"Vin, istrimu tambah cantik setelah melahirkan". Bisik Randa, temannya.
"Brengsek,lo!". Gerutu Vino, geram kepada temannya tengah cekikikan menahan tawanya.
"Aku yakin sekali, Vino mana berani marah sama istrinya. Iyakan,pak Vino?". Kekehnya lain, pasti teman kerjanya selalu memuji istrinya terang-terangan.
"Yakin lah,mana mungkin Vino memarahi istrinya yang cantik. Kalau berani memarahi Melody, aku siap untuk sandarannya". Sahut Ilham,suka sekali menjahili Vino.
"Untung yah, kalian pada jomblo dan belum nikah. Aku bakalan adukan sama pasangan kalian atau istri kalian". Kata Vino, tersenyum smrik.
"Hahahaha.... Itulah, keuntungan kami pak Vino. Kami masih lajang, do'akan semoga mendapatkan istri seperti Melody". Kedip mata Bram, membuat Vino bertambah geram jadinya.
"Bukannya di sini banyak wanita juga, Mona masih lajang loh. Kenapa,gak di pepet Ilham?". Tanya Vino, melirik ke arah Mona sang mantan.
"Vino,kamu apa-apaan sih? Jangan ngaco dong,kalau ngomong. Masa iya, menjalin hubungan dengan satu kantoran. Rasanya gimana gitu, gak enak". Mona, langsung bergidik geli memandang ke arah Ilham.
"Wah...Belum apa-apa nih,kamu ditolak Ilham. Yang sabar yah,banyak wanita diluar sana". Randa, menepuk pundak Ilham yang menatap tajam ke arah Mona.
"Maaf, sudah menyinggung perasaan mu". Ucap Mona, tersenyum kecil.
Suasana berubah tak sehangat tadi, Mona pamit undur diri dulu. Tinggallah teman-temannya Vino,para pria semua. Mereka sibuk membahas tentang pekerjaan,jam dinding menunjukkan pukul 12 malam. Mereka semua pamit pulang ke rumah masing-masing, kediaman Vino nampak sepi sudah.
Melody dan buah hatinya, sudah terlelap dalam tidur. Bi Darna dan Dina, sudah masuk kedalam kamar untuk beristirahat. Vino, melarang mereka bersih-bersih biarkan besok saja. Istirahat jauh lebih baik kata Vino,yang selalu memahami art nya.
Vino, berlahan-lahan merebahkan tubuhnya di samping sang istri. Jangan sampai mengganggu sang istri,tengah terlelap tidur.
"Sialan,air habis". Gumam Vino, beranjak pergi ke luar kamar. Tenggorokan terasa kering,air di kamar sudah habis.
Selesai ke dapur meminum air putih, Vino kembali ke dalam kamar . Namun langkahnya terhenti, melihat bayangan seseorang di ruang tamu. Karena penasaran sekali,dia melangkah lebih dekat dan memastikan siapa itu.
Deg!
Vino, mengerutkan keningnya persis seperti sang istri tengah duduk sambil mengayun anak.
"Melody, apa yang kamu lakukan? Bukankah tadi,kamu marah-marah anak kita di letakan di ayunan. Tapi, sekarang kamu lakukan sendiri. Melody,Mel!". Vino, memanggil istrinya dalam samar-samar cahaya.
"Lebih baik kita ke kamar saja,bawa anak kita Mel. Ini sudah larut malam,kau juga harus istirahat sayang". Kata Vino,dia mencoba menghidupkan lampu di ruang tamu.
Sangat aneh, beberapa kali Vino mengatek selar lampu dan tidak hidup. "Sialan, lampunya kenapa gak bisa hidup? Masa iya, lampunya pada mati semua". Gumamnya pelan, menggaruk kepalanya.
Melody, masih mengayun sang buah hati dengan pelan. Terdengar suara nyanyian hawa semakin dingin, bulu kuduk seketika berdiri semua.
"Sayang, kita ke kamar yuk!". Ajak Vino,mulai mendekati tubuh istrinya itu. Tangannya berlahan-lahan ingin menepuk pundak sang istri, tiba-tiba...
"Mas,kamu ngapain?".
"Astagfirullah, Melody!". Vino, melonjak terkejut melihat sang istri menepuk belakangnya. Bahkan dia terduduk di lantai, sambil memegang dadanya berdebar kencang beruntung dia tak jantungan.
Deg...
Berlahan-lahan Vino, melihat ke arah sesosok mirip istrinya. Akan tetapi, tidak ada siapapun di sana. Vino, gelabakan melihat sekeliling ruangan tamu dan tetap tak melihat siapapun selain istrinya di depan.
"Kamu kenapa,mas?". Tanya Melody, melihat wajah sang suami berkeringat. "Kamu liat apa,mas?". Dengan cepat, Melody menghidupkan lampu di ruang tamu.
Tidak ada siapa-siapa,cuman ada ayunan bayi listrik di letakan di sana. Melody,semakin kebingungan dengan sikap suaminya itu.
Vino,masih syok apa yang di lihatnya dan bersandar di dinding sambil mengelus dadanya.
"Mas,kamu kenapa? Malam-malam begini,belum tidur". Melody, menggoyang lengan suaminya.
Vino, mengusap wajahnya dan melihat sekeliling ruang tamu. Benar sekali, tidak ada siapapun di sana. "Kamu darimana, sayang?".
"Kok,malah nanya balik. Aku di kamar mas,sama anak kita. Aku terbangun dari tidur tadi, kebelet mau pipis. Baru sadar loh,kamu gak ada dan kamu di sini. Sebenarnya,kamu ngapain dan liat apa?". Tanya Melody, sudah menduga jika suaminya tidak mungkin jujur.
"Tidak apa-apa,sayang. Ayo,kita ke kamar dan tidur lagi". Vino, langsung merangkul pundak istrinya dan sesekali melihat ke arah belakang.
"Kamu liat sesuatu yah,mas?" Melody, mengerutkan keningnya dan menaruh rasa curiga kepada sang suami.
"Gak ada apa-apa, cuman salah liat tadi. Ayo,kita bobo jangan berpikiran aneh-aneh". Vino, memeluk erat tubuh istrinya. Apa yang aku liat tadi,mana mungkin salah liat. Astagfirullah,kenapa jadi seram begini? Batinnya, menutup kedua mata dan begitu juga Melody.
******************
Pagi harinya, Vino sudah rapi mengenakan pakaian kerja. Masih terngiang-ngiang kejadian malam tadi,dia penasaran sekali.
Di meja makan minimalis, Vino menyantap sarapan pagi bersama sang istrinya. Namun Vino, bersikap tak seperti biasanya. Seakan-akan ada sesuatu yang tidak beres, membuat Melody mencurigai ada yang di sembunyikan.
"Sayang,aku berangkat kerja dulu. Kalau ada apa-apa, hubungi aku yah". Vino, mengecup kening istrinya. "Dina,sekalian yah. Ayunan bayi listrik di depan sana, letakan di gudang. Gak ke pake juga kan sekarang,gak enak di liat bikin sesak aja". Perintah Vino, langsung di laksanakan Dina.
Vino, merasa bulu kuduk berdiri melewati ayunan bayi listrik itu. Sepintas ayunan bayinya,memang nampak biasa saja.
"Pak Vino, kenapa yah?". Tanya Dina, keheranan jadinya.
"Gak tau, kayanya ngeliat sesosok aneh malam tadi". Bisik Melody, sontak membuat Dina ketakutan mendengarnya.
"Non, jangan bikin takut dong". Cicitnya Dina, melihat sekeliling ruangan dapur.
"Aku juga takut,gak kamu aja". Kata Melody, calingukan mencari bi Darna sedari tadi tidak terlihat. "Bi Darna,kemana?".
"Katanya ke pasar non,tadi aku gak sengaja loh. Di bawah ranjang bi Darna,aku menemukan kembang kenanga ini". Dina, memperlihatkan bunga yang di ambilnya dari kantong celana.
Deg!
"Buat apa bi Darna,bunga kenanga ini?". Melody, kebingungan melihat kenanga di tangan Dina.
"Gak tau juga, non. Memang benar sih,kalau bi Darna suka sama bunga. Tapi,ini rasa aneh juga sih". Dina, menggaruk kepalanya.
Gak mungkin bi Darna, melakukan hal itu. Semoga saja,bi Fatma cepat datang ke sini.Batin Melody, menghela nafas panjang.
*******************
Vino, menghirup kopi di meja kerjanya. Masih gagal fokus dengan pekerjaannya, teringat kejadian malam tadi.
"Tumben banget, wajahmu kusut begitu". Kata. Randa, masuk ke ruang kerjanya.
"Boleh nanya,gak?". Kata Vino, langsung di angguki Randa. "Hmmm...Kamu pernah liat sesosok menyerupai seseorang?".
"Tumbenan kamu ngomong masalah mistis, biasanya gak percaya masalah begituan". Randa, menatap serius ke Vino.
Vino,mengusap rambutnya ke belakang. "Sumpah! Malam tadi,aku melihat istri ku tengah mengayun anak kami. Aku panggil-panggil gak menyahut,diam saja. Anehnya lagi, lampu gak bisa hidup. Aku yakin sekali,dia adalah istriku. Tiba-tiba saja, istri ku menepuk punggung belakangku. Jelaslah aku melonjak terkejut, istri ku langsung menghidupkan lampu di ruang tamu. Anehnya lagi, lampunya nyala semua".
"Hmmmm... Ini bahaya Vin,sama kejadian dengan pamanku. Mereka mencari orang yang bisa liat begituan,di telusuri setiap ada kejanggalannya. Awalnya tidak percaya masalah begituan, mereka santai-santai saja. Ketika itu, istri pamanku kesurupan dan semua terkuak kebenarannya. Mereka mendapatkan kiriman seseorang, mungkin seseorang itu iri dengan kebahagiaan keluarga pamanku". Kata Randa, menepuk beberapa kali pundak Vino yang gelisah gusar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
❤️Nurjehan❤️
bagus punya teman saling mengingatkan..jgn terlalu positif vino
2023-08-20
1