"Siapa saja yang mencariku? Mengapa tiba tiba semua orang mencariku hah?" Tanya Egnor menyeruak masuk ke ruangannya yang terdapat Claudia dan Grace.
"Kau harus segera menandatangani berkas berkas ini Tuan Egnor!" Claudia lalu menyerahkan lembaran lembaran yang masuk dari para pegawai Egnor untuk penanganan kasus kasus kecil.
"Kau perlu ku tanda tangan tidak?" Tanya Egnor menggoda Claudia dengan menaik turunkan alisnya.
"Perlu! Tapi bukan disini! Sudah cepat ini ditanda tangani, para karyawanmu menunggumu karna mereka akan segera menangani kasus kasus kecil ini Tuan! Kau ini lelet sekali! Sejak tadi kau kemana saja?!" Decak Claudia sangat kesal karna seharian dia menerima banyak panggilan yang membuat dia bingung bagaimana lagi menjawabnya. Sementara Grace hanya mengatakan sesuatu.
Grace terkekeh melihat Claudia dengan sangat beraninya memarahi Egnor yang pergi karna mengurus masalah wanita itu. Egnor langsung melirik Grace dengan tatapan khasnya yang memburu.
"Sorry bos! Sepertinya aku harus meninggalkan kalian berdua, permisi!" Tutur Grace lalu beranjak dari meja kerjanya dan menuju ke luar ruangan mereka.
Sementara Claudia terus menyodorkan berkas berkas yang harus ditanda tangani Egnor. Egnor mengikuti perintah Claudia karna harus segera disebarkan kepada karyawan yang memintanya sehingga mereka dapat bekerja.
Setelah semuanya selesai, Claudia hendak mengantarkan berkas berkas itu kepada bagian personalia agar diberikan pada karyawan. Namun ketika Claudia hendak keluar dari ruangan, Egnor menahan tangannya. Egnor lalu berdiri dan menarik Claudia sehingga masuk dalam pelukannya. Berkas berkas itu bertebaran kemana mana karna Claudia langsung memegang dada Egnor dan Egnor tentu saja merengkuh pinggang langsing Claudia.
"Mengapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Claudia agak terkejut dengan prilaku tuannya.
"Kau mau ke mana? Katanya kau mencariku hah?" Tanya Egnor tersenyum.
"Aku mau ke bagian personalia agar berkas itu dikembalikan ke para karyawan Tuan Egnor Jovanca yang terhormat!"
"Kau ini menyusahkan!" Decak Egnor. Egnor lalu berjalan sedikit ke arah telepon kantornya tanpa melepaskan satu tangannya pada pinggang Claudia. Dia lalu mengambil gagang telepon dengan tangan satunya dan menekan satu tombol khusus ke bagian personalia.
"Ke ruanganku sekarang dan jangan berani beraninya kau menyuruh asisten pribadiku mengantarkan berkas berkas yang menjadi tugasmu!" Kata Egnor setelah salah satu seseorang bagian personalia mengangkat telepon dan langsung menutupnya ketika ia sudah selesai bicara.
"Kak Egnor! Bukan dia yang menyuruhku, aku yang mau mengantarnya!" Decak Claudia menepuk pelan dada Egnor.
"Sama saja! Lebih baik kau mengantar bibirmu kepada bibirku!"
Dan Egnor mulai mencium bibir Claudia dengan sangat lembut dan penuh kerinduan. Dia mencium Claudia karna sangat lega mengusir perlahan beban dalam kehidupan wanitanya. Mereka terus berciuman sampai seseorang mengetuk pintu ruangan mereka. Egnor menarik diri dan segera menduduki meja kerjanya lagi lalu menyuruh orang itu masuk.
"Heng! Tidak tahu tempat!" Decak Claudia dan mulai memunguti lembaran lembaran yang tadi betebaran.
Setelah bagian personalia mengambil pekerjaannya, Claudia menyampaikan sebuah undangan yang sangat resmi. Undangan dimasukan ke dalam sebuah amplop coklat jadi Claudia tidak mengetahuinya. Egnor membukanya sementara Claudia kembali ke meja kerjanya. Masih banyak laporan kasus yang harus ia selesaikan bersama Grace karna banyak nya kasus beberapa minggu belakangan ini.
Egnor membaca sampul depan undangan tersebut dan langsung terbesit nama aunty-nya. Dia lalu mengambil undangan tersebut dan pergi meninggalkan ruangan. Claudia terheran dan tak sempat mengejarnya karna tampaknya Egnor agak kesal. Egnor sempat bertabrakan dengan Grace ketika tunangan Frank itu hendak masuk ke dalam.
"Ada apa dengan Tuan Egnor, Clau?" Tanta Grace yang dia tidak tahu apa yang terjadi.
"Entahlah! Dia melihat undangan lalu pergi, aku tidak sempat bertanya! Hem, baru saja dia tiba tapi sudah meninggalkan ku lagi, memang pria sibuk, heemmm..!! Kau tahu Grace, aku sepertinya sangat sulit untuk memenjarakannya. Dia terlalu hebat sehingga sulit kutangkap!" Tutur Claudia berpasrah diri dan agak bersedih.
Claudia merasa akhir akhir ini kakak Egnor nya itu sangat sibuk sehingga dia tidak bisa berlama lama dengannya seperti kemarin kemarin. Dia merasa sejak masalahnya satu per satu muncul di depannya. Dia merasa Egnor seperti mengetahuinya saja. Claudia menarik napas dan mengeluarkan makan siangnya.
"Kau tenang saja Clau! Dia pasti menyempatkan waktu untukmu!" Saut Grace mencoba menghibur.
"Heng, yakin sekali kau?" Decak Claudia.
"Aku lebih lama bekerja dengannya ketimbangmy, jadi aku juga tahu wanita siapa saja yang bisa menjerat hatinya! Kau tidak usah berbual, kau selalu menggodanya kan?!" Decak Grace menyelidiki.
"Sedikit, ting!" Claudia mengedipkan matanya dan menyudahi pembicaraan. Dia masih malu untuk berbicara banyak mengenai perasaannya pada Grace walau sebenarnya dia penasaran dengan kehidupan Egnor selama tidak bersamanya.
"Centil! Tuan Egnor tidak suka wanita genit, tapi entah mengapa dia memperhatikanmu!" Tambah Grace menghampiri meja kerja Claudia.
"Karna aku asisten pribadinya, dia harus mendengarkanku!" Jawab Claudia masih dengan makanan di mulutnya dan menunjuk nunjuk sumpit makannya.
"Ya ya, apa kau juga ingin menjadi pendamping pribadinya?" Tanya Grace menggoda dan melihat makanan bawaan Claudia.
"Bisa juga! Kau tunggu saja, aku akan menjadi majikanmu dan kau akan memanggilku --"
"Nyonya Jovanca, ya kan?" Grace memotong apa yang hendak dikatakan Claudia.
"Pintar sekali! Hey Grace, kau ambil saja makanan ku ini tidak usah melihat seperti itu!" Kata Claudia kemudian yang memperhatikan Grace terus memandangi makananya.
"Kau tumben membawa makanan. Ada apa?" Selidik Grace.
"Uangku habis, eh! Maksudku aku hanya ingin memasak. Kau mau kubuatkan besok?" Claudia mencoba mengalihkan atas ketidak sadarannya mengatakan keuangannya.
"Kau serius, Claudia?"
"Hehem, kau mau apa? Salad sayur? Salad buah? Scramble egg? Nasi goreng?" Claudia membuat pilihan.
"Pizza!" Jawab Grace mengingat kemarin di apartemen Egnor, dia menceritakan tentang keahlian Claudia membuat pizza dengan sangat lezat. Grace jadi ingin merasakannya.
"Aneh! Di tanya apa jawab apa!" Decak Claudia sambil terus memakan makanannya.
"Kata Tuan Egnor pizza buatanmu sangat enak, beda dari yang lain, bawakan ya?!" Pinta Grace membuat hati Claudia tercengang karna waktu itu Egnor mengatakan kalau pizza nya biasa biasa saja. Pantas saja si tuan pengacara itu meminta dirinya membuatkan untuk ayahnya, pikirnya.
"Mana uangnya, aku akan membuatkanmu!" Pinta Claudia kembali karna isi toping yang harus disediakan menguras keuangannya.
"Memang tidak bisa menggunakan uangmu dulu?" Tanya Grace mendelik.
"Tidak bisa! Cepat sini maka aku akan membuatkan pizza terenak!" Claudia menengadahkan telapak tangannya.
