab Tuan Admadja tanpa memberitahukan alasan yang sebenar nya.

Max hanya mengangguk dan membalas senyum ke arah Tuan Admadja dan Edward. Kemudian mereka melanjutkan pembicaraan bisnis mereka.

Sekitar 2 jam akhirnya pertemuan mereka pun berakhir dengan hasil kesepakatan kerjasama yang terus berlanjut.

Tuan Admadja tersenyum lebar mengantar kepergian Tuan Max dari kantor nya.

Hari ini hari yang luar biasa bagi Tuan Admadja, selain ada kontak kerja baru tapi kontrak kerja nya dengan Tuan Max tetap berlanjut tanpa meminta syarat apapun kepada nya.

Di kamar Rubby tengah terjadi perdebatan setengah sengit antara Rubby dan Audy, pasal nya Rubby memaksa Audy untuk ber make up dan memakai salah satu koleksi gaun nya.

Dan sudah pasti Audy menolak nya mentah – mentah.

Karena bukan karakter Audy jika harus berpenampilan feminim.

Perdebatan itu berakhir ketika mama Elsa masuk ke kamar Rubby secara tiba – tiba tanpa sepengetahuan Audy namun dengan sepengetahuan Rubby tentu nya.

Kedatangan mama Elsa membuat senyum Rubby terpancar, dan sudah pasti ketidak senangan bagi Audy.

Perasaan Audy sudah tidak enak saat muncul sang ratu yang tak terbantahkan siapa lagi kalo bukan Esla mama dari sahabat nya itu.

“Dy.. kali ini kamu harus nurut tante. Oke girl?” sambil menyodorkan jempol tangan nya ke arah Rubby dan Audy.

Dan hal itu mendapat tatapan jengah dari Audy.

“Iya Dy ga’ boleh bantah orang tua. Dosa Dy.” Ucap Rubby sambil mengerlingkan mata nya ke arah Elsa.

Dan di balas senyum jahil Elsa.

“Huh..masuk perangkap sudah ni gue. Iya – iya gue mau di apain aja. Silakan tante ku yang cantik.” Kata Audy pasrah.

“Nah gitu dong. Sekarang tante mulai ya.sini kamu duduk sini. Tante bakal bikin kamu cantik.” Kata Elsa sambil menpuk sofa di samping nya.

Yang kemudian dengan langkah malas Audy mendekat ke arah sofa yang di duduki Elsa.

Elsa mulai bekerja di atas wajah Audy, dan Audy menurut apapun yang di kata kan Elsa.

Rubby benar – benar salut dengan mama nya yang bisa dengan mudah nya menaklukkan seseorang seperti Audy.

Sesekali Rubby tersenyum dan kadang tertawa cekikikan mendengar mama nya mengatur Audy sedangkan Audy seperti menahan kejengkelan nya.

Hal itu jadi pemandangan yang lucu bagi Rubby.

Sedangkan Rubby ber make up sendiri. Karena Rubby memang sudah terbiasa melakukan nya.

Di salon tadi dia hanya melakukan spa saja tidak seperti kedua sahabat nya yang melakukan perawatan komplit termasuk make up wajah mereka, sedangkan Rubby ingin memakai make up nya sendiri di rumah.

Tiga puluh menit sudah berlalu, Rubby sudah menyelesaikan make up nya ia memilih warna make up soft yang terlihat natural dan tidak berlebihan namun terlihat sangat cantik dan elegant.

Audy pun terlihat cantik dengan make up natural nya.

Elsa mengaplikasikan make up tipis dengan warna yang lembut di wajah Audy.

Elsa juga memilihkan gaun yang cocok untuk Audy supaya Audy tetap merasa nyaman.

Mengingat Audy sangat jarang memakai gaun bahkan hampir tidak pernah, dia memakai gaun hanya jika ada undangan pesta seperti ini dan itu pun dia pinjam gaun milik Rubby.

Karena Audy tidak pernah mau jika Rubby atau Elsa membelikan nya gaun yang baru, dengan alasan ia tidak akan memakai nya lagi.

