Kedatangan Bibi

Melody, menyambut kedatangan bibinya dari luar kota. Tak lupa membawa anak yang seumuran dengan Melody,bernama Selviana sering di panggil Ana.

Melody, mengetahui jika bibinya bisa melihat makhluk halus. Tak sabar dirinya, bercerita dan meminta bantuan ada apa sebenarnya terjadi yang di alaminya.

Bi Fatma, langsung menggendong bayi mungil di stroller bayi.rf

Terlihat jelas Ana, menyukai bayi Melody begitu sangat tampan mirip sekali dengan Vino.

"Loh, gak apa-apa kalau anakmu di ayunan bayi. Tapi, jangan kencang-kencang ngayunnya Mel. Pelan-pelan saja,gak bakalan kena sawan". Katanya tersenyum kecil, mencium anaknya Melody.

"Nanti saja,bi. Susah kalau berurusan dengan bunda dan mamah, bakalan berhari-hari gak selesai-selesai". Kekehnya Melody.

"Ck,itu juga suamimu malah memikirkan pekerjaan di bandingkan kamu mengurus anak". Kata bi Fatma,yang tak menyukai sifat suaminya Melody.

"Mas Vino, sudah cuti selama seminggu. Mana mungkin mas Vino, terus-menerus izin cuti bakalan di pecat loh". Melody, langsung membela suaminya yang tercinta.

"Makanya Melody, cari suami jangan kerja kantoran dan takut pada atasan. Coba kemarin tuh,terima lamaran ustadz Agam pastilah suamimu gak bakalan kemana-mana". Sahut Ana, tersenyum kecil.

Melody,cengir kuda mendengar ucapan Ana."Alhamdulillah,aku memilih suami yang tepat dan perhatian kepada ku. Sedikitpun tidak pernah menyesali dalam pernikahan ini,kamu menjalin hubungan dengan baik".

"Ck,kau terpaksa berkata seperti itu kan? Sebab kau salah milih Melody, apa kurangnya ustadz Agam yang memiliki pesantren di bangun sendirinya. Sedangkan kamu,malah memilih Vino karena memiliki jabatan bagus di kantoran. Sama saja kan,kamu memilih duniawi tak mau kekurangan apapun untuk berfoya-foya". Sahut bi Fatma, tersenyum melirik ke arah Melody.

"Padahal mamah mu, tidak menyukai sifat Vino. Aku tidak percaya sepenuhnya,kau menantang mamah mu dan memilih Vino jelas-jelas bukan keluarga". Sambung Ana, tidak memperdulikan tatapan Melody.

Deg!

Melody, sungguh merindukan sosok bibinya yang dulu. Dimana dirinya selalu menyayangi, perhatian,dan perduli. Ketika dia memilih menikah dengan Vino, berubah drastis perilaku bibinya.

Kalian tidak tau,apa yang terjadi sebenarnya. Aku memang menolak ustadz Agam, pastilah ada sebab lain dan masalah yang besar. Hidupku,aku sendiri yang berhak mengaturnya.Batin Melody,dia cuman cengengesan mendengar perkataan sang bibi dan Ana.

"Bibi,akan memarahi Vino yang sudah menelantarkan mu yang tengah mengurus anak sendiri. Mana tanggung jawab seorang suami, pikirannya cuman kerja dan kerja". Terlihat jelas di wajahnya bi Fatma, menahan amarahnya.

Di sinilah Melody, merasakan sesuatu yang tidak beres. Baru tau,jika bibinya sangat marah dengan suaminya itu. Sudah pasti Melody, tidak akan membiarkannya. "Jangan bi,mas Vino tidak salah apa-apa loh. Dia bertanggungjawab terhadap aku dan buah hati kami, lagipula di sini ada bi Darna dan Dina. Mereka selalu sigap jika membantu bi,apa yang aku butuhkan". Bantah Melody, dadanya naik turun mengontrol dirinya.

"Sama orang sama suami, sangatlah beda Melody. Kau ini, selalu saja membantah perkataan ibuku". Bentak Ana, lumayan keras sampai anaknya Melody terkejut dalam tidurnya.

"Diam! Kamu tidak tau apa-apa,Ana. Emang bisa membedakan antara orang dan suami? Sedangkan kamu, belum pernah menikah pun". Melody, langsung menunjukkan jarinya tepat di depan Ana.

"Melody,kau kasar sekali berbicara dengan Ana. Inikah kamu sudah berubah menjadi-jadi tak wajar, demi membela suami mu dan berperang dengan keluarga sendiri". Bi Fatma, beranjak berdiri dan menatap tajam ke arah Melody.

"Cukup! Jangan menyalahkan mas Vino, suami ku bi. Ini adalah pernikahan kami, rumah tangga kami, terserah kami menjalani bagaimana? Semua itu, bukan urusan bibi atau yang lainnya. Aku merasa aneh,kenapa akhir-akhir ini sifatnya bi Fatma berubah? Apa jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi,aku malah mencurigai adanya sisi lain". Melody, menyipitkan matanya menaruh rasa curiga.

Bi Fatma,duduk kembali dan menghela nafas panjang. Dia mulai tenang lagi, menepuk lengan anaknya.

"Kau mengirim pesan kepada bibi,apa yang ingin kamu katakan?". Tanya bi Fatma, mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Begini bi,aku minta maaf soal tadi bukan maksudku apa-apa. Beberapa akhir-akhir ini,kami mendapatkan teror yang tidak menduga. Sudahnya bermimpi buruk sangat menyeramkan sekali,lalu kami melihat sosok makhluk halus menyerupai wujud. Bibi Fatma,bisa melihat makhluk halus dan ada sesuatu kah di rumah ini?". Kata Melody, menatap iba kepada bibinya.

Bi tersenyum kecil menoleh ke arah anaknya. Dia calingukan melihat sekeliling, seperti ada sesuatu yang aneh. "Tidak ada pun, bahkan aroma mistis tidak ada sama sekali. Bisa jadi,apa yang kalian lihat cuman halusinasi saja. Itu bisa faktor lain, terutama banyak pikiran,kurang istirahat dan kurang beribadah".

Deg!

melody,nampak kecewa mendengar jawaban sang bibinya. Bertahun-tahun lamanya dia mengenali sifat sang bibi, sudah jelas beliau telah berbohong. Semakin jauh Melody,yakin sekali ada sesuatu yang tidak beres.

"Terimakasih,bibi Fatma". Kata Melody, tersenyum manis.

"Coba saja, menikah dengan ustadz Agam dulu. pastilah hidupmu terjamin dari gangguan makhluk halus,kasian sekali". Ejek Ana, menyunggingkan senyumnya.

Lagi-lagi Ana, selalu memancing reaksi Melody. Inilah kenapa dia tak menyukai Ana, meskipun anak dari bibinya.

"Mana ayunannya Melody? Letakan anakmu di sana, pasti enteng tanpa gangguan apapun. Maksudnya tidur nyenyak sekali,beda sama di letakan seperti ini".

Melody, menggaruk-garuk pelipisnya mana mungkin membantah perkataan bunda dan mamahnya. "Di gudang bi, tapi aku tidak berani membantah perkataan mamah dan bunda".

"Alah...Ibu mertua mu dan ibumu,memang ketinggalan zaman Mel. Masa sih,masih percaya begituan. Dulu,Ana beberapa hari dilahirkan sudah di ayunan. Ee...Kamu Dina,kan? Cepat sana,ambil ayunannya di gudang". Perintah bi Fatma, kepada Dina yang salah tingkah siapa yang akan di turutinya.

"Cukup,mbak!Jangan memaksakan diri sendiri,ini adalah cucuku dan kehidupan anakku. Jangan seenaknya mengatur Melody,ini akibatnya kamu selalu mempercayai bibimu". Ucap seorang wanita di ambang pintu, rupanya bu Sonya mendengarkan semua pembicaraan mereka.

Memang benar bahwa bu Sonya,tak akur dengan kakaknya ini. Di masa lalu,ada perselisihan yang belum selesai.

"kamu yang bilang kan,aku ada di sini". Bisik bi Fatma, menyenggol lengan Melody.

"Aku tidak tau bi,sejak kapan mamah ada dan memberitahu bibi di sini. Tetapi,dari awal mengetahui jika bibi mau ke sini". Jawab Melody, berbisik sontak membuat bi Fatma terkejut.

Sialan,siapa yang memberitahu akan menemui Melody di sini. Bisa gawat ini, sudahlah aku hadapi saja. Pasti di rumahku ada yang memberitahu,jika aku pergi ke tempatnya Melody. Bukankah aku bilang ke Sanjaya, bulan depan dan menundanya.Batin bi Fatma, mengepalkan kedua tangannya.

Sebenarnya Melody, mengetahui jika bi Fatma berbohong kepadanya. Masih ingat sang ayahnya, mengatakan bi Fatma akan datang minggu depan. Tetapi,ibunya mengatakan jika sang bibi tidak menundanya. Di sinilah Melody, kebingungan apa maksudnya?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!