AYUNAN BAYI

AYUNAN BAYI

Paket

Seorang wanita cantik tengah memperlihatkan perutnya yang besar di pantulan cermin, menunggu beberapa hari lagi akan melahirkan.

"Nona,permisi.Ada paket besar di ruang tamu".Ucap alah satu artnya di ambang pintu kamar.

"Baik,bi. Aku akan ke ruang tamu, pasti paket untuk anakku". Wanita itu, tersenyum sambil mengelus perutnya. Melody,keluar dari kamar menuju ke ruang tamu yang di ikuti artnya.

Namanya Melody, seorang wanita karir dan istri pengusaha sukses. Berumur 25 tahun, dari keluarga berada. Pernikahannya berjalan 3 tahun,dia tengah hamil tua sekarang. Memang benar sekali, beberapa hari ini banyak paket untuk anaknya nanti. Kebanyakan dari temannya Melody, bahkan teman suaminya.

Pernikahan mereka di adakan sangat mewah,saling mencintai tanpa lewat perjodohan. Kehidupan rumah tangga Melody dan suaminya, berjalan sangat baik. Apa lagi,kedua mertuanya sangat menyayangi Melody dan tidak sabar menimang cucu pertama mereka.

"Nona, silahkan duduk dan biar kami membukakan paketnya". Bi Darna, sangat menjaga majikannya yang tengah hamil tua ini.

"Terimakasih,bi Darna. Dina,tolong bukakan paketnya. Aku tidak sabar lagi,apa isinya. Hmmmm...Dina,coba kamu lihat dong. Dari siapa yah, pasti ada nama pengirimnya?" pinta Melody, tersenyum manis.

Dina, keheranan karena tidak menemukan nama pengirimnya. "Maaf,nona Melody nama pengirimannya tidak ada. Tetapi, di sini tertulis untuk nona Melody dan pak Vino. Alamatnya juga tertera di sini, tidak mungkin salah alamat. Bagaimana nona, apakah kita buka?". Tanya Dina, hatinya ragu membuka paket yang tak jelas di tangannya.

"Buka saja Dina, alamatnya memang benar dan nama penerima.Kemungkinan lupa ngasih siapa pengirimnya,hal biasa kok itu". Kekehnya Melody, tersenyum kecil.

"Baiklah nona Melody,akan aku membuka paketnya". Dina, berhati-hati membuka paket misterius tersebut.

Bi Darna, tersenyum melihat wajah majikan dan memijit kaki Melody. Sebenarnya Melody,tak enak di pijit-pijit dengan beliau yang jauh lebih tua. Terkadang bi Darna, memaksakan diri katanya baik untuk ibu hamil.

Bi Darna, sudah lama bekerja di rumah ini. Selalu melayani suami Melody, sebelum menikah. Begitu juga dengan Dina, lumayan lama dari keponakan bi Darna semata wayang. Orangtuanya meninggal dunia di kampung,tanpa memiliki siapapun. Beruntung sekali, Dina di boyong bi Darna ke kota untuk bekerja menjadi art di rumah majikannya.

"Wahhh...Nona Melody,isi paketnya sebuah ayunan bayi". Dina, tersenyum sumringah dan memperlihatkan ayunan bayi listrik berwarna biru muda.

Melody, merasakan hawa dingin menjalar di tubuhnya. Ada sesuatu yang tidak beres,ketika paket itu terbuka dan memperlihatkan isinya.

"Kebetulan sekali yah,nona kemarin lupa membeli ayunan listrik ini. Waktu belanja perlengkapan bayi,jadi gak repot-repot beli lagi. Lihatlah nona, sangat bagus dan masih baru". Bi Darna, memperlihatkan ayunan bayi lebih dekat dengan Melody.

Whusssssstttt....

Braaaakkk...

Degggg...

Tiba-tiba saja,angin kencang masuk kedalam rumah dan alam menjadi gelap. Ketika Melody,memegang ayunan bayi tersebut, pintu rumah tertutup dan berusaha sangat keras.

"Dina, sepertinya hujan mau turun. Tutup pintu rumah sekarang, mengerikan sekali". Perintah bi Darna, langsung bergegas menutup seluruh pintu dirumah.

Melody, memandang ayunan bayi di hadapannya. Ada sesuatu yang aneh,dia memikirkan sesuatu. "Tadi,aku melihat ayunan bayi ini bergerak. Apa karena angin,yah?". Menggaruk kepalanya yang tidak gatal,duduk kembali di sofa.

"Astagfirullah, cuacanya berubah jadi gelap. Padahal tadi sangat cerah, seakan-akan ada yang tidak beres". Gumam bi Darna, kebingungan.

Beberapa menit kemudian,bi Darna dan Dina kembali ke ruang tamu. Rupanya ayunan bayi tadi, sudah di masukkan ke dalam kardus kembali.

"Dina,kamu bawa kardus ini ke kamar. Jangan di buka yah,nanti aja kalau bayinya dah lahir". Kata Melody, langsung di angguki Dina.

"Misi non Melody,ke kamar untuk meletakkan kardus in". Pamit Dina, mengangkat kardus di hadapannya.

Dina, masuk kedalam kamar majikannya dan meletakkan kardus di pojokan yang berisi ayunan bayi. Matanya tertuju pada bingkai foto besar di dinding,dimana foto pernikahan Melody dan suaminya.

"Mas Vino, ganteng banget yah. Sudah baik, ganteng, tubuhnya sixpack,kaya raya, pengusaha sukses lagi. Beruntung banget yah,non Melody mendapatkan suami seperti mas Vino. Kapan yah,aku mendapatkan suami seperti itu. pengen banget dah,gak capek-capek kerja cuman santai dan me menghabiskan uang suami". Gumam Dina,duduk di tepi ranjang. Tangannya mengelus-elus kasur sangat empuk sekali, mewah dan besar. Dia mulai membayangkan bahwa, dirinya menjadi istri seorang kaya raya.

Di ambang pintu, Melody menatap ke arah Dina sikapnya terkadang aneh sekali. Selalu curiga dengan keponakan bi Darna, awalnya dulu kecurigaan terhadap Dina ditepisnya. Namun lama-kelamaan,dia semakin yakin jika Dina tak waras.

Awalnya Melody, ingin masuk kedalam kamar. Tiba-tiba menghentikan langkahnya, mengurungkan niat untuk masuk kedalam. melihat pemandangan Dina,yang cengengesan tak jelas.

"Waduh! Aku lupa, ngapain lakuin itu". Dina, menepuk keningnya dan berlari pergi dari kamar majikannya itu.

Sebenarnya Melody, keberatan jika seseorang masuk kedalam kamarnya selain sang suami.Namun apa daya,dia tengah hamil besar dan memerlukan bantuan seseorang.

Deggg...

Dina, melonjak terkejut melihat majikan berada di dapur tengah mencicipi kue di dalam kulkas.

Apakah nona Melody, melihat sikapku tadi? Astaga,bisa gawat kalau ngadu sama mas Vino. Semoga saja,nona Melody tidak melihat apapun tadi.Batin Dina, tersenyum dan mengangguk kepala.

"Sudah kamu letakan kardus tadi, Dina?". Tanya Melody, tersenyum kecil.

"Hmmm... Sudah non,di pojokan sebelah kiri". Jawab Dina, sudah gugup sedari tadi.

"Makasih, banyak yah. Makan yang banyak,Din. Kamu kok, kurusan aku lihat-lihat". Melody, sengaja basa-basi melihat pucat pias di wajah Dina. kemungkinan dia takut di marahi,karena sikapnya yang aneh.

*********************

[Sayang,aku lembur hari ini. Jam 11 malam baru sampai rumah,kamu duluan makan malam dan tidur. Jangan bergadang sayang,demi anak kita]

Melody,menghela nafas panjang membaca pesan dari sang suami. Berlahan-lahan merebahkan tubuhnya, memejamkan matanya. Dia sangat merindukan sosok sang suami, ingin memeluk tubuhnya. Entah kenapa, kamarnya berubah mencekam tidak seperti biasanya.

[Cepat pulang mas, aku takut sekali. Kenapa kamar kita, berubah menyeramkan seperti ini]

Akhirnya Melody, berniat membalas pesan suaminya. Matanya tertuju pada centang dua,belum di baca sang suami. Segitu sibuknya kah, sampai tak bisa membalas pesan darinya.

Jam dinding terus berjalan, Melody sudah larut dalam mimpinya.

Krekkkkk... Krekkkkk....

Grusuukkk... Grusuukkk....

Degggg....

Melody, mengerjapkan bola matanya dan jantungnya berdegup. Susah payah meneguk salivanya, menoleh ke arah kiri. Suara mengerikan tadi,mulai terdengar dari arah kardus.

Deggg...

"Massss...Aku takut!". Lirih pelan Melody, tangannya menyentuh perut. "Ha...Ha...Ha..Mas,aku membutuhkan mu". Keringat membasahi keningnya Melody, berlahan-lahan menoleh ke arah kardus di pojokan.

Deggg....

Kreeekkk.... Grusuukkk... Krekkkkk...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!