Egclaud13
Egnor terbangun tepat pukul dua pagi. Sebenarnya dia selalu terbangun seperti ini. Dia merasa ibunya selalu hadir setiap menjelang pukul tiga pagi. Ibunya hadir dan mengusap kepalanya, hal yang sering ibunya lakukan untuknya ketika Egnor sulit untuk bangun pagi.
Dia mengusap keningnya setelah sadar kalau dirinya tidak tidur sendiri. Aroma tubuh wanita yang berada di sampingnya sungguh membuatnya mabuk kepayang. Dia tersenyum dan mengusap punggung Claudia. Dia sedikit menundukan kepalanya untuk melihat wajah Claudia. Begitu suci dan menenangkan pikirannya. Dia lalu mengecup kening wanitanya itu. Sekali lagi dia mendekap tubuh Claudia membuat asisten pribadinya itu sedikit menggelinjang namun tidak terbangun.
"Aku pergi sebentar, kau baik baik ya?" Gumam Egnor mencium lembut puncak kepala Claudia.
Dia lalu beranjak perlahan dan menyingkirkan tubuh Claudia dengan sangat pelan agar wanitanya tidak terbangun. Dia menyelimuti Claudia dengan selimut tebal itu.
"Mom, aku akan menghadiri pertunangan anak perempuanmu, kau di sini saja, jaga wanita ini untukku. Wanita ini yang akan menjadi menantumu dan ibu dari cucu cucumu. Amin!" Egnor duduk disisi ranjang menyatukan kedua tangannya dan berdoa, berbicara pada ibunya.
Egnor dan ibunya jarang sekali bercakap namun tindakan ibunya selalu membuat dirinya sangat dekat dan mencintai wanita terhebatnya itu. Egnor lebih dekat dengan ayahnya. Sedangkan Viena dengan ibunya.
Egnor meraih ponselnya dan menghubungi Frank.
"Tuan? Lima menit lagi aku bersiap menjemputmu!" Kata Frank di sebrang sana dengan bersuara pelan karna dia masih dalam suasana tidur.
"Kau bersama Grace?"
"Tentu, lalu aku harus sama siapa? Claudia?" Frank masih sempat menggoda tuannya. Egnor malah terkekeh.
"Suruh Grace untuk selalu mengawasi Claudia ketika aku pergi. Katakan pada Grace ketika kau akan pergi menjemputku. Aku di apartemen Claudia. Jemput ke sini oke?!" Perintah Egnor memutuskan panggilan. Frank yang mendengar malah terlonjak bangun.
Grace merasakan pergolakan ranjangnya karna Frank bangun secara cepat.
"Kau kenapa? Mengapa terkejut seperti itu?" Tanya Grace yang masih memanjakan dirinya pada selimut dan kasur lembutnya.
"Grace, Tuan ada di apartemen Claudia!" Kata Frank membuat Grace juga sangat terkejut. Dia sontak ikut bangun di samping pria yang masih menjadi tunangannya itu.
"Kau salah dengar kali!" Grace memastikan.
"Benar Grace! Dia menyuruhku menjemputnya di apartemen Claudia. Sudah kuduga mereka ada hubungan dan sudah sampai seintim ini. Tuan kita benar benar..." Frank tidak melanjutkan.
"Diam diam menghanyutkan! Sudah sana bersiap! Apa Tuan menyuruhku apa apa Frank?"
"Ya, dia menyuruhmu untuk mengawasi Claudia selama dia ke Legacy.
"Ya ya ini semakin membuatku yakin kalau mereka ada hubungan. Menggemaskan!!"
"Bisa dikatakan skandal?"
"Skandal dengkulmu! Kau terlalu banyak menonton film, tidak ada skandal mereka berdua masih single dan mereka hanya hubungan bos dan asisten. Itu yang ku maksud menggemaskan. Otak pendek! Sudah cepat sana bersiap!" Decak Grace mendorong calon suaminya yang suka berasumsi tidak jelas.
Frank lalu menuju kamar kecil dan bersiap menjalankan perintah Egnor.
...
"Egnor!!" Panggil Claudia sudah hampir pukul lima tiga puluh.
Dia lupa menyalakan alarm karna sudah terhanyut dengan pelukan pria nya. Dia menoleh ke belakang tidak ada lagi batang hidung Egnor.
"Haiz, dia pasti sudah pergi! Memang wanita pemalas!" Claudia merutuki dirinya. Dia mencari ponselnya hendak menghubungi pengacara cintanya itu.
Ponsel Egnor tak aktif. Mungkin masih di pesawat. Padahal Claudia ingin menitip pesan pada Viena. Kelak dia bisa hadir di acara pernikahan Viena. Dia ingin sekali melihat wanita yang sudah ia anggap adiknya itu.
Akhirnya dia memutuskan untuk bersiap menuju kantor pengacara Egnor. Mungkin sesampainya di sana dia sudah bisa menghubungi Egnor.