Rubby mengenakan gaun pemberian Devan dan itu membuat nya terlihat sangat cantik, Elsa dan Audy terperanga melihat penampilan wow Rubby.

Gaun yang begitu elegant dan pas di tubuh Rubby dengan sepatu dan tas branded yang menghiasi tangan dan kaki nya.

Rubby menyanggul rambut nya dan menyisakan beberapa di bagian samping kanan dan kiri menampakkan leher jenjang nya yang terlihat putih mulus itu.

“Wow.. By kamu cantik banget nak..” puji Elsa sambil menatap kagum ke arah Rubby. Dan Rubby hanya tersenyum malu – malu.

“By seriusan lo cantik banget. Kalo gue laki bisa tuh jatuh cinta sama lo.” Ucap Audy mengagumi kecantikan sahabat nya itu.

“Lo juga cantik banget malam ini Dy, nah gitu dong sekali – kali tampil feminim.” Jawab Rubby sambil tersenyum ke arah Audy.

“Huh.. kalo bukan di paksa tante Elsa ogah gue feminim kayak gini. Ribet tau ga’.” Celetuk Audy sambil memanyunkan bibir nya.

Elsa dan Rubby menyambut nya dengan tertawa bersamaan.

“Udah kalian berangkat sana. Jangan lupa kado nya di bawa.” Kata Elsa kemudian berlalu dari kamar Rubby.

Pak Usman sudah menunggu di halaman Rumah dengan mobil yang sudah siap berangkat mengantarkan mereka ke tempat pesta.

Devan berangkat dengan Hans langsung dari kantor nya.

Hans melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.

Selama perjalanan Devan hanya diam tanpa bersuara.

Kemudian dia ingat Email yang di kirim Body guard nya tadi siang.

Devan membuka email yang berisi informasi mengenai Audy, Devan mulai membaca nya.

Audy Maheswari. Usia 20 tahun. Sekolah di salah satu universitas xxx dengan program beasiswa. Punya pekerjaan sampingan di café xxx. Setiap hari minggu mengajar karate anak. Tinggal bersama ibu nya yang bernama Ratnasari. Ayah nya meninggal 4 tahun yang lalu karena kecelakaan. Merupakan sahabat Rubby Artha Caecilia sejak SMA.

Setelah membaca informasi mengenai Audy, Devan berpikir mungkin suatu saat dia bisa bekerja sama dengan Audy untuk menjaga Rubby dari seorang Nicholas atau bahkan yang lain nya yang bermaksud kurang baik kepada Rubby.

Karena mungkin dengan di jaga oleh Audy Rubby akan merasa lebih nyaman dari pada di jaga oleh Body guard.

Mungkin penjagaan Body guard tetap akan di lakukan namun tidak terang – terangan di sisi Rubby.

Tanpa terasa Devan sudah sampai di rumah sahabat nya dan disana sudah banyak tamu undangan yang datang, termasuk para sahabat nya Edward, Tommy dan Andre.

Ulang tahun tersebut mengundang para rekan kerja orang tua David, sahabat David dan teman – teman Sofia.

Devan melangkah menuju tempat para sahabat nya berkumpul, dan di situ juga sudah ada Sofia yang berdiri di samping David sang kakak.

Dengan mengembang kan senyum nya Devan menghampiri Sofia.

“Happy birth day sofia, kakak bawa sesuatu buat kamu.” Ucap Devan sembari menyodorkan kado yang sedari di bawa Hans kepada Sofia.

“Terimakasih kak Dev.” Kata Sofia dengan senyum bahagia mengembang senantiasa di bibir nya.

Kemudian mereka mengobrol dan saling bercanda ringan.

Hanya Devan yang lebih banyak diam dan mendengar setiap celotehan sahabat – sahabat nya.

Devan menangkap mata Andre yang membulat sempurna dan mulut nya di biarkan menganga seperti melihat sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelum nya.

Bukan hanya Andre namun Tommy dan David, tapi Sofia pun melakukan hal yang sama hanya Edward yang terkesan santai dan hanya mengembang kan senyum saja.

