Part 9: Pizza..

Claudia memasuki mobil hitam itu dengan wajahnya yang agak memerah.

"Apartemenku tidak jauh dari sini, mengapa kau mengajakku naik?" Tanya Claudia menatap pria pengemudi itu dengan seksama.

"Tapi ini sudah larut, kau tidak takut pria pria mesum menganggumu?" Jawab pria itu.

"Oohh, baiklah kalau begitu setiap lembur kau harus mengantarku ya kak?" Claudia mulai menggoda Egnor. Ya, pengemudi pria itu Egnor. Egnor memikirkan Claudia yang harus pulang sendiri dengan kondisi jalan yang cukup rawan.

"Kau tidak takut aku berbuat mesum seperti kemarin?"

"Tergantung berapa bayarannya." Claudia terkekeh bercanda.

"Kau Clau!"

"Aku bercanda Tuan Egnor, hihi .." Claudia melambai lambaikan tangannya. Sementara Egnor terus memandang ke depan.

"Sebentar lagi apartemenku terlihat Tuan Egnor. Kau jangan sampai terlewat." Kata Claudia lagi memperingatkan.

"Kau tenang saja!" Jawab Egnor dan ketika sampai gerbang apartemen, Egnor tidak berhenti. Dia malah memasuki pekarangan apartemen dan menuju ke parkiran bawah apartemen.

Seketika jantung Claudia berdetak sangat cepat. Dia berasumsi pasti Egnor akan ikut ke kamar apartemennya. Ada rasa khawatir hal kemarin akan terjadi, namun di sisi lain dia juga masih ingin berlamaan dengan Egnor. Mungkin ketika bersamanya tidak di ranah pekerjaan, Egnor menjadi sosok pria yang lembut seperti dulu, meskipun tatapannya selalu datar dan tajam.

Egnor memarkirkan mobilnya di parkir bawah tanah. Dia lalu membukakan seat belt Claudia.

"Kak, kau mau masuk ke apartemen?" Ajak Claudia spontan.

~Claudia bodoh!!! Mengapa kau menanyai hal ini? Kalau dia mau bagaimana? Kau benar benar membuat jebakan terindah Clau!!!!~ hati Claudia berkecamuk menanyakan hal yang memancing hasrat seorang pria.

"Kalau aku tidak masuk, untuk apa aku parkir di sini?" Egnor menatap tajam Claudia. Claudia diam tak berkutik.

"Cepat turun, aku lapar!" Perintah Egnor setelah seat belt Claudia terlepas.

Secepat kilat Claudia keluar dari mobil karna salah tingkah nya sudah merasuki tubuhnya.

Mereka lalu jalan berdampingan menuju kamar apartemen Claudia. Kalau sudah malam, apartemen kecil itu terasa seperti apartemen tua dan berhantu. Agak sedikit menyeramkan. Namun, Claudia tidak memikirkan hal hal semacam itu. Niatnya hanyalah bekerja di kota itu.

"Sudah satu minggu lebih kau melewati tempat ini apa kau tidak takut?" Tanya Egnor basa basi.

"Tidak! Mungkin hantu yang akan takut denganku, hihi!!" Claudia cekikikan.

"Mengapa kau tertawa?"

"Tertawa karna hantu akan takut melihat wanita penuh kesuraman sepertiku! Seorang asisten pribadi tapi diberi apartemen kecil seperti ini, bukankah majikannya sangat menakutkan sehingga asistennya diberi apartemen seperti ini? Dan hantu mungkin akan mempertimbangkan hal itu jika ingin menggangguku.." jawab Claudia sekenanya tanpa menyadari kalau majikannya ada di sampingnya dan seketika Egnor berhenti berjalan. Dia menatap Claudia benar benar tajam. Tak berapa lama Claudia menyadari dia hanya berjalan sendiri. Dia lalu menoleh ke belakang.

"Kak Egnor? Mengapa kau di situ?" Tanya Claudia polos.

~Sabar Egnor!! Dia hanya ingin membuatmu marah, selanjutnya kau menanggapinya atau tidak..~ kata Egnor dalam hati.

Akhirnya Egnor menarik napas panjang.

