Egcloud2
Pria bertubuh tinggi, berdada bidang, berbadan tegap, dan tatapan yang menajam itu memasuki ruang kerjanya. Tampak sudah sekertarisnya, Grace yang sudah menunggu di mejanya yang bersatu dengan ruang kerjanya.
"Selamat pagi Tuan, ini kopi anda." Grace menaruh secangkir kopi hitam di atas mejanya.
"Low sugar?" Pria itu memastikan.
"Ya Tuan, tapi Tuan jika anda hendak menjaga kesehatan anda, anda seharusnya tidak mengkonsumsi kopi hitam, melainkan teh hijau seperti adikmu." Grace tersenyum mengingatkan tuannya.
Tuannya membuka sedikit kacamatanya dan melirik sekertarisnya itu.
"Who are you?!" Sindir pria itu.
"Grace.." sekertarisnya kembali tersenyum.
"Sudahlah Grace, aku sedang tidak mau bergurau. Kau membicarakan adikku, aku jadi mengingatnya, sebentar lagi aku bisa menyelesaikan kasusnya. Pria bajingan itu akan mendapatkan hukumannya." Kata tuannya menopang dagunya dengan kedua tangannya.
"Ya benar Tuan, tapi Tuan yang kudengar, Tuan Dion Prime juga mengusut kasus itu Tuan." Tambah Grace mengenai kasus sabotase iklan yang dibuat oleh perusahaan iklan adik dari pria itu.
"Ya, aku melihat laporannya. Sepertinya dia masih ada rada dengan Viena, tapi dia bahkan sudah memiliki kekasih, ah cinta ini memang membingungkan, kau harus hati hati Grace, atau kau akan ditinggalkan oleh Frank. Sepertiku ditinggalkan oleh cintaku dan aku malas mengulangnya!" Tuannya teringat akan kisah cintanya. Karna itu, pria itu enggan menjalin cintà dengan siapapun lagi.
"Frank ku berbeda Tuan, kau kan tahu bagaimana sifatnya, sudah berapa tahun dia mengikutimu, aku percaya padanya." Grace mengingat Frank kekasihnya.
"Ya ya ya pengecualian untuk hubungan kalian. Em, Jadi bagaimana sudah ada kabar dari Frank tentang perekrutan asisten? Aku benar benar bingung jika kemana mana sendiri Grace, sementara kau disini terus sibuk dengan laporan kasus. Aku sangat pusing .." pria itu mengeluh karna asisten pribadinya belum lama ini mengundurkan diri lagi.
Sudah sekitar empat kali dia mengganti asisten. Menurut alasan yang dikorek oleh Grace, mereka mengundurkan diri karna tidak sanggup menghadapi Tuan Egnor yang keinginannya selalu berubah ubah dan terkadang emosinya suka meluap luap. Ya, nama pria itu Egnor. Pengacara Egnor Victor Jovanca. Kakak dari Viena Jovanca (mantan terindah).
"Ya Tuan, katanya dia sudah mendapatkan satu calon yang mungkin akan memenuhi syarat yang anda berikan."
"Berikan berkasnya padaku!" Perintah Egnor dan kembali mengecek berkas yang membutuhkan tanda tangannya.
"Ah iya Tuan, kemarin adik anda Nona Viena bertanya tentang keberadaanmu, katanya ponselmu sulit dihubungi. Dia berkata kalau Nona Lexa, anak angkat anda hendak meminta bantuan anda." Grace mengingatkan beberapa hari yang lalu Viena menghubungi kantor pusat Pengacara Egnor di Honolulu.
"Lexa? Sudah lama dia tidak menghubungiku. Ya nanti aku langsung menghubunginya. Oleh sebab itu Grace aku benar benar membutuhkan asisten. Cepat kau cek email atau kotak pos atau apalah cepat cepat!" Tutur Egnor frustasi.
Grace lalu menuju meja kerjanya dan ternyata terdapat satu berkas di tumpukan atas dari Frank, kekasihnya.
"Sudah Tuan, ternyata Frank sudah mengirimnya dan sepertinya sampai kemarin sore. Ini Tuan." Grace kembali menghampiri meja kerja Egnor dan menyerahkan satu amplop coklat yang berisikan cv dan foto dari calon asistennya.
"Dan, Tuan sepertinya sore nanti calon asistenmu akan datang karna Frank yakin kau akan menerimanya. Bukalah dulu Tuan." Grace menambahkan informasi yang ia dapatkan dari Frank tadi malam.
"Percaya diri sekali pacarmu itu! Memang seperti apa orang itu?!" Jawab Egnor dan mulai membuka isi amplop dari Frank itu.
Dia membukanya perlahan dan berhenti sesaat ketika dia melihat nama Claudia Stephanie Gie tertulis pada atas kertas surat lamarannya.
Deg! Jantung Egnor berdegup. Apa apaan ini? Dimana Frank menemukannya? Apa ini benar Claudiaku? Pikiran Egnor berkecamuk. Dia lalu menarik surat lamaran tersebut dan membacanya dengan seksama. Dia menyingkirkan kasar lembar pertama beralih pada lembar kedua yang hanya berisi pengalaman kerja yang sangat sederhana. Tidak masuk dalam kualifikasi Egnor. Namun, ini memang adalah Claudianya. Wanita yang meninggalkannya ketika ia lulus magister dan hendak memberitahukan perasaannya. Cintanya harus bertepuk sebelah tangan karna wanita itu pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
Egnor lalu mencari cari lembaran yang masih tertinggal pada amplopnya. Dia meraih selembar foto Claudia yang sekarang. Tampak lebih cantik walau agak kurus. Senyumnya masih sepertu dulu sungguh merekah.
"Grace!! Dimana Frank mendapatkan wanita ini?!" Egnor bertanya sambil berteriak dan ia menopang dahinya dengan tangannya menunduk. Dia benar benar kesal harus mengingatnya lagi.
"Ada apa Tuan? Kau mengagetkanku sungguh!" Tanya Grace yang langsung menghampiri meja kerja tuannya lagi.
"Dimana Frank menemukan wanita ini???!!!! Kau tuli atau sengaja hah?" Egnor tampak kesal. Amarah yang seperti ini yang terkadang membuat asistennya takut sehingga mengundurkan diri.
"Hah? Dimana ya? Sebentar Tuan, aku cek alamat pengirimannya.."
"Cepat! Kau ini lama sekali?!" Egnor benar benar tidak sabar. Dia mau tau keadaan yang sebenarnya dari Claudia. Pasalnya dia benar benar tidak menemukan keberadaan wanita itu. Sudah pergi beberapa kali ke negara ke kota besar maupun kecil disekitaran Legacy tidak juga menemukannya.
"Ini Tuan ini Tuan, di Orientel. Katanya dia menemukan wanita itu di sebuah kedai roti di dekat kantor pengacara kecil yang resmi kita buka dua hari yang lalu Tuan.." Grace memberi informasi terbata bata. Dia benar benar takut dengan kondisi hati yang sering tidak menentu seperti ini.
"Oriental? Apa Frank masih di sana?" Tanya Egnir mencoba melembutkan batinnya.
"Tidak Tuan, dia sudah terbang kesini pagi tadi. Katanya bersama calon asistenmu itu.."
"Tidak! Kau hubungi kekasihmu sekarang! Aku tidak mau wanita ini menjadi asistenku. Aku tidak mau! Dan bilang pafa Frank kalau jangan bawa wanita ini ke hadapanku!" Egnor beranjak dari duduknya. Dia lalu membuang kasar cv dan foto Claudia ke tempat sampah. Grace sangat terkejut melihat sikap tuannya. Belum pernah tuannya semarah ini. Seperti ada sesuatu dari calon asisten rekomendasi pacarnya itu.
Dia harus bergegas menghubungi pacaranya atau Tuan Egnor mungkin akan memecat mereka berdua. Egnor menjadi tidak mood bekerja. Dia mengambil ponsel dan notebook kecil yang selalu ia bawa kemanapun. Dia hendak meninggalkan kantornya.
"Anda mau kemana Tuan, hari ini anda memiliki rapat bersama -- "
"Cancel semuanya! Aku sedang tidak mood, aku keluar! Mencari udara segar, disini pengab sekali sejak aku melihat foto wanita itu. Wanita tidak tahu terimakasih!" Sela Egnor ketika Grace memberitahu jadwalnya hari ini. Egnor lalu meninggalkan ruang kerjanya dan kantor pusat pengacaranya.
"Sikap seperti ini yang tidak bisa ia ubah! Bagaimana bisa mendapatkan asisten yang setia?? Aku yang paling sabar menjadi sekertarisnya dan Frank, lelakiku kau benar benar pria tersabar di dunia. Aku tepat memilihmu, sayang .." Grace merutuki tuannya setelah tuannya menjauh.
Dia lalu dengan sigap mengambil ponselnya dan menghubungi Frank kekasihnya yang sekaligus sudah menjadi tunangannya. Namun naasnya, Frank tidak menjawab panggilan Grace. Grace terus menghubunginya namun nihil. Akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan sesuai yang diperintahkan Egnor. Grace lalu melanjutkan pekerjaannya dan melupakan niatnya yang tadi hendak memeriksa berkas yang membuat bos nya marah.
...
"Em, Tuan Frank, maaf, apakah tidak apa kalau aku langsung kau bawa ke Honolulu seperti ini? Benarkah Tuanmu akan menyetujuinya? Aku khawatir dia tidak akan menerimaku." Tanya Claudia ketika sedang menunggu pesawat yang akan terbang. Sekitar sepuluh menit lagi mereka akan terbang. Frank sudah mematikan ponselnya.
"Tidak apa, kau jangan khawatir, kalau dia menolak, aku akan mencarikanmu pekerjaan di Honolulu atau akan kubayari lagi tiket kau pulang bertemu bibimu. Kau tidak usah takut.." kata Frank menenangkan Claudia. Pria itu tersenyum lalu berdiri. Dia menarik kopernya yang diikuti oleh Claudia dan beberapa pekerja Egnor yang mendampingi Frank mengurus kantor di Oriental.
Claudia sangat khawatir. Claudia takut kalau kalau Egnor marah padanya, benci padanya atau bahkanalah mengusirnya. Tapi, tidak juga menutup kemungkinan kalau Egnor akan menerimanya. Namun, dalam lubuk hatinya dia benar benar takut. Sebenarnya wanita sederhana itu sangat merindukan Egnor. Belum ada pria sebaik Egnor dalam hidupnya. Semua pria rasanya hanya ingin memanfaatkan wanita. Tapi berbeda dengan Egnor yang ia kenal dulu. Egnor selalu menjadi pelindungnya. Egnor selalu menemaninya ketika kedua orang tuanya dinas di luar kota. Dia selalu memohon pada adiknya Viena untuk ikut menemaninya ketika Claudia sendiri di rumah.
Claudia menarik napas. Dia harus menerima konsekuensinya jika Egnor benar benar menolaknya. Dia harus meminta maaf terlebih dahulu. Entah Egnor menerima atau tidak, dia harus melakukannya. Dia yang meninggalkan pria baik itu. Dia yang tidak memberitahukan alasan mengapa dia pindah begitu mendadak. Dia pun tidak mengatakannya pada Viena atau orang rumah Egnor karna waktu itu semua keluarga Egnor menghadiri acara wisuda magister kakak kelasnya itu.
Claudia menggenggam kuat syal yang khusus ia buat untuk Egnor sekitar sepuluh tahun yang lalu sebagai hadiah kelulusan. Syal itu selalu ia bawa kemana mana dan ia jaga dengan baik agar suatu saat jika takdir menghendaki mereka bertemu lagi, dia akan memberikannya.
~Dad, Mom, berkati aku di surga. Sekarang aku hendak menemui Kak Egnor. Pria yang selalu kau banggakan dan hendak kalian jodohkan padaku. Tapi belum sempat kalian mengatakannya, kalian sudah pergi. Aku tidak berani mengatakannya, aku takut dia sudah mempunyai wanita lain. Semoga dia menerimaku sebagai asistennya dan mungkin aku bisa mencuri hatinya. Bantu aku Dad, Mom..~ pekik Claudia di tengah tengah penerbangannya.
...
Karna lamanya penerbangan dan Frank memesan tiket penerbangan ekonomi. Dia kehabisan memesan tiket penerbangan eksekutif, jadi rombongannya menuju Honolulu harus transit di Legacy lalu baru menuju ke Honolulu. Frank lupa untuk menyalakan ponselnya ketika transit jadi dia tidak mengetahui pesan Grace.
Mereka akhirnya tiba di Honolulu sekitar sore hari pukul empat. Claudia sudah tampak letih karna sudah lama tidak melakukan perjalanan. Namun rambutnya yang terurai tetap menjuntai dengan rapi dan indah.
Rombongan Frank menuju ke gedung perkantoran pengacara pusat. Gedungnya menjulang tinggi. Egnor benar benar pemimpin yang luar biasa. Claudia merasa bangga dan takjub. Dia tidak habis pikir, kepintaran tetangga nya itu memang melebihi batas normal. Pantas saja banyak yang tidak sanggup menjadi asistennya. Pasti Kak Egnor masih sangat perfeksionis seperti dulu. Pikir Claudia. Claudia mengikuti Frank hendak menuju ke lantai atas dengan menaiki sebuah lift. Namun, ketika Claudia berjalan, Claudia menjatuhkan syal yang hendak ia berikan ke Egnor.
Claudia langsung meraihnya yang tak disangka Egnor yang sudah pulang dari pencarian udaranya tergesa gesa memasuki gedung dan menabrak Claudia yang sedang membungkuk mengambil syal.
Claudia lalu tersungkur dan Egnor tak menyadari kalau notebook yang selalu ia bawa kemana mana terjatuh dari saku jasnya.
"Tuan Egnor, Tuan Egnor .." panggil beberapa pekerja rombongan Frank hendak memberi hormat ketika mengetahui tuannya itu datang.
"Tuan Egnor, anda tidak apa apa?" Kata Frank yang melihat kejadian tabrakan itu. Claudia masih tersungkur di bawah dan mengambil syalnya.
"Claudia, kau tidak apa apa?" Frank hendak menolong Claudia yang masih belum bangun dari jatuhnya.
"Jangan sentuh dia! Siapa dia Frank?!" Egnor menghentikan Frank yang hendak membantu Claudia.
Deg! ~Suara itu? Kak Egnor? Suaranya masih sangat tegas dan bertanggung jawab. Aku benar benar merindukannya, tapi mengapa aku setakut ini. Tidak aku harus profesional.~ pekik Claudia dalam hati. Jantungnya benar benar berdegup kencang dan sangat kencang. Dia takut. Dia masih terdiam di bawah.
"Eng, ini Tuan asisten yang kau minta. Aku mengajaknya dari Oriental." Kata Frank dan perlahan Claudia bangun dari jatuhnya. Dia memberanikan berdiri dan melihat Egnor dari bawah kaki perlahan dia memperhatikan Egnor. Dia meneguk ludahnya, betapa Egnor semakin semakin tampan dan sangat menggoda, pikir Claudia. Dan sampailah dia menatap Egnor.
Claudia terperangah. Wajahnya berkali kali lipat menawan. Rahang pipinya yang membuatnya semakin indah bentuk wajahnya. Claudia hendak mengelusnya dan mengecupi pipi itu. Biar bagaimanapun Claudia adalah wanita yang sudah dewasa dan dapat dikatakan sudah produktif. Namun, dia merasa sepertinya Egnor tidak menyukai kedatangannya.
Tatapan matanya sangat dingin dan sangat sangat kecewa terhadap wanita itu. Egnor menatap Claudia dengan tajam dan dingin. Sebenarnya hati Egnor bergetar. Akhirnya dia bisa melihat cinta pertamanya lagi. Setelah bertahun tahun hampir 10 tahun dia tidak melihatnya sekarang ada di hadapannya dan hendak menjadi asistennya.
"Frank, bawa wanita itu jauh dari hadapanku, aku tidak mau melihatnya dan tidak mau dia menjadi asistenku!" Kata Egnor dan pergi meninggalkan Claudia dan rombongan pekerjanya. Dia berjalan dengan cepat menuju lift khusus. Dan Claudia hanya terpaku, hatinya seperti terbakar api dan dia terus menatap punggung Egnor yang menjauh.
"Claudia, tunggu sebentar, ini pasti ada suatu salah paham. Kau tunggu dulu sebentar. Aku akan berbicara padanya. Sebentar ya di sini? Jangan kemana mana, tunggu ya?" Frank terkejut dengan apa yang dikatakan oleh tuannya.
Dia merasa tidak enak dengan Claudia yang sangat ia yakini diterima oleh tuannya. Frank lalu menyusul tuannya. Claudia menunduk. Sepertinya ini adalah kesalahan besar bertemu dengan Egnor untuk menjadi asistennya. Dan sepertinya kesalahan terbesarnya di masa lalu masih membuat Egnor sungguh membencinya. Claudia meneteskan air matanya. Dia tidak bisa membendungnya lagi.
Ketika dia mengusap kasar air matanya, dia melihat sebuah buku kecil dengan sampul berbahan kulit berwarna hitam dan terdapat inisial huruf C pada kancing sampul penutup buku tersebut. Claudia memicingkan matanya. Sepertinya dia tidak pernah mempunyai notebook seperti itu karna di kancing itu terdapat huruf C. Dia segera mendekatinya dan mengambilnya. Dia langsung membuka notebook tersebut dan ia terkejut bukan main. Pada lembar pertama yang terdapat guratan gambar dirinya yang dilukis dengan pensil. Gambarnya sangat rapih dan benar benar mirip dengan dirinya ketika tersenyum.
Dia semakin meyakinkan dirinya kalau itu dirinya karna dibawah gambar terdapat tulisan:
-My Clau-
P.s. i love you
By
(Tanda tangan Egnor)
Eg. Lawyer
...
Next part 3
bagaimana part ini? aku agak deg degan lho, Egnor galak amat siiihh, gemess dehh 😝😅
.
penuhi like dan komen agar ratingnya cepat naik jadi bisa dinikmati banyak pembaca 😎👍
rate dan kasih tip juga boleh
THANKYOU ALL LAF YOU 💋💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
acih aja
hem.... hem 😘
2022-03-22
0
si pembaca komik
gw deg degan bacanya gimana nantinya Oo kasihan claudia
2021-05-09
0
Afriyanti Dwi
Menarik 😍😍
2021-03-22
0