💌from:CLAUDIA to:TUAN JOVANCA
Kak. Kau sudah dirumah?
Claudia mengirim pesan pada Egnor ketika sampai di apartemennya setelah jam kerja selesai. Egnor tidak kembali lagi ke kantor, membuat Claudia agak curiga karna tadi ketika bertemu di bank, Egnor mengatakan akan ke kantor. Namun, nyatanya Egnor malah pergi entah kemana. Ya, tidak semua kasus Frank yang mengurusi, sesekali pemilik juga harus bertindak, pikirnya.
Egnor belum membalas. Akhirnya setelah Claudia membereskan apartemennya, dia memutuskan menuju ke pasar swalayan dekat apartemennya karna Grace mengatakan ada diskon besar besaran.
Sementara Egnor yang masih mengurus rumah sakit bibi Claudia akhirnya menetap di apartemennya malam itu. Setelah Frank ijin pulang dia baru melihat ponselnya. Egnor tersenyum sesaat. Dia sangat senang karna Claudia memberi pesan dan menanyainya.
💌from:EGNOR to:CLAU
Ya, ada apa?
Tapi tiga kata itu yang Egnor balas. Meskipun, begitu Egnor menunggu balasan Claudia lagi dengan sangat tidak sabar. Dia terus memandangi ponselnya. Beberapa kemudian Claudia membalas. Dia langsung menegakan dirinya membaca pesan balasan Claudia dengan seksama.
💌from:CLAUDIA to:TUAN JOVANCA
Ah, lama sekali kau membalas. Aku sedang berburu bahan bahan makanan diskon di pasar swalayan dekat apartemenku. Aku hanya merindukanmu kak ❤
Seketika Egnor berdiri membaca pesan Claudia. Dia langsung keluar dari apartemennya dan menuju pasar swalayan yang Claudia maksud, tapi sebelumnya dia sudah membalas pesan Claudia.
💌from:EGNOR to:CLAU
Oh..
Claudia menarik napas melihat balasan tambatan hatinya yang sangat acuh dan dingin. Ya, Claudia memakluminya. Claudia hanya menaikan alisnya dan akhirnya menyimpan ponselnya ke tas kecilnya. Dia lalu kembali melihat lihat bahan makanan yang sedang diskon besar besaran. Hari ini dia mendapatkan uang harian lebih cepat. Kata Grace karna dirinya sedang ingat. Sesuatu yang agak tidak masuk akal karna biasanya dia mendapatkannya akhir minggu atau setiap tiga hari sekali.
Ya, yang sesungguhnya, Egnor sudah menyuruh Grace memberikan uang harian Claudia setiap hari dan diberikan lebih.
Claudia memanfaatkan uang hariannya dengan membeli bahan makanan untuk stok makannya selama tiga hari ke depan. Claudia tidak makan banyak, hanya dua kali sehari. Itupun sudah membuatnya kenyang.
Sekitar satu jam lebih Claudia mengitari pasar swalayan itu. Sejatinya, tidak banyak yang ia beli, tapi dia senang melihat lihat sambil cuci mata pikirnya. Seharian di kantor dan begitu terik hari ini membuat pikirannya agak penat. Belum lagi masalah bibinya yang sakit, yang ia belum tahu apa yang diderita bibinya.
Ketika rasanya sudah cukup, dia hendak menuju kasir namun tertabrak dengan sesosok pria bertubuh cukup besar.
"Hey Tuan! Di mana matamu!" Decak Claudia merapikan bahan bahan makanan yang terjatuh. Dia menggunakan keranjang ketika berbelanja tadi.
"Makanya Claudia, kalau jalan ke depan jangan ke kanan ke kiri!" Kata pria itu membantu Claudia mengambil bahan bahan makanan yang terjatuh.
"Kak Egnor? Kenapa kau bisa di sini?" Tanya Claudia terkesiap dan berdiri ketika semuanya sudah rapi. Dia tidak menyangka bertemu dengan Egnor. Dia jadi berpikir mungkin Egnor nya itu sengaja menemuinya.
"Aaahh, karna aku bilang ke sini jadi kau menjemputku ya? Aiyaiyaaa ..." Goda Claudia menyipitkan matanya dan tersenyum nakal.
"Menjemput apa? Aku di suruh aunty Anne membeli sesuatu. Katanya hanya ada di pasar swalayan ini dan ternyata bertemu denganmu." Jawab Egnor tanpa menatap Claudia. Kenyataannya Anne tidak menyuruhnya. Dia saja tidak kembali ke rumahnya. Claudia tampak percaya namun sedikit bingung dengan gelagat Egnor yang agak aneh.
"Begitu ya? Memang aunty Anne membutuhkan apa? Mungkin aku bisa membantumu." Tanya Claudia mendongakan kepalanya menatap pujaan hatinya itu.
"Lobak." jawab Egnor sekenanya. Entah mengapa hanya nama umbi umbian itu yang ada di pikirannya. Mengapa dia tidak mengatakan ubi?
"Lobak? Aunty Anne menyuruhmu membeli lobak?" Claudia semakin terheran. Claudia berpikir lobak putih yang sangat mudah dicari.
"Iya Lobak merah." Egnor memastikan dan betapa bodohnya karna ia menambahkan warna yang mungkin tidak ada pada umbi umbian itu.
"Lobak merah? Sejak kapan lobak berwarna merah? Setauku putih atau mungkin ungu?Apa maksudmu ubi ungu kak?" kini Claudia yang mencoba mengoreksi.
"Yaa, lobak merah atau ubi ungu, pokoknya semacam itu Clau, sudahlah ayo bantu aku mencarinya!!" Decak Egnor lalu merangkul Claudia memasuki pasar swalayan lagi. Tak lupa Egnor mengambil alih membawakan belanjaan Claudia.
"Ini Clau yang kumaksud!" Egnor berdalih meraih sekantung ubi ungu yang berbentuk kecil kecil agar Claudia tidak menanyainya lagi.
Claudia terdiam. Dia menepuk nepuk dagunya dengan ibu jarinya terheran.
"Memang di pasar swalayan dekat rumahmu tidak ada sampai harus kesini?" Tanya Claudia lagi memastikan
"Aku mana tahu, Aunty Anne yang menyuruhku kesini. Sudahlah, ayo bayar, kau ini!!" Egnor salah tingkah. Dia benar benar meremehkan wanita penggemar memasak seperti Claudia. Claudia hampir tahu mana bahan makanan yang langka dan mudah ditemukan.
"Hum! Aku hanya meyakinkan, mengapa dia marah marah seperti itu?" Decak Claudia menekuk wajahnya ngedumel. Dia lalu mengikuti Egnor menuju kasir.
"Ini, bayar sana!" Egnor lalu menyerahkan sebuah kartu debet berwarna hitam platinum. Claudia membelalakan matanya. Dia pernah melihat kartu hitam metalik itu. Mantan suaminya juga pernah memberikannya padanya namun ia kembalikan ketika semua hutang pamannya lunas.
"Kau mau membayarkan punyaku, kak?" Claudia menaik turunkan alisnya tersenyum.
"Iya sudah sana! Paswordnya 2830. Kau ini cerewet sekali!" Decak Egnor dan meninggalkan kasir tersebut menuju ke pintu utama pasar swalayan tersebut. Claudia kembali menekuk wajahnya melihat kepergian Egnor.
"Ini kak kartumu! Sering sering lah kita bertemu dan Aunty mu menyuruhmu belanja agar kau terus membayariku, hihi!" Claudia terkekeh menyodorkan kartu hitam Egnor.
"Simpan saja! Aku masih ada satu. Gunakan sebaiknya dan ingat paswordnya usiamu dan usiaku!" Kata Egnor memainkan ponselnya.
Claudia terkejut mendengar penuturan Egnor. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Egnor meremehkannya atau merendahkannya atau memang ingin membantu keuangannya. Claudia menyipitkan matanya.
