Gading tersentak dari tidurnya setelah sholat maghrib dan isya yang ia lakukan dengan cara tayammum dan juga sambil duduk. Sebab lokasi Gading saat ini sedang bersembunyi di balik tumpukan kotak. Ia tidak mungkin keluar dari sana hingga waktu yang ditentukan.
Tidak mungkin ia meninggalkan sholat hanya karena mencari bukti dengan bersembunyi, bukan?
Gading spontan berdiri dan keluar dari persembunyiannya tanpa melihat sepasang anak manusia yang sedang berpelukan itu semakin terkejut melihat kehadirannya.
"Papi!" seru Gading sembari mendekati sang papi yang kini sedang memasang wajah garang dengan napas memburunya.
"Kau..!" ucap Damian pada Gading tidak habis pikir. "Bagaimana mungkin?!" serunya dengan panik saat melihat Gading sedang di peluk oleh Uwak Lana.
Sedangkan untuk papi Ali, saat ini laki-laki matang itu sedang menatap horor pada dua manusia laknat yang berbuat jahat di dalam gudang swalayan miliknya. Beliau begitu marah saat melihat keadaan keduanya polos tanpa sehelai benang pun selain hanya kain sarung yang menutupi tubuh keduanya.
Sudah dipastikan saat ini, bagian itu akan ia bakar dan berpindah ke tempat lain lagi. Tempat yang sudah dijadikan tempat berzina, tidak layak lagi untuk digunakan.
"Berani-beraninya, ya, kamu berbuat bejat di dalam kawasan usaha saya?! Huh?!"
Deg!
Deg!
Suara menggeram dan napas yang memburu papi Ali keluarkan seperti singa yang siap menerkam mangsanya. Pada saat ia melihat video kiriman Gading, ia begitu shock dan sempat jatuh terduduk di sofa rumahnya. Awalnya ia tidak percaya. Akan tetapi, setelah Gading mengatakan jika itu gudang di swalayan cabang yang merupakan gudang swalayan yang akan ia serahkan untuknya, papi Ali tersentak hingga ponsel itu terjatuh di ambal beludru di bawah kakinya.
Melihat videonya saja ia marah bukan main. Apalagi secara langsung. Sudah dipastikan akan ada asap yang keluar dari sebalik telinganya saat ini.
"Siaallaann!! Biadap!! KAU INGIN MENGOTORI TEMPAT SAYA DENGAN PERBUATAN BEJATMU HINGGA SAYA MENUDUH GADING PUTRA SULUNG SAYA TIDAK BECUS DALAM MENGUSRUS USAHA JIKA NANTINYA KAMI MENGALAMI KERUGUGIAN?! BEGITU?!" Teriak papi Ali begitu menggelegar di dalam ruangan itu yang membuat semua rekannya tersentak mendengar luapan amarah dari rekannya itu.
Uwak Lana memegangi papi Ali dan berusaha membujuknya. Namun, papi Ali tidak peduli. Ia yang kalap segera mendekati kedua orang yang semakin erat berpelukan itu.
Kejadian itu begitu cepat hingga keduanya tidak bisa mengelak kala tubuh keduanya terhempas hingga satu meter dari tempat keduanya duduk dan berpelukan saat ini.
Keduanya berteriak kesakitan. Papi Ali yang kalap melihat tubuh polos itu akan menendang mereka lagi. Akan tetapi, Gading segera memeluk sang papi dan berbisik lirih di telinganya.
"Jangan kotori tangan papi dengan menghukum mereka! Ingat, Papi punya mami dan juga ke enam adikku yang harus Papi biayai. Mau Papi, Mami Kinara seperti dulu lagi? Mau Papi, Mami Kinara kembali tersiksa karena amarah Papi? Abang sengaja berdiam diri di sini demi sebuah bukti. Walau telinga ini terasa pengang dan hampir tuli karena suara hina mereka, tapi abang tetap bertahan. Dan sekarang? Papi ingin menghancurkan usaha abang?" bisiknya lirih di telinga papi Ali yang membuat pemuda matang itu melemah seketika.
Ia membalas memeluk putra sulungnya dan meneteskan air matanya dengan kepala mendongak ke atas. Uwak Lana mendekatinya dan menepuk lembut pundak papi Ali.
"Kita serahkan pada yang berwajib, Dek! Biarkan hukum yang bertindak dan berbicara. Semua bukti sudah terkumpul saat ini. Ayo, biarkan mereka membersihkan diri dulu," kata Uwak Lana yang diangguki oleh papi Ali.
Gading melerai pelukannya dan menuju ke suatu tempat untuk mengambil jam tangan miliknya. Damian tergugu melihat itu. Ia masih memeluk Mila atau Fitria yang kini pingsan saat di tendang begitu kuat oleh papi Ali tadi.
Papi Ali dan Gading segera keluar dari gudang itu. Kini tinggallah uwak Lana dan beberapa rekan tentaranya di sana.
"Kau! Bersihkan diri dan juga wanita kau itu! Setelah itu, kau tunggu di luar! Kami akan membakar gudang ini untuk membuang sial atas perbuatan yang sudah kalian lakukan!" ucap uwak Lana dengan suara dingin dan tegasnya yang membuat Damian panas dingin mendengarnya.
Ia mengangguk tanpa melihat. Ia segera menyadarkan Mila untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Berberapa orang berpakaian tentara itu masih di sana menunggunya.
Sementara itu di luar gudang, para polisi yang di hubungi langsung oleh Komandan Arya segera menuju ke tempat itu. Suara ramai sirine polisi membuat pembeli dan orang-orang sekitar keheranan melihat itu.
Tak lama setelah para polisi datang, warna merah menyala pun terlihat dari balik swalayan. Orang-orang sekitar terkejut melihatnya. Akan tetapi, mereka tidak berani berkomentar. Sebab polisi sudah memasang police line di sana agar mereka tidak boleh masuk. Terkecuali swalayan yang masih buka hingga pukul sepuluh malam itu.
Komandan Arya mendekati papi Ali dan berjabat tangan sebentar dan berpelukan. Begitu juga dengan uwak Lana. Mereka menyerahkan dua orang tersangka itu dengan kepala mereka sengaja di tutupi saat di tuntun ke mobil polisi.
Kedua tangan mereka di borgol. Para pembeli di swalayan menatap mereka dengan tatapan terkejut. Mereka berpikir, jika kedua orang itu adalah pelaku kebakaran yang terjadi. Banyak bisik-bisik yang terdengar hingga ke telinga Gading, papi Ali dan Uwak Lana.
Mereka tidak akan mendengarkan bisikan itu. Biarkan mereka dengan persepsi mereka sendiri. Walau kenyataannya berlainan dari yang mereka bicarakan, itu lebih baik daripada mereka tahu apa yang sebenarnya.
Gading meminta semua karyawannya untuk bekerja sama saat mereka nanti di mintai keterangan. Mereka semua menyanggupi. Bukti lainnya yang Gading ambil ialah rekaman cctv di swalayan miliknya. Ia akan menunjukkan beberapa bukti terkait perbuatan keduanya terhadap dirinya dan juga Al, adik serta istrinya.
Jika mereka mangkir dan tidak ingin menjawab atau berbohong, Gading sudah memiliki bukti yang kapan saja bisa menjebloskan mereka ke penjara tanpa ada pertanyaan atau apapun lagi. Mereka langsung di jebloskan ke penjara setelah ini.
Gading merasa lega karena masalah yang berbuntut panjang itu akhirnya terungkap. Walau ia mengalami kerugian di gudang bahan miliknya, biarlah. Toh, masih ada enam cabang lagi yang bisa menutupi kerugian itu.
Malam itu juga mereka bertolak ke kantor polisi demi mengusut masalah itu. Komandan Arya sendiri yang akan menanganinya. Beberapa pihak polisi yang sempat menolak bukti itu, kini bungkan seketika setelah suara menggelegar di dalam kantor polisi itu membuat nyali mereka menciut saat mereka ditanyai tentang pekerjaan mereka apa sebagai polisi.
Papi Ali tersenyum sinis melihat mereka yang kini di sudut dinding dengan tangan berada di kepala dan kaki kanan terangkat ke betis serta pakaian mereka terbuka. Hanya menyisakan baju kaos dalam saja.
**
Maaf typo bertebaran! Besok, othor revisi! Othor sibuk ngurus bocil yang lagi kurang enak badan. Harap maklum ye? 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments