Cerai

"Kak Alif"

Teriak anak kecil yang berumur sekitar tujuh tahun. Anak perempuan itu berlari lalu memeluk kaki ustadz Alif.

"Amira kok belum tidur, Ini sudah malam"

Bisa Anna lihat jika laki-laki yang ada disebelahnya sangat penyayang pada anak kecil.

"Belum ngantuk kak. Nungguin kakak, kata umi hari ini kakak pulang dari Bandung. "

"Kakak bawa istri ya? Kapan nikahnya? " Tanyanya polos sambil melirik ke arah Anna.

"Amira salim dulu sama kak Alif dan kak Anna" Tegur Umi Dewi pada Amira yang membuat umi tidak enak dengan Alif dan Anna.

"Amira" Ucap Amira memperkenalkan diri setelah bersalaman dengan Anna.

"Anna" Jawab Anna sambil tersenyum dan mencubit halus pipi gembul Amira.

"Kalian istirahat dulu. Alif ajak Anna istirahat dikamar kamu" Ucap Kyai Ibrahim pada putranya.

"Ayo kak, Amira punya sesuatu untuk kakak"

Dengan semangat empat lima, bahkan baru  mengenal Anna. Amira langsung menarik tangan Anna untuk diajak menuju kamar Alif.

Alif hanya bisa menghela nafasnya pasrah mendengar ucapan abinya yang mengingatkanya akan status barunya. Ia mengekor dibelakang Amira yang masih menarik Anna menaiki tangga hingga berhenti di depan pintu sebuah kamar.

Saat pintu dibuka oleh Amira, seketika Alif dan Anna melotot dengan pipi yang sama-sama memerah.

Kamar pengantin

"Bagus tidak kak? Tadi Amira yang buat sama bi Ajeng. Katanya kak Alif pulang bawa istri, jadi bibi ajak Amira buat ini"

Krik... Krik...

Tidak ada jawaban apapun dari Alif maupun Anna. Keduanya sama-sama memalingkan wajah karena malu.

'Bi Ajeng ini usilnya gak sembuh-sembuh. Mana ngajakin Amira lagi' gerutu Alif dalam hati.

'Duh cobaan apalagi ini. Aku nggak mau ngelakuin itu sama dia. Pengen kabur aja rasanya tapi gak tau jalan pulang.'

"Kak? "

Merasa tidak ada yang merespon, Amira menarik-narik kedua baju kakak dan kakak iparnya menunggu jawaban.

"Amira sudah malam, ayo tidur! " Panggil Umi Dewi mendekat ke arah Amira.

"Bentar lagi Umi. Amira masih mau sama kak Alif dan kak Anna." Jawabnya sambil menunjukkan ekspresi memelas namun nampak lucu dimata Anna.

"Ini sudah malam nak, Kak Alif dan kak Anna juga butuh istirahat. Amira nggak boleh nakal"

"Iya deh"

Setelah kepergian Amira dan Umi Dewi, kini hanya tinggal Alif dan Anna yang saling canggung satu sama lain di depan pintu kamar.

"Ehem, silahkan masuk"

Anna mengekor dibelakang Alif dengan pasrah. Selagi suaminya masuk kedalam kamar mandi, Ia bisa melihat ada taburan bunga berbentuk love di ranjang beserta handuk yang dibentuk jadi bebek-bebekan.

Ceklek.....

'Waduh, kenapa pintunya ditutup mana dikunci juga lagi. Tamat sudah riwayat lo Anna.'

"Kamar mandi sebelah sana, kalau mau ambil wudhu silahkan, saya tunggu untuk sholat isya berjamaah"

Anna mengangguk lalu bergegas pergi ke kamar mandi untuk ambil wudhu.

Selesai melaksanakan sholat isya berjamaah. Ustadz Alif berbalik kebelakang lalu mentap Anna. Anna yang ditatap cukup lama tanpa ekspresi apapun oleh suaminya, hanya bisa menunduk karena tidak nyaman.

'Dia marah atau apa sih? Ekspresi nya sulit ditebak. Gitu banget natapnya, pengen gue colok matanya kalau gak inget dia udah jadi suami gue.'

"Saya bacakan doa, kamu aamiinkan"

"Hah"

Belum sempat Anna menjawab, ia sudah dibuat membeku karena tangan kanan suaminya sudah berada di atas kepalanya dan mulai membacakan doa.

Anna yang tidak mengerti dan tidak tahu doa apa yang dibacakan. Hanya bisa mengaminkan saja.

"A-aku minta maaf. Gara-gara aku kita harus terikat pernikahan kayak gini"

Ustadz Alif hanya menggumam mengiyakan tanpa menoleh sambil merapikan peralatan sholatnya. Sedangkan Anna sudah berpikir bahwa ia dibenci oleh suaminya.

"Habis ini kita cerai kan? " Tanya Anna.

Mendengar kata cerai dari wanita yang baru saja menjadi istrinya, mendadak membuat Alif merasa marah.

"Tidak" Jawabnya singkat dan tegas, lalu keluar dari kamar pengantin dan meninggalkan sang istri seorang diri entah kemana.

Anna masih terbengong lama melihat suaminya pergi dari kamar. Ia mencerna apa yang terjadi barusan.

"Dia pergi? Apa dia marah? Apa salahku? Kan cuma nanya. "

"Wait, itu berarti dia tidak tidur disini kan! "

"Syukurlah, lo selamat hari ini Anna"

Anna yang sudah lelah seharian, tak memikirkan hal itu lagi. Ia mulai mengantuk dan tidur. Tak peduli sedang berada dimana dan dikamar siapa, yang penting ngantuk itu ya tidur, hehe.

*

Ditempat lain, tepatnya di sebuah ruangan penuh buku-buku tertata rapi. Ustadz Alif sedang sibuk didepan laptopnya.

Drrrt.... Drttt.....

Suara telepon masuk dari Harun mengalihkan fokusnya pada laptop.

"Gimana? "

"Waalaikumsalam pengantin baru"

Mendengar salam sambil tertawa cekikikan, Ustadz Alif mencebikkan bibirnya.

"Assalamu'alaikum gimana? "

"Waalaikumsalam, gitu dong. Buru buru amat napa sih? Udah gak sabar ya mau itu? Ehem....ehem...."

"Jangan aneh-aneh Run, gue serius. Ini menyangkut nama baik pondok pesantren. Apalagi tadi warga ada yang ngevidioin, sudah bisa ketebak kalau besok bakal rame." Protes Ustadz Alif.

"Iya iya, woles bro. Ini gue udah dapet rekaman CCTV-nya. Gue kirim nih, sono lo cek."

"Kok... "

Ucapan Ustadz Alif menggantung, saat ia fokus mengecek CCTV ditempat kejadian tadi. Ada sesuatu yang ganjil dimana setelah dia dan Anna dibius. Sebuah mobil berwarna abu-abu datang lalu memperlihatkan seseorang yang misterius memakai setelan serba hitam termasuk topi dan maskernya, ia nampak berbincang-bincang  dengan salah seorang penjahat itu sambil menyerahkan segepok uang.

"Siapa dia? Jadi semua ini jebakan seseorang? "

Lalu dengan segera, Ustadz Alif mengirim pesan pada sepupunya Harun untuk mencari tahu orang misterius itu lewat nomer plat mobilnya.

Harun

[Udah gue coba cari, tapi ternyata itu mobil rental. Niat banget mainnya, keren sih.]

Alif

[Kirim alamat tempat dia rental]

Harun

[Wokeyy]

Setelah mengantongi bukti yang dia dapatkan, Ustadz Alif keluar dari ruang kerjanya. Namun ia dibuat terkejut melihat adik laki-lakinya baru masuk rumah dijam segini.

"Habis darimana dia? "

Niat hati ingin bertanya, namun ia urungkan karena ini sudah sangat malam. Ia akan menanyakanya besok pada sang adik.

Sesampainya di dalam kamarnya ia melihat Anna sudah tertidur dengan pulas, bahkan mukenanya masih ia kenakan.

Alif menatap lama pada perempuan didepannya, cantik sih. Tanpa sadar tangannya terulur untuk megusap wajah cantik sang istri. Namun sedetik kemudian ia tersadar dan teringat dengan Fatimah yang sudah ia lamar.

"Astaghfirullah"

Alif menjauhkan tangannya dan reflek mundur beberapa langkah. Ia merasa kepalanya tambah sakit saja dengan banyaknya persoalan hari ini.

Alif merasa bimbang, disisi lain ia sudah menikahi Anna dan tak mungkin menceraikannya tanpa alasan yang benar. Namun, Ia juga merasa bersalah dengan Fatimah dan harus berkata apa pada Fatimah dan keluarganya. Sedangkan tanggal pernikahannya sudah ditentukan.

***

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

semoga Alif mendapatkan jalan keluar yg terbaik.
5⚘️buat kak author

2023-08-16

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Kayanya sengaja ngejebak ustadz Alif utk merusakk nama baik pondok pesantren kyai ibrahmin

2023-08-16

0

Dewi Payang

Dewi Payang

Amira.ada2 aja😁

2023-08-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!