Upaya Gading

Mami Tania dan Abi Prince segera menangani al dengan baik. Gading turun ke bawah denagn memegang bibir dan lehernya yang berbekas karena cekikan Al baru saja.

Mami Kinara memeluk putra sulungnya itu yang lebih tinggi sedikit darinya. Beliau terisak. Gading tersenyum.

"Mi, abang tidak apa-apa. Ayo, duduk dulu. Ppai juga. Santai, abang udah biasa dengan hal seperti ini," ucapnya kepada dua paruh baya yang belum tua, tetapi sangat matang itu.

Mami Kinara mengurai pelukannya dan memegang bekas gigitan putrinya di bibir Gading yang kini tersenyum teduh padanya. Mami Kinara menoleh pada papi Gading yang mengangguk padanya.

Papi Ali memberikan kotak P3K pada mami Kinara dan segera mengobati luka di bibir Gading yang lumayan besar.

Dengan bercucuran air mata, mami Kinara berusaha kuat untuk mengobati bibir putra sulungnya itu. Tangan beliau bergetar kala mengusap bekas cekikan Al di lehernya.

"Hiks.. Maafkan putri mami, Nak. Maafkan Al, dia sednag sakit saat ini. Maafkan mami yang gagal menjaganya. Di saat dia terluka, malah kamu yang mendapatkan luka lebih parah darinya. Hiks.. Maaf," ucapnya menagis lagi di hadapan Gading yang tidka tega melihat maminya itu menagis di hadapannya.

Gading merangkung pipi mami Kinara dna mengecup keningnya. Papi Ali mengusap lembut kepala putranya itu sambil tersenyum.

"Dengar, Mi. Abang tidak masalah dengan semua ini. Semua ini pun terjadi karena keterlambatan abang dalam menjemputnya. Jika tidka karena ban motor abang kempes, maka Al tidka akan mengalami hal ini. Seharusnya, abang yang minta maaf sama kalian. Karena abang lalai dna terlambat, Al sampai seperti itu. Maafkan abang, Mami, Papi. Abang gagal melindungi Al kita. Maaf," cicit Gading menunduk sembari memegang kedua tangan mami Kinara dan Papi Ali yang kini berhambur memeluk putra sulungnya itu.

Ketiganya menagis bersama. "Hiks.. Jika saja abang tidka terlambat, adikku, princessku, kesayanganku, pasti tidak akan mengalami hal seperti itu. Maafkan Gading, Mi, Pi. Kalian boleh menghukumku. Apapun! Abang terima! Abang salah karena sudah lalai," lirihnya dengan leher yang benar-benar tercekat.

Mami Kinara dan papi Ali menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan ucapan Gading baru saja. Mereka tidak menyalahkan Gading dalam hal ini.

"Dengar, Sayang. Abang tidak salah dalam hal ini. Kamu sudha benar dnegan menjemput adikmu ke sekolahnya. Akan tetapi, apa yang terjadi padanya itu sudah takdir. Kamu tidka bisa mencegahnya. Jangan kecewa dna marah pada dirimu sendiri. Seharusnya, kami yang marah pada diri kami. Sebab apa yang kamu takutkan dulunya benar terjadi. Seandainya papi lebih tegas dengan melarang adikmu sekolah di sana, pastilah tidakkan ada hal yang seperti ini. Salah jika papi berbicara seperti ini. ingatkan saja semua ini takdir, bukan?"

"Kami tidak marah padamu. Kami bangga padamu. Walau masa depanmu yang harus kamu korbankan. Dengarkan papi, Nak. Jika kamu sudha tidka sanggup menjadi suamia Al, kamu boelh mundur. Kamu berhak memutuskan hidupmu sendiri. Kamu berhak bahagia. Jadi, kami tidak akan memaksamu dalam hal ini. Kami menganggapmu anak, Sayang. Bukan orang lain. Kami ingin melihatmu bahagia. Jika kamu memiliki cintamu dna kebahagiaan yang lain, maka kamu boleh melepas adikmu. Kami tidak ingin salah kaparah dan salah jalan terhadap kebahagiaan putri dan putri kami. Kebahagiaan kalian yang utama," ujarnya sambil mengangguk mantap pada Gading yang kini tersenyum teduh padanya.

"Benar, Sayang. Kamu berhak bahagia. Jangan tekan dirimu dengan kesalahan yang tidka kamu perbuat. Semua yang terjadi pada adikmu itu takdir. Tak ada yang bisa menolak takdir, Sayang. Semua itu sudha menjadi ketetapan mutlak sedari kita belum dilahirkan. Kamu berhak bahagia. Katakn pada kami jika kamu punya pilihan sendiri. Dan kami siap untuk menerima keputusanmu, hem?" timpal mami Kinara yang duiangguki oleh Gading.

Apa yang bisa Gading perbuat selain hanya bisa mengangguk saja? Untuk membantah ucapan kedua orang itu, tidka mungkin baginya. Karena Gading tidka pernah tahu dengan masa depannya. Di umurnya yang sudha beranjak dua puluh empat tahun, tak sekali pun dirinya memiliki kekasih hati seperti yang keduanya katakan. Baginya, hanya Al yang spesial di hatinya.

Entahlah, gading bingung dengan perasaannya sendiri. Di bilang cinta, tetapi ragu. Jika sayang, itu benar sekali. Gading rela memberikan nyawanya untuk Al jika suatu saat di pinta. Apakah itu yang di namakan cinta?

Gading tak mau memikirkan hal itu. baginya kesembuhan Al dulu. Al dulu yang harus ia perhatikan baru kemudian dirinya. Jika suatu saat adik sekaligus istrinya itu menginginakn keduanya berpisah setelah memiliki kekasih hati, maka Gading rela melepasnya agar adiknya itu bahagia. Seperti yang mami Kinara katakan padanya.

Gading duduk tepekur di sisi ranjang menatap sendu pada Al yang sudah terlelap setelah meminum obat dari mami Tania dna Abi Prince tadi. Kedua orang itu sudha kembali ke depan dna masih berbicara di sana.

Gading menghela napas panjang. "Abang akan mencari dna menuntut balas pada keduanya. Tak peduli jika keduanya masih belajar. Salah, maka tetap harus di hukum! Jika di biarkan, tidka menutup kemungkinan keduanya akan melakuakn hal ini lagi pada gadis lainnya bukan? Abang akan melakuakn untukmu, Sayang. Apapun!" lirihnya sambil mengusap lembut dahi Al yang terus mengekluarkan keringat dingin.

Gading akan mengupayakan Al mendapatkan keadilan. Keadilan yang seharusnya ia dapatkan sebagai pelaku pelecehan yang dilakukan oleh kakak kelasnya.

Al adalah bahagianya. Hatinya, jantungnya, bahkan napasnya. Jadi, apapun akan Gading lakukan asalkan jantung hatinya itu bisa mendapatkan keadilan dan kesembuhan seperti sedia kala.

Besok pagi, Gading akan meretas kamera cctv di sekolah dna juga akan menemui pelaku utama dari otak pelecehan yang terjadi pada Al.

...****************...

Othor ingatkan lagi, like, komen, vote, dna hadiah dari kalian merupakan mood boster untuk othor. So, jangan lupa komen di setiap babnya ye?

Bacanya juga jangan di timbun. Tiap kali up, kalian langsung baca agar terbaca oleh sistem.

🙏🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!