Lukisan gambar diri Claudia yang dilukis oleh Egnor.
...
"Ternyata Kak Egnor mencintaiku sudah sangat lama, apakah ini yang membuatnya membenciku? Tapi mengapa dia melukisku dengan sedemikian rupa? Tidak! Aku tidak boleh melepaskannya lagi, aku juga harus mendapatkannya! Kak Egnor, tunggu saja, aku akan membuatmu menjadikanku asistenmu, bahkan asisten hidupmu!" Gumam Claudia sambil memegang notebook hitam itu.
Frank kembali dengan napasnya yang tersenggal. Tuannya tidak menerima alasan apapun untuk menerima Claudia menjadi asistennya. Frank benar benar mendapat cacian dan kemarahan dari Egnor. Semua pekerjannya dan juga Grace hanya menunduk mendengar umpatan yang di arahkan pada Frank. Frank juga merasa kalau seharusnya dia memberitahu bos nya dulu. Namun, yang sudah sudah Egnor selalu menyetujui sarannya.
Frank masih tidak enak dengan Claudia. Bagaimana dia harus mengatakan pada wanita itu?
"Claudia? Kau baik baik saja kan? Em, begitulah Tuan ku, perasaannya suka berubah ubah. Entah mengapa dia tidak menyukaimu. Sepertinya dia sedang ada masalah. Em begini, bagaimana aku mengatakannya ya? Eng .. " tutur Frank ketika menemukan Claudia masih menunggu dengan berdiri di tempat yang sama tanpa beralih sedikitpun.
"Tuan Frank, kau jangan khawatir, aku tahu sifat orang itu sangat buruk! Aku bisa merubahnya! Kau tenang saja, besok pagi aku akan menemuinya, kau bilang saja aku tidak jadi melamar agar dia tidak emosi lagi. Besok aku yang akan menghadapinya, kau tenang saja ya. Sekarang, di mana aku bisa tinggal? Aku akan ke sana. Aku cukup ingat tempat ini, delapan tahun yang lalu aku tinggal di daerah ini." Jawab Claudia memotong pemikiran Frank.
"Ah iya Claudia, baiklah kalau kau bicara seperti itu. Sepertinya kalian sudah pernah mengenal ya, jadi aku yakin kau bisa menghadapinya. Kau tinggal di apartemen kecil tak beberapa jauh dari gedung ini. Nanti supir akan mengantarmu." Frank menjelaskan. Dia lalu mengantar Claudia sampai menaiki mobil sedangkan dirinya kembali untuk mengurus beberapa berkas yang terbengkelai.
"Tuan Egnor Jovanca, kau akan mengetahui keahlianku, tunggu saja!" Claudia tersenyum membayangkan apa yang akan dia lakukan besok.
...
Sementara Egnor sedang uring uringan di kamarnya. Sejak tadi dia mencari notebook kesayangannya. Dia seperti tidak bisa tidur jika dia belum melihat lukisan foto diri Claudia. Satu keahlian Egnor yang lain adalah melukis. Dia bisa melukis figur figur hanya menggunakan pensil. Dia dapat melukis di mana saja sesuka hatinya.
Selang satu tahun Claudia meninggalkannya dia melihat notebook kecil limited edition yang mana terdapat inisial C di kancing penutupnya. Dia mengingat Claudia dan langsung membelinya. Dan, dia hanya membayangkan wajah wanita yang ia cintainya itu lalu melukisnya di lembar pertama notebook tersebut untuk pengingat dirinya kalau hanya wanita itu satu satunya yang diinginkan, tidak ada yang lain.
"Aku tidak pernah meninggalkan notebook itu! Dimana arggghhh!!!" Egnor membanting kasar tubuhnya di atas tempat tidur dan mengacak rambutnya.
"Claudia, dia yang mendatangiku, seharusnya aku memeluknya agar dia tidak bisa pergi lagi. Seharusnya aku tidak mengusirnya! Ah dasar bodoh kau Egnor!" Umpat Egnor pada dirinya sendiri.
Sekarang, dia sama sekali tidak memiliki gambaran pada diri Claudia. Dia menipu dirinya, dia bahkan melebihi rindu. Dia ingin selalu bersamanya. Egnor marajuk sambil sesekali berteriak membuat Aunty Anne nya terbingung bingung. Saat ini Egnor tinggal bersama ayah dan bibinya namun sesekali Egnor juga menginap di apartemennya yang dekat kantornya jika pekerjaannya menumpuk.
"Egnor, are you oke?" Teriak Anne dari balik kamarnya.
Egnor beranjak dari tidurnya. Dia benar benar frustasi memikirkan notebook hitamnya. Notebook itu limited edition, bisa saja dia membuatnya tapi dia sudah jatuh hati dengan notebook itu sama seperti hatinya sudah jatuh terlalu dalam terhadap wanita yang bernama Claudia itu.
"Oke, Aunty, i'm oke." Teriak Egnor pada aunty nya.
"Sedang apa dia sekarang? Apa dia sudah kembali ke Oriental? Kalau aku bertanya pada Frank, dia pasti akan menggodaku. Apa Claudia tersinggung dengan perkataanku? Pasti, dia pasti tersinggung dengan kekasaranku, ah sudahlah aku tidak peduli, itulah balasan karna meninggalkanku begitu saja. Memang siapa dia? Tidak tahu terimakasih. Siapa selama ini yang menemaninya kalau bukan aku?!" Gumam Egnor dan kembali merebahkan tubuhnya.
Saat ini dia hanya bisa mengenang kejadian manis dulu bersama Claudia agar ia bisa tidur. Kalau yang kuasa berkehendak, dia mau dipertemukan sekali lagi pada Claudia dan akan mengikatnya dengan tangannya.
"Kak Egnor, kau menciumku, kenapa? Kau tidak takut pacarmu akan marah?"
"Karna aku menyukai bibir manismu, siapa pacarku? Aku bahkan tidak mengenal wanita selain dirimu."
"Apa kau menyukaiku?"
"Kau mau aku menyukaimu?"
"Mungkin?"
"Ya, lakukanlah sesuai keinginanmu my clau."
Dan mereka kembali berciuman namun tidak pernah mengatakan kata cinta yang ada dalam lubuk hatinya sekitar belasan tahun yang lalu.
Mimpi ini selalu menyirami pikiran Egnor ketika merindukan Claudia.
...
POV CLAUDIA
Aku bahkan tidak menyadari kak Egnor menyukaiku. Aku pikir ciuman waktu itu karna terbawa suasana saja karna kesepian yang setiap hari melandaku. Setelah itu dia tidak pernah menyatakan apa apa padaku. Bukankah tidak semuanya kesalahan ada padaku? Aku hendak mengatakannya padanya, bahkan aku sudah menyediakan syal ini untuknya. Tapi, aku tidak bisa menguasai waktu.
Ketika Paman Jack bilang dia harus segera kembali ke Honolulu karna perlakuan yang tidak adil dari si penagih hutang. Sedangkan Bibi Siren memang sudah terlalu lama meninggalkan rumahnya. Aku tidak dapat berbuat banyak ketika mereka pagi pagi benar mengajakku ke Honolulu. Sementara aku sudah tidak mempunyai siapapun. Kapan kau akan mengerti kak Egnor? Aku tidak bermaksud meninggalkanmu. Bahkan, aku juga mencintaimu. Sejak perkenalan pertama, aku sudah menyukaimu. Ternyata kau begitu baik walau kau kadang selalu diam. Kau selalu meminta Viena untuk menemanimu berkunjung ke rumah. Kau selalu melindungiku ketika kita bersekolah bersama. Namun, karna kau terlalu indah dan tampan, aku takut banyak yang menjadi pesaingku di atas diriku. Jadi, lebih baik aku tidak mengatakan padamu. Sudah dekat denganmu saja aku sudah merasa kau adalah kekasihku bukan hanya seorang kakak.
Sudah sekian kali aku berusaha melupakanmu karna terlalu sakit mengingat semua kebaikanmu yang belum sedikitpun kubalas. Sekian kali aku mencoba menerima seseorang yang paling baik melebihimu namun rasanya percuma. Kau yang paling kuinginkan Kak Egnor.
Andai saja Tuhan beri aku kesempatak untuk menjelaskan padamu. Selanjutnya terserah padamu saja kau akan memahaminya atau tidak. Aku sudah berada di kota ini. Kota yang mengangkat namamu. Aku tidak akan meninggalkanmu yang kedua kalinya. Aku akan mendapatkan pekerjaan itu dan hatimu Kak Egnor. Kita akan menjadi pasangan kekasih. Biar seberapa keras hatimu aku akan menghancurkannya. Lihatlah bagaimana hati ini bermain atas hatimu Tuan berpendirian keras.
...
Egnor datang pagi pagi sekali. Dia tidak bisa tidur semalaman. Setiap mimpi indah itu menyerangnya, dia malah bangun dan berkeringat. Sudah sekitar tiga kali dia membasuh tubuhnya karna sangat panas dan penat meskipun pendingin ruangan ia nyalakan. Dia terus memikirkan notebook hitamnnya dan juga Claudia nya. Dia agak takut kalau kalau Claudia berbalik marah atau benci padanya.
Akhirnya dia memutuskan untuk ke gedung dan mencari cari notebook hitamnya. Dia berasumsi dia akan menemukannya di tumpukan berkas berkasnya. Sebelum pegawainya datang, dia harus menemukan notebook itu. Bukan hanya lukisan Claudia di notebook itu, tapi juga ada beberapa jadwal terpentingnya yang ia tulis di situ. Hanya moment moment penting yang ia tulis di notebook hitam itu.
Egnor sudah kesal setengah mati. Dia tidak menemukan notebooknya. Dia terdiam sesaat karna mendengar langkah kaki seseorang namun dia beranggapan itu Grace yang sering datang lebih awal sebelum jam kerja.
"Permisi Tuan, kau mencari ini?" Tanya seorang wanita berpakaian setelan rok dan blazer press body seperti hendak melamar pekerjaan.
Dia memasuki ruangan pengacara tertinggi sekaligus pemilik kantor pengacara tersebut.
Sementara dia melihat sang Pengacara, Egnor Victor Jovanca sedang mencari cari sesuatu di tumpukan berkas meja kerjanya. Egnor lalu menoleh ke asal suara yang menanyainya dan karna dirinya sedang mencari notebook hitamnya.
Wajahnya langsung menegang. Hatinya begejolak dan jantungnya berdegup kencang melihat kedatangan seorang wanita yang dulu pernah hinggap di hatinya. Ya, dia Claudia. Tetangga Egnor ketika di Legacy yang kemarin dia usir dengan sangat kasar. Matanya lalu beralih ke buku kecil yang dipegang oleh Claudia.
"Kembalikan buku catatanku!" Katanya tanpa basa basi menanyakan maksud kedatangan Claudia yang tiba tiba ke kantornya yang kata Frank sudah tidak mau melamar pekerjaan.
"Aku akan kembalikan asal kan aku bisa menjadi asisten pribadimu." Ancam Claudia perlahan mendekati meja kerja Egnor sambil mengipas ngipaskan notebook yang hampir membuat Egnor mati kesal.
"Kau tidak memenuhi kualifikasi sebagai asisten ku, bagaimana bisa kau menjadi asistenku?!" Jawab Egnor yang sebelumnya telah melihat curriculum vitae Claudia yang ia kirimkan kemarin dan sudah ia buang, mungkin masih ada di tempat sampah itu.
"Dengan cintaku, bagaimana? Bukankah ini adalah kualifikasi yang tidak dimiliki beberapa wanita yang melamar menjadi asistenmu?" Tutur Claudia yang kini sudah berada di depan meja kerja Egnor. Dia menundukan badannya agar dapat berkata kata di depan wajah Egnor.
"Kau benar benar wanita penjebak!" Umpat Egnor di depan wajah Claudia, membuat Claudia menyeringai nakal. Dia lalu menarik kerah jas Egnor yang sudah ikut berdiri dan mengecup kecil bibir Egnor.
...
Next part 5
siap siap banyak adegan menggugah hati dan raga hehe ..
plis like dan komennya
i need always for my fighting 😁
thankyou lafyou all 😍💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
acih aja
claudia 😍😍
2022-03-23
0
Nur Yanti
hihihi suka tipe perempuan percaya diri seperti claudia 😁 semoga egnor luluh ya.
2022-01-06
0
Bee mi amore
uwuuwuu
2021-03-01
0