Sesampainya di sana Grace sudah memandanginya dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Ada apa dengan matamu?" Tanya Claudia melewati meja kerja Grace menuju meja kerjanya.
"Dari mana kau?" Grace membalikan badannya bertanya pada Claudia.
"Dari aparteman, jadi kau ingin aku dari mana hah?" Jawab Claudia menyalakan komputernya.
"Dengan siapa?" Tanya Grace lagi benar benar ingin tahu.
"Ada apa denganmu Grace? Aku di apartemen sendiri lalu sama siapa? Kau ini aneh!!"
"Bersama Tuan Egnor?
"Tidak! Dia pergi ke Legacy dan meninggalkanku! Kau ada saran untuk aku mendapatkan hatinya dan menjadikan dia suamiku?" Claudia bergurau menanggapi pertanyaan Grace yang menurutnya sangat konyol.
"Sainganmu banyak Claudia! Kau harus berhati hati. Baiklah aku sudah mengetahui hubungan kalian!" Grace sedikit lega dan melanjutkan pekerjaaannya.
Sementara Claudia dibuat bingung oleh pernyataaan Grace. Dia jadi lupa hendak menghubungi Egnor. Akhirnya dia melanjutkan pengerjaan laporan yang disuruh Grace yang sempat tertunda. Selang sekitar satu jam ponselnya berbunyi. Pamannya yang menghubunginya.
Claudia sedikit terkejut sehingga ia menjatuhkan tempat seperti tabung yang berisi banyak pena dan pensil. Sontak Grace menoleh ke arahnya. Claudia sedikit gugup karna ada Grace di sana.
"Kenapa Clau?" Tanya Grace.
"Tidak apa Grace, aku mau mengangkat telepon dulu. Permisi." Jawab Claudia benar benar kikuk sehingga mengundang kecurigaan Grace.
Claudia keluar ruangan untuk mengangkat panggilan pamannya.
Jack : kau kemana saja? Aku sudah ditagih berkali kali oleh rumah sakit!
Claudia : oh Tuhan! Aku lupa paman! Iya siang ini aku akan mengirimnya padamu. Aku baru mendapat dua juta paman.
Jack : kau ini kerja dimana? Mengapa sampai bulan ini belum menerima gaji?
Claudia : ya mungkin besok paman, aku baru tiga minggu bekerja.
Jack : kalau kau tidak cepat memberi uang bibimu bisa mati
Claudia : kau tidak bercanda kan paman?
Jack : mana aku bercanda! Sudah cepat kau kirimkan aku uang atau aku yang minta sendiri pada Egnor!!
Claudia : jangan paman aku mohon, dia tidak boleh mengetahuinya!!
Jack : kalau begitu cepat kirim, sekarang!
Claudia : iya paman! Siang ini!
Tut! Tut! Panggilan terputus. Claudia menarik napas. Pamannya benar benar tidak mengerti dirinya. Lalu sekarang bagaimana? Dia membutuhkan gajinya bulan ini tapi dia tidak mungkin memintanya pada Egnor. Apa yang harus ia katakan! Dia tidak mau masa lalu nya ataupun masalah keluarganya diketagui Egnor. Dia benar benar akan menjadi wanita yang semakin rendah.
Claudia kembali ke ruang kerjanya dan Grace ada di balik pintu.
"Kau bicara dengan siapa?" Selidik Grace.
"Bi-bi-bicara apa? Temanku. Itu temanku yang menelepon menanyakan kabar
"Tidak mungkin! Ada apa dengan paman mu?"
"Ada apa bagaimana Grace, kau salah dengar! Aku berbicara pada teman ku bukan paman ku! Kau makan siang lah, sepertinya kau lapar jadi pendengaranmu agak keliru!" Claudia masih mempertahankan jawabannya. Dia kembali ke meja kerjanya. Jantungnya berdegup kencang. Dia takut sekali kalau sampai Grace mengetahui masalahnya dan memberitahukan pada Egnor.
"Baiklah aku menyerah. Tapi jangan salahkan aku jika tiba tiba Tuan Egnor apa yang kau tutupi Claudia sayang!" Tutur Grace kembali ke meja kerjanya. Claudia hanya berdehem melanjutkan pekerjaannya.
Sementara waktu sudah menunjukan pukul dua belas lewat beberapa menit. Claudia harus bergegas ke bank untuk mengirim uang pamannya. Jangan sampai pamannya terus menghubunginya.
"Grace, aku mencari makan di luar." Kata Claudia langsung melewati Grace.
"Hey, aku ikut Clau!" Grace bersiap beranjak.
"Eh? Aku tidak ke bawah. Aku, aku mau ke departemen store sebentar. Ada yang mau kubeli." Claudia menoleh beralasan agar Grace tidak mengetahuinya. Hal ini membuat Grace curiga. Tidak biasanya Claudia mau ke departemen store siang siang seperti ini kalau bukan Egnor yang menyuruh. Grace memutuskan untuk mengikutinya namun dia tidak mengatakan pada Claudia.
"Oh, baiklah." Jawab Grace singkat dan Claudia segera bergegas pergi ke Bank.
Grace dengan seribu langkah mengikuti Claudia secara diam diam. Claudia menaiki bus sementara Grace menggunakan mobil kantor. Grace sangat curiga karna bus yang ditumpangi Claudia mengarah ke bank pusat kota. Grace menyipitkan matanya. Untuk apa dia ke bank. Grace menunggu Claudia keluar dari bank sebelum dirinya bertanya atas nama Tuan Egnor untuk apa Claudia ke bank.
Ketika Claudia keluar, Claudia tertabrak dengan seorang pria tegap, bertubuh tinggi, cukup tampan, berpenampilan rapi dan mereka berdua saling bertatapan terperangah. Grace benar benar penasaran dan akhirnya dia mengambil gambar Claudia dan pria itu.
Terlihat lalu Claudia menghempaskan tangan pria jangkung itu namun pria itu menahannya. Akhirnya Grace yang panik keluar dari mobil dan menghampiri Claudia.
"Claudia?" Panggil Grace. Claudia sungguh terkejut kalau ada Grace disini.
"Grace?" Claudia terkesiap menoleh ke arah Grace.
"Siapa pria ini? Kau? Lepaskan temanku!" Tanya Grace sambil membantu Claudia untuk melepaskan tangannya dari pria itu.
"Dia istri tuanku, kau mau apa?!" Kata pria itu dengan yakin dan matanya agak melotot.
"Istri?" Grace menatap Claudia penuh tanya dan memicingkan matanya.
"A - aku tidak tahu apa yang ia katakan! Lepaskan tanganku!" Claudia mencoba membela diri.
"Sudah bilang lepaskan, lepaskan Tuan!" Grace akhirnya memukul tangan pria itu sehingga pria itu melepaskan pegangan lengannya pada Claudia.
Bersamaan dengan itu Egnor menghubungi Grace karna telepon kantor tidak ada yang mengangkat.
"Claudia? Kau tidak mengenalku?" Kata Pria itu memastikan sekali lagi pada Claudia.
"Tidak! Permisi!" Jawab Claudia dan dia meninggalkan pria itu berlari kencang dan juga meninggalkan Grace yang sedang merogoh tas nya.
"Hey Claudia! Tunggu aku! Kau jangan mengganggu temanku!!" Ancam Grace sebelum mengejar Claudia.
Claudia berlari dengan jantung yang tak karuan. Dia bertemu dengan pria yang sangat mengenal dirinya sewaktu di Oriental. Selain itu dia kepergok oleh Grace pergi ke bank. Dia hendak menyebrang namun sebuah sepeda motor lebih dulu melintas sehingga dirinya tersungkur di pinggir jalan bersama kakinya yang tersaruk jalan.
"Claudia!" Panggil Grace terus menyusul Claudia yang sudah terduduk merasakan perih di sekitar betis sampingnya.
"Claudia, kau tidak apa apa? Mengapa kau meninggalkanku?" Tanya Grace berjongkok melihat keadaan Claudia. Claudia menggeleng, ia ingin menangis namun mendengar ponsel Grace kembali berbunyi.
"Kau diam dulu Claudia! Ponselku berbunyi!" Grace dengan cepat mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut.
"Grace! Kau ada di mana? Mengapa tidak mengangkat telepon kantor?" Tanya seorang pria yang menjadi majikannya di sebrang sana.
"Tuan Egnor?" Kata Grace membuat Claudia melihat Grace dan hatinya seketika tenang. Tanpa sadar dia merebut ponsel Grace.
"Kak Egnor?"
"Ada apa Clau?
"Kapan kau pulang?
"Besok!"
"Tidak bisa malam ini?"
"Ada apa?!
"Aku menginginkanmu!" Claudia berkata kata seperti sudah tidak ada pikiran.
Dia lelah dengan semua masalah yang menggandrunginya. Dia tidak menyadari kalau ada Grace di sana yang terhanyut dengan apa yang dikatakan Claudia pada tuannya.
...
...
Bersambung..
Next part 15
Apa Clau akan mengatakan semuanya pada Egnor?
Siapa pria jangkung itu?
.
Jangan lupa LIKE KOMEN cintaakuuu .. kalian semua dukungann akuu 😍😍
Kasih RATE dan VOTE didepan profile novel
Kasih TIP juga boleh 😁😁
.
Thankyouu for read and LAFYOUUU 💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Yani mulyani
jujur kunci dari sglnya
2021-03-13
0
Lintang Mia
omegattt apa clau nnti jujur ya🤭
2020-09-17
0
Tionar Linda
mantap Thor..
2020-09-12
0