Istri vs calon istri

"Astaghfirullah Fatimah"

Ustadz Alif langsung melepaskan pelukannya Fatimah dan sedikit menjauh darinya. Ia shock karena baru kali ini Fatimah berani memeluknya.

"Kenapa? Kamu aja begituan sama dia." Ucapnya sambil melirik ke arah Anna.

"Kita bukan mahrom, dan kamu tahu itu!"

"Lantas apa bedanya dengan kalian sebelumnya? "

"Itu Fitnah, kami dijebak."

Fatimah melotot mendengarnya, namun ia yang hendak protes lagi menjadi urung karena Ustadz Alif segera menunjukkan bukti yang ia peroleh.

"Maaf ya mas. Aku udah berpikir yang enggak-enggak soal kamu."

Ustadz Alif hanya menggumam mengiyakan, ia melirik ke arah Anna yang menatap tak suka pada dirinya dan Fatimah. Tanpa sadar, bibirnya sedikit tersenyum melihat ekspresi sang istri.

"Itu berarti kalian akan bercerai kan? Karena pernikahan ini tidak diharapkan."

"Tidak" Jawab Ustadz Alif mantap.

Fatimah yang tadinya berbinar-binar karena ekspektasinya jadi dongkol sendiri mendengar jawaban Ustadz Alif.

"Kok gitu sih? Kita ini mau menikah lo mas dua bulan lagi. Jangan bilang kalau kamu jadi goyah gara-gara perempuan itu? "

Fatimah menunggu beberapa saat, namun tak memperoleh jawaban dari Ustadz Alif. Mendadak segala pikiran buruk bertamu dalam kepalanya. Ia melirik kebelakang dimana Anna masih stay di tempat.

Dengan langkah yang cepat, Fatimah mendatangi Anna lalu hendak menamparnya. Namun aksinya itu terbaca oleh Anna. Dengan sigap ia mencekal tangan Fatimah yang hampir mengenai wajahnya.

"Dasar pelakor, kau pasti sudah meracuni pikiran mas Alif kan? "

"Dih, sok tahu."

Ustadz Alif yang melihatnya pun terkejut dengan sikap Fatimah yang tak biasanya. Ia segera menghampiri Istri dan calon istrinya tersebut.

"Sombong sekali jadi orang, sini kau biar tahu rasa! "

Fatimah menarik jilbab Anna dan Anna segera membalasnya hingga jadilah mereka saling jambak-jambakan jilbab.

"Fatimah hentikan. "

"Anna sudah."

Namun ucapan Ustadz Alif tidak direspon sama sekali oleh keduanya.

Ustadz Alif yang merasa perlu memisahkan mereka segera menarik Anna mundur, karena tidak mungkin ia menyentuh Fatimah yang bukan mahromnya. Namun hal itu masih belum bisa memisahkan keduanya yang masih dikuasai emosi.

"Astaghfirullah"

Umi Dewi dan Bi Ajeng yang mendengar keributan di taman samping rumah, sangat syok melihat Anna dan Fatimah berkelahi. Dengan segera Umi Dewi dan Bi Ajeng membantu Ustadz Alif memisahkan keduanya.

"Umi...hiks...hiks... "

Fatimah mengadu pada Umi Dewi kalau Anna menyakitinya. Dan Ustadz Alif yang memilih istrinya ketimbang dirinya.

'Coba lihat mak lampir yang sedang berdrama ini. Sudah jelas kalau dia duluan yang ngajakin berkelahi. Dasar manipulatif.' gerutu Anna dalam hati.

Umi Dewi tak bisa berkomentar apa-apa karna ia juga sama bingungnya seperti Ustadz Alif. Sedangkan Bi Ajeng malah cekikikan hingga membuat semua orang melihat kearahnya.

"Bibi kenapa tertawa? " Tanya Umi Dewi yang menurutnya aneh karena tidak ada yang lucu untuk ditertawakan.

"Itu mi, ini aja Istri dan calon istri baru bertemu udah begini. Apalagi nanti kalau dua-duanya jadi istri Mas Alif. Lucu kayaknya lihat Mas Alif dibuat pusing sama kedua istrinya. Hehe"

Sontak saja Umi Dewi melotot mendengar ucapan Bi Ajeng yang malah mengaktifkan lagi emosi kedua nya.

Anna dan Fatimah sudah melempar tatapan perang satu sama lain, seolah-olah mereka berbicara lewat tatapan tersebut.

'Dih, satu keluarga sama dia. Ogah banget'

'Harusnya aku yang menempati posisi pertama, awas saja dia. Ku depak sampai ke samudra Atlantik.'

Ustadz Alif yang mengerti arti tatapan keduanya yang masih memanas, mencoba menenangkan Anna dengan mengusap punggungnya.

