Akad nikah?

"Aku ada mata kuliah yang wajib hadir hari ini! " ucap Anna sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam totebagnya.

Anna tak mau melihat suaminya bersanding dengan wanita lain. Ia beralasan ada perkuliahan hari ini padahal sedang tidak ada jam kuliah untuk hari ini.

"Aku antar! " tawar Alif pada istrinya.

"Nggak usah, Ara udah mau sampek kok ini! " ucap Anna yang sudah siap dan hendak berpamitan.

"Aku berangkat dulu."

"Maaf! "

Alif mengabaikan salim istrinya dan lebih memilih memeluk istrinya. Ia memeluk istrinya sangat lama dengan perasaan bersalah.

Sedangkan Anna tak menjawab ia juga menahan air matanya untuk jatuh. Ia bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.

Sesampainya di dalam mobil Ara, Anna hanya diam menatap ke luar jendela. Sedangkan Ara yang mengerti hal itu mencoba untuk menghiburnya namun tak mempan sama sekali hingga akhirnya Ara membawa Anna ke suatu tempat.

"Ini dimana?" tanya Anna heran dengan sekelilingnya.

"Nusakambangan" jawab Ara santai yang hendak keluar mobil sambil mengenakan kacamata hitamnya.

"Rese lo! " protes Anna yang mengikuti Ara masuk kedalam gedung besar dan megah.

"Kita mau ngapain di kantor orang?" tanya Anna berbisik karena ia seperti orang hilang yang salah masuk tempat.

"Udah ikut aja! " Ara mengajak Anna masuk kedalam lift khusus direktur.

Sesampainya di depan sebuah ruangan, Ara bukannya mengetuk pintu dulu malah langsung masuk menerobos karyawan yang sedang menyerahkan berkas pada atasannya tersebut.

"Eh?" ucap Anna yang tak berani masuk kedalam dengan tidak sopan seperti Ara tersebut.

Seseorang dari dalam menatap Anna dengan senyum hangatnya tapi kembali masam saat menatap Ara yang tidak menunjukkan kesopanannya.

"Sopan sekali anda masuk tanpa mengetuk pintu! " ucap orang tersebut yang terdengar hingga di luar pintu.

"Dingin banget pagi-pagi. Senyum dikit dong pak direktur. Eh Anna ayo masuk! " Ara menarik paksa Anna untuk masuk kedalam ruangan direktur tersebut.

"Ini yang mau gue kenalin waktu itu! " ucap Ara santai dan langsung mendapat pelototan dari Anna.

"Maksud lo apa?" bisik Anna yang tak mengerti dengan Ara.

"Tipe orang setia dia, nggak kayak suami lo itu nikah lagi." bisik Ara pada Anna.

"Gila lo ya! nggak gini juga kali" jawab Anna yang terdengar hingga ke telinga orang tersebut.

"Lagian lo mau-mau aja dipoligami. Suami lo nggak mikirin perasaan lo dan lo masih mikirin perasaan dia. Aduhh tahun berapa ini Anna! " jawab Ara yang langsung menarik Anna berdiri disamping orang tersebut hinga bahu mereka saling bersentuhan tak sengaja.

"Kenalin ini Anna temen gue yang baik hati, pinter, suka menabung, cantik tapi masih cantikan gue" Ucap Ara mewakili Anna yang hanya diam.

Orang tersebut tersenyum menatap Anna yang menatap Ara dengan heran.

"Kenalin saya Dion" ucap Dion mengulurkan tangannya.

Anna menatap ke arah laki-laki yang berparas tampan dan gagah tersebut. Namun, hanya sesaat karena tampangnya terlihat tegas.

"A-Ana" jawab Anna mengatupkan kedua tangannya.

"Oh, maaf" Dion menarik tangannya dan memaklumi Anna.

Krikk... krikkk.....

"Ehem.... diem-diem aja. Lo ada posisi untuk temen gue magang nggak? Belum dapet tempat magang nih" ucap Ara memecah keheningan tersebut.

Anna tidak bisa protes dan memarahi Ara di tempat umum seperti ini apalagi kantor orang didepan orangnya.

"Ada" jawab Dion cepat.

"Nah sip, sebagai apa?" tanya Ara yang senang mendengar Dion welcome karena biasa dia sangat dingin dengan semua orang termasuk karyawannya.

"Sekretaris" jawab Dion sambil menatap ke arah Anna.

Ara tersenyum diam-diam memgerti maksud Dion karena tak mungkin sekelas perusahaan internasional belum memiliki sekretaris.

"Oke deal. Temen gue besok mulai masuk. Jangan dibikin stress apalagi sampai pingsan. Hidupnya udah bikin dia pusing soalnya" ucap Ara yang langsung mendapat protes dari Anna.

"Lo apa-apaan sih ra?" protes Anna yang tak mengerti jalan pikiran Ara.

"Udah lo ikut aja. Lagian lo doang yang belum dapet tempat magang, urgent ini untuk masa depan lo juga." Ucap Ara mencoba membuat Anna mengerti.

Anna sebenarnya setuju dengan alasan Ara tersebut tapi tidak dengan cara seperti itu seolah-olah dia ingin mencari cowok.

"Bisa tolong nitip temen gue! soalnya ada urusan penting nih." ucap Ara yang hendak berpamitan dari Anna dan Dion.

Ara langsung pergi dan berpura-pura tak mendengar protesnya Anna. Hingga akhirnya Anna canggung dan bingung di tinggal sendiri.

"Mari ikut saya! Saya akan ajari kamu apa saja yang harus kamu kerjakan besok." ucap Dion mengajak Anna.

"I-iya pak" jawab Anna mengikuti Dion.

Hampir satu jam Anna diajarkan banyak hal dan beberapa kali ia tidak konsentrasi karena pikirannya tertuju pada suaminya.

'Mereka pasti sudah sah saat ini.' Ucap Anna dalam hati dan tanpa sengaja air matanya lolos begitu saja.

Anna segera berbalik badan dan menghapus air matanya. Anna pikir tidak akan ketahuan Dion, namun ia salah. Dion mengulurkan sapu tangan dari arah belakangnya.

"Air mata diciptakan bukan tanpa alasan. Dia keluar membawa kesedihan yang tak muat dibendung. Biarkan air matamu keluar, supaya kesedihanmu berkurang dan bisa diisi kebahagiaan." ucap Dion sambil tersenyum hangat.

Sedangkan Anna terbengong mendengar kata mutiara dari sosok tegas yang sekarang lembut padanya.

"Ambil ini! Habis ini kita makan siang. " ucap Dion menyerahkan sapu tangannya lalu berlalu untuk mengangkat teleponnya.

*

'Maaf Anna! ' ucap Alif dalam hati.

"Baik, mari kita mulai akad nikahnya......... " ucap penghulu.

"Saya terima ni..... "

"Berhenti! " ucap seseorang memotong acara pernikahan Alif.

Seketika semua orang menoleh ke arah orang tersebut yang tak lain adalah Leon.

"Ehemm, saya ingin bertemu dengan Fatimah! " ucap Leon yang mengerti arti tatapan semua orang.

'Astaga ngapain sih dia disini?' ucap Fatimah dalam hati.

"Ada kepentingan apa anda dengan putri saya?" ucap Abahnya Fatimah.

"Anda ayahnya Fatimah?, saya ingin bilang kalau putri anda sudah membunuh anak saya. Dan saya tidak terima hal itu." ucap Leon yang membuat semua orang terkejut kecuali Harun.

'Alif dibilangin nggak mempan sih! Untung ni laki dateng. Tapi ngomong-ngomong kaya nggak asing tu laki, siapa ya?' ucap Harun dalam hati.

"Maksudnya bagaimana?" tanya mamanya Fatimah yang tak terima anaknya disebut pembunuh.

"Fatimah tak bercerita dengan anda? baik kalau begitu saya yang akan memberi tahu." ucap Leon sambil melirrik ke arah Fatimah.

Fatimah hendak protes namun tangannya ditahan oleh abahnya dan ia hanya bisa berteriak jika Leon berbohong.

"Bah, ma dia bohong jangan dengerin orang asing itu! Mas Alif kamu percaya sama aku kan?" Fatimah mencoba membujuk semua orang namun semua orang sulit untuk percaya setelah mendengar penjelasan Leon.

'Rencana sukses! Dan aku tinggal melihat kehancuranmu setelah ini.' ucap Akmal dalam hati sambil tersenyum misterius.

...***...

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

lanjut lagi thor...

2023-09-01

0

Jenong Nong

Jenong Nong

si Alif bodoh bgt sih kta ceo rangkap ustad tpi bs2 aja dipecundangin ....Anna udah g usah pulnglah laki model alif tinggalin aja ..🤭❤❤🙏🙏

2023-08-31

0

🍒⃞⃟🦅🦁ˢʰᵉʳᴀʀᴠᴀᵖᶦˢᶜᵉˢ🍉🔥

🍒⃞⃟🦅🦁ˢʰᵉʳᴀʀᴠᴀᵖᶦˢᶜᵉˢ🍉🔥

bisa aja Alif bahagia karena ga jari nikah sama Fatimah, beban dia hilang, jangan senang dulu Akmal

2023-08-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!