"Maaf" ucap Alif pada Anna.
Alif langsung tersadar saat melihat istrinya menangis. Ia juga sadar kalau dirinya telah membuat istrinya ketakutan.
Anna membuka matanya dan takut-takut melihat ke arah suaminya. Ia melihat suaminya yang versi biasanya yang lembut sehingga ia sudah berhenti menangis lagi.
"Saya cemburu tadi melihat kamu mengejar laki-laki itu. Saya nggak mau kamu ninggalin saya Anna. Maaf karena sudah menjadi suami yang nggak becus selama ini." ucap Alif dengan jujur.
Anna memang takut dengan sikap suaminya yang sedikit memaksa tadi. Tapi ia merasakan sesuatu yang aneh yang tak bisa ia ungkapan.
Mereka bertatapan tanpa ada yang berbicara. Hingga akhirnya Alif menyimpulkan jika istrinya marah padanya. Padahal Anna bingung ingin menjawab bagaimana.
"Mandilah, saya akan keluar" ucap Alif lalu hendak pergi namun segera ditahan oleh Anna.
Anna berjinjit dan langsung me**mat bibir suaminya. Alif terkesiap dengan hal itu, ia masih loading dengan apa yang terjadi barusan.
"Aku nggak suka di perlakukan dengan kasar" ucap Anna setelah memutus ciumannya.
Alif langsung tersenyum dan kembali mel**at bibir istrinya. Mereka berciuman sangat lama hingga membuat Anna hampir kehabisan oksigen.
"Kamu sudah siap?" tanya Alif dengan nafas yang sudah tak beraturan.
Anna malu untuk menjawab ia hanya menunduk. Melihat istrinya yang tak memberi penolakan, Alif langsung melepas satu persatu pakaian mereka. Kemudian membawa istrinya ke ranjang.
"Tahan sebentar sayang" ucap Alif yang masih berusaha anu.
Anna tak tahu jika rasanya sesakit ini. Ia ingin menyerah saja, meski awalnya ia menginginkannya.
Namun, suaminya meyakinkan dan memenangkanya hingga akhirnya mereka bisa bersatu.
Waktu demi waktu terlewati hingga akhirnya dua insan tersebut saling diam dengan canggung. Terutama Anna yang mengarahkan pandangnya ke langit-langit kamar. Ia merutuki dirinya yang paling mendominasi diakhir padahal ia memberontak menyerah tadinya.
"Capek sayang?" tanya Alif sambil mengusap keringat di kening istrinya.
"Nggak usah ngeledek" ucap Anna ketus ia malu mampus ingin bersemayam saja dengan SpongeBob di bikini bottom.
"Siapa yang meledek? Aku suka kamu yang begitu. " ucap Alif sambil mencium kening istrinya.
'Jadi gini ya rasanya. Pantesan banyak orang nunggu-nunggu momen ini meski sakit sih awalnya' ucap Anna dalam hati
"Lagi ya? "
"Hah?" Anna tak bisa protes lagi karena suaminya sudah mengukung dirinya.
Jika dua insan yang satu ini sedang saling menghangatkan, berbeda dengan dua orang yang memanas ini dalam versi lain.
"Mobil temen lo mana sih? Anna dibawa kemana? Awas ya kalau bestie gue diculik lagi! " ucap Ara yang mengomel ngombel di samping kursi kemudi karena yang mengemudi mobilnya sekarang adalah Harun yang ditinggal Alif begitu saja.
"Mana ada suami nyulik istri sendiri? Kocak nih si Dora Hahaha" Harun tertawa mendengar Ara yang mengomel.
Kalau biasanya laki-laki tidak suka perempuan yang mengomel didekatnya. Berbeda dengan Harun yang malah menimpali setiap omelan Ara. Bahkan ia tak segan sambil menyenandungkan lagu setiap perjalanan.
"Gue bukan Dora ya! Ngeselin banget sih jadi manusia mana pakek bernapas lagi! " Ara malah semakin kesal dengan Harun.
"Manusia kan emang bernapas! Kalau nggak bernapas baru jadi pocong." ucap Harun yang masih enjoy.
"Jangan ngomongin itu disini bambang! Lo lama-lama bikin gue esmosi." ucap Ara yang tak suka membahas makhluk baju putih itu di jalan yang sepi apalagi malam hari.
Harun yang melihat Ara mulai takut jika membahas hal itu mempunyai ide ajaib untuk mewarnai malam hari ini agar berwarna.
"Lo tahu nggak kalau pocong itu suka muncul tiba-tiba apalagi malam jumat gini biasanya pada keluar bareng sohib-sohibnya?" ucap Harun dengan suara dibuat seperti konten kreator yang mereview rumah kosong.
"Sohib?" tanya Ara penasaran meski ketakutan.
"Itu om genderuwo, tante kunti, si toyol, kakek cangkul, Nenek gayung, suster ngepot, badarawuhi, kuy....." jawab Harun yang hafal nama-nama makhluk tak bayar pajak apalagi bayar kost.
"Diem nggak usah diterusin atau lo keluar dari mobil gue! "
"Loh tadi siapa yang nanyak? Kan gue cuma jawab pertanyaan lo. Kenapa? takut ya?" ucap Harun yang suka menggoda Ara.
"Enggak ya" jawab Anna menetralkan ketakutannya.
"Eh i-itu dibelakang apa tuh kelihatan dari spion nih! " ucap Harun yang menakut-nakuti Ara.
"Aaaaa mamaaaa hiks...hiks... " Ara menangis sambil menyembunyikan wajahnya di lengan Harun.
"Jangan gini neng, kita bukan mahrom! " ucap Harun yang menyesal karena malah ditempeli Ara bahkan ingusnya mengenai lengan bajunya.
"Mamaaaaa hikss... " kali ini yang menangis berbeda. Dan Harun yang menyadari hal itu langsung menghentikan mobilnya.
"Lo mau kemana?"
"Ngecek bagasi bentar! Tunggu sini aja jangan keluar! " ucap Harun bergegas keluar namun ditahan oleh Ara yang takut ditinggal.
"Nggak mau, gue ikut"
"Takut kan hahaha" Harun tertawa melihat Ara yang menangis ketakutan.
Ara hanya mengerucutkan bibirnya karena diledek terus oleh Harun.
"Eh i itu suara apa?" Tanya Ara sambil mengekor i Harun yang berjalan ke belakang mobil.
"Kalau nggak anak kecil ya toyol! " jawab Harun santai.
Harun membuka bagasi mobil dan ternyata dugaannya benar kalau ada anak kecil lima tahunan yang menangis didalam sana.
"Mama hiks... hikss.... " Anak kecil itu langsung memeluk Ara.
"Eh! " Ara terkejut dengan sosok anak kecil laki-laki yang berada di bagasi mobilnya dan sekarang memanggil-manggil dirinya sebagai mamanya.
"Wahh parah lo! Emak macam apa anak sendiri di taroh bagasi untung masih hidup ni bocah. Aduhh sakit Doraa" Seketika Harun yang langsung mendapat pukulan keras di lengannya yang pastinya berstempel tangan Ara.
"Gue bukan emaknya ya! " protes Ara yang mencoba menenangkan anak kecil tersebut.
"La terus anak siapa? Orang dia dimobil elu!"
"Ya mana gue tahu bambang!"
Setelah anak kecil itu berhenti memangis, Ara mencoba menanyakanya secara baik-baik namun anak itu tak mau menjawab siapa namanya dan menangis sambil mengatakan kalau dia lapar.
Hingga akhirnya kini Ara dan Harun berakhir di pasar malam menemani anak kecil itu yang minta berhenti di pasar malam padahal tadi bilang lapar. Bocil emang suka ngetes kesabaran orang tua ya hehehe.
"Ini gimana?" ucap Ara yang bingung mau dikemanakan bocah tersebut karena tak mau diajak pulang padahal pasar malam udah sepi.
"Adek besok lagi ya! sekarang kita pulang. Mama sama papa udah ngantuk. " ucap Harun memeberi pengertian. Namun langsung mendapat tatapan tajam dari Ara.
"Iya deh tidul sama mama papa ni. Udah antuk uga Ehsan" ucap anak kecil tersebut sambil memeluk Ara.
"Eh dia ngomong apa?" tanya Ara bingung karena tiba-tiba anak kecil itu langsung tidur di pelukannya.
"Dia ngantuk dan namanya Ehsan. Besok kita kembaliin ke kantor polisi tadi. Untuk sekarang bawa pulang aja dulu. " ucap Harun memegangi mainan Ehsan yang sukses menguras dompetnya.
"Nggak bisa! Orang tuaku bisa mikir yang enggak-enggak nantinya. Lo aja deh! " tolak Ara karena orang tuanya pasti akan menginterogasinya hingga subuh.
"Yaudah iye" Harun sudah capek berdebat sehingga ia mengalah saja. Namun saat ia berjalan ke parkiran mobil. Ia melihat sosok yang ia kenali.
"Itu Fatimah bukan sih?" gumam Harun dan langsung mengeluarkan HPnya untuk mengambil foto tersebut.
"Alif harus tahu nih kelakuan calon bininya!"
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Nm@
Alif wajib tau, Harun!
2023-10-16
0
Lili aja❤️
hadir Thorr 💞💞
cerita nya bagus+ seru,,,
UPnya jangan lama lama ya Thorr 👍💖
2023-08-29
0
Maulana ya_Rohman
baca ulang thor
2023-08-29
0