"Isinya kadonya beberapa pasangan sepatu,non". Kata Dina, memperlihatkan isi kadonya."Lihatlah,lucu banget non. Gemes tau, pasti harganya mahal ini dan belinya di mall".
"Tidak! Tadi beneran kain kafan berlumur darah, percaya sama aku". Melody, memijit pelipisnya. Mana mungkin dia salah liat, nyata-nyata tadi kain kafan bukan sepatu bayi isinya. Ini tidak benar,aku yang salah liat atau berubah dalam sekejap mata kadonya.
"Non,jangan memikirkan macam-macam yah. Jangan banyak pikiran non,sama saja mempengaruhi kehamilan. Takutnya non, bakalan stres dan berhalusinasi". Bi Darna, menasehati Melody. Astagfirullah, kenapa dengan non Melody? Ya Allah SWT,tolong jaga non Melody jangan seperti ini. Kasian dia ya Allah,jangan membuat dirinya berpikir tak wajar.
"Kenapa sih,kalian gak percaya? Aku benar-benar liat loh,tadi kain kafan berlumur darah!". Bentak Melody, menatap tajam ke arah bi dan beralih ke arah Dina. Astagfirullah, kenapa aku emosian? Ya Allah,bantu aku. Apa mataku bermasalah, sehingga salah liat tadi?.
Dina,merasa tidak nyaman dengan tatapan istri majikannya. Dia langsung takut jadinya,ini adalah pertama kalinya Melody membentak mereka.
"Non, tenanglah. Jangan seperti ini,istighfar non". Bi Darna, mengelus lembut punggung Melody. Ya Allah,jangan sampai non Melody stres dan berpikiran negatif.
Melody, langsung menangis kesegukan di pelukan bi Darna. Ini bukan dirinya berkata kasar,apa lagi yang jauh lebih tua darinya.
"Aku capek bi, akhir-akhir ini bermimpi sesosok menyeramkan. Tidurku tak nyenyak lagi,bi. Aku takut bi, takut". Isak tangisnya Melody,berlahan Dina mendekati mereka.
"Sabar non,kami ada untuk non Melody". Kata Dina, tersenyum kecil.
"Maafin aku yah,bi, Din. Bukan maksudku membentak tadi,aku cuman lelah memikirkan hal itu. Aku lelah bi,aku tidak tau kenapa bermimpi menyeramkan. Seakan-akan nyata bi, salahku apa?". Kata Melody, menggenggam jemari tangan bi Darna.
Bi Darna,menyeka air matanya tak tega menatap wajah Melody.
"Tenang yah,non. Nanti kita sholat magrib sama-sama yah, semoga non dan kehamilannya gak papa". Bujuk bi Darna, langsung di angguki Melody.
Dina,pamit kebelakang untuk mengambil air putih. Tiba di dapur mengambil gelas,lalu menuangkan air ke dalam gelas.
Krek...Krek...
Dina, keheranan mendengar suara aneh tersebut. Namun, langsung di tepisnya saja. Kemungkinan kucing yang masuk ke dalam rumah, lagi-lagi mendengar suara aneh.
Krek!
Krek!
"Suara apa sih? Gak jelas banget,hus...Hus...Hus... Pasti kucing liar masuk kedalam rumah ini, menyebalkan sekali". Gerutu Dina, langsung pergi menuju ruang tamu.
"Bi Darna dan Dina, pernah mendengar suara aneh gak?". Tanya Melody, keadaannya mulai membaik tak seperti tadi.
"Suara aneh? Gak ada non, emangnya kenapa?". Tanya bi Darna, penasaran.
"Hmmm...Gak papa,bi". Jawab Melody, tersenyum manis.
"Tadi ada suara aneh sih, palingan kucing liar non. Jangan berpikir aneh-aneh deh,cuman kucing aja". Sahut Dina, mengulum senyumnya.
Ting...
Sebuah pesan masuk di ponselnya,ada senyuman manis di sudut bibir Melody.
"Bi,besok ibuku dan bibi akan datang. Bermalam di sini sampai lahiran nanti,tolong bereskan kamar di sebelah kami nanti kamar tamu buat ibu mertua. Gak tau sih,kapan ke sininya". Pinta Melody, mengingat dulu dia yang menyiapkan segalanya untuk sang ibu datang. Karena dia hamil besar, terpaksa meminta bantuan kepada bi Darna.
"Asyik, bakalan rami di rumah ini. Jangan sungkan non, meminta bantuan kepada kami. Ini adalah pekerjaan kami,gak masalah kok". Kekehnya bi Darna, terbilang dekat dengan ibu kandungnya Melody.
"Maaf bi, merepotkan gak enak jadinya". Melody,menghela nafas panjang. Tak sabar menunggu kedatangan ibu kandungnya, berharap tidak bermimpi aneh-aneh lagi.
***************
Adzan Maghrib berkumandang sudah, Melody mengambil air wudhu bersama dengan Dina.
Sholat berjamaah berjalan dengan lancar, Melody sampai menitikkan air matanya. Sudah lama rasanya, tidak menunaikan kewajibannya.
"Non,kita ngaji sama-sama yah. Ini bagus non, untuk kehamilan. Kalau bisa yah, siang-siang di siang hari. Non,membaca surah-suah pendek dan malah bagus untuk menjaga diri dari makhluk halus. Wanita hamil sangat harum, makhluk halus menyukainya". Ucap bi Darna, meletakkan meja dan Al-Qur'an.
"Bi, makasih banyak nasehatnya. Tiap hari seperti ini, sholat berjamaah bersama dan membaca Al-Qur'an. Maukan bi?". Tanya Melody, langsung di angguki oleh bi Darna.
Vino,merasa heran karena rumahnya dalam keadaan sepi. Ketika sampai di ruang tamu,dia melihat sesosok bayangan seseorang masuk kedalam kamar bi Darna dan Dina. Dari bayangannya saja,bukan seorang wanita.
"Siapa itu!". Teriak Vino, ingin mengejarnya dan melewati ruang spesial untuk beribadah sholat. Mendengar suara merdu mengaji,hati Vino terasa hangat. Bukan art nya saja yang mengaji, melainkan istrinya ikutan.
Berlahan-lahan Vino,membuka pintu kamar art nya. Tetapi,dia tidak menemukan seseorang di sana. "Mana mungkin aku salah liat, nyatanya tadi ada bayangan seseorang masuk kedalam". Gumamnya pelan, masih melirik ke sekeliling kamar art nya. "Mungkin aku salah liat, karena banyak pikiran".
Vino,menepis sesosok seseorang tadi dan menuju dimana istrinya ikut mengaji.
"Shadaqallahul Azhim". Ucap mereka bersamaan,menutup pengajiannya.
Melody, langsung berbalik badan dan tersenyum manis ke arah suaminya. "Mas, sudah pulang". Langsung mencium punggung tangan suaminya.
"Baru saja, bereskan dulu. Mas mau bersih-bersih dulu,gerah dan bau nih". Kekehnya Vino, pamit dulu kepada istrinya.
Bi Darna dan Dina, membereskan mukena masing-masing. Begitu juga Melody, menolak untuk di bantu Dina
Melody, menyusul suaminya di dalam kamar. Terlihat sang suami baru selesai mandi,lalu menyentuh kado Hira di meja riasnya.
"Lucu,siapa yang ngasih sayang?". Tanya Vino, tersenyum ke arah istrinya.
"Dari Raya,mas. Baru beberapa hari ini, datang dari luar kota dan dia resign pekerja. Meminta bantuan ku,siapa tau di perusahaan tempatnya mas bekerja ada lowongan".
"Raya,siapa Raya?" Tanya Vino,nama itu sangat familiar di ingatannya.
"Masa lupa mas,mantan suaminya Yuda". Jawab Melody, memeluk tubuh suaminya. Sepanjang hari,tubuh suaminya lah yang di rindukannya.
"Oh, wanita matre itu. Pernah datang di pesta ulangtahun mu,sok kenal dulu". Vino, nampak tak suka dengan sahabat istrinya itu.
"Wanita matre,Raya gak seperti itu mas. Kamu ada-ada saja, ngomong aneh-aneh". Melody, memasang wajah cemberutnya.
"Serius sayang,dia wanita matre dan licik loh. Yuda, pernah memperlihatkan isi chat nya. Benar sih, temanmu itu kaya dan orangtuanya terpandang. Nyatanya sifat Raya, tidak bisa di tebak sayang". Vino, menatap ke arah istrinya.
"Masa sih,mas. Setahuku dia royal loh,apa temanmu berbohong?". Delik matanya tertuju pada sang suami,yang menggaruk kepalanya.
"Bilang sama sahabat mu, tidak ada lowongan kerja di perusahaan tempat kerja mas. Ada lowongan bagian OB,kalau dia mau. Aku yakin sekali,dia itu tipe mencari pekerjaan yang gajih gede dan gak mau jadi OB". Kata Vino, menyunggingkan senyumnya dan melerai pelukan.
Melody, bingung harus berbuat apa lagi. Pasti sahabatnya akan kecewa, seperti biasanya Raya akan merajuk susah di bujuk. "Bagaimana ini, Raya bakalan ngambek?". gumamnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments