Egnor membelalakan matanya. Dia sama sekali tidak menghela kecupan dari Claudia. Dia memandang Claudia dan wanita itu sangat lebih cantik dari terakhir ia bertemu. Sama seperti dalam guratan pensilnya. Matanya meng absen setiap panca indra Claudia yang baginya begitu sempurna. Claudia terus menempelkan bibirnya pada bibir Egnor menunggu Egnor memberikan respon. Egnor terhanyut dan dia sedikit membuka katupan bibirnya.
"Kau akan menyesal Claudia!" Kata Egnor lalu indra perasanya meraup bibir Claudia dengan cukup rakus namun tetap lembut. Claudia menyeimbanginya. Egnor memegang belakang kepala Claudia dan tanpa sadar Claudia menaiki meja Egnor.
"Aku sangat merindukanmu Kak!" Kata Claudia yang sudah berada di atas meja. Dia lalu mendongakan kepala Egnor agar bisa leluasa ia kecupi semua wajah Egnor. Egnor sudah merengkuh panggul sintal Claudia. Mereka mencurahkan kerinduan mereka dengan saling mengecupi bibir mereka. Mereka berciuman dengan jantung yang bergemuruh, sesekali memainkan lidah mereka dengan saliva yang saling mengecap. Egnor benar benar menikmati bibir Claudia sampai dia mendengar langkah kaki lagi menuju ruangannya. Dia lalu menarik pundak Claudia.
"Perlakuanmu sungguh tidak menyenangkan Clau! Benarkan bajumu dan duduk dengan benar!" Bisik Egnor di depan bibir Claudia. Claudia menurut karna dia tidak mau ada yang mengetahui hubungan lama mereka.
"Kita lanjutkan nanti, ting!" Pekik Claudia menyeringai. Egnor bergidik mendengar pernyataan Claudia yang sangat agresif. Entah apa yang sedang direncanakan wanita yang memporak poranda kan hatinya itu.
Claudia sudah duduk dengan benar ketika Grace dan Frank memasuki ruangan tuannya. Egnor juga sedang melihat lihat notebook yang sudah Claudia kembalikan.
"Ada apa dengan Notebook ini!" Tak lama Egnor teriak setelah memeriksa notebooknya. Membuat Grace dan Frank terlonjak kaget. Sementara Claudia hanya memain mainkan jarinya. Dia tahu kalau Egnor pasti akan marah lagi karna melihat lembar pertama notebook tersebut tersobek.
"Se - se - selamat pagi, Tuan Egnor!" Sapa Grace dan Frank terbata.
"Keluar! Kalian keluar dulu dan jangan masuk sampai wanita di depan ku ini memanggil kalian! Keluar!" Perintah Egnor dengan sangat keras membuat Grace dan Frank keluar dengan seribu langkah dan menutup pintu ruang kerja tuannya.
"Claudia, cepat jelaskan! Dimana lembar pertama notebook ini?!" Tanya Egnor sangat geram.
"Maafkan aku Tuan Jovanca, aku takut jika aku benar benar mengembalikan notebookmu, kau tetap tidak mau menjadikanku asistenmu, jadi aku rasa aku harus menyita sesuatu yang sangat penting dari notebook itu!" Jawab Claudia dan menyandarkan kedua tangannya yang bersatu di atas meja. Kedua tangannya bersatu seperti berdoa dan menopang dagu di atasnya.
"Kembalikan Clau!" Perintah Egnor pelan dan dingin.
Claudia menggeleng dan tersenyum.
"Apa yang kau inginkan!" Akhirnya Egnor mengalah.
"MEN-JA-DI-A-SIS-TEN-MU!!" Jawab Claudia dengan dieja sejelas jelasnya.
"Argh! Baiklah baiklah! Kau kuterima menjadi asistenku!" Balas Egnor dengan emosi yang sudah di ubun ubun.
"Yes! Itu baru benar Tuan Egnor Victor Jovanca." Claudia tersenyum dan menyandarkan dirinya di kursi putar itu.
"Jadi, apa yang harus kukerjakan Tuan? Kursi ini sangat nyaman. Sudah lama aku tidak merasakannya.." kata Claudia lagi sambil mengelus pegangan kursi putas itu.
"Kembalikan lembaran itu, sekarang!" Kini Egnor yang menyandarkan ke dua tangannya pada pegangan kursi putarnya dan menopang dagunya.
"Eng eng!" Jawab Claudia mengerakan telunjuknya mendandakan tidak.
"Belum bisa, aku masih takut kau akan langsung memecatku. Jadi biarkan aku bekerja padamu emmm sekitar satu bulan, maka aku akan memberikannya. Tenang saja, aku sudah menyimpannya dengan baik. Lagi pula itu gambar diriku yang begitu cantik, aku tidak akan merusaknya. Karna hal itu sama saja merusak wajahku, ting!" Claudia menaik turunkan alisnya dan mengedipkan matanya lagi pada pria yang ia cintai itu.
"Tidak Claudia! Kalau selama itu aku tidak bisa tidur setiap malam? Kembalikan sekarang!"
"Benarkah? Kalau begitu, biarkan aku saja yang tidur denganmu, hitung hitung aku membalas kebaikanmu dulu sering menemaniku bersama Viena. Bagaimana? Aku dengan sukarela membelai dadamu yang bidang yang sangat menggugah itu Tuan.." Claudia terus menggoda Egnor.
"Cukup! Kau benar benar ya?! Baiklah, satu bulan! Kalau sampai lembaran itu hancur atau hilang, aku akan memecatmu!" Jawab Egnor dan beranjak dari duduknya. Dia lalu menuju pantry kecil untuk mengambil segelas air putih.
"Aku tidak yakin kau akan memecatku nanti jika gambar diriku hancur atau hilang, malah kau yang akan mengikatku, hihi, aku tidak sabar merasakan kau mengikatku Tuan, apalagi mengikat tanganku di tempat tidur, oh My Goodness, aku menantikannya, hihi.." Claudia terkekeh membuat Egnor terbatuk. Dia agak sedikit geli dengan semua kata kata menggoda yang keluar dari mulut Claudia.
Claudia mendengar Egnor terbatuk dan dengan sigap menghampirinya. Dia lalu mengelus punggung Egnor. Egnor merasakan kehangatan, kenyamanan dan rasa cinta yang selama ini dia rindukan. Claudia selalu melakukan hal ini jika dia dirundung masalah atau sedang tersedak. Egnor lalu diam dan kembali meminum airnya.
Claudia tersenyum sendu. Akhirnya, hari ini Claudia merasa kalau Egnor akan memilikinya, akan mencintainya lebih dalam lagi. Dia bisa menyentuh Egnor bahkan tadi mereka sudah berciuman dengan cukup bersemangat. Dia merasakan kerinduan mendalam yang dirasakan Egnor namun Egnor tidak mau mengatakannya.
Claudia mengambil inisiatif kembali. Dia membalikan badan Egnor sehingga mereka bertatapan. Claudia tersenyum sementara Egnor memasang wajah tak senang. Claudia lalu mengalungkan tangannya ke pinggang Egnor dan menyandarkan kepalanya di dada Egnor. Wanita itu memeluk Egnor. Merasakan aroma jas yang Egnor kenakan sangat sangat membuatnya tenang. Meskipun Egnor tidak membalas memeluk Claudia, dia sudah sangat senang karna Egnor tidak menolaknya.
Claudia mendongakan kepalanya menatap Egnor yang juga memandangnya. Dia lalu menyeringai. Claudia lalu meraih kedua tangan Egnor agar membalas pelukannya. Claudia menghela napas dan dia harus mengatakan sesuatu.
"Tuan, peluk aku, sekali saja, setelah itu aku akan pergi. Aku akan mengembalikan lembar pertama notebook itu karna sepertinya lembaran itu lebih penting ketimbang diriku yang nyata yang sudah ada di depanmu sedang memelukmu. Ayo, peluk aku sekali dan aku tidak akan lagi menganggumu." Mata Claudia mulai berkaca kaca. Semua yang ia lakukan tidak bermaksud membuat Egnor semarah ini.
Sejatinya, Claudia bukan wanita seperti ini. Dia hanya ingin mengungkapkan kerinduannya. Dia sudah berjanji ketika pergi ke tempat ini. Jika Egnor sangat marah padanya, dia akan kembali ke rumah paman dan bibinya kembali membuat roti..
Egnor terenyuh melihat mata Claudia yang sedang membendung tangisnya. Tidak! Dia tidak bisa membiarkan Claudia meninggalkannya lagi. Dia tidak mau membayangkannya lagi. Dia ingin ketika dia merindukannya, dia bisa melihatnya lagsung.
"Tidak! Barusan aku sudah menerimamu dan sebulan ini aku sangat sibuk, aku sudah kehabisan waktu, jadi kau tidak boleh kemana mana lagi. Tetap di sini bersamaku menjadi asistenku!" Kata Egnor memegang lengan Claudia dan sedikit menjauhkan wanita itu dari pelukannya. Bukan sekarang Egnor memeluknya seperti ini.
Kata kata Egnor barusan membuat ketenangan sedikit pada Cludia. Dia lega karna Egnor benar benar menerimanya. Dia butuh pembuktian sekali lagi. Dia lalu berjalan kembali ke kursi putarnya dan meraih tasnya. Dia merogoh tasnya dan meraih dompetnya. Dia lalu mengembalikan lembaran notebook itu pada Egnor.
"Tuan, ini kukembalikan hasil karyamu, terimakasih kau melukisku dengan sangat indah dan cantik. Lain kali kau harus buatkan aku satu ya." Claudia menyodorkan lembaran notebook Egnor ke atas meja.
"Permisi Tuan, tugasku sudah selesai untuk kembali bertemu denganmu. Aku minta maaf kalau waktu itu aku pergi meninggalkanmu tanpa ijin. Dan ini Tuan, syal yang sudah kubuatkan untuk anda sebagai hadiah kelulusan magistermu. aku tidak sempat memberinya. Kalau kau tidak suka, kau bisa membuangnya seperti cv ku." kata Claudia lagi mengeluarkan sebuah kotak panjang berisi syal.
Dan, ketika berciuman tadi, dia melihat amplop miliknya di tempat sampah. Dia sangat yakin kalau itu amplop cvnya.
"Permisi Tuan, maaf telah membuang waktumu. Jaga dirimu baik baik!" Claudia mulai berjalan ke arah pintu.
Hati Egnor benar benar tersambar petir. Mengapa dia sampai hati bertingkah kasar pada wanita yang satu satunya ia inginkan itu?
"Kau ini tuli atau apa hah? Sudah kubilang tinggal ya tinggal. Kalau sampai kau melangkahkan kakimu lagi, kau tidak akan bertemu denganku lagi, entah aku pergi sejauh mungkin atau aku sudah tidak ada lagi di dunia ini!" Bentak Egnor membuat langkah kaki Claudia berhenti dan dia semakin yakin kalau Egnor hendak memilikinya. Egnor akan mendekapnya dan tidak akan melepaskannya lagi. Dia lalu tersenyum dan berbalik.
"Baiklah Tuan, berikan pekerjaanku sekarang." Claudia tersenyum sumringah. Egnor menghela napasnya.
~Mengapa sulit sekali menjinakan wanita ini.~ pekik Egnor dalam hati. Egnor mengelus dahinya. Akhirnya dia dapat menggenggam wanitanya.
...
Sampai sini dlu ya hehe
Next part 6
Permainan hati dimulai ❤
Like komen i need
Thankyou lafyou all 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
acih aja
goood claudia 😘
2022-03-23
0
Su Sin
aqu yg dag dig dug
2021-09-25
0
AfiQa
gemeshh.. gue pengen nangis padahal ini ngulang lagi baca
2021-04-18
0