Melody,susah payah menuju pintu kamar mandi. Dia menyeret tubuhnya,tak mampu berdiri tegak.
Deg!
Tiba-tiba dia menghentikan gerakan tubuhnya,ketika melihat darah segar keluar dari celah bawah pintu.
Dadanya naik turun mengontrol dirinya, mengundurkan tubuhnya secara berlahan. "Mamah! Papah!Mamah!". Melody, berteriak-teriak histeris dan meminta pertolongan. "Tolong! Tolong!". Namun sayang sekali, tidak ada satupun mendengar teriakkan nya.
Darah terus mengalir keluar, membuat dirinya semakin ketakutan. "Tidak! Mamah,Mamah!".
"Melody,bangun nak! Melody,sadar nak! Ini mamah nak,ya Allah kamu kenapa sayang? Melody,bangun nak!". Bu Sonya, menggoyang tubuh anaknya yang meronta-ronta memanggil sebutan mamah.
"Ha...Ha...Ha...Mamah!". Melody, akhirnya membuka matanya dan langsung memeluk sang ibu.
"Mamah,gak kenapa-kenapa kan?". Tanya Melody, dalam keadaan panik memandang wajah sang ibu.
"Mamah,gak kenapa-kenapa sayang. Kamu yang aneh sekali, meronta-ronta sambil memanggul mamah. Mamah dan papah, sudah ketakutan tadi. Emangnya kamu mimpi apa nak, sampai segitunya?". Bu Sonya,melap keringat wajah anaknya.
"Aku cuman bermimpi menyeramkan mah, ini sudah kesekian kalinya". Jawab Melody, menangis kesegukan di pelukan sang ibu.
"Sebelum tidur berdoalah nak,jangan berpikiran aneh-aneh". Kata pak Sanjaya, mengelus lembut pucuk kepala anaknya.
"Gak tau,pah. Melody, seringkali menjumpai makhluk halus akhir-akhir ini. Bahkan Dina, mengalaminya juga. Tapi,mas Vino dan bi Darna tidak percaya pah". Melody,tak kuasa menutupi masalahnya sendiri.
"Emang benar yah, suamimu itu gak pernah mikirin perasaan mu. Ya sudah,pulang dari sini. Mamah,mau menghubungi ustadz Agam. Bisa jadi rumahnya Vino,ada makhluk halus yang gak pernah mengadakan acara selamatannya". Bu Sonya,geram terhadap sang menantu.
"Mah, jangan ustadz Agam. Tau sendirilah mas Vino,gak suka dengan ustadz Agam. Jangan membuat masalah mah, sekarang hubungan kami sudah ada masalah". Melody, memohon kepada sang ibu.
"Benar sekali,jangan memperkeruh keadaan mah. Kasian Melody,harus bermasalah dengan suaminya. Apa lagi anak kita,habis melahirkan anak. Tolonglah,jangan melakukan sesuka hatimu". Pak Sanjaya, mengelus lembut punggung istrinya.
"Ck, selalu saja membela menantumu itu". Decak bu Sonya, memasang wajah masam.
Melody,merasa tidak nyaman dengan tatapan sang ibu. Sudah membuat beliau, kecewa lagi dan lagi.
Beberapa menit kemudian,mata Melody tertuju kepada kedua orangtuanya yang sudah terlelap tidur. Dia masih terjaga sendirian dan menangis tanpa suara.
**************
Pagi harinya, Melody merasa senang karena dokter dan suster sudah membawa anaknya ke ruangan.
Bu Sonya, langsung menyambut kedatangan sang cucu pertama mereka.
Tak berselang lama,sang besan dan menantunya datang.
Bu Mega dan bu Sonya,silih berganti menggendong sang cucu.
Vino, menemani sang istri berganti pakaian. Dia memperlakukan sang istri dengan lembut dan hati-hati.
"Pelan-pelan sayang, kata dokter hari ini kamu bisa pulang". Kata Vino, mengecup kening sang istri.
"Iya,mas". Jawab Melody, mengulum senyumnya.
"Gimana malam tadi, tidurnya nyenyak sayang?". Tanya Vino, memeluk tubuh Melody dengan erat.
"Gak,mas. Biasa Kepikiran anak kita, sekarang sudah di pangkuan bunda". Melody, bersandar di dada bidang sang suami. Ini adalah momen yang di rindukan Vino,ketika sang istri begitu manja kepadanya.
Waktu terus berjalan, Vino membantu membereskan barang-barang yang di bawa pulang.
Melody,merasa sedih karena ASI nya tak banyak keluar dan di ganti dengan susu formula.
"Gak papa sayang,mau ASI atau susu formula. Yang penting kamu dan anak kita baik-baik saja. Aku akan mencari susu formula yang terbaik,kamu jangan berpikir aneh-aneh yah". Vino, membujuk istrinya yang menangis.
Keadaan Melody,mulai membaik dan bisa berjalan sendiri. Meskipun menahan masih terasa nyeri di bagian perutnya, itupun harus meminum obat anti nyeri.
Sesampai di rumah, Melody masih trauma memasuki kamarnya sendiri. Terngiang-ngiang apa yang di lihatnya, begitu juga Dina ketakutan dari raut wajahnya.
"Melody,di dalam kardus ini apa isinya?". Tanya sang ibu mertua, penasaran.
"Ayunan bayi listrik,bunda". Jawab Melody, tersenyum.
"Oh,nanti saja di pake nya. Nunggu beberapa bulan,jangan sekarang yah. Takutnya sawan nanti, bahaya loh. Ini bunda, sudah belikan gelang sawan. Tadi mamah mu, meminta bantuan untuk di buatkan gelang benang hitam untuk anakmu. Ingat yah, jangan di lepas-lepas loh". Nasehat sang ibu mertuanya, meletakkan sang cucu ketempat tidur.
"Bunda, biasanya mas Vino gak suka begituan. Katanya kaya gak percaya tentang mahkluk halus, munafik terlalu percaya. Bisa jadi bund, nanti di lepas mas Vino gelang yang aneh-aneh". Kata Melody, sudah menebak jika sang suami risih dengan yang tak masuk akal.
"Astagfirullah,kita memang tak harus mempercayai masalah begituan. Tetapi, tidak salahnya menjaga diri dan waspada. Turuti perkataan bunda, masalah Vino nanti bunda urus". Kekehnya bu Mega, merapikan tempat tidur sang cucu.
"Jeng,gelangnya sudah nih". Bu Sonya, langsung memakainya di kaki sang cucu. "Masya Allah, cucuku tampan sekali". Gumamnya pelan, matanya tertuju pada seorang kardus di pojokan.
"Isinya apa nak?". Bu Sonya, mendekati kardus yang terlihat berdebu.
"Ayunan bayi listrik,katanya. Hadiah dari teman Vino, pasti mahal jeng". Sahut sang besan, langsung.
"Oh,jangan di pake sekarang yah. Nunggu dua bulan aja,takut sawan nanti". Lagi-lagi Melody,merasa tidak enak mendengar kata sawan.
Malam pun tiba, Melody terpisah tidur dengan anaknya. Bu Mega dan bu Sonya,cukup mereka yang menjaga sang cucu. Ini adalah kesempatan,karena tak bisa lama-lama di sini.
"Ramaikan mas,rumah banyak orangnya. Tapi sayang,bunda sama mamah cuman satu minggu di sini". Kata Melody, wajahnya terlihat sedih.
Vino, menghela nafas beratnya karena tak menyukai banyak orang dikediamannya. "Kamu perlu baby sitter gak? Kebetulan sekali, ada temanku rekomendasi baby sitter kerjaannya bagus". Vino, berusaha mengalihkan pembicaraan mereka.
"Baby sitter? Sepertinya gak perlu mas, mungkin aku resign bekerja. Gak papa kan mas,aku fokus dengan anak?". Tanya Melody, mendekati suaminya.
"Gak masalah kok,malah bagus kamu di rumah saja. Tidak ke sana kemari,lalu bertemu dengan teman pria mu". Kata Vino, tersenyum kecil menahan rasa cemburunya.
"Mas, jangan mengungkit yang aneh. Aku cuman kerja loh, lagipula kamu jarang cuti". Melody, menundukkan kepalanya ketika Vino berbaring dan membelakanginya.
Melody,ikutan membelakangi suaminya dan tidak tau tengah menangis.
Malam semakin larut, Melody masih terjaga sendirian dan bangkit dari ranjang. Berlahan-lahan keluar kamar, ingin menemui sang buah hati.
Vino, merasa sesuatu yang melingkar di pinggangnya. Dia tersenyum manis, mengira adalah tangan istrinya. "Aneh sekali,kenapa bau anyir begini". Gumam Vino,merasa kebingungan dan bau semakin menyengat. Tiba-tiba berbalik badan,dia syok melihat wajahnya istrinya.
"Ha....Ha...Ha...Ha....!". Vino, terbangun dari tidurnya dan langsung berbalik melihat istrinya masih terlelap tidur, beruntung tidak bangun dan bertanya-tanya aneh. "Astagfirullah,kenapa aku bermimpi aneh?" Mengusap wajahnya dengan kasar, keringat membasahi kening.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments