Berubah Jadi Darah

Vino, tersenyum sumringah memandang wajah istrinya baru bangun tidur. "Bagaimana tidur mu,nyenyak?". Tanya Vino, mengelus lembut rambut istrinya.

"Nyenyak mas". Jawab Melody, matanya tertuju pada kardus di pojokan kamarnya. Beralih ke arah suaminya, sudah siap dengan setelan baju kerjanya. Begitu gagah di balik baju kemeja, berlapis dengan jas hitam.

Vino, sesosok pria yang nyaris sempurna di mata kaum hawa. Bekerja di perusahaan terbesar di kota ini, memiliki jabatan sebagai direktur.

Banyak wanita diluar sana kagum kepadanya, dia terbilang pria setia kepada sang istri. Ketika menginjak umur 27 tahun, kebiasaannya gonta-ganti pasangan tak lagi. Dia berniat mencari pasangan hidup untuk selama-lamanya,tepat dia berkenalan dengan Melody seorang wanita karir di bidang kecantikan.

"Apa isinya di dalam kardus itu, kenapa di letakan di kamar kita sayang?". Tanya Vino, tersenyum manis.

"Paket dari seseorang mas,tapi tidak ada nama pengirimnya. Siapa tau aja,dari temanmu. Isi paketnya sebuah ayunan bayi listrik, kebetulan sekali kita belum beli karena kemarin lupa". Jawab Melody, mengubah posisi duduknya dan bersandar. Kehamilan yang besar ini, membuat dirinya kesusahan melakukan apapun.

"Aku lupa memberitahu mu,sayang. Kemungkinan paketnya Dino, katanya mau mengirim hadiah untuk anak kita. Tapi,dia lupa menaruh nama pengirimnya. Cuman alamat sama nama penerima,itu saja". Vino, langsung memperlihatkan pesan dari sahabat lamanya itu.

"Oh, baguslah kalau dari teman mas. Aku tenang sekali,kalau dari Dino. Jad tidak kepikiran soal paket itu,siapa tau aja salah alamat". Kekehnya Melody, menggenggam jemari tangan suaminya.

Vino, melihat jam tangannya sudah waktunya untuk sarapan pagi dan berangkat kerja. "Sayang,mas mau sarapan pagi dan berangkat kerja. Kamu harus hati-hati di rumah yah,ada bi Darna dan Dina menjagamu. Kalau kenapa-kenapa, hubungi mas yah?". Vino, mengecup kening istrinya.

"Iya,mas. Kamu jangan khawatir aku di rumah ini, pasti mereka akan menjaga ku kok". Melody, mengulum senyumnya dan menatap suaminya pergi menghilang di balik pintu kamar.

Melody,turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian,dia keluar dalam keadaan rambut basah. Di meja rias sudah ada segelas susu hangat, pasti sang suami yang meletakkannya.

"Makasih banyak,mas Vino". Gumam Melody, mengambil segelas susu untuk meminumnya. Matanya tertuju pada pantulan cermin, perutnya semakin besar dan di elus-elus pelan.

Mata Melody, terbalalak segelas susu di tangannya berubah menjadi darah berwarna merah. "Aaaaaaaaaa....!". Teriak Melody, langsung melepaskan cangkir di tangannya.

Prang!

Segelas susu hangat,jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.

Glekkkk...

Melody, hampir terhayung ke belakang. Beruntung sekali dia berpegangan pada meja rias, nafasnya ngos-ngosan.

"Non!". Teriak bi Darna dan Dina, terkejut mendengar teriakkan majikannya di dalam kamar.

"Astagfirullah,ada apa non?" Tanya bi Darna, terkejut melihat melihat di lantai pecahan kaca berserakan dimana-mana.

Melody, memegang dadanya dan memejamkan matanya. "Apa yang aku lihat tadi,apa cuman perasaan ku saja". Gumamnya pelan, bernafas lega. "Maaf,tadi tanganku licin bi. Jadi gelasnya jatuh dan pecah,aku tidak apa-apa kok". Alibinya Melody, tersenyum manis.

"Ya ampun, hati-hati non. Ini bahaya sekali,kalau non terluka". Bi Darna, menuntun Melody duduk di tepi ranjang.

Sedangkan Dina, membersihkan pecahan kaca tadi. Aneh banget, kenapa non Melody teriak-teriak? Pasti ada sesuatu yang tidak beres,apa yah? Batin Dina, kebingungan.

"Maaf,aku jadi nambah pekerjaan mu". Kata Melody,dia bersifat tak tega melihat seseorang membersihkan karena kesalahannya.

"Gak papa non,yang penting nona Melody gak kenapa-kenapa". Kekehnya Dina, sudah selesai membersihkan lantai tadi.

Melody, kebingungan karena lantai tidak basah. Bukankah tadi berisi segelas susu hangat,tapi kenapa kering? Mana mungkin aku salah liat, gak mungkin.Batin Melody, mengusap wajahnya.

"Dina,kamu bikinkan susu hangat buat non. Ingat yah, susu hamil jangan lain". Pinta bi Darna, tersenyum ke arah Melody.

Dina, mengangguk patuh dan segera keluar dari kamar.

"Bi Darna,jadi belum ada yang membuatkan ku susu pagi ini.Termasuk mas Vino,bi?". Tanya Melody,karena penasaran.

"Belom non,nak Vino makannya tergesa-gesa tadi. Mana sempat membuatkan susu, sedangkan kami tidak ada. Takutnya non, belum bangun tidur". Jawab bi Darna,sontak membuat Melody terkejut mendengarnya.

"Percaya gak percaya,bi. Tadi gelasnya terisi penuh dengan susu hangat,sumpah! Ketika aku mau meminumnya, tiba-tiba berubah darah". Kata Melody, tangannya gemeteran sudah.

"Cuman halusinasi non, saja mungkin. Lihatlah tadi, lantainya kering cuman ada pecahan kaca yang berserakan dimana-mana. Non,salah liat paling. Lebih baik non,banyak istrirahat dan jangan berpikiran aneh-aneh". Bi Darna, menasehatinya.

"Tapi,bi...Aku tidak berbohong sama sekali,aku...". Melody, memotong perkataan karena bi Darna mana mungkin percaya juga.

"Hussssttttt... Istrirahat lah dulu,bibi mau belanja pagi ini. Kalau mau sarapan sudah siap di meja,jangan berpikir aneh-aneh non. Gak baik loh,sama saja mempengaruhi kandungan non. Gak mau kenapa-kenapa kan,sama anak non Melody?". Kata bi Darna, langsung di angguki Melody.

Bi Darna, keluar dari kamar dan Dina masuk membawa segelas susu hangat. "Silahkan di minum non, mumpung masih hangat". Kekehnya Dina, menyerahkan segelas susu hangat ke majikannya.

"Dina,kamu percaya tidak. Kaya hal-hal mistis,alam gaib,apa kamu pernah melihat makhluk halus?". Tanya Melody, penasaran.

Dina, membulatkan matanya dengan sempurna dan calingukan melihat ke arah pintu kamar. "Hussssttttt...Jangan ngomong tentang itu,non Melody. Apa lagi non, tengah hamil tua. Ini bahaya sekali,jangan memikirkan hal menyeramkan itu".

"Emangnya kenapa, Dina? Aku cuman bertanya kepada mu". Melody, kesal dengan jawabannya Dina.

"Soal begituan percaya saja,tapi mintalah perlindungan dari Allah SWT. Mereka pasti ada non,selagi kita tidak mengganggu mereka. Ya sudah, habiskan susunya yah. Mau menyiram tanaman di depan,kalau ada apa-apa panggil saja". Akhirnya Dina, keluar juga dari kamar majikannya itu.

Melody, menghela nafas beratnya dan bersandar di tepi ranjang. Berlahan-lahan matanya terpejam, semenjak kehamilan membesar di seringkali tertidur.

Prang!

Prang!

Kretekk!

Kretek!

Deggg.....

Mata Melody,terbuka lebar mendengar sesuatu yang jatuh di luar sana dan suara aneh.

Karena penasaran sekali, Melody keluar dari kamar dan calingukan melihat sekeliling. "Dina! Bi Darna!Dina!Dina!". Melody, beberapa kali memanggil art nya itu. Namun tak kunjung ada jawabannya, keadaan rumahnya sangat sepi sekali.

Prang!

Glekkkk...

Melody, berlahan-lahan mendekati dapur. Ada benda yang jatuh di sana, dirinya sudah ketakutan sekali.

Tak...Tak...Tak...Tak...

Degggg...

"Mas,mas Vino!". Melody, memanggil suaminya tengah memotong wartel di meja. Akan tetapi, Vino membelakangi istrinya itu.

Glek!

Susah payah Melody, meneguk salivanya dan meremas ujung bajunya. "Mas Vino!Mas". Melody, lagi-lagi memanggil suaminya. Tetap dengan sama,sang suami enggan membalikkan badannya.

Krek!

Krek!

Jantung Melody, berdegup kencang napasnya memburu langsung. Matanya melotot sempurna,dia berpegangan pada dinding. "Ha...Ha...Ha...Mas,kamu...Mas". Lirihnya pelan, dengan mulut menganga lebar. Apa sebenarnya yang di lihat, Melody?.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!