"Tidak apa apa! Ayo jalan!" Egnor kembali berjalan bersama Claudia.

Mereka kembali berjalan. Mereka menaiki tangga satu lantai lagi untuk mencapai kamar apartemen Claudia. Claudia hanya bersenandung untuk menghilangkan kegugupannya dekat dengan Egnor, karna sesekali aroma tubuh Egnor yang cukup maskulin berkeliaran di depan indera penciumannya. Ingin rasanya dia menggandeng lengan yang berbungkus jas hitam pekat itu.

Sementara Egnor memperhatikan kondisi apartemen kecil ini. Hawanya benar benar mencekam dan sepertinya Egnor berencana akan membuat Claudia pindah dari apartemen ini tanpa perhatiannya ini disadari oleh wanita itu.

Ketika mereka sudah menaiki tangga dan menyusuri koridor luar apartemen, seekor kucing hitam berjalan di atas tiang perbatasan koridor tersebut dan mengaungkan suaranya. Claudia tidak menyadarinya dan terkejut bukan main. Dia tanpa sadar memeluk lengan Egnor dan mengeluarkan sedikit suara.

"Hem, katanya tidak takut, itu hanya kucing!" Decak Egnor meledek Claudia.

"Sial, kucing kurang kerjaan! Maaf kak!" Claudia berdecih dan ketika dia hendak menjauhi tangannya dari lengan Egnor, Egnor malah menahannya.

"Begini saja terus sampai ke apartemenmu!" Kata Egnor dan membuat hati Claudia seketika menghangat. Dia tetap memegang lengan Egnor sampai kamar apartemennya.

~Persetanlah dengan kecanggungan ini, aku sudah lama tidak memegang lengannya.~ gumam Claudia tersipu.

Sesampainya di kamar apartemen Egnor sedikit terkejut, kamar apartemen yang tadinya ia anggap kotor dan berantakan ternyata sangat bersih dan harum. Cahaya lampu di atas juga sangat terang. Apartemen yang hanya satu ruangan tanpa sekat itu benar benar menjadi sebuah ruangan yang seperti memiliki empat ruangan yaitu ruang tamu kecil dengan satu sofa lalu di sampingnya ada tempat tidur. Di depan tempat tidur ada kamar kecil dan di sebelahnya ada dapur. Sudah. Dan semua sangat rapi.

"Masuklah kak! Kau bisa duduk di mana saja, di kasur ku juga boleh, ting!" Kata Claudia yang melihat Egnor sedikit terperangah dengan apartemennya yang sudah ia sulap. Hal inilah juga yang membuatnya kemarin sempat selalu terlambat masuk kerja.

"Untuk apa duduk di kasurmu?! Mengapa pikiranmu selalu seperti itu hah?!" Jawab Egnor memasuki apartemen dan tak lupa menutup pintu apartemen.

"Karna kau terlalu menggoda kak, ting!" Lagi lagi Claudia mengedipkan matanya sebelum dia menghilang ke kamar kecil untuk mencuci wajahnya dan kaki tangannya.

Egnor menggelengkan kepalanya. Dia meneguk ludahnya melihat wajah Claudia yang benar benar ingin ia sambangi dan mencium bibir yang selalu berceloteh seenaknya itu.

Egnor lalu duduk di meja makan. Dia mengira ngira apakah ada sesuatu yang bisa di makan selagi mengunggu Claudia membersihkan dirinya.

Tak lama Claudia keluar dari kamar kecilnya.

"Kau tidak ingin mencuci wajahmu kak? Besok besok aku akan menyiapkan sabun pencuci wajah untukmu, tapi kau harus sering kemari ya, hihi!" Claudia sangat senang menggoda Egnor. Sementara Egnor tetap menanggapinya dengan datar walau sedikit terguncang jiwanya.

Claudia lalu membuka kulkas kecilnya dan mengeluarkan sebuah adonan seperti adonan roti yang tidak terlalu beku. Dia menuju ke laci kitchen set kecilnya dan mengambil celemek untuk ia kenakan. Dia lalu membuka lapisan plastiknya dan mengambil satu bungkus tepung terigu kemasan dan membukanya. Dia mengambil beberapa genggam tepung tersebut dan menguleninya ke adonan roti tersebut. Egnor memperhatikannya dengan seksama.

