Pingsan

 [Gimana Mel, kamu sudah bicara sama suamimu?]

Melody, bingung harus membalas pesan dari Raya. Mana mungkin juga,dia berbohong kepada sahabat itu."Pasti dia ngambek kaya biasanya, menyebalkan"Gumamnya pelan.

[Kata suamiku gak ada lowongan pekerjaan,ada lowongan di bagian OB]

Balasnya Melody, terpaksa harus jujur dan membuat sahabatnya kecewa.

[Waduh...Masa iya,aku di bagian OB? Kamu harus bisa membujuk suamimu itu. Bukankah dia seorang wakil direktur di perusahaan,masa gak bisa. Ingat loh,aku ini sahabat mu Mel]

"Huuuff...Kumat lagi deh, Raya sama aku. Aku jadi enek tau,di paksa seperti ini. Yang mau kerja siapa,yang repot siapa?". Gumamnya pelan, mengetik untuk membalas pesan dari Raya.

[Aku sudah berusaha Raya,tapi gak ada. Mau gimana lagi,mau kerja di tempatku klinik kecantikan?]

[Gak mau, pasti gajihnya kecilkan? Aku sudah ingin kerja di perusahaan tempat suamimu kerja, pasti gajihnya besar. Gak papa deh, di bagian mana? Kalau bisa jadi sekertaris suamimu aja dan jangan jadi OB. Bisa kemana-mana dong,kaya keluar kota]

Deggg...

Hati Melody,memanas membaca pesan dari sahabatnya. Ketika Raya, ingin menjadi sekertaris suaminya dan bisa kemana-mana juga.

[Maksudnya kerja ke kemana-mana, gaks untuk cuman di kantor doang. Kamu jangan salah paham Mel,kamu tau sendiri aku suka bercanda]

[Iya,aku paham]

Balasnya Melody,masih terasa sesak di dadanya.

Masih ingat dengan perkataan Elin,ketika di sebuah pesta ulangtahun perusahaan tempatnya bekerjanya Raya. Rupanya sang suami, mendapatkan undangan dan Vino mengajaknya pergi.

"Mel, bukankah Raya sahabat mu yah? Lihatlah dia,kaya kecentilan sok akrab sama suamimu. Hati-hati loh,punya sahabat seperti dia". Elin, memberikan peringatan kepada Melody.

Melody, melihat suaminya nampak berbincang hangat dengan seorang pria. Sepertinya rekan bisnis, rupanya Raya ikutan menemani bosnya itu.

Dalam sejauh ini, Melody belum sepenuhnya percaya dengan suaminya. Berwajah tampan, memiliki jabatan bagus, postur tubuh seperti atletis. Banyak kaum hawa menginginkan Vino, idaman setiap wanita.

"Kenapa aku kepikiran dengan pesan,Raya?Mana mungkin juga kan,dia mau menghancurkan rumah tangga sahabat sendiri". Kata Melody, menghela nafas beratnya.

Deggg...

Melody, melonjak terkejut dan bangkit dari tidurnya. Ketika melihat bayangan seseorang,masuk kedalam kamar mandi.

"Siapa,yah? Bi Darna! Dina!" Melody, memanggil art nya dan beranjak dari ranjang. Berlahan-lahan mendekati pintu kamar mandi,dia membuka.

Deggg...

Matanya melihat sekeliling,namun tidak ada seseorang di kamar mandi.

"Mana mungkin aku sampai salah liat, tadi ada orang kok". Gumamnya pelan, memegang dadanya.

Melody,membasuh mukanya dan memandang wajah di pantulan cermin.

Prang!

"Ha...!". Melody, terkejut mendengar sesuatu yang jatuh di lantai. Dia bergegas menuju ke kamar,namun kenyataannya tidak ada benda jatuh pun.

"Astagfirullah,kenapa aku berpikir macam-macam? Ya Allah, lindungilah hambamu ini". Gumam pelan, merasakan kepalanya terasa sakit. Duduk di tepi ranjang, matanya tertuju pada sebuah kardus di pojokan.

"Non, sudah bangun yah". Bi Darna, langsung mendekatinya.

"Sudah, emangnya kenapa bi?". Tanya Melody, tersenyum manis.

"Ayo,kita jalan-jalan pagi non. Sangat bagus loh, untuk ibu hamil besar. Jangan nolak yah,ayo!". Ajak bi Darna, menarik lengan Melody.

"Baiklah,bi. Kalau bi Darna, memaksa untuk jalan pagi. Sampai ke mang Ujang yah, sudah lama gak makan bubur ayam". Kekehnya Melody, mengambil satu lembar di dompetnya.

"Sip, malah bagus jalannya lumayan jauh". Bi Darna,senang karena Melody mau di ajak jalan-jalan pagi.

Melody,merasa senang jalan-jalan pagi dan bertemu dengan ibu-ibu lainnya.

"Bi Darna,pulang nanti gelang kan benang hitam di kaki Melody. Penangkal makhluk halus, jangan berpikir aneh-aneh Melody. Percaya gak percaya, lakukan saja yah. Anggaplah untuk jaga-jaga diri,orang hamil baunya beda harum yang mencium bukan sebangsa kita". Nasehat seorang ibu,tak muda lagi.

"Makasih bu, sarannya akan aku lakukan. Bi Darna, belilah benang hitamnya". Pinta Melody, langsung di angguki bi Darna.

"Sini bi Darna,biar aku buatkan. Ini tidak sembarangan nduk,harus di baca surah alfatihah sampai 7 kali. Kalau sudah selesai, barulah di ikat di sini. Jangan sampai putus yah,kalau putus bikin lagi. Ingat apa kataku, bacakan surah alfatihah sampai 7 kali".

"Baik,akan aku ingat bu. Makasih banyak bu, jadi ngerepotin". Kekehnya Melody, matanya tertuju pada kakinya.

Ibu-ibu lainnya,juga memberikan nasehat lumayan banyak. Melody, manggut-manggut mendengarnya dan ada juga ikutan tertawa bersama.

Sedangkan Dina,tengah sibuk sendirian di dapur. Dia tidak tau,jika dirinya tinggal sendirian tak lupa bernyanyi-nyanyi.

"Dina, buatkan susu hangat jangan lama!". Teriak Melody, lumayan keras.

"Iya,non!". Jawabnya Dina, langsung mengambil gelas dan susu. Dia langsung kebingungan karena Melody,tak pernah berteriak keras. "Suaranya non Melody kan? Masa iya,bukan". Dina, menepis rasa curiganya itu.

Setelah selesai, barulah mengantar susu hangat ke dalam kamar majikan. Terlihat jelas Melody,tengah rebahan di kasur sambil membaca majalah.

"Non,ini susunya. Aku letakan di meja yah,di minum jangan sampai dingin". Kata Dina, berlahan-lahan meletakkan segelas susu di meja.

"Non,susunya di minum selagi hangat". Kata Dina,lagi dan terkejut melihat Melody matanya melotot.

"Berisik! Keluar!". Teriak Melody, mengusir Dina yang sudah pucat pias mendengar bentakannya.

Dina, hampir menitikkan air matanya dan langsung keluar dari kamar.

"Aaaaaa....!". Pekik Dina, hampir menabrak tubuh bi Darna. Matanya tertuju pada Melody, di samping bi Darna. "Bi Darna dan non Melody,kalian berdua".

Dina,tak kuasa menahan dirinya dan ambruk ke lantai.

"Astagfirullah, Dina!". Bi Darna dan Melody,panik melihat Dina tak sadarkan diri.

"Bi, bagaimana ini? Kenapa Dina, tiba-tiba pingsan. Apa ada seseorang di dalam rumah,mana mungkin". Melody, menggeleng kepalanya dan membantu bi Darna mengangkat tubuh Dina ke sofa.

"Sebentar bi,aku ambilkan minyak kayu putih". Melody, langsung pergi menuju kamarnya.

"Ya Allah, Dina kamu kenapa nak? Bangun nak, jangan membuat kami khawatir". Bi Darna, menggosok telapak tangan Dina terasa dingin.

Melody,membuka setiap laci karena lupa dimana meletakkan minyak kayu putih. "Akhirnya ketemu" Gumam Melody,akan tetapi langkahnya terhenti karena melihat segelas susu di meja.

Mencoba mendekati segelas susu,dia merasa masih hangat. Baru ingat bahwa Dina, barusan keluar dari kamarnya dalam keadaan panik. "Mana mungkin Dina, membuatkan susu untuk ku. Sedangkan aku jelas-jelas tidak ada di rumah,tapi apa yah?". Melody, kebingungan dan langsung keluar dari kamar.

"Makasih non, sudah membantu bibi. Ya Allah,kenapa Dina sampai seperti ini?". Bi Darna, sangat khawatir dengan Keponakannya ini.

Melody,juga membantu menyadarkan Dina masih pingsan. Tak tega melihat raut wajah bi Darna, sangat panik melihat keadaan Dina.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!