Umi Dewi segera membawa Fatimah masuk kedalam rumah bersama Bi Ajeng. Dan kini tinggal Ustadz Alif dan Anna yang menatap kepergian mereka.

"Jangan pegang-pegang! " Ucap Anna lalu menepis tangan suaminya.

Tanpa sengaja Ustadz Alif melihat tangan Anna sedikit berdarah seperti luka cakaran.

"Anna tangan kamu berdarah! "

"Apa pedulimu, urus sana calon istrimu! "

Anna pergi meninggalkan Ustadz Alif seorang diri. Ia bergegas masuk kedalam kamar dan mengambil barang-barangnya.

"Sini biar ku obati dulu! "

Ustadz Alif menyusul dengan membawa kotak obat ditangannya. Sedangkan Anna tak merespon apa-apa, ia sibuk dengan hpnya.

Ustadz Alif menghela nafasnya kasar melihat sikap istrinya yang cuek. Ia dengan segera mengobati luka ditangan Anna meski harus memaksanya.

"Kamu mau kemana? "

Melihat istrinya hendak keluar kamar dengan membawa barang-barangnya, membuat nya sedikit kesal karena tak berpamitan padanya.

Anna tak menggubris pertanyaan suaminya, ia menuju dapur untuk berpamitan pada Umi Dewi yang sedang membuat minuman untuk Fatimah. Lalu melewati Fatimah begitu saja yang sedang duduk seorang diri di ruang tamu.

Ustadz Alif mengejar Anna namun ditahan oleh Fatimah yang meminta diantar ke klinik karena merasa terluka akibat pertengkaran tadi.

Anna yang tak sengaja mendengarnya semakin bad mood saja jika lama-lama berada dirumah ini. Ia segera memesan ojek online, dan meninggalkan suaminya yang memanggil-manggil namanya.

"Fatimah, kamu diantar umi saja ya. Kamu harus ingat kalau kita bukan mahrom, tidak baik kalau saya yang nganter. "

"Ya kan sama kamu juga mas. Masa nggak kasihan sih sama aku. " Ucapnya dengan wajah memelas.

Ustadz Alif mau tak mau mengiyakan permintaan Fatimah. Meski pikirannya sedang kalut karena ditinggal istri entah kemana. Kasihan sekali pak suami, yang sabar ya! Hehe.

Selesai mengantar Fatimah dan Umi Dewi. Ia mencoba mencari Anna di kampusnya sesuai informasi yang ia dapat dari Umi Dewi.

Namun, setelah berjam-jam ia menunggu didepan gedung fakultas ekonomi, ia harus dibuat panik lagi. Lantaran mendapatkan informasi kalau Anna tak masuk kuliah hari ini.

"Kamu dimana sih Anna? " Ucapnya geram sambil menyetir mobil untuk mencari sang istri.

Mendengar suara adzan dzuhur, Ustadz Alif menepikan mobilnya untuk sholat di salah satu masjid di kota itu. Ia berdoa pada sang Pencipta agar bisa segera menemukan istrinya.

Selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Ia kembali mencari istrinya di rumah mertuanya. Namun yang ia dapati adalah rumah mertuanya sedang kosong alias tidak ada orang.

Saat Ustadz Alif yang sudah lelah seharian mencari istrinya, ia tanpa sengaja melihat sosok yang ia cari ada di warung makan dengan ekpresi sedihnya.

Sedih disini, bukan karena suaminya memilih wanita lain. Namun, Anna sedang diomeli pemilik warung makan di depan banyak orang.

"Alhamdulillah kamu baik-baik saja Anna. Kamu bikin aku khawatir dari pagi." Ucap Ustadz Alif menghampiri istrinya.

"Masnya kenal sama mbak ini? " Tanya pemilik warung makan tersebut.

"Dia istri saya. "

"Baguslah kalau begitu, ini tagihan makanan istrimu yang tak bisa bayar. Katanya dompetnya ketinggalan. " Ucap pemilik warung tersebut sambil menyodorkan tagihan makanan Anna.

Tak lama kemudian bapak-bapak ojek online yang sudah sepuh, yang tadinya diajak Anna mampir makan pun juga memperlihatkan tagihan yang belum Anna bayar.

Anna hanya bisa menunduk sedih sekaligus malu. Ia tak berani menatap suaminya yang menatapnya penuh tanda tanya.

***

Terpopuler

Comments

🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦

🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦

emang pun akan pusing alif nanti klo 2 2 bersama...kaysk tom n jerry.....beristeri 2 ni...klo gk pintar berkata2 gk usah beristeri dua....

2023-08-14

1

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

mampir kak
saling dukung yukk

2023-08-12

1

🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

si ustadz ini gimana..udah tahu bukan mahromnya tapi masih di antar juga..kurang kokoh imannya..walau di paksa

2023-08-12

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!