Sebelumnya dia tidak pernah memperdulikan aunty Annie atau Viena ketika memasak di dapur karna ia hanya memperhatikan cita rasanya yang selalu menggeliurkan. Sedangkan ketika dia melihat Claudia, ada hasrat kekaguman yang tersimpan di sana. Egnor langsung membayangkan andai Claudia dijodohkan untuknya menjadi istrinya, dia pasti akan menyaksikan keadaan seperti ini selalu. Dan dia akan memeluk Claudia dari belakang, mengecupi lehernya ketika Claudia sedang membuat sesuatu untuk menjadi sumber kekuatannya. Namun, bukannya Claudia melanjutkan memasak tetapi mereka melanjutkannya dengan bercumbu di atas meja dapur. Sebuah khayalan yang sangat mesra dan bergairah.

"Kak! Mengapa melamun?" Tanya Claudia membuyarkan angan angan indah Egnor.

"Kau mau membuat apa? Cepatlah aku lapar!" Egnor malah bertanya kembali menghilangkan kecurigaan Claudia.

"Aku akan membuat pizza. Kau diam lah dulu, tidak akan lama!" Jawab Claudia dan melanjutkan pekerjaannya.

"Baiklah aku menanti!" Egnor terus memperhatikan Claudia yang kini sudah membagi adonan menjadi empat bagian.

"Eng Clau, jadi selama ini kau ada di mana?" Tanya Egnor mengusir kecanggungannya yang hanya diam sejak tadi memperhatikan kelentikan tangan Claudia membuat pizza.

"Aku ada di Oriental membuka kedai roti bersama Bibi dan Pamanku." Jawab Claudia singkat.

"Mengapa kau sampai ke sana?" Tanya Egnor lagi.

"Eng, kenapa ya? Karna sudah takdir." Jawab Claudia sekenanya karna dia belum siap menceritakan apa yang terjadi. Dia agak takut kalau Egnor menjadi hilang feeling dengannya.

"Ceritakan Clau. Aku penasaran dengan kepergianmu yang mendadak itu." Egnor memaksa.

Wajah Claudia menegang. Dia terdiam sesaat. Dia meletakan adonan pizza yang sudah ia beri saus dan toping ke atas loyang untuk segera ia masukan ke dalam oven.

Claudia lalu kembali ke meja makan. Dia melepaskan celemeknya dan duduk di samping Egnor.

"Paman dan bibiku harus mengunjungi rumahnya yang sebelumnya ada di sini kak. Tapi, Pamanku mendapatkan pekerjaan di Oriental jadi kami pindah ke sana. Yah, ternyata pekerjaannya kurang menguntungkan dirinya jadi kami mengalami sedikit krisis. Karna keahlian bibiku yang pandai membuat roti, jadi kami membuka kedai roti. Sudah paham dan puas?" Claudia akhirnya menceritakannya. Dia berbohong.

Dia harus melakukannya. Dia tidak ingin lagi Egnor mengasihaninya. Dia ingin Egnor yang tulus mendekatinya. Jadi, tidak harus ada balas budi yang selalu membebaninnya. Namun, seketika mata indah Claudia berkaca kaca. Dia merasa bersalah tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada pria yang sangat menjatuhkan hatinya. Yang setiap detik membuatnya merindukannya dan mengharapkan segala prilaku lembut yang dulu pernah pria itu lakukan padanya.

Egnor tidak begitu puas dengan jawaban Claudia. Dia merasa kalau ada sesuatu yang disembunyikan Claudia. Namun, sepertinya dia tidak boleh memaksa. Dia harus perlahan mendekatkan diri pada Claudia.

Egnor melihat mata indah wanita itu. Sungguh teduh dan membutuhkan sedikit perhatian. Akhirnya Egnor memberanikan diri untuk satu tangannya memegang wajah Claudia dan tak lama satu tangannya lagi memegangnya juga. Ia menarik wajah Claudia perlahan namun Claudia malah memundurkan raganya. Egnor mengikuti gerakan Claudia yang berdiri tapi tidak menghempaskan tangannya. Egnor terus memajukan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Claudia. Sampai Claudia bersandar pada dinding yang diikuti Egnor. Egnor lalu mengubah pegangannya menjadi memegang leher Claudia dan mencium bibir Claudia.

Claudia membalas kecupan bibir Egnor dan memegang belakang kepala Egnor. Dia Sedikit mengacak ngacak rambut Egnor. Tangan Egnor pun sudah berpindah pada pinggul Claudia yang sedikit berisi dan montok.

Dan mereka berciuman dengan saling bergulat bibir dan lidah mereka. Claudia memejamkan matanya merasakan kelembutan bibir Egnor yang lihai memanjakan bibirnya. Tak lama Egnor menarik kecupannya. Dia menatap tajam Claudia dan menyandarkan dahinya di dahi Claudia.

"Kau jangan coba coba menipuku!" Kata Egnor kemudian.

"Menipu apa?!" Jawab Claudia dan kembali mengecup bibir Egnor. Egnor sebentar membalasnya lalu menariknya kembali.

"Kau akan menyesal Clau!" Egnor semakin mendekatkan Claudia pada tubuhnya sehingga mereka benar benar melekat. Egnor merengkuh bokong Claudia yang selalu menungging indah dengan rok fit body nya itu. Pria itu kembali mencium bibir Claudia dan turun ke dagu lalu ke leher. Egnor benar benar menikmati aroma tubuh Claudia yang seperti candu.

"Aaahhh Kak.." Claudia menjambak keras rambut Egnor yang cukup tebal.

Entah sihir dari mana yang mengitari pikiran Claudia, dia menerima perlakuan Egnor yang sungguh ia nikmati. Claudia lalu melepaskan jas Egnor dan Egnor mengikutinya. Kini Egnor memegang lengan Claudia. Lagi lagi dia menatap Claudia tajam.

"Clau, katakan dengan jujur apa yang membuatmu meninggalkanku?!" Tanya Egnor dengan sangat serius.

Claudia terdiam dan menggigit bibir bawahnya membuat Egnor tidak menunggu jawaban Claudia. Dia malah kembali mencium bibir eksotis Claudia.

Namun tak berapa lama mereka bergulat dalam kelembutan bibir mereka lagi, ting! Pizza yang sedang Claudia panggang sudah kunjung matang.

Egnor melepas kecupannya dan menoleh ke arah oven.

"Untung saja dia adalah benda mati, kalau tidak!" Decak Egnor.

"Sudahlah! Cepat siapkan, aku sangat lapar, hampir saja aku memakanmu Clau!" Lanjut Egnor lalu menuju kembali ke meja makan.

Wajah Claudia masih memerah. Dia lalu membenarkan roknya yang tadi sempat terangkat oleh Egnor. Dia akhirnya menuju ke oven dan menyiapkan pizza untuk dirinya dan Egnor.

"Aw!" Claudia sedikit melupakan kalau pizza nya baru saja matang dan panas. Egnor yang mendengarnya dan belum menyentuh pizza itu dengan sigap meraih tangan Claudia dan mengecupinya.

Jantung Claudia benar benar berdetak dengan kencangnya. Ingin rasanya dia lalu memeluk kepala Egnor karna terharu. Egnor ternyata masih sangat peka dengannya.

Tak lama Egnor melepasnya. Dia lalu mengambil alih pizza milik Claudia. Dia menggunakan garpu dan pisau lalu memotong pizza menjadi beberapa bagian. Dia juga memotong kecil pizza dan menyodorkannya ke mulut Claudia. Dia melakukan itu semua tanpa mengeluarkan suara. Benar benar sesuatu yang sangat membuat hati Claudia hampir jatuh tak berdaya.

Egnor juga menikmati pizza buatan Claudia tanpa bergeming. Dia merasa pizza ini sangat enak dan juga memiliki cita rasa yang tinggi dibandingkan pizza yang dijual di luaran. Namun Egnor tidak mengatakan pendapatnya. Dia mau hanya dia yang mengetahuinya.

"Kak, apakah enak? Mengapa sejak tadi kau diam saja?" Tanya Claudia akhirnya memecahkan keheningan.

