Part 10: Johanes's Birthday

Claudia terkesiap melihat Egnor membuka tirai tempat tidurnya. Dia lalu mematikan panggilan pamannya dan menekan keras tombol mematikan ponselnya agar pamannya tidak bisa dulu menghubunginya. Dia benar benar tidak ingin Egnor mengetahui masalahnya. Dia mau mendekati Egnor dengan ketelusan hati bukan karna Egnor kasihan padanya atau orang menganggap Claudia memanfaatkan pengacara kondang itu.

"Kenapa diam?! Siapa yang meneleponmu?" Tanya Egnor masih berada di sisi tempat tidur.

"Bukan siapa siapa kak, ini hanya pamanku menanyakan kabarku." Claudia memegang erat ponselnya di belakang tubuhnya.

"Lalu mengapa kau seperti orang ketakutan?" Egnor mulai mendekati Claudia.

"Eng tidak apa apa, aku hanya terkejut kau tiba tiba membuka tirai itu!" Claudia menunjuk nunjuk Egnor dengan tangannya yang memegang ponsel.

Egnor lalu menarik tangan Claudia dan Claudia masuk ke dalam pelukannya.

"Kenapa kak?"

"Tidak apa aku hanya ingin memelukmu sebelum aku pulang." Jawab Egnor dan dia memeluk Claudia dengan sangat erat.

Claudia mengelus dada Egnor dan terasa kalau dada Egnor sangat bidang membuat dirinya ingin selalu memegangnya.

"Aku pulang. Jaga dirimu, besok jangan telat!" Kata Egnor menarik dirinya dan memegang kedua lengan Claudia. Claudia mengangguk dan menggigit bibir bawahnya karna terpana melihat wajah Egnor yang seketika menjadi begitu mempesona.

"Jangan pasang wajah seperti itu atau aku akan tidur di sini!" Kata Egnor menatap Claudia tajam.

"Dengan senang hati. Ting!" Claudia sedikit berjinjit dan berbisik kata kata yang sontak membuat hati Egnor merinding sampai pusat keintimannya.

"Belum saatnya!" Kata Egnor menyadarkan dirinya. Dia menghempaskan sedikit tubuh Claudia dan keluar dari tirai tempat tidur Claudia lalu meninggalkan apartemen Claudia.

Claudia tersenyum tapi juga matanya berkaca kaca. Tubuh dan kakinya terasa lemas dan dia tersungkur di samping tempat tidurnya.

"Haiz, untung saja dia mendengarnya! Dia tidak boleh tahu masalah renternir, hutang Paman dan.." guman Claudia terputus. Claudia menarik napas panjang.

"Argh! Mengapa orang itu masih mencariku?! Aku sudah melunasi hutang judi paman, tapi mengapa dia mencariku? Bahkan kita sudah bercerai! Oh God, Mom Dad, sampai kapan ujian ini?! Semoga Tuhan memberikan orang yang dapat membantuku, tapi kalau orang itu Kak Egnor, apakah dia dapat menerimaku?" Claudia bersungut sungut dan akhirnya dia menangis, mencurahkan seluruh kesedihan dan kegundahannya.

...

Siang hari begitu terik sehingga Grace terus bertengger di ruangan ac itu. Ruang kerja yang bersama Tuannya Egnor dan asisten Egnor, Claudia. Frank juga di sana karna sedang berkonsultasi dengan Egnor mengenai kasus terbaru.

Sementara Claudia bersiap untuk menuju pasar swalayan karna pesanan pizza tuannya semalam.

"Tuan Egnor, aku akan pergi menyiapkan pesananmu. Jam berapa kau akan mengambilnya di apartemenku?" Tanya Claudia pada Egnor yang sedang berbincang dengan Frank. Egnor melirik Claudia dan mengernyitkan dahinya.

"Dimana kau berbelanja?" Egnor malah menanyakan tempat belanja Claudia.

"Pasar swalayan pertigaan jalan ke arah kota sana Tuan." Jawab Claudia tanpa memikirkan apapun.

"Baiklah, pergi sana! Kau tunggu saja di apartemen, aku akan mengambilnya sore hari." Kata Egnor.

Claudia menekuk wajahnya berharap sesuatu.

"Ugh, aku pikir dia akan mengantarku ke pasar swalayan." Gumam Claudia pelan.

"Ada apa Claudia?" Egnor memastikan ketika Claudia berbalik mengoceh.

"Tidak apa! Aku pergi!" Jawab Claudia sedikit menoleh ke belakang lalu pergi. Sementara Egnor tersenyum penuh kemenangan melihat Claudia yang tidak mengetahui apa isi hatinya.

Claudia lalu menuju ke swayalan dengan supir perusahaan. Dia menjelajahi pasar swalayan dengan mengambil tepung gandum terbaik, ragi instant, saus tomat, telur, mentega putih, tomat dan berbagai toping pizza. Dia harus mempersembahkan yang terbaik untuk calon mertuanya mungkin, pikir Claudia tersenyum. Dia ingat dulu ia sering memberika kue bolu untuk Tuan Johanes dan Tuan Johanes sangat menyukainya. Dan ayah Egnor itu pernah juga memujinya, katanya dirinya sangat dewasa dan mandiri, cocok untuk anak prianya. Hem, Claudia selalu tersenyum malu jika mengingat kata kata Johanes, ayah Egnor. Secara tidak langsung beliau menyetujui hubungan mereka.

Setelah semuanya Claudia beli, dia harus segera kembali ke apartemen dan mengerjakan pizza nya agar dapat selesai tepat waktu. Ketika dia keluar dari swalayan tersebut dan hendak memanggil taxi, seorang pria menarik plastik belanjaannya. Claudia menoleh dan terkejut ternyata pria renternir yang kemarin bertemu di kantor polisi.

"Kau?!" Claudia menatap tajam Nico. Ya, nama renternir itu Nico Sander.

"Kita bertemu lagi. Ya, kalau jodoh itu tidak akan kemana Nona Gie." Kata Nico menyeringaikan senyumnya.

"Jangan ganggu aku! Aku tidak punya uang!" Kata Claudia ketus.

"Tidak masalah, aku bisa memintanya pada Tuan Jovanca." Gumam Nico mengusap usap dagunya. Dia lalu menatap Claudia dari atas sampai bawah. Tatapannya sangat jelalatan dan mesum.

"Jangan harap!" Decak Claudia dan hendak meninggalkan Nico namun Nico menahan tangannya.

"Hey! Lepaskan!"

"Claudia, sepertinya aku bisa memberikanmu pekerjaan tambahan jika bayaran Egnor kurang."

"Jangan kurang ajar ya! Aku tidak berminat, lepaskan kubilang!!!" Claudia berusaha menghempaskan tangan Nico tapi begitu sulit. Sampai dia meletakan satu bawaanya untuk melepaskan tangan Nico namun sangat sulit.

"Kau ikut aku dulu baru kulepaskan!" Nico menyeringai dan seketika satu tarikan kerah baju Nico dari seorang pria datang menghempaskan tubuh Nico sampai terjatuh.

"Kak Egnor?" Panggil Claudia terkejut melihat Egnor pujaan hatinya datang menyelamatkannya.

"Siapa dia?!" Tanya Egnor masih mengawasi Nico yang hendak beranjak.

"Dia, dia, dia mau melecehkanku kak!" Kata Claudia lebih dulu sebelum Nico mengatakan hal yang macam macam.

Dengan emosi yang meluap luap, Egnor melayangkan pukulan kerasnya ke pipi Nico yang sudah berdiri.

"Kau apakan wanita ku hah?!" Egnor kembali menyerang Nico dengan menarik kerah baju Nico yang sudah tersungkur lagi.

"Dia berhutang padaku!"

"Bohong kak! Aku bahkan tidak mengenalnya!" Claudia dengan cerdiknya menimpali ucapan Nico dengan cepat.

"Cuih, wanita murahan, bisa bisa nya kau berbohong pada pengacara pintar ini!" Nico membuang darah yang keluar dari mulutnya karna pukulan Egnor. Namun, bukan pembelaan dari Egnor yang ia dapat karna memuji pengacara itu, Egnor malah menambah satu pukulan lagi yang membuat Claudia sedikit takut.

"Sudah kak, dia memang tidak waras, ayo kita pergi kak, kak Egnor!!! Ayo!!" Claudia menarik lengan Egnor agar menghentikan serangannya. Akhirnya Egnor mengalah.

"Sekali lagi kulihat batang hidungmu menganggunya, bukan hanya penjara yang menjadi rumah terakhirmu, tapi pemakaman!" Umpat Egnor menunjuk nunjuk Nico dan membenarkan jasnya.

"Ayo pulang!" Ajak Egnor menggandeng tangan Claudia.

"Tunggu kak!" Claudia menahan sebentar mengambil belanjaannya, Egnor dengan sigap membantu dan menuju ke mobilnya.

"Heng, tunggu saja kau Claudia, aku akan menjualmu!" Kata Nico melihat kepergian Claudia dan Egnor.

...

"Siapa dia? Cepat katakan dan jujur!" Tanya Egnor dengan rahang rahang wajahnya menegang. Dia memegang setiran dengan erat dan melajukan mobilnya dengan cepat.

"Aku tidak tahu kak! Mungkin dia salah orang!" Bela Claudia dengan sangat meyakinkan.

"Lain kali kau harus pergi bersamaku atau Frank atau Grace, tidak boleh pergi sendiri!" Kata Egnor protectif. Seketika hati Claudia meluluh. Sudah lama sekali dia ingin diperhatikan seperti ini oleh Egnor. Meskipun mengatakannya dengan kasar namun memiliki maksud melindungi.

"Iya kak." Jawab Claudia pelan.

"Kau tidak apa apa?" Tanya Egnor menoleh sesaat.

"Tidak, tenang saja." Jawab Claudia tersenyum.

"Aku akan mencari tahu siapa dia!"

"Jangan kak!"

"Kenapa? Kau mengetahui sesuatu?"

"Bukan, aku hanya takut dia menyakitiku diam diam kalau kau mencari tahunya. Kumohon kak aku tidak ingin mempunyai musuh. Dia benar benar salah orang kak! Aku mohon kak, kau jangan mencari tahu ya?" Kata Claudia memohon. Egnor adalah orang hebat, pasti dengan cepat dapat mengetahui siapa Nico dan habislah dia. Hancurlah martabatnya di depan Egnor.

"Baiklah baiklah, tenanglah." Kata Egnor namun dia tetap harus mencari tahu. Ini demi keselamatan wanitanya.

Egnor lalu menghentikan mobilnya di depan gerbang apartemen Claudia.

"Aku akan menjemputmu pukul 6. Acara makan malam sederhana di rumah ku pukul 7. Kau harus ikut! Berpakaian dengan benar dan jangan lupa Pizzanya yang lezat." Kata Egnor sebelum Claudia menuruni mobilnya.

"Siap kak! Kutunggu ya? Dan, cup!" Claudia memberanikan diri mengecup pipi Egnor.

"Terimakasih kak telah menjemputku!" Tambah Claudia dan keluar dari mobil. Seketika Egnor terperangah mendapat perlakuan menggemaskan Claudia.

...

Claudia memilih milih baju yang tepat ia gunakan untuk bertemu dengan Tuan Johanes supaya pandangan orang tua itu masih sama sehingga menyetujui kalau kalau Claudia akan berhubungan dengan Egnor. Claudia terkekeh.

Akhirnya dia memilih blouse hitam putih dan dipadukan dengan rok hitam. Dia menguncir rambutnya kebelakang dan menganakan bando tipis.

Dia memadukannya dengan riasan sederhana agar tetap tampil natural. Dia tahu kalau Egnor tidak terlalu wanita yang terlalu banyak riasan di wajah. Claudia tampak manis dan mempesona.

Tepat pukul 6 sore, Egnor menekan bel apartemen Claudia. Claudia membukanya dan terkejutlah Egnor melihat Claudia yang wajahnya seperti peri dengan tatanan pakaian sederhana namun terlihat fashionable.

"Kak Egnor, apa aku terlihat buruk?" Tanya Claudia membuyarkan Egnor yang terperangah padanya.

"Tidak! Sudah bawa pizzanya. Aku takut terkena traffic jam." Kata Egnor lalu berbalik berjalan lebih dulu. Ia meneguk ludahnya yang sudah tertahan melihat Claudia yang tampak berbeda.

Secepat mungkin Claudia mengambil pizzanya lalu mengunci apartemennya sebelum menyusul Egnor.

Sesampainya di rumah Egnor, asisten rumah tangga telah menyelesaikan pekerjaannya dan hendak pulang sekalian membukakan pintu Egnor.

"Selamat malam Tuan Egnor. Semua makan malam sudah tersedia. Tuan Johanes masih di kamar. Dan, tadi Nona Viena menelepon telah mengirim bingkisan untuk Tuan Johanes. Bingkisannya sudah saya letakan di meja makan juga. Nyonya Anne akan datang sebentar lagi bersama kenalannya. Saya permisi Tuan." Kata sang asisten rumah tangga melaporkan pekerjaannya sebelum pulang ke rumahnya.

"Ya Terimakasih, Leah. Hati hati di jalan." Pesan Egnor.

"Ayo masuk!" Ajak Egnor pada Claudia yang masih terpaku di depan rumah Egnor. Sebentar lagi dia akan bertemu dengan Johanes. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan pria paruh baya itu.

Egnor menyuruh Claudia untuk duduk di meja makan terlebih dulu karna ia akan membersihkan dirinya dan mengganti baju. Tak lama Egnor meninggalkan Claudia, Johanes keluar dari kamar yang berada di samping ruang makan.

"Excuse me, who are you?" Tanya Johanes pelan.

Claudia menoleh dan sangat terharu melihat Johanes yang masih seperti dahulu namun sudah agak berkerut di bagian wajahnya.

"Tuan Johanes, selamat malam. Aku Claudia. Sudah lama tidak bertemu." Claudia langsung berdiri dari kursi makannya dan menundukan badannya memberi hormat pada Johanes.

"Seriously? Claudia? Oh God, long time no see.." saut Johanes dan membuka tangannya hendak memeluk Claudia. Claudia yang sudah menganggap Johanes adalah ayahnya sejak dulu memeluknya.

"Kau masih seperti dulu, Nak. Egnor yang membawamu?" Tanya Johanes setelah memeluk Claudia.

"Iya Tuan, aku bekerja di kantor pengacaranya." Jawab Claudia masih memegang lengan orang tua itu.

"Oh ya? Duduk duduk, silahkan duduk. Kau kemana saja? Egnor mencarimu sampai dia hendak mati!" Kata Johanes mempersilahkan Claudia untuk duduk kembali. Hati Claudia sedikit tersentak mendengar penuturan Johanes. Dia memang merasa bersalah pada Egnor.

"Aku bersama paman dan bibiku tinggal di Oriental Tuan. Kami benar benar mendadak waktu itu." Jawab Claudia dan dia menundukan kepalanya.

"Sudahlah kau jangan bersedih. Sekarang kau bertemu dengan Egnor lagi. Pantas saja, setiap hari akhir akhir ini dia pulang selalu dengan wajah sumringah, tidak seperti biasanya." Johanes terkekeh.

"Ah, kau bisa saja Tuan. Mungkin suasana hatinya sedang senang." Claudia tersipu malu.

"Iya, karenamu. Akhirnya setelah sekian lama aku bisa melihat wajahnya yang bersinar." Kata Johanes lagi dan tak lama Egnor turun dari kamarnya di atas.

"Dad, selamat ulang tahun. Aku membawakan pizza buatan Claudia. Dan selamat bertemu lagi dengan wanita keras kepala ini." Egnor merangkul ayahnya dari belakang namun tatapan matanya ke arah Claudia.

"Ya kami sudah berbincang. Sebentar lagi aunty mu datang." Kata Johanes lagi.

"Maaf kak Egnor, Tuan Johanes, dimana Nyonya Theres?" Tanya Claudia tidak tahu.

"Ehem, ibuku sudah meninggal Clau." Jawab Egnor tegas. Johanes sedikit menunduk dan hatinya meringis mendengar pertanyaan Claudia.

"Oh Tuhan, maafkan aku Tuan Johanes, maafkan aku kak, aku tidak tahu." Claudia menutup mulutnya.

"It's oke, nak." Jawab Johanes tersenyum.

"Selamat malam semuaaa... Maaf aku terlambat Kak Johanes, Egnor, daaannn siapa wanita di sampingmu ini Egnor?" Anne datang dan menyambut dengan suka cita, namun dia agak terkejut ketika melihat Claudia duduk di samping Egnor.

Dia lalu memegang punggung Claudia dan Claudia menoleh ke arah Anne.

"Oh My God, Claudia? Kau?" Anne seperti sangat terkejut melihat Claudia, wanita yang selalu mengisi hati keponakannya.

"Halo Aunty Anne." Sapa Claudia beranjak lagi dari kursi makannya menundukan badannya pada Anne.

Anne terkejut dan tak enak hati karna dia membawa seorang wanita seumuran Claudia dan dia tak lama masuk. Dengan dress berwarna merah hati dan dandanan lengkap dan rambut menjuntai ke bawah. Wanita itu sangat cantik dan anggun.

"Selamat malam Tuan Jovanca." Wanita itu memberi salam.

"Selamat malam. Anne, siapa ini?" Tanya Johanes.

"Ini perkenalkan anak si pendeta kapel di ujung jalan sana, Kak Johanes, Egnor, Claudia. Perkenalkan Lisa Cornwel. Lisa ini kakakku Johanes, dan ini keponakanku yang hendak ku kenalkan padamu, Egnor. Egnor kemarilah." Jawab Anne memperkenalkan Lisa pada kakaknya dan Egnor. Seketika hati Claudia merintih seperti ada rasa cemburu. Dia lalu menundukan kepalanya. Dia merasa hanya tamu yang lama tak berkunjung.

Namun, sepertinya Egnor merasakan Claudia yang tersingkir. Dia tetap beranjak dari duduknya dan berjabat tangan dengan Lisa sesuai perintah aunty nya.

"Egnor."

"Lisa." Lisa tersenyum hangat sementara Egnor kembali ke kursi makannya.

"Dan, Claudia? Lisa, ini Claudia teman masa kecil Egnor. Claudia, ini Lisa." Anne juga ternyata mengenalkan Claudia kepada Lisa. Hati Claudia sedikit terhibur.

Mereka lalu makan bersama setelah berkenal kenalan dan saling menyapa. Egnor duduk di antara Claudia dan Lisa. Anne merasa tidak enak mengajak Lisa. Dia kira Egnor masih sendiri karna Egnor tidak menceritakan apa apa tentang Claudia.

Suasana makan malam agak sunyi sampai Johanes memuji pizza buatan Claudia.

"Ini pizza terlezat yang pernah kunikmati. Dari mana kau belajarnya Claudia?" Tanya Johanes.

"Bibiku Tuan."

"Oh Nice. Sampaikan salamku padanya ya? Ayo, Anne, Lisa, Egnor cobalah." Johanes menawarkan pada yang lain.

Anne lalu mengambilnya dan Lisa juga mengambilnya. Lisa juga dengan inisiatif mengambilkannya untuk Egnor. Claudia yang melihatnya agak cemburu karna bukan dia yang terlebih dulu mengambilkannya untuk Egnor. Dia juga melihat Egnor menerimanya dengan senang hati. Dia jadi berpikiran cukup jahil.

Claudia mengelus kaki Egnor dengan kakinya. Egnor merasa agak merinding dan terkesiap menegakan badanya. Pengacara handal itu tau siapa yang dengan berani melakukannya.

"Ada apa Tuan Egnor?" Tanya Lisa yang menyadari perubahan posisi Egnor.

"Ehem, tidak apa. Terimakasih pizza nya Lisa?" Egnor tersenyum pada Lisa lalu menolehkan kepalanya pada Claudia setelah memastikan Lisa menikmati pizzanya.

Ting! Claudia mengedipkan matanya pada Egnor dan menggigit bibir bawahnya. Egnor hanya menatap tajam Claudia.

~Wanita ini, setelah semua makan malam ini, aku akan menghabisimu, Claudia.~ pekik Egnor dalam hati.

...

Aiyaiya mau dong dihabisin juga Tuan Egnor 😝😝😍😍

.

Next part 11

Harap bersabar ini ujian 😁😁📝📝

.

Jangan lupa LIKE, KOMEN, VOTE, RATE, TIP hehe 😘😘

.

Thanks for read I LOVE YOU ALL 💕💕

Terpopuler

Comments

acih aja

acih aja

aq padamu claudia 😘😘😁😁😁

2022-03-24

0

si pembaca komik

si pembaca komik

novel pertama yg aku sangat² suka biasa nya aku hanya baca komik🤣🤣

2021-05-09

1

AfiQa

AfiQa

makanya jangan dicuekin dong Claudia 😂

2021-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Pengenalan Karakter
2 Part 2: Asisten Pengacara Eg.
3 Part 3: Penolakan
4 Part 4: Notebook
5 Part 5: Merayu
6 Part 6: Asisten Hidupmu
7 Part 7: Salah!
8 Part 8: Diam Diam Perhatian
9 Part 9: Pizza..
10 Part 10: Johanes's Birthday
11 Part 11: Cemburu
12 Part 12: Kejujuran
13 Part 13: Terbayang
14 Part 14: Mengawasi
15 Part 15: Rahasia dan Ancaman
16 Part 16: Wanita Kuat
17 Part 17: Rindu
18 Part 18: Turun Tangan
19 Part 19: Keanehan Egnor
20 Part 20: Salah Paham
21 Part 21: Seutuhnya
22 Part 22: Phobia
23 Part 23: Selalu Bersama
24 Part 24: Kembali Dingin
25 Part 25: Motivator
26 Part 26: Mulai Curiga
27 Part 27: Kebenaran Pertama
28 Part 28: Sensitif
29 Part 29: Terjebak
30 Part 30: Rasional
31 Part 31: Catatan Sipil
32 Part 32: Rencana Romantis
33 Part 33: Hanya Untukmu!
34 Part 34: More and Again
35 Part 35: Tidak Habis Pikir
36 Part 36: Chip
37 Part 37: Pencarian
38 Part 38: Hukuman
39 Part 39: Sangkar Emas
40 Part 40: Fatal
41 Part 41: Pemulihan
42 Part 42: Falling
43 Part 43: Mantan
44 Part 44: Cold 1
45 Part 45: Cold 2
46 Part 46: Kehilangan
47 Part 47: Selisih
48 Part 48: Tegas!
49 Part 49: Hamil ??
50 Part 50: Pengakuan
51 Part 51: Mencoba Bertahan
52 Part 52: Serangan
53 Part 53: Tercurahkan
54 Part 54. Terbongkar 1
55 Part 55: Terbongkar 2
56 Part 56: at Legacy 1
57 Part 57: at Legacy 2
58 Part 58: Mr & Mrs. Jovanca
59 Part 59: Nomor Satu
60 Part 60: One and Only
61 Part 61: Sidang 1
62 Part 62: Sidang 2
63 Part 63: Harapan
64 Part 64: Prepare
65 Part 65: Peach Roses
66 Part 66: i choose you!!
67 Part 67: Happiness
68 Part 68: Twins
69 PEMENANG GIVE AWAY
70 Part 69: Special FRANK & GRACE 1: Logic
71 Part 70: Special FRANK & GRACE 2: First Sight
72 Part 71: Special FRANK & GRACE 3: Regret
73 Part 72: Special FRANK & GRACE 4: Stay With Me
74 Part 73: Special FRANK & GRACE 5: Irony
75 Part 74: Special FRANK GRACE 6: Mine
76 Part 75: The Secret
77 Part 76: Lie
78 Part 77: Hurt
79 Part 78: Without You
80 Part 79: I Found You - 1
81 Part 80: I Found You - 2
82 Part 81: Just For You
83 Part 82: It's Ok Not To Be Ok
84 Part 83: Softly
85 Part 84: Best Figure
86 Part 85: Melting
87 Part 86: Conspiracy
88 Part 87: Appreciate
89 Part 88: Brilliant
90 Part 89: Fact
91 Part 90: Surprise - 1
92 Part 91: Surprise - 2
93 Part 92: Past, Present and Next
94 Part 93: Feeling
95 Part 94: Not Sense!
96 Part 95: Habit - 1
97 Part 96: Habit - 2
98 Part 97: Eyes, Nose, Lips
99 Part 98: Intelligence
100 Part 99: Unpredictable
101 Part 100: Tragedy - 1
102 Part 101: Tragedy - 2
103 Part 102: Only Her!
104 Part 103: Hug (Comeback)
105 Part 104: Miss You
106 Part 105: Partner in Crime - 1
107 Part 106: Partner in Crime - 2
108 Part 107: Failed Love
109 Part 108: Complicated
110 Part 109: I'll Be Fine
111 Part 110: Trust Me! - 1
112 Part 111: Trust Me! - 2
113 Part 112: Stay Alive!
114 Part 113: Wilson & William
115 Part 114: Daddy & Two Boys
116 Part 115: Challenging
117 Part 116: Mommy & Twins
118 Part 117: Lactating
119 Part 118: You're The Best
120 Part 119: Sadness
121 Part 120: Solution
122 Part 121: Thankful
123 Part 122: Sweet Trap - 1
124 Part 123: Sweet Trap - 2
125 Part 124: Violence
126 Part 125: Stolen!
127 Part 126: Crush Atom
128 Part 127: Teardrop
129 Part 128: The Real Mom - 1
130 Part 129: The Real Mom - 2
131 Part 130: Resentment
132 Part 131: Hate
133 Part 132: Not Alone
134 Part 133: Stay or Finish
135 Part 134: Support - 1
136 Part 135: Support - 2
137 Part 136: Just Do It!
138 Part 137: Hacked
139 Part 138: Promise - 1
140 Part 139: Promise - 2
141 Part 140: Get Away!
142 Part 141: Goodbye for a while ...
143 Part 142: Stay Safe
144 Part 143: Undecided
145 Part 144: Reason
146 Part 145: Trauma
147 Part 146: Rise
148 Part 147: Start Over
149 Part 148. Secret Mission
150 Part 149. Sacrifice - 1
151 Part 150: Sacrifice - 2
152 Part 151: Loser
153 Part 152: Fight to be Winner
154 Part 153: Main Character
155 Part 154: Destiny - 1
156 Part 155: Destiny - 2
157 Part 156: I Don't Care!!
158 Part 157: Uncompromising
159 Part 158: Hero
160 Part 159: Love Liar
161 Part 160: Affection
162 Part 161: Cold and Hurtfull - 1
163 Part 162: Cold and Hurtfull - 2
164 Part 163: Dilemma
165 Part 164: I'm Sorry, Goodbye ...
166 Part 165: Footprint in Love
167 Part 166: Claudia Jovanca
168 Part 167: Fever
169 Part 168: Gimme, Something New!
170 Part 169: True Love
171 Part 170: I'm The One
172 Part 171: You're the only one that i want
173 Part 172: GOOD ENDING - 1
174 Part 173: GOOD MAN, GOOD ENDING - 2 (TAMAT)
175 ONE AND ONLY: WILSON WILLIAM
176 PENGUMUMAN PEMBERIAN APRESIASI PERAYAAN NOVEL TAMAT
177 PREVIEW WILSON WILLIAM TAYANG DI MANGA/NOVELTOON
Episodes

Updated 177 Episodes

1
Part 1: Pengenalan Karakter
2
Part 2: Asisten Pengacara Eg.
3
Part 3: Penolakan
4
Part 4: Notebook
5
Part 5: Merayu
6
Part 6: Asisten Hidupmu
7
Part 7: Salah!
8
Part 8: Diam Diam Perhatian
9
Part 9: Pizza..
10
Part 10: Johanes's Birthday
11
Part 11: Cemburu
12
Part 12: Kejujuran
13
Part 13: Terbayang
14
Part 14: Mengawasi
15
Part 15: Rahasia dan Ancaman
16
Part 16: Wanita Kuat
17
Part 17: Rindu
18
Part 18: Turun Tangan
19
Part 19: Keanehan Egnor
20
Part 20: Salah Paham
21
Part 21: Seutuhnya
22
Part 22: Phobia
23
Part 23: Selalu Bersama
24
Part 24: Kembali Dingin
25
Part 25: Motivator
26
Part 26: Mulai Curiga
27
Part 27: Kebenaran Pertama
28
Part 28: Sensitif
29
Part 29: Terjebak
30
Part 30: Rasional
31
Part 31: Catatan Sipil
32
Part 32: Rencana Romantis
33
Part 33: Hanya Untukmu!
34
Part 34: More and Again
35
Part 35: Tidak Habis Pikir
36
Part 36: Chip
37
Part 37: Pencarian
38
Part 38: Hukuman
39
Part 39: Sangkar Emas
40
Part 40: Fatal
41
Part 41: Pemulihan
42
Part 42: Falling
43
Part 43: Mantan
44
Part 44: Cold 1
45
Part 45: Cold 2
46
Part 46: Kehilangan
47
Part 47: Selisih
48
Part 48: Tegas!
49
Part 49: Hamil ??
50
Part 50: Pengakuan
51
Part 51: Mencoba Bertahan
52
Part 52: Serangan
53
Part 53: Tercurahkan
54
Part 54. Terbongkar 1
55
Part 55: Terbongkar 2
56
Part 56: at Legacy 1
57
Part 57: at Legacy 2
58
Part 58: Mr & Mrs. Jovanca
59
Part 59: Nomor Satu
60
Part 60: One and Only
61
Part 61: Sidang 1
62
Part 62: Sidang 2
63
Part 63: Harapan
64
Part 64: Prepare
65
Part 65: Peach Roses
66
Part 66: i choose you!!
67
Part 67: Happiness
68
Part 68: Twins
69
PEMENANG GIVE AWAY
70
Part 69: Special FRANK & GRACE 1: Logic
71
Part 70: Special FRANK & GRACE 2: First Sight
72
Part 71: Special FRANK & GRACE 3: Regret
73
Part 72: Special FRANK & GRACE 4: Stay With Me
74
Part 73: Special FRANK & GRACE 5: Irony
75
Part 74: Special FRANK GRACE 6: Mine
76
Part 75: The Secret
77
Part 76: Lie
78
Part 77: Hurt
79
Part 78: Without You
80
Part 79: I Found You - 1
81
Part 80: I Found You - 2
82
Part 81: Just For You
83
Part 82: It's Ok Not To Be Ok
84
Part 83: Softly
85
Part 84: Best Figure
86
Part 85: Melting
87
Part 86: Conspiracy
88
Part 87: Appreciate
89
Part 88: Brilliant
90
Part 89: Fact
91
Part 90: Surprise - 1
92
Part 91: Surprise - 2
93
Part 92: Past, Present and Next
94
Part 93: Feeling
95
Part 94: Not Sense!
96
Part 95: Habit - 1
97
Part 96: Habit - 2
98
Part 97: Eyes, Nose, Lips
99
Part 98: Intelligence
100
Part 99: Unpredictable
101
Part 100: Tragedy - 1
102
Part 101: Tragedy - 2
103
Part 102: Only Her!
104
Part 103: Hug (Comeback)
105
Part 104: Miss You
106
Part 105: Partner in Crime - 1
107
Part 106: Partner in Crime - 2
108
Part 107: Failed Love
109
Part 108: Complicated
110
Part 109: I'll Be Fine
111
Part 110: Trust Me! - 1
112
Part 111: Trust Me! - 2
113
Part 112: Stay Alive!
114
Part 113: Wilson & William
115
Part 114: Daddy & Two Boys
116
Part 115: Challenging
117
Part 116: Mommy & Twins
118
Part 117: Lactating
119
Part 118: You're The Best
120
Part 119: Sadness
121
Part 120: Solution
122
Part 121: Thankful
123
Part 122: Sweet Trap - 1
124
Part 123: Sweet Trap - 2
125
Part 124: Violence
126
Part 125: Stolen!
127
Part 126: Crush Atom
128
Part 127: Teardrop
129
Part 128: The Real Mom - 1
130
Part 129: The Real Mom - 2
131
Part 130: Resentment
132
Part 131: Hate
133
Part 132: Not Alone
134
Part 133: Stay or Finish
135
Part 134: Support - 1
136
Part 135: Support - 2
137
Part 136: Just Do It!
138
Part 137: Hacked
139
Part 138: Promise - 1
140
Part 139: Promise - 2
141
Part 140: Get Away!
142
Part 141: Goodbye for a while ...
143
Part 142: Stay Safe
144
Part 143: Undecided
145
Part 144: Reason
146
Part 145: Trauma
147
Part 146: Rise
148
Part 147: Start Over
149
Part 148. Secret Mission
150
Part 149. Sacrifice - 1
151
Part 150: Sacrifice - 2
152
Part 151: Loser
153
Part 152: Fight to be Winner
154
Part 153: Main Character
155
Part 154: Destiny - 1
156
Part 155: Destiny - 2
157
Part 156: I Don't Care!!
158
Part 157: Uncompromising
159
Part 158: Hero
160
Part 159: Love Liar
161
Part 160: Affection
162
Part 161: Cold and Hurtfull - 1
163
Part 162: Cold and Hurtfull - 2
164
Part 163: Dilemma
165
Part 164: I'm Sorry, Goodbye ...
166
Part 165: Footprint in Love
167
Part 166: Claudia Jovanca
168
Part 167: Fever
169
Part 168: Gimme, Something New!
170
Part 169: True Love
171
Part 170: I'm The One
172
Part 171: You're the only one that i want
173
Part 172: GOOD ENDING - 1
174
Part 173: GOOD MAN, GOOD ENDING - 2 (TAMAT)
175
ONE AND ONLY: WILSON WILLIAM
176
PENGUMUMAN PEMBERIAN APRESIASI PERAYAAN NOVEL TAMAT
177
PREVIEW WILSON WILLIAM TAYANG DI MANGA/NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!