"Kau tidak takut kukuras habis hah?" Goda Claudia.
"Setiap minggu limitnya akan bertambah, entah client siapa yang mengirimnya untukku. Kau tidak usah khawatir. Ayo pulang, aku masih ada urusan!" Egnor menyimpan ponselnya dan menatap Claudia.
"Emm, aku tidak mau! Ini kukembalikan!" Claudia berkeras diri.
"Ada apa?" tanya Egnor menatap lirih Claudia
"Aku bukan wanita rendahan yang kau pikirkan kak! Meskipun aku bekerja denganmu dan untuk membiayai paman dan bibiku, aku tidak mau! Ini!" Claudia tetap menyodorkan kartu hitam itu.
"Kalau kau tak mau ambil, buang saja! Kau ini menyusahkan!" Decak Egnor dan berjalan menuju mobilnya.
"Buang? Tidak waras! Mengapa sekarang sifatnya menjadi dingin seperti ini hah? Tapi membuatku penasaran untuk mendapatkannya! Heng, pengacara tengik!" Umpat Claudia menaruh kartu itu di tas nya dan menyusul Egnor.
"Aku mau pulang, kau mau kemana? Jangan sampai kita berpisah dan kau kembali memberiku pesan merindukanku!" Kata Egnor ketika mereka berdua sudah menaiki mobil.
"Iya, aku merindukanmu kak!" Claudia menyentuh punggung tangan Egnor yang memegang ujung perseneling hendak menjalankan mobilnya. Egnor menatap wajah Claudia. Meskipun samar samar karna tanpa penerangan mobil, wanita itu tetap tampak cantik dan manis, walau ada guratan letih yang terpancar.
Egnor lalu meraih wajah Claudia, dia mendekatkannya ke wajahnya dan meraup bibir wanitanya itu. Egnor mencium Claudia di dalam mobil dengan cukup bersemangat. Claudia mengikuti lumatan bibir Egnor yang sangat menenangkan raganya. Dia lalu memegang lengan Egnor dan berusaha untuk melepaskan ciumannya.
"Ada apa? Mobil ini terlalu sempit?" Tanya Egnor masih memegang wajah Claudia dan menyandarkan dahinya ke dahi Claudia. Claudia mengangguk tersenyum.
Egnor lalu menegakan tubuhnya dan menjalankan mobilnya dengan sangat cepat menuju ke apartemen Claudia. Sesampainya di basement parkir apartemen Claudia, dia lalu keluar dengan cepat, mengambil semua belanjaan Claudia dan menggandeng tangan Claudia menuju kamar apartemen wanita itu.
Egnor berjalan dengan cukup cepat dan Claudia mengimbanginya dengan berlari lari kecil. Sesekali Egnor menarik tangan Claudia sehingga masuk dalam pelukannya dengan satu tangannya. Dia lalu mencium kembali Claudia sebelum sampai kamar apartemen. Claudia pun mengikuti kemauan Egnor dengan memegang dada Egnor dan membalas ciuman Egnor. Ketika sudah agak puas, Egnor kembali menggandeng tangan Claudia sampai pada kamar apartemennya.
Claudia dengan cepat membuka pintu kamar apartemennya karna dirinya sudah agak bergairah yang ditimbulkan Egnor. Egnor terlalu tampan dan mempesona sehingga sangat tidak mungkin menolak semua rayuannya dan serangan menggodanya. Setelah pintu terbuka, Egnor segera mendorong tubuh Claudia pelan masuk dalam apartemennya. Sementara, Claudia sudah melepas tas kecilnya dan membuangnya ke lantai. Egnor lalu menutup pintu apartemen Claudia dan melempar asal belanjaan asisten pribadinya untuk kembali meraih tubuh mungil nan sintal Claudia. Dia kembali mengecupi bibir Claudia dengan sangat rakus, begitu juga dengan Claudia yang membalasnya. Dia mengalungkan tangannya ke leher Egnor.
Setelah puas dengan bibir Claudia, Egnor membuka kasar kemeja putih yang Claudia kenakan dan terpampanglah dua bulatan kenyal Claudia yang nampak ranum dengan penutup nya yang cukup manis. Egnor perlahan mengecup leher Claudia dan wanita itu bergelinjang. Egnor menatap Claudia sesaat.
"Claudia, aku mencintaimu!" Kata Egnor dan Claudia tersenyum mendengarnya. Dia lalu mencium bibir pengacara cintanya itu. Egnor membalas dengan memegang satu buah dada Claudia. Claudia melenguh nikmat di tengah kecupan bibir mereka. Namun, tak berapa lama ponsel Egnor berbunyi. Egnor tidak memperdulikannya. Dia terus mencium bibir tanpa polesan lipstick itu dan beralih ke pinggir leher.
"Kak, ponselmu!" Kata Claudia yang merasakan getaran ponsel Egnor sungguh kentara, belum lagi ringtone yang memekakan telinga. Egnor lupa membuatnya mode silent.
"Shit!" Umpat Egnor. Dia akhirnya menegakan tubuhnya dan merogoh ponselnya.
"Ada apa?!" Kata Egnor dengan nada mencekam.
"Tu-tu-tuan maaf menganggu." Saut Frank di sebrang sana. Frank sangat hafal arti arti suara tuannya mengangkat ponselnya.
"Kenapa Frank?! Kau tidak tahu apa yang sedang ku lakukan hah?! Aku sedang --- " Egnor tak melanjutkan karna Claudia sudah mengelus dadanya untuk bersabar.
"Ma-ma-maafkan aku Tuan, tapi ini masalah Claudia dan Nicolas." Kata Frank dengan cepat agar tuannya tidak marah karna ini berurusan dengan wanita yang ia cintai. Egnor lalu menarik diri dari Claudia dan menjauhinya.
Egnor : "Kenapa?!"
Frank : "Nicolas baru saja menemuiku! Aku sangat terkejut!"
Egnor : "Kau di mana?"
Frank : "Di apartemenmu. Tadi dia datang ke apartemenku meminta uang padaku, pria biadab! Sepertinya kau yang harus turun tangan Tuan!"
Egnor : "Aku ke apartemen sekarang!"
Frank : "Baik Tuan, aku bersama Grace. Grace tahu apa yang harus kita perbuat untuk menyingkirkan ancaman yang ia buat!"
Egnor : "Baiklah!"
Egnor menekan tombol merah pada ponselnya dengan sangat kasar.
"Ada apa kak? Ada suatu masalah besar?" Tanya Claudia yang sudah ada di belakang Egnor dan mengusap punggungnya.
Egnor berbalik dan memegang tangan Claudia. Dia mencium seluruh tangan Claudia dari punggung tangan sampai ke telapak tangan.
"Jangan khawatir! Kau tidurlah, besok bertemu denganku di kantor!" Kata Egnor mengecup kening Claudia dan pergi menuju apartemennya.
Claudia menggabungkan tangannya seperti berdoa di depan dadanya. Dia hanya berharap Egnor selalu dalam keadaan baik dan selamat dimanapun ia berada.
...
...
...
nah lho kan gagal lagi bang eg 😝
its oke bang masih ada waktu 😁
next part 18
apa Egnor akan turun tangan membasmi Nicolaus? laus kam yah nicolass!!! hehe maap jd bahasa karoku kluar kan 😝😝
...
ayo ayo LIKE DAN KOMEN yang banyaakk biar aku cepet up nya hihii 😍😍
kasih RATE DAN VOTE juga ya di depan profil novel ❤❤
.
thanks for read and i love youuuu 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Pitti Ahmad
aahhh egnorrr
2022-01-04
0
Pitti Ahmad
aahhhh egnorrrrr....
2022-01-04
0
👑☘ɴͪᴏͦᴠᷤɪͭᴛͤᴀᷝ💣
PHP muluuu😭
2021-08-31
0