Di intip Pocong

Hari-hari berlalu......

Ustadz Alif yang hendak berangkat ke kantor di datangi seseorang yang mengaku teman Anna. Ia sebenarnya tidak suka mendengar nama Anna lagi disebut dirumahnya, namun untuk menghormati tamunya ia tetap memperlakukannya dengan baik.

"Saya Ara sahabatnya Anna. Apa Anna nya ada?" tanya Ara yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Dia sudah tidak tinggal disini" jawab Ustadz Alif

"Anna tinggal dimana sekarang?" tanya Ara cemas.

"Tidak tahu. Kamu sahabatnya kan? Apa dia tidak memberitahumu dimana ia tinggal?" tanya Ustadz Alif yang heran dengan pertanyaan Ara.

"Justru saya kesini karena khawatir sama Anna. Dia berhari-hari tidak masuk kuliah dan tidak ada kabar sama sekali, saya pikir Anna sakit." ucap Ara yang membuat Ustadz Alif juga ikutan khawatir.

Meski Anna meninggalkanya, tetap saja Anna masih sah sebagai istrinya. Ustadz Alif belum mengajukan perceraian ke pengadilan dan tak pernah terfikirkan untuk bercerai dengan Anna. Ia masih berharap istrinya kembali meski hatinya kecewa.

"Dia tidak masuk kuliah?" tanya Ustadz Alif memastikan.

"Baru kali ini Anna absen sangat lama. Biasanya hampir tidak pernah dan terakhir kali cuma sehari selama ia kuliah."

Mendengar penjelasan dari Ara, Ustadz Alif tambah semakin khawatir dengan Anna. Ia menghubungi pihak polisi untuk mencari keberadaan Anna. Tak lupa ia menghubungi Harun untuk mencari tahu lewat cctv kampus.

Ustadz Alif melihat hasil rekaman cctv yang diperoleh Harun. Ia melihat istrinya masuk kedalam sebuah mobil bersama seorang laki-laki yang mengaku sopir suruhannya.

"Astaghfirullah.... " Ustadz Alif mengusap surainya kasar merutuki kebodohannya.

"Kenapa?" tanya Ara panik.

"Anna diculik." Jawab Ustadz Alif.

*

"Heh ini jatah makan lo hari ini."

Sorang wanita menyodorkan nasi bungkus dihadapan Anna. Anna menatap tak suka dengan wanita tersebut yang mengaku sebagai ART rumah mewah tersebut.

"Buruan makan, jangan cuma dipelototin doang. Karena pekerjaan lo hari ini banyak ya nona manja." ucap wanita tersebut dengan tegas lalu pergi dari kamar khusus untuk Anna.

"Dia yang manja malah ngatain gue manja. Pengen gue kuncir pakek karet gelang ini tuh mulut." ucap Anna geram namun segera memakan jatah makanannya.

Selesai Anna menghabiskan makanannya, ia disuruh wanita tadi untuk membersihkan rumah mewah tersebut. Sedangkan wanita tersebut malah asik berpacaran dengan salah seorang penjahat yang menjaga rumah mewah tersebut.

"Sayang, beliin neng tas ini dong! Temen-temen neng tasnya bagus-bagus, masa neng pakek tas itu-itu melulu." ucap wanita yang menyuruh Anna tadi.

"Emm.... beliin nggak ya?"

"Beliin dong! " Ucap wanita itu dengan manja diatas pangkuan pacarnya.

"Tapi ada syaratnya! " ucap laki-laki tersebut sambil mengusap rambut wanitanya.

"Apa syaratnya?" tanya wanita tersebut tidak sabaran.

"Syaratnya hari ini empat ronde" ucap laki-laki tersebut dan disetujui wanitanya.

Mereka langsung berc**man ditempat tanpa malu dengan Anna yang sedang menyapu. Setelah pagutan bibir terputus, wanita tersebut digendong pacarnya masuk kedalam salah satu kamar dirumah mewah tersebut.

Tak lama setelahnya telinga Anna ternodai dengan suara-suara yang membuatnya muak hampir setiap hari.

"Lebay banget sampek teriak-teriak. Emang diapain sih bisa sampai kayak gitu?" gerutu Anna yang tidak suka mendengar suara-suara menyebalkan tersebut.

Tiba-tiba saja terlintas ide jahil dikepala Anna. Anna pergi ke gudang lalu mengambil alat pel, bola bekas, dan kain penutup sofa usang. Ia menyusun semua itu hingga terbentuk kepala pocong.

"Rasain nih di intip pocong hihihi"

Anna mendekat ke arah pintu kamar yang digunakan oleh dua orang tersebut untuk berzina. Lalu ia mengarahkan pocong buatannya ke ventilasi udara disana.

"Terus sayang" ucap wanita tersebut.

Ia masih fokus dengan apa yang ia lakukan dengan pacarnya. Namun, saat tak sengaja ia melihat ke ventilasi udara dan melihat sosok pocong disana.

"Sayang stop sayang po-pocong" teriak wanita tersebut yang terdengar hingga keluar kamar.

"Hah kamu ngatain aku pocong?"

"Bu-bukan i-itu ada pocong ngintip kita! " jawab wanita tersebut sambil menutup mata dan menunjuk ke arah ventilasi udara.

Anna segera menurunkan pocong buatannya untuk mengelabui dua orang tersebut.

"Mana nggak ada?" ucap laki-laki tersebut.

Wanita tersebut membuka matanya dan ternyata memang tidak ada. Namun, saat ia berkedip pocong itu muncul lagi.

"Aaaa... itu ada pocong sayang" teriak wanita tersebut sambil menutup matanya dengan kedua tangannya.

Anna segera menurunkan lagi pocong jadi-jadiannya. Anna benar-benar puas bisa mengerjai dua orang tersebut.

"Nggak ada sayang. Kamu bikin aku bad mood aja. Ah sudahlah." ucap laki-laki tersebut lalu beranjak dari tempat tidur.

Anna yang mendengar pembicaraan dua orang tersebut segera pergi dari sana dan menyembunyikan pocong jadi-jadiannya.

Setelah menyembunyikan pocong jadi-jadiannya, ia bergegas pindah ke ruangan lain untuk menyapu agar dikira tidak tahu apa-apa.

"Sayang maafin aku." ucap wanita tersebut mencoba menghentikan pacarnya.

"Udahlah sana, kamu bikin aku bad mood aja."

Laki-laki tersebut menepis tangan wanitanya. Ia lalu keluar rumah dan menitipkan penjagaan rumah tersebut pada temannya.

Anna yang mendengar cekcok antara dua orang tersebut jadi ingin tertawa terbahak-bahak. Namun, ia sebisa mungkin menunjukkan wajah datarnya.

"Eh lo sini! " ucap wanita tersebut pada Anna.

Anna yang merasa dipanggil mendekat ke arah wanita tersebut.

"Lo lihat pocong gak disitu tadi?" tanya wanita tersebut sambil menunjuk ke arah ventilasi udara.

"Nggak tahu. Kan aku lagi nyapu disana." ucap Anna sambil menunjuk arah dimana ia datang.

Wanita tersebut menatap curiga pada Anna namun Anna tak menghiraukannya.

"Jangan bohong lo ya! Lo tahu kan apa hukumannya kalau lo berani bohong ke gue! " ucap wanita tersebut dengan tegas.

"Nggak percaya ya udah, nggak maksa kok. Lagian pagi-pagi begini mana ada pocong? Setahuku pocong munculnya malem-malem." jawab Anna santai.

'Bener juga apa yang dia katakan. Masa iya sih gue salah lihat tadi?' ucap wanita tersebut dalam hati.

"Yaudah sana lanjutin pekerjaan lo. Pokoknya sebelum bos datang, semua pekerjaan sudah harus selesai." perintah wanita tersebut pada Anna.

"Iya iya" jawab Anna lalu melanjutkan pekerjaannya.

Jika ada yang bertanya kenapa Anna tidak mencoba untuk kabur. Anna pernah mencoba kabur dengan berbagai cara, namun ia tertangkap karena lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk sehingga ia mudah dikejar dan sulit meminta pertolongan.

HP Anna juga disita oleh para penjahat tersebut. Dan ia tidak tahu dimana hpnya disembunyikan.

"Sini lapnya! Lo buruan masuk ke kamar! " ucap wanita tersebut sambil mendorong Anna masuk kedalam kamar dan menguncinya.

Anna sudah hafal diluar kepala dengan apa yang akan terjadi. Dimana si wanita itu bersikap rajin didepan bos yang akan datang.

"Selamat siang tuan" sapa wanita tersebut pada bosnya dan hanya dijawab anggukan saja.

Bos tersebut berjalan bersama temannya masuk kedalam ruang kerjanya. Dimana ruang kerja tersebut didominasi warna hitam dan sebuah foto besar yang memperlihatkan seorang ibu dengan anak kecilnya.

"Gue butuh bagian gue sekarang!" ucap teman bos tersebut.

"Memang apa yang udah lo kerjain?" tanya bos tersebut sambil duduk di kursi kebesarannya.

"Yaelah masih nanyak, Gue udah pegang kartu As nya Fatimah. Dan beberapa hari lagi dia mau nikah sama si Alif, gue bakal gunain tuh kartu dan lo beruntung." ucap teman bos tersebut yang tak lain adalah Leon.

Bos tersebut tersenyum angkuh membayangkan kehancur Alif sedikit demi sedikit. Ya, bos tersebut tak lain adalah Akmal.

Akmal mengambil segepok uang dari laci kerjanya. Ia melemparkan uang tersebut pada Leon dan langsung ditangkap oleh Leon.

"Lima puluh juta dulu, karena hasilnya masih belum pasti." ucap Akmal pada Leon.

"Yoi bro, gue tunggu sisanya" ucap Leon mencium uang tersebut lalu pergi dari ruangan Akmal.

Setelah Leon keluar dari ruangannya. Akmal berdiri menatap bingkai foto yang sangat besar. Ia tersenyum manis bahkan raut wajahnya ikut berubah menjadi lembut.

"Umi lagi apa disana?"

Akmal mengajak berbicara foto dihadapannya yang tak memberi jawaban apapun.

"Akmal keterima di Fakultas Kedokteran umi. Nanti Akmal pinjam buku-buku umi ya buat belajar. Akmal janji akan jadi dokter hebat seperti umi yang bisa menolong orang banyak. Akmal juga lagi berusaha wujudin rumah sakit impian umi. Nanti orang-orang kalau berobat nggak usah bayar." ucap Akmal yang tanpa ia sadari air matanya menetes dipipinya.

...***...

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

kenapa blm up juga ya thor🤔🤔🤔

2023-08-16

0

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

Rupanya beda ibu
semangat selalu kak
saling dukung yukk

2023-08-15

0

Afternoon Honey

Afternoon Honey

semakin menarik ceritanya⭐

2023-08-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!