Kemudian Devan mengikuti arah pandang mereka, dan arah pandang mereka tertuju ke pintu masuk ruangan itu.

Setelah benar – benar melihat ke arah pandang para sahabat nya.

Devan pun di buat sama dengan mereka, tanpa berkedip Devan begitu terpesona dengan sosok yang baru saja tiba itu dan seketika membuat nya terhipnotis.

Betapa bahagia nya diri nya saat ini Rubby mengenakan gaun yang dia berikan beberapa waktu yang lalu.

“Sungguh cantik.” Spontan terucap kata lirih dari mulut Devan yang di dengar jelas oleh Edward yang memang duduk di samping nya.

Edward hanya tersenyum melihat ke arah Devan yang masih mengarahkan pandang ke Rubby.

Rubby dan Audy berjalan menghampiri Sofia kemudian tersenyum manis ke arah Sofia.

“Haii Sofia..Happy birth day ya. Ini untuk mu.” ucap Rubby sambil memberikan kado yang di bawa nya kepada Sofia kemudian mereka saling berpelukan.

Kemudian Audy pun melakukan hal yang sama seperti Rubby.

“Haii By, kamu cantik sekali By. Mau ga’..” Ucapan Andre tiba – tiba terpotong karena melihat tatapan maut dari Devan yang seakan ingin memakan nya hidup – hidup.

Sedari tadi Devan memperhatikan Rubby sampai pada akhir nya dia mengalihkan pandang ke arah Andre ketika Andre memuji penampilan Rubby malam ini.

“Mau apa kak?” Tanya Rubby bingung karena ucapan Andre tidak di lanjutkan.

Mendengar pertanyaan Rubby Andre bingung ingin menjawab apa.

“Emm..mau minum By? Mungkin kamu haus abis perjalanan dari rumah ke sini kan cukup jauh.” Jawab Andre sambil melirik ke arah Devan yang masih menatap nya tajam.

“Tidak kak, Rubby ga’ haus kok, nanti saja.” Jawab Rubby dengan senyum.

Devan semakin menunjuk kan tatapan maut nya ketika Andre mendapat senyuman manis dari Rubby.

Seketika nyali Andre jadi menciut, dan mengalihkan pembicaraan ke topik lain.

Sedangkan Edward yang tahu situasi nya. segera menyuruh Rubby untuk duduk di sampig nya.

Rubby masih belum menyadari jika di situ ternyata ada Devan juga.

Setelah menghampiri kakak nya dia sadar jika di situ ada Devan juga.

Seketika mata Rubby membulat dan memandang lama ke arah Devan.

Rubby baru ingat juga bahwa saat ini dia memakai gaun pemberian Devan.

Duhh By kenapa tadi kamu pakai gaun yang Kak dev kasih sih, harus nya tau dong kalo Kak Dev pasti juga datang ke pesta Sofia secara kak Dev kan teman kak David juga. Kata Rubby dalam hati.

“Duduk By.” Kata Edward kemudian menarik tangan Rubby dengan lembut untuk duduk di samping nya.

Rubby pun menuruti kata kakak nya dengan mata menunduk karena malu kepada Devan yang masih fokus memandang ke arah nya.

sedang kan Audy duduk di samping Sofia.

Ketika semua asyik tertawa dan bercanda Rubby dan Devan sibuk saling melirik dan curi – curi pandang.

Rubby merasa malu dan ada rasa bersalah di hati nya karena kemarin telah emosi dan berkata yang tidak sepantas nya ke pada Devan.

Sedangkan perasaan Devan saat ini hanya ada kebahagiaan yang sudah jelas terpampang nyata di wajah tampan nya.

ya tentu saja karena Rubby mau memakai gaun pemberian nya. dan gaun itu membuat Rubby terlihat sangat cantik.

Rasa nya Devan ingin menarik Rubby ke tempat lain dan hanya ingin berdua saja dengan Rubby.

Dia ingin mengatakan sekali lagi kepada Rubby bahwa dia sangat mencintai nya.

Ya tentu saja itu pasti akan dia lakukan tapi mungkin tidak sekarang. Karena saat ini mungkin waktu nya kurang tepat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!