"Ya lumayan menghilangkan rasa laparku." Jawab Egnor lalu meneguk segelas air.

"Rasanya?"

"Biasa saja. Sama seperti yang dijual di luaran." Jawab Egnor berbohong. Dia memang tidak mau terlalu memuji Claudia sehingga wanita itu malah makin berbedar diri.

Claudia seketika mengerutkan keningnya juga bibirnya.

"Yasudah! Yang penting kau sudah kenyang! Sudah kau pulang sana kak!" Kata Claudia menanggapi jawaban Egnor dengan sedikit kesal. Dia lalu mengambil piring tempat pizza mereka masing masing untuk segera ia cuci.

"Mentalmu kecil sekali! Seharusnya kau lebih bersemangat dan besok buatkan lagi untukku, mungkin akan lebih lezat." Egnor sengaja mengatakan ini agar dia bisa memakan pizza terenak yang pernah ia makan itu.

"Lupakan! Aku takut tidak akan membuatnya lagi!"

"Tidak! Kau harus membuatnya lagi besok sore! Aku akan mengijinkanmu pulang siang hari untuk menyiapkannya dan sorenya berikan padaku untuk ulang tahun ayahku, Tuan Johanes. Kau tidak akan menolaknya kan?!" Egnor menaik turunkan alisnya ketika Claudia menoleh kearahnya. Claudia kembali ke cucian piringnya.

~Pria aneh! Tidak jelas!~ umpat Claudia dalam hati.

Egnor lalu tersenyum puas. Dia lalu menuju ke kamar kecil sebelum dia hendak pulang.

Tak lama ponsel Claudia berbunyi. Pamanya menghubunginya. Claudia lalu mengangkatnya dengan cepat. Dia menuju ke tempat tidurnya setelah menutup tirai yang membatasi dengan ruangan lain. Dia mengangkat telepon dengan berbisik.

"Halo -- iya paman aku sedang mengusahakannya -- iya secepatnya akan kukirim, kau tenang saja -- tapi paman kumohon jangan sakiti bibi, biarkan dia dirawat dengan baik, aku akan mengusahakan lebih banyak lagi -- iya paman aku janji!! -- ada apa? -- apa?! -- kau serius? -- tolong paman, jangan beritahu dia aku ada di sini aku mohon!"

"Siapa yang menghubungimu Clau?!" Egnor membuka tirai kamar tidur setelah keluar dari kamar kecil dan membuat Claudia hampir mati terkejut.

...

Jeng jeng!!

Next part 10

Apakah Claudia akan jujur?

Apakah Egnor akan membantu SELURUH masalah Claudia?

.

Jangan lupa tinggalkan LIKE, KOMEN & VOTE

Berikan juga RATE di depan profil novel dan tip juga boleh 😁😁

.

Thanks for read, lafyouu all 💕💕

Terpopuler

Comments

si pembaca komik

si pembaca komik

siapa yg sama kayak gue klo ngebayangin pemeran utama nya tokoh anime🤣🤣

2021-05-09

0

Nurimaya Sari

Nurimaya Sari

paman nya jahat banget si

2020-08-25

0

Novrischa Riyanto

Novrischa Riyanto

heeemmmm ...lanjut thor

2020-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Pengenalan Karakter
2 Part 2: Asisten Pengacara Eg.
3 Part 3: Penolakan
4 Part 4: Notebook
5 Part 5: Merayu
6 Part 6: Asisten Hidupmu
7 Part 7: Salah!
8 Part 8: Diam Diam Perhatian
9 Part 9: Pizza..
10 Part 10: Johanes's Birthday
11 Part 11: Cemburu
12 Part 12: Kejujuran
13 Part 13: Terbayang
14 Part 14: Mengawasi
15 Part 15: Rahasia dan Ancaman
16 Part 16: Wanita Kuat
17 Part 17: Rindu
18 Part 18: Turun Tangan
19 Part 19: Keanehan Egnor
20 Part 20: Salah Paham
21 Part 21: Seutuhnya
22 Part 22: Phobia
23 Part 23: Selalu Bersama
24 Part 24: Kembali Dingin
25 Part 25: Motivator
26 Part 26: Mulai Curiga
27 Part 27: Kebenaran Pertama
28 Part 28: Sensitif
29 Part 29: Terjebak
30 Part 30: Rasional
31 Part 31: Catatan Sipil
32 Part 32: Rencana Romantis
33 Part 33: Hanya Untukmu!
34 Part 34: More and Again
35 Part 35: Tidak Habis Pikir
36 Part 36: Chip
37 Part 37: Pencarian
38 Part 38: Hukuman
39 Part 39: Sangkar Emas
40 Part 40: Fatal
41 Part 41: Pemulihan
42 Part 42: Falling
43 Part 43: Mantan
44 Part 44: Cold 1
45 Part 45: Cold 2
46 Part 46: Kehilangan
47 Part 47: Selisih
48 Part 48: Tegas!
49 Part 49: Hamil ??
50 Part 50: Pengakuan
51 Part 51: Mencoba Bertahan
52 Part 52: Serangan
53 Part 53: Tercurahkan
54 Part 54. Terbongkar 1
55 Part 55: Terbongkar 2
56 Part 56: at Legacy 1
57 Part 57: at Legacy 2
58 Part 58: Mr & Mrs. Jovanca
59 Part 59: Nomor Satu
60 Part 60: One and Only
61 Part 61: Sidang 1
62 Part 62: Sidang 2
63 Part 63: Harapan
64 Part 64: Prepare
65 Part 65: Peach Roses
66 Part 66: i choose you!!
67 Part 67: Happiness
68 Part 68: Twins
69 PEMENANG GIVE AWAY
70 Part 69: Special FRANK & GRACE 1: Logic
71 Part 70: Special FRANK & GRACE 2: First Sight
72 Part 71: Special FRANK & GRACE 3: Regret
73 Part 72: Special FRANK & GRACE 4: Stay With Me
74 Part 73: Special FRANK & GRACE 5: Irony
75 Part 74: Special FRANK GRACE 6: Mine
76 Part 75: The Secret
77 Part 76: Lie
78 Part 77: Hurt
79 Part 78: Without You
80 Part 79: I Found You - 1
81 Part 80: I Found You - 2
82 Part 81: Just For You
83 Part 82: It's Ok Not To Be Ok
84 Part 83: Softly
85 Part 84: Best Figure
86 Part 85: Melting
87 Part 86: Conspiracy
88 Part 87: Appreciate
89 Part 88: Brilliant
90 Part 89: Fact
91 Part 90: Surprise - 1
92 Part 91: Surprise - 2
93 Part 92: Past, Present and Next
94 Part 93: Feeling
95 Part 94: Not Sense!
96 Part 95: Habit - 1
97 Part 96: Habit - 2
98 Part 97: Eyes, Nose, Lips
99 Part 98: Intelligence
100 Part 99: Unpredictable
101 Part 100: Tragedy - 1
102 Part 101: Tragedy - 2
103 Part 102: Only Her!
104 Part 103: Hug (Comeback)
105 Part 104: Miss You
106 Part 105: Partner in Crime - 1
107 Part 106: Partner in Crime - 2
108 Part 107: Failed Love
109 Part 108: Complicated
110 Part 109: I'll Be Fine
111 Part 110: Trust Me! - 1
112 Part 111: Trust Me! - 2
113 Part 112: Stay Alive!
114 Part 113: Wilson & William
115 Part 114: Daddy & Two Boys
116 Part 115: Challenging
117 Part 116: Mommy & Twins
118 Part 117: Lactating
119 Part 118: You're The Best
120 Part 119: Sadness
121 Part 120: Solution
122 Part 121: Thankful
123 Part 122: Sweet Trap - 1
124 Part 123: Sweet Trap - 2
125 Part 124: Violence
126 Part 125: Stolen!
127 Part 126: Crush Atom
128 Part 127: Teardrop
129 Part 128: The Real Mom - 1
130 Part 129: The Real Mom - 2
131 Part 130: Resentment
132 Part 131: Hate
133 Part 132: Not Alone
134 Part 133: Stay or Finish
135 Part 134: Support - 1
136 Part 135: Support - 2
137 Part 136: Just Do It!
138 Part 137: Hacked
139 Part 138: Promise - 1
140 Part 139: Promise - 2
141 Part 140: Get Away!
142 Part 141: Goodbye for a while ...
143 Part 142: Stay Safe
144 Part 143: Undecided
145 Part 144: Reason
146 Part 145: Trauma
147 Part 146: Rise
148 Part 147: Start Over
149 Part 148. Secret Mission
150 Part 149. Sacrifice - 1
151 Part 150: Sacrifice - 2
152 Part 151: Loser
153 Part 152: Fight to be Winner
154 Part 153: Main Character
155 Part 154: Destiny - 1
156 Part 155: Destiny - 2
157 Part 156: I Don't Care!!
158 Part 157: Uncompromising
159 Part 158: Hero
160 Part 159: Love Liar
161 Part 160: Affection
162 Part 161: Cold and Hurtfull - 1
163 Part 162: Cold and Hurtfull - 2
164 Part 163: Dilemma
165 Part 164: I'm Sorry, Goodbye ...
166 Part 165: Footprint in Love
167 Part 166: Claudia Jovanca
168 Part 167: Fever
169 Part 168: Gimme, Something New!
170 Part 169: True Love
171 Part 170: I'm The One
172 Part 171: You're the only one that i want
173 Part 172: GOOD ENDING - 1
174 Part 173: GOOD MAN, GOOD ENDING - 2 (TAMAT)
175 ONE AND ONLY: WILSON WILLIAM
176 PENGUMUMAN PEMBERIAN APRESIASI PERAYAAN NOVEL TAMAT
177 PREVIEW WILSON WILLIAM TAYANG DI MANGA/NOVELTOON
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Part 1: Pengenalan Karakter
2
Part 2: Asisten Pengacara Eg.
3
Part 3: Penolakan
4
Part 4: Notebook
5
Part 5: Merayu
6
Part 6: Asisten Hidupmu
7
Part 7: Salah!
8
Part 8: Diam Diam Perhatian
9
Part 9: Pizza..
10
Part 10: Johanes's Birthday
11
Part 11: Cemburu
12
Part 12: Kejujuran
13
Part 13: Terbayang
14
Part 14: Mengawasi
15
Part 15: Rahasia dan Ancaman
16
Part 16: Wanita Kuat
17
Part 17: Rindu
18
Part 18: Turun Tangan
19
Part 19: Keanehan Egnor
20
Part 20: Salah Paham
21
Part 21: Seutuhnya
22
Part 22: Phobia
23
Part 23: Selalu Bersama
24
Part 24: Kembali Dingin
25
Part 25: Motivator
26
Part 26: Mulai Curiga
27
Part 27: Kebenaran Pertama
28
Part 28: Sensitif
29
Part 29: Terjebak
30
Part 30: Rasional
31
Part 31: Catatan Sipil
32
Part 32: Rencana Romantis
33
Part 33: Hanya Untukmu!
34
Part 34: More and Again
35
Part 35: Tidak Habis Pikir
36
Part 36: Chip
37
Part 37: Pencarian
38
Part 38: Hukuman
39
Part 39: Sangkar Emas
40
Part 40: Fatal
41
Part 41: Pemulihan
42
Part 42: Falling
43
Part 43: Mantan
44
Part 44: Cold 1
45
Part 45: Cold 2
46
Part 46: Kehilangan
47
Part 47: Selisih
48
Part 48: Tegas!
49
Part 49: Hamil ??
50
Part 50: Pengakuan
51
Part 51: Mencoba Bertahan
52
Part 52: Serangan
53
Part 53: Tercurahkan
54
Part 54. Terbongkar 1
55
Part 55: Terbongkar 2
56
Part 56: at Legacy 1
57
Part 57: at Legacy 2
58
Part 58: Mr & Mrs. Jovanca
59
Part 59: Nomor Satu
60
Part 60: One and Only
61
Part 61: Sidang 1
62
Part 62: Sidang 2
63
Part 63: Harapan
64
Part 64: Prepare
65
Part 65: Peach Roses
66
Part 66: i choose you!!
67
Part 67: Happiness
68
Part 68: Twins
69
PEMENANG GIVE AWAY
70
Part 69: Special FRANK & GRACE 1: Logic
71
Part 70: Special FRANK & GRACE 2: First Sight
72
Part 71: Special FRANK & GRACE 3: Regret
73
Part 72: Special FRANK & GRACE 4: Stay With Me
74
Part 73: Special FRANK & GRACE 5: Irony
75
Part 74: Special FRANK GRACE 6: Mine
76
Part 75: The Secret
77
Part 76: Lie
78
Part 77: Hurt
79
Part 78: Without You
80
Part 79: I Found You - 1
81
Part 80: I Found You - 2
82
Part 81: Just For You
83
Part 82: It's Ok Not To Be Ok
84
Part 83: Softly
85
Part 84: Best Figure
86
Part 85: Melting
87
Part 86: Conspiracy
88
Part 87: Appreciate
89
Part 88: Brilliant
90
Part 89: Fact
91
Part 90: Surprise - 1
92
Part 91: Surprise - 2
93
Part 92: Past, Present and Next
94
Part 93: Feeling
95
Part 94: Not Sense!
96
Part 95: Habit - 1
97
Part 96: Habit - 2
98
Part 97: Eyes, Nose, Lips
99
Part 98: Intelligence
100
Part 99: Unpredictable
101
Part 100: Tragedy - 1
102
Part 101: Tragedy - 2
103
Part 102: Only Her!
104
Part 103: Hug (Comeback)
105
Part 104: Miss You
106
Part 105: Partner in Crime - 1
107
Part 106: Partner in Crime - 2
108
Part 107: Failed Love
109
Part 108: Complicated
110
Part 109: I'll Be Fine
111
Part 110: Trust Me! - 1
112
Part 111: Trust Me! - 2
113
Part 112: Stay Alive!
114
Part 113: Wilson & William
115
Part 114: Daddy & Two Boys
116
Part 115: Challenging
117
Part 116: Mommy & Twins
118
Part 117: Lactating
119
Part 118: You're The Best
120
Part 119: Sadness
121
Part 120: Solution
122
Part 121: Thankful
123
Part 122: Sweet Trap - 1
124
Part 123: Sweet Trap - 2
125
Part 124: Violence
126
Part 125: Stolen!
127
Part 126: Crush Atom
128
Part 127: Teardrop
129
Part 128: The Real Mom - 1
130
Part 129: The Real Mom - 2
131
Part 130: Resentment
132
Part 131: Hate
133
Part 132: Not Alone
134
Part 133: Stay or Finish
135
Part 134: Support - 1
136
Part 135: Support - 2
137
Part 136: Just Do It!
138
Part 137: Hacked
139
Part 138: Promise - 1
140
Part 139: Promise - 2
141
Part 140: Get Away!
142
Part 141: Goodbye for a while ...
143
Part 142: Stay Safe
144
Part 143: Undecided
145
Part 144: Reason
146
Part 145: Trauma
147
Part 146: Rise
148
Part 147: Start Over
149
Part 148. Secret Mission
150
Part 149. Sacrifice - 1
151
Part 150: Sacrifice - 2
152
Part 151: Loser
153
Part 152: Fight to be Winner
154
Part 153: Main Character
155
Part 154: Destiny - 1
156
Part 155: Destiny - 2
157
Part 156: I Don't Care!!
158
Part 157: Uncompromising
159
Part 158: Hero
160
Part 159: Love Liar
161
Part 160: Affection
162
Part 161: Cold and Hurtfull - 1
163
Part 162: Cold and Hurtfull - 2
164
Part 163: Dilemma
165
Part 164: I'm Sorry, Goodbye ...
166
Part 165: Footprint in Love
167
Part 166: Claudia Jovanca
168
Part 167: Fever
169
Part 168: Gimme, Something New!
170
Part 169: True Love
171
Part 170: I'm The One
172
Part 171: You're the only one that i want
173
Part 172: GOOD ENDING - 1
174
Part 173: GOOD MAN, GOOD ENDING - 2 (TAMAT)
175
ONE AND ONLY: WILSON WILLIAM
176
PENGUMUMAN PEMBERIAN APRESIASI PERAYAAN NOVEL TAMAT
177
PREVIEW WILSON WILLIAM TAYANG DI MANGA/NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!