"Astaga udah jam tujuh pagi" Ucap perempuan yang tak lain adalah Fatimah.
Fatimah segera mengambil pakaiannya yang tergeletak dilantai dan bergegas masuk ke kamar mandi.
Selesai membersihkan diri ia hendak mengambil baju gantinya didalam tas namun dihentikan oleh seseorang.
"Kamu udah mandi babe?" Tanya laki-laki tersebut dengan suara parau khas bangun tidur.
"Leon cepat bersihkan dirimu dan antar aku pulang" bukannya menjawab, Fatimah malah menyuruh Leon untuk segera mandi.
"Kenapa terburu-buru sekali? Aku masih kangen sama kamu." ucapnya manja sambil mendekat ke arah Fatimah tanpa sehelai benang pun.
"Lain kali kita bisa bertemu lagi, untuk saat ini aku harus segera pulang." Ucap Fatimah menepis pelukan Leon dari tubuhnya.
"Kiss dulu!" Leon meminta morning kiss dari wanitanya, dan mau tak mau Fatimah menurutinya.
Empat puluh menit berlalu, kini mobil Leon sudah berada di gerbang perumahan elit. Fatimah yang hendak turun ditahan oleh Leon.
"Lusa aku jemput kamu ya cantik. Dan aku tidak terima penolakan." ucapnya sambil mengusap-usap pipi Fatimah.
Fatimah menghela nafasnya, mau tak mau ia harus menuruti keinginan Leon. Ia segera keluar dari mobil Leon dan masuk ke dalam rumahnya.
Ceklek....
Fatimah mengendap-endap masuk kedalam rumahnya sambil menenteng sepatunya. Ia menatap sekelilingnya dimana masih sepi.
"Assalamu'alaikum" ucap seseorang yang familiar ditelinga Fatimah.
Merasa dirinya kepergok ia menoleh ke sumber suara dimana abahnya duduk di ruang tamu sambil memegang Al-Qur'an. Fatimah menunduk dan mengucapkan salam.
"Anak gadis jam segini baru pulang habis dari mana?" tanya Abah Salman pada Fatimah.
"Dari rumah temen bah." jawab Fatimah masih menunduk takut pada abahnya.
"Tidak punya rumah sampai-sampai harus tinggal dirumah temannya?" Abah Salman menanyakannya dengan nada lembut tapi Fatimah paham kalau abahnya tengah marah padanya.
"Kenapa diam nak?" Abah Salman mendekat ke arah Fatimah dan menatap putri bungsunya cukup lama.
Fatimah bingung mau menjawab bagaimana karena ia takut ketahuan kalau berbohong. Tapi jika memjawab jujur maka abahnya akan tahu bagaimana kelakuannya.
"Fatimah ku minta menginap di rumah temannya selama kita umroh. Kasian dia kalau dirumah sendirian." Jawab seseorang yang baru datang yaitu mamanya Fatimah.
"Masuk ke kamar dan bersiaplah, mama mau ajak kamu fitting baju pernikahan kamu nanti."
Fatimah mengangguk mengiyakan, ia masuk kedalam kamarnya dan meninggalkan orang tuanya yang berdebat karena dirinya.
"Huhhhh untung ada mama"
Fatimah melepas jilbabnya dan hendak ganti pakaian namun ia menemukan jejak Leon di leher hingga dadanya.
"Emang brengsek si Leon ini, udah bener bertahun-tahun dia menghilang malah balik lagi. Mana malah mengancam juga lagi. Argghhh..... "
Fatimah membuang perlengkapan make up yang ada di meja rias nya hingga terjatuh berantakan. Ia merutuki kebodohannya yang dulu bisa masuk dalam jerat buaya seperti Leon.
Ia teringat dengan kejadian bertahun-tahun yang lalu dimana ia didekati Leon dan mau melakukan zina bersama dengannya. Tak hanya itu, Leon kembali dengan mengancam menyebarkan video panasnya dengannya hingga mau tak mau Fatimah harus menuruti keinginan Leon.
Tok.. tok... tok....
"Jangan lama-lama nak!" ucap mamanya Fatimah dari luar kamar.
"Iya ma" jawab Fatimah lalu bergegas bersiap-siap.
*
Di dalam sebuah mobil yang melaju bersamaan para pera pengguna jalan raya lainnya. Anna dan Ustadz Alif terdiam tanpa ada yang berbicara satu sama lain.
Anna memalingkan wajahnya menghadap kaca jendela mobil dengan raut wajah yang malu mampus. Sedangkan Ustadz Alif diam-diam tersenyum melirik istrinya.
"Anna?"
"Hmm"
"Kamu kenapa malu?" tanya Ustadz Alif yang mengerti akan sikap istrinya.
"Si-siapa yang malu?"
Dengan cepat Anna menormalkan sikapnya, ia pun mencoba bersikap tenang. Namun, malah diketawakan oleh suaminya.
"Oh nggak malu ya? bagus deh kalau udah nggak malu sama suaminya." Ucap Ustadz Alif masih sambil tertawa.
"Apaan sih itu khilaf ya"
Anna teringat dengan kejadian malam tadi dimana setelah c**man terhenti. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya dan melepas jilbabnya.
Tentu saja Ustadz Alif terkesima dan senang melihat istrinya yang welcome. Tapi ia menahan diri karena khawatir Anna hanya terlena sesaat dan berujung membencinya.
Anna tak menghiraukan ucapan suaminya, ia memulai duluan membawa suaminya menuju kebahagiaan bersama. Namun, tiba-tiba saja dirinya merasakan sesuatu yang langsung menyadarkan. Ia mengecek ke kamar mandi dan dugaanya benar kalau ia sedang datang bulan.
Beruntung Anna belum melepas pakaiannya jadi rasa malunya tidak seratus persen. Ya paling sembilan puluh delapan persen hehe.
'Gue malu banget gila! bisa-bisanya gue yang agresif tadi malam. Mana ujung-ujungnya datang bulan lagi. Jadi pengen ngilang aja dari bumi ini.' Gerutu Anna dalam hati.
"Nanti saya jemput kalau sudah selesai kuliahnya." Ucap Ustadz Alif setelah menghentikan mobilnya di depan kampusnya Anna.
Anna mengangguk mengiyakan lalu berpamitan pada suaminya.
Mobil Ustadz Alif pergi meninggalkan Anna yang masuk kedalam gedung kampus. Ia segera pergi ke tempat dimana Harun menunggunya.
Tempat yang hendak ia datangi lumayan jauh, hingga ia harus mempercepat laju kendaraannya agar cepat sampai.
Satu jam perjalanan akhirnya ia sampai di tempat sepi dimana dari kejauhan terlihat ada gedung kosong di pinggir pantai. Ustadz Alif keluar dari mobilnya lalu berjalan ke arah Harun.
"Lo yakin itu tempat tinggal mereka?" tanya Ustadz Alif pada Harun.
"Gue yakin seribu persen. Nih pakai! " Harun menyerahkan masker pada Ustadz Alif untuk dipakai. Tanpa banyak bertanya Ustadz Alif menuruti ucapan Harun.
Harun dan Ustadz Alif berjalan bersama menuju gedung kosong tersebut. Gedung yang dari luar tampak tak layak huni. Namun saat sudah masuk didalamnya, lebih mirip sebuah club malam yang masih aktif dengan orang berlalu lalang.
Ustadz Alif sekarang paham apa yang dimaksud Harun untuk mengenakan pakaian hitam formal dan dengan masker. Karena rata-rata laki-laki didalam hampir seperti mereka.
"Itu kan orangnya?" tanya Harun pada Ustadz Alif.
Ustadz Alif mengangguk mengiyakan lalu hendak menemui para penjahat tersebut namun ditahan oleh Harun.
"Jangan gegabah bro. Ini tempat transaksi narkoba. Kita pasti tidak diijinkan masuk kesana dan berakhir terbongkar penyamaran kita." bisik Harun pada Ustadz Alif.
"Apa ini tempat transaksi narkoba?" tanya Ustadz Alif terkejut.
"Dari sumber yang gue dapet sih gitu. Kita disini aja nungguin mereka keluar dari ruangan itu." ucap Harun mengajak Ustadz Alif duduk di depan bar namun Harun malah memesan minuman.
"Lo ngapain malah pesen minum?" tanya Ustadz Alif pada Harun.
"Gue haus lah nungguin lo sejam baru dateng. Tenang, gue pesennya yang non alkohol kok." jawab Harun santai.
Saat Harun membuka maskernya dan meminum minumannya, ada seseorang yang melihatnya hingga ia terkejut dan langsung bisa mengenali sosok disebelah Harun.
"Ngapain sih dia ada disini? Bisa ketahuan kalau gue yang ngejebak dia." Orang tersebut pun segera menemui para penjahat yang ia bayar.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦
huhu....kasian ustaz alif...klo fatimah itu hamil...pasti ustaz alif yg nanggungg....loh....😒😒😒😒
2023-09-19
0
🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦
waaahhh...fatimah kok wanita gitu ya....belum nikah udah tidur ma laki2 lain....padahal ada tunangg...sihh
2023-09-19
0
Nilaaa🍒
duh siapa nih ya
2023-08-15
0