Sadar

Beberapa menit kemudian, akhirnya Dina sadar dari pingsannya. Melody, merasa lega melihatnya.

"Ssshhhhttt...Sakit sekali kepalaku". Dina, memegang kepalanya dan berusaha duduk.

"Dina, berbaring saja yah. Kamu baru sadar loh, pasti kepalanya nyut-nyutan kan?". Melody, membantu Dina duduk bersandar.

"Alhamdulillah,kamu sadar nak Dina. Bibi,takut sekali kamu tiba-tiba pingsan. Pasti kamu kecapean yah, bawa istrirahat saja. Non Melody,akan mencari pengganti mu sementara nanti". Kata bi Darna, memberikan minum air putih kepada keponakannya.

"Gak,bi. Aku gak capek apa-apa,cuman syok berat". Dina, menggeleng pelan. Astagfirullah! Apa yang aku lihat benar sekali,bukan mimpi tapi nyata.

"Syok berat apa, Din? Kamu liat seseorang masuk kedalam rumah kita, katakan Din?". Melody,jadi was-was melihat sekeliling. Aku harus meminta bantuan kepada mas Vino, menambah satpam untuk jaga-jaga di rumah ini.

"Bukan,non. Bukan seseorang yang masuk ke rumah ini,tapi hal lainnya". Jawab Dina, sebenarnya takut menceritakan sejujurnya. Apa lagi istri majikannya,tengah hamil besar dan tidak mau menambah pikiran.

Bi Darna, menggeleng pelan untuk memberikan kode. Takutnya Melody, stres berpikir macam-macam nanti.

"Sudahlah, nanti saja kamu ceritanya Din. Kamu pergi ke kamar yah, istirahat dan jangan mengerjakan apapun. Bibi,mau masak untuk makan siang kita nanti". Bi Darna, mengalihkan pembicaraan mereka.

"Iya,maaf non. Nanti saja ceritanya, kepalaku sakit banget". Ucap Dina, langsung di angguki Melody.

Melody, menatap kepergian bi Darna dan Dina. "Sebenarnya, aku masih penasaran dengan cerita Dina. Apa yah,hmmm..?". Gumam Melody, duduk santai di sofa. Tiba-tiba saja,bulu kuduk seketika berdiri dan merasakan seseorang di belakangnya.

Deggg...

Ketika menoleh ke belakang, tidak ada siapapun. Dia berusaha tenang, sambil berdoa meminta perlindungan.

Melody, beranjak berdiri menuju kamarnya. Berniat mengambil ponsel,siapa tau ada seseorang menghubunginya.

Deggg...

Melody, melonjak terkejut melihat segelas susu tadi habis tak bersisa. Sedangkan dirinya sendiri,tak meminum susu di atas meja sini. "Gelasnya kosong?". Gumamnya, sambil menenteng gelas di tangannya. Jantungnya berdegup kencang, napas seakan memburu.

Melody, langsung membuka pintu kamar mandi dan membuka lemari pakaian. Siapa tau,ada seseorang yang masuk diam-diam dan meminum susunya.

"Siapa yang meminumnya? Astagfirullah,apa maksudnya ini?". Bergegas Melody, meninggalkan kamar. Bulu kuduknya berdiri sedari tadi, merasakan hawa dingin suasana berubah menjadi mencekam.

Beberapa pesan dari Raya, ujung-ujungnya masalah pekerjaan lagi.

[Mel, gimana ada gak kerja buat aku di kantor suamimu?ibuku sakit Mel, memerlukan biaya besar pastinya. Aku tunggu secepatnya yah,jangan lama-lama]

[Mel,kamu sengaja gak baca pesanku yah. Dari tadi loh, pesanku masuk dan gak dibaca. Aku membutuhkan pekerjaan Mel,masa teman kesusahan di biarin]

[Kamu kemana sih? Sudah tiga jam loh,gak balas-balas pesanku]

Melody,hanya bisa mengelus dada membaca pesan dari sahabatnya ini.

 [Aku sudah bilang Raya, tidak ada lowongan pekerjaan di perusahaan tempat suamiku bekerja. Meskipun dia seorang wakil direktur perusahaan, tidak bisa semena-menanya. Coba kamu cari di perusahaan lain, bukannya kamu banyak kenalan teman bisnis yah? Pernah loh,kamu nunjukin aku waktu dulu]

Raya,kau sama saja menambah beban pikiran ku. Sedangkan kehidupan ku banyak masalah,edeh...". Melody, menepuk keningnya.

[Kemana saja sih? Kamu baru balas pesan ku, Mel. Capek tau,aku nungguin balasan kamu. Aku kira balasannya buat aku senang, nyatanya yang ada tambah kecewa berat]

[Memang ada perusahaan temanku, membutuhkan karyawan di kantornya. Tapi, perusahaannya kecil Mel. Tidak seperti tempat suamimu kerja, perusahaannya terbesar di kota ini. Jelaslah aku pengen kerja di sana, gajihnya gede pasti]

 "Astaga! Kau membuatku emosi Raya,masih untung kerja kantoran daripada nyapu di jalanan". Gerutu Melody, menggeleng pelan.

[Aku tadi jalan-jalan pagi,sama bi Darna. Aku hamil besar ini, bagus jalan-jalan loh. Lagian pas balik tadi,art ku pingsan dan lupa sama ponsel]

[Lebih baik kamu terima saja, Raya. Dimana pun kamu bekerja, jika benar-benar niat pasti gajihnya naik. Daripada gak ada loh,di perusahaan tempat suamiku kerja lagi gak ada lowongan. Kalau ada nanti,aku kabarin kok. Anggap saja,ini cuman sementara Ray]

Raya,tengah santai di kafe nampak cemberut membaca pesan dari temannya.

"Bilang saja,dia gak mau aku kerja barengan suaminya. Ck, cemburuan banget kamu Mel". Gerutu Melody,tak lagi membalas pesan dari temannya itu.

"Loh, itukan suaminya Melody. Kebetulan sekali,dia barusan keluar dari restoran. Kayanya habis meeting deh,sama kliennya". Raya, tergesa-gesa menghampiri suami sahabatnya itu. Cuman bersebrangan jalan antara kafe dan restoran.

Vino,yang membuka pintu mobil. Terkejut mendengar seseorang memanggil namanya,ketika berbalik badan dan terkejut dengan kedatangan Raya. "Gila, mimpi apa aku ketemu dia" lirihnya pelan, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Maaf,masih ingatkan sama aku". Raya, menunjuk dirinya sendiri."Cuacanya sangat panas,bisa bicara sebentar gak? Kalau bisa bicara di suatu tempat, gimana? Aku traktir deh,kalau mau"Kekehnya Raya, menyelipkan rambut di telinga.

"Kita ngobrol di bawah pohon itu,jangan lama yah. Saya sibuk dengan pekerjaan,banyak yang harus di selesaikan". Vino, dengan acuhnya berjalan menuju pohon besar untuk berlindung dari sinar matahari.

Ck, menyebalkan sekali. Kenapa harus di bawah pohon segala? Kan bisa pergi ke restoran atau kafe,gitu.Batinnya Raya, terpaksa mengikuti perkataan Vino.

"Katakan mau bicara apa? Saya harap kamu,jangan bertele-tele". Kata Vino, membuang muka ke arah lain.

Sialan, bahkan dia gak mau memandang wajah ku yang cantik ini.Gerutunya Raya,kesal dengan sikap dinginnya Vino."Aku sudah bercerita tentang pekerjaan bersama, Melody. Kata Melody,aku mendapatkan pekerjaan menjadi sekertarisnya mu. Terus,kapan aku mulai bekerja?".

Raya, menyunggingkan senyumnya karena memiliki ide untuk membohongi suami temannya ini.

Vino,kaget mendengar ucapan teman istrinya. Pasalnya Melody, tidak bilang-bilang apapun kepadanya. Bukannya sudah mengatakan kepadanya tadi malam,jika tempatnya bekerja lagi tak ada lowongan. Lalu,apa maksudnya dari perkataan Raya?.

 "Mungkin kamu salah informasi,di perusahaan tempat saya bekerja. Kebetulan sekali, tidak ada lowongan pekerjaan. Ada lowongan pekerjaan,mau jadi OB? Pasti anda tidak mau,saya permisi dulu karena sudah selesai". Vino, langsung melangkah kakinya.

"Aku mau jadi OB". Jawab Raya, langsung menutup mulutnya. Karena terpesona ketampanan Vino,sehingga dirinya tak konsen apa yang di katakan Vino.

"Yakin,mau jadi OB? Satu lagi,kau tidak bisa masuk kedalam ruang kerja saya. Karena ada OB khusus untuk bisa masuk kedalam, pikirkan baik-baik". Vino, menyunggingkan senyumnya dan berlalu pergi.

Raya, memandang kepergian suami temannya itu. Mengepalkan kedua tangannya, sungguh tak terima atas perlakuan Vino. "Sialan, beruntung sekali kamu Mel mendapatkan suami seperti dia".

Akhirnya Raya, meninggalkan parkiran restoran itu. Hatinya benar-benar kesal, ingin sekali memarahi Melody.

Terpopuler

Comments

Dina Yesiana

Dina Yesiana

semangat Thor lanjut terus cerita nya 👍

2023-08-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!