"Iya nanti! Tapi Claudia, kau mau ikut denganku tidak?" Tiba tiba Grace mangalihkan pembicaraan mereka.
"Kemana?" Tanya Claudia melanjutkan makannya.
"Ke pesta ulang tahun kakanya temanku. Aku tidak enak kalau tidak datang. Dia sendiri yang mengundangku." Ajak Grace sudah duduk di sisi meja Claudia.
Claudia : "Frank kemana?"
Grace : "Frank sibuk akan menemui client besok malam, ayolah! Aku tidak mungkin mengajak Tuan Egnor kan?"
Claudia : "Oh iya, baiklah akan kutemani, tapi itu kan ulang tahun kakanya, bukan temanmu!"
Grace : "Ya karna kakaknya menyuruhnya mengundang teman teman dekatnya. Aku teman dekat adiknya kan?"
Claudia : "Oh begitu ya. Aku orang luar tidak apa?
Grace : "Tidak apa, kau tenang saja"
Claudia : "Baiklah besok kau jemput aku Grace?"
Grace : "Tentu! Beritahukan Tuan Egnor!"
Claudia : "Tidak usah, kan sudah jam pulang kerja, lagipula aku bersamamu."
"Ya, kau benar! Eng, Clau, kau sudah makan banyak. Sekarang aku saja yang menghabisi makananmu ya?" Grace langsung meraih paksa bekal Claudia yang sisa setengahnya. Claudia tidak dapat berbuat apa apa selain menyerahkannya. Claudia menggeleng dan meminum air putihnya.
...
Hari ini Egnor tidak lagi kembali ke kantor. Claudia tidak bisa menghubunginya. Ponselnya tidak aktif. Claudia ingin ke rumahnya namun Grace sudah mengatakan kalau tuannya itu sedang sibuk mengurusi keluarganya. Claudia tidak ambil pusing dan berharap besok bisa bertemu dengan pujaan hatinya itu.
Keesokannya Claudia datang datang pagi sekali. Tampak lobby gedung hanya ada beberapa orang termasuk resepsionis dan satpam saja. Claudia tidak bisa tidur semalam memikirkan Egnor karna Egnor tidak lagi menghubunginya. Entah apa yang sedang dilakukan Egnor, jadi Claudia sekalian saja bangun awal pukul 4 pagi melakukan kegiatannya di apartemennya dengan membersihkan semua celah celah apartemennya. Dan pukul tujuh seperti ini, dia sudah datang ke kantor.
Dia lalu hendak menuju lift karyawan, namun dia melihat sosok yang sangat ia kenal menaiki lift khusus petinggi kantor pengacara tuannya itu. Sebenarnya, Claudia bisa juga menaiki lift itu, namun dia tidak berani karna hanya sesekali petinggi melewati lift itu seperti Egnor, Frank atau para manager.
Claudia menyeringai nakal. Dia mendekati sosok itu. Ketika sosok itu masuk dia pura pura mendorong sosok itu sehingga mereka masuk ke dalam lift dan dengan akhir mereka berdua berhadapan. Dan ting! Pintu lift tertutup karna dengan cepat Claudia menekan tombol tutup.
"Morning! Kau kemana saja?" Sapa Claudia pada Egnor. Egnor benar benar terkejut. Claudia benar benar membuatnya terkejut.
"Aku sibuk! Kau kenapa pagi pagi sudah datang?" Tanya Egnor tanpa melepaskan himpitan Claudia yang tangannya sudah mengelus dada Egnor.
"Aku tidak bisa tidur karna kau tidak menghubungiku!" Sungut Claudia muram.
"Aku sibuk! Ponselku tertinggal di mobil Joe makanya aku tidak bisa menghubungimu!" Claudia menganggap ini sebuah penjelasan wajar.
"Kenapa?" Namun Claudia tetap bertanya.
"Jatuh!" Jawab Egnor singkat. Claudia lalu menormalkan posisinya berada di samping Egnor namun masih memperhatikan mimik Egnor yang tampak menyimpan sesuatu.
"Kakak? Kau baik baik saja? Seperti ada masalah?" Tanya Claudia akhirnya ditengah rasa penasarannya.
"Tidak ada! Clau?" Panggil Egnor.
Claudia menoleh ke arah Egnor menunggu kata kata pria itu lagi.
"Malam ini kau ada acara?" Tanya Egnor seperti ingin mengajak Claudia ke suatu tempat.
"Ya, aku akan pergi bersama Grace, ups!" Claudia menutup mulutnya karna dia yang berkata tidak akan berkata pada Egnor. Dia agak takut Egnor tidak mengijinkannya.
"Kenapa kau seperti itu?" Egnor mendelikan matanya sekaligus agak lega karna malam ini Claudia memiliki acaranya sendiri. Apa apa ya kira kira?
"Aku takut kau tidak memperbolehkanku!" Jawab Claudia menundukan kepalanya.
"Memang aku siapamu?" Tanya Egnor menggoda. Claudia tahu nada suara Egnor seperti itu, jadi dia tidak menanggapi pertanyaan itu dengan serius.
"Aku mau ke pesta ulang tahun temannya Grace kak, boleh ya? Ya, kau kan tidak suka pesta pesta!" Jawab Claudia mendongakan kepalanya memberanikan diri.
"Ya aku memang tidak suka! Baiklah pergi sana , hanya bersama Grace aku ijinkan!" Kata Egnor tegas.
"Tentu, ting!" Saut Claudia tersenyum dan mengedipkan matanya pada Egnor. Bersamaan dengan itu pintu lift terbuka. Mereka bersama sama menuju ruang kantor mereka dengan Egnor merangkul Claudia karna saat itu masih sangat sepi. Dan di lantai itu hanya beberapa ruangan yang ada di sana.
"Claudia, segera urus laporan yang sudah selesai dan berikan padaku. Aku harus menyelesaikan rapat seluruh pengacara di kantor ini tepat waktu!" Perintah Egnor karna inilah tujuannya masuk pagi pagi sekali.
"Sudah Tuan! Ini semua laporan akhirnya, silahkan dipelajari!" Claudia menyerahkan berkas berkas yang sudah ia siapkan.
"Baiklah, adakan rapat pukul 10 pagi teng! Tidak ada keterlambatan atau kau yang kuhukum!" Ancam Egnor melirik nakal ke arah Claudia.
"Kenapa aku?"
"Karna kau yang membuat rapat!"
"Baiklah, hukum aku semanis mungkin ya, hihi!" Claudia terkekeh.
"Kau yang meminta ya?! Em, dan jangan ganggu rapatku, siapapun yang mencariku cancel! Aku harus pulang pukul 3 sore!" Perintah Egnor selanjutnya.
"Kau ada urusan?"
"Ya dengan client." Jawab Egnor tenang.
"Baiklah!"
Dan pagi, siang sampai jam 3 sore itu tampak Egnor, Claudia dan Grace tampak sibuk. Claudia menunggui ruang kerja mereka karna pasti akan banyak yang menanyai Egnor. Sementara Grace ikut menjadi notulen rapat.
Egnor sudah pulang tepat pukul tiga sore. Akhirnya Grace dan Claudia dapat menghela napas mereka masing masing.
"Hari ini Tuan Egnor benar benar diluar kendali Clau!" Kata Grace mengelus dahinya.
"Ada apa?"
"Entah mengapa emosinya benar benar meluap luap. Hasil akhir laporan itu ada beberapa yang tidak sesuai targetnya. Akhirnya dia hendak mengadakan pelatihan bagi pengacara lagi. Dia juga akan ikut. Sangat sangat perfeksionis!" Cerita Grace singkat.
"Bagus dong! Itulah kinerja seorang pemimpin, langsung bertindak ketika hanya kesalahan kecil dan sedikitpun." Claudia mencoba menangkap maksud sikap Egnor dengan penuh pengertian.
"Hati hati kau menjadi istrinya!" Grace memperingatkan.
"Why not?!"
"Ah, lama lama kau sepertinya! Baiklah ayo kita pulang! Aku sudah ijin dengan Tuan Egnor akan pergi bersamamu!" Grace tidak mau membahas tentang sikap tuannya dan Claudia karna menurutnya mereka berdua agak sama dan saling mengerti.
"Baiklah! Kau jemput jangan lupa ya!" Sambung Claudia.
"Tentu!
Mereka berdua pun kembali ke apartemen mereka masing masing. Mereka mempersiapkan diri untuk acara pesta nanti malam. Tepat pukul enam sore, Grace menjemput Claudia. Perjalanan memakan waktu satu jam kata Grace.
Claudia sudah berpakaian dengan dress putih dengan kerah di atasnya. Dia tampak elegan. Dia belum membeli dress baru karna minim keuangannya. Namun, berpakaian seperti ini saja, Grace tampak terpukau. Seorang Claudia yang sangat sederhana dapat berubah menjadi wanita yang cantik dan elegan ketika tidak menggunakan kemeja dan rok span formal.
Sesampainya di sana, Grace langsung menghampiri temannya. Temannya seorang wanita juga seumuran Grace yang sebenarnya jauh lebih muda dari Claudia. Grace masih berusia 25 tahun, berbeda dengan Claudia yang berusia 27 tahun.
Grace memperkenalkan Claudia pada temannya dan bersamaan dengan itu acara akan segera dimulai. Acara yang diadakan di tempat terbuka. Di sekitar kolom renang. Claudia merasa keluarga ini pasti keluarga penting dan terhormat. Benar saja, acara dimulai dengan iringan sang master ceremony yang memanggil si tuan rumah yang sedang berulang tahun.
"Mari kita sambut Nona Elisa Cornwell atau biasa dipanggil Nona Lisa yang merayakan ulang tahun ke 27 tahun saat ini. Nona cantik ini Anak pertama dari Pendeta Rudolf Cornwell dan Nyonya Briana Mayra." Kata sang MC membuat Claudia dan juga Grace terkaget kaget. Ternyata kakak dari temannya Grace adalah Lisa. Grace benar benar tidak tahu. Grace hanya mengetahui temannya Lina memiliki seorang kakak wanita yang sangat cantik, namun Grace tidak pernah melihatnya. Hanya, memang ketika Grace bertemu Lisa seperti pernah melihat wanita yang ia kenal. Dan dia pun baru tahu nama belakang Lina sama dengan Lisa. Dan Lina bernama lengkap Elina Cornwell. Sungguh sangat kebetulan.
Seketika, entah mengapa hati Claudia meringis. Dia tiba tiba sangat takut dan dadanya sesak. Dia hendak pergi namun tidak enak dengan Grace.
Dan benar saja, tak lama sang Mc berkata lagi.
"Selamat ulang tahun Nona Lisa. Semoga anda panjang umur dan sehat selalu. Oiya, sepertinya anda ada yang menemani ya? Aku melihat tadi kau duduk bersama seorang pria yang sangat luar biasa. Dan sepertinya saya tahu siapa dia. Tapi ada baiknya anda yang mengenalkan, silahkan?"
Claudia mencoba melihat lihat siapa pria tersebut. Grace pun juga ikut penasaran.
"Dia Tuan Egnor Jovanca." Jawab Lisa dengan cukup elegan dan sedikit tersipu.
Saat itu juga Claudia menyenggol tubuh Grace dengan tubuhnya. Pandangannya datar dan rasanya hatinya porak poranda, bingung, ingin marah atau biasa saja atau pergi. Atau tetap kembali berdiri.
...
...
...
...
Slamat malam gaes 😍
Aku minta maaf sebelumnya karna lama up di novel ini karna sedang mengurus keperluan bersama pihak mangatoon dan sedang kejar setoran novel anak angkatnya Egnor hehe 😁
Aku janji semoga bulan depan aku bisa up setiap hari atau dua hari sekali ya 😘
.
Next part 19
Apakah Egnor akan mendapatkan kemarahan Claudia?
Atau Claudia tetap berdiri di bawah kaki Egnor dengan seribu permasalahannya? 😁😁
.
Jeng jeng yuk tebak tebakan berhadian wakakak
.
Minta doanya dongs supaya novel ketiga seri mantan terindah ku ini juga dapet kontrak dari mangatoon hihiihi soalnya uda mulai di lirik lirik lagi hihii 😊😊
.
Oke jan lupa like komen ya biar aku terbeban terus up sampai end terus lanjuttt ke season 2 wakakakak 😍😍
.
Thanks for read and i love youuuu 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
AfiQa
nyeksek 😫 sampai ubun ubun
2021-04-18
0
LianhyCeye
aastaga nyeseknya smpe sni😭😭
2021-03-20
0
AyAy
kamu kejam rhoma...
